(Minghui.org) Suatu pagi saat Tahun Baru Imlek, saya sedang berjalan menuju tempat kerja di rumah kaca buah keluarga saya. Saat mendekati pintu masuk, tiba-tiba tercium bau kertas terbakar yang menghentikan langkah saya. Siapa yang membakar kertas di sekitar sini? Ini rumah kaca, menyalakan api di sini sangat berbahaya.

Tepat saat saya hendak membuka pintu, saya melihat asap mengepul dari celah di bawah pintu rumah kaca. Keadaan darurat yang tiba-tiba ini langsung membuat saya tegang dan takut! Tahun-tahun sebelumnya, saya sudah dua kali ikut serta dalam upaya pemadaman kebakaran rumah kaca larut malam, berhadapan langsung dengan api, sebuah pemandangan yang mengejutkan sekaligus berbahaya.

Tepat saat itu, sebuah pikiran yang menenangkan terlintas di benak saya: Saya berlatih Falun Dafa, dan Guru melindungi saya. Tidak akan ada hal buruk yang terjadi, jadi tidak perlu takut.

Saya membuka pintu dengan keras. Asap tebal mengepul keluar, dan hawa panas menerpa saya. Saya tak bisa melihat apa pun di dalam. Saat itu juga, saya menyadari ada dua benda yang sangat berbahaya di dalam ruangan: dua barel bensin, yang digunakan untuk mesin peniup salju rumah kaca, dan tiga barel solar untuk pemanas rumah kaca.

Saya segera berteriak minta tolong kepada Guru: “Guru, murid Guru sedang dalam kesulitan. Tolong selamatkan saya!” Sambil melafalkan “Falun Dafa hao, Zhen-Shan- Ren hao (Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik),” saya bergegas masuk ke ruangan dengan satu tangan menutupi hidung. Pertama, saya mengambil dua ember bensin dan segera membawanya keluar. Lalu saya mengambil tiga ember solar. Saat itu, jantung saya tidak berdebar sekeras sebelumnya.

Setelah diperiksa lebih dekat, saya menyadari api bermula dari kabel listrik, yang kemudian menyambar barang-barang di dalam ruangan. Saya segera memanggil teknisi listrik untuk membantu memadamkan api, yang berhasil saya padamkan dengan cepat. Saat asap berangsur-angsur menghilang, saya mengamati ruangan itu, benar-benar berantakan.

Merenungkan kejadian mengerikan yang baru saja terjadi, saya langsung menyadari bahwa penundaan sekecil apa pun akan mengakibatkan bencana besar. Untungnya, di bawah perlindungan Guru, saya lolos tanpa cedera, dan mengubah bahaya menjadi aman.

Saat membersihkan sisa-sisa kebakaran, saya sekali lagi tersentuh oleh belas kasih dan rahmat penyelamatan Guru yang tak terbatas. Keajaiban Falun Dafa terungkap di depan mata saya satu demi satu:

Dua barel bensin, yang ditempatkan hanya satu meter dari titik api, tetap utuh, tidak terbakar maupun meledak. Demikian pula, tiga barel solar, yang juga hanya berjarak satu meter, juga tidak terbakar.

Meskipun asap mengepul hampir dua puluh meter di dalam rumah kaca, bangunan di sebelahnya—yang hanya dipisahkan oleh dinding dan pintu—tetap utuh tanpa kerusakan. Bahkan tirai tebal yang menggantung di pintu masuk rumah kaca pun tidak terbakar.

Spanduk merah besar bertuliskan “Zhen-Shan- Ren hao (Sejati-Baik-Sabar baik)” di dinding tetap utuh tanpa kerusakan akibat api, sementara dua kabel listrik yang tergantung di dinding hangus terbakar. Sungguh sebuah keajaiban!

Yang lebih ajaib lagi adalah asal muasal api: meja di dalam gubuk, tempat kertas tebal yang digunakan untuk membungkus buah, bersama dengan berbagai barang, pengisi baterai, dan bahkan kamus, semuanya hangus menjadi abu.

Hanya tiga lembar kertas putih terlipat yang tersisa, ujung-ujungnya sedikit hangus terbakar api. Didorong rasa ingin tahu, saya membuka lipatannya. Saya takjub, kertas-kertas itu berisi pengalaman kultivasi yang saya tulis bertahun-tahun lalu. Air mata menggenang di mata saya, rasa syukur yang meluap-luap kepada Guru memenuhi hati saya:

Terima kasih, Guru, atas perlindungan dan penyelamatan Guru yang penuh belas kasih!