(Minghui.org) Praktisi Falun Gong dari Prancis, Jerman, dan Swiss mengadakan kegiatan di dekat Stasiun Kereta Strasbourg pada 4 Desember 2025. Mereka mengadakan acara tersebut selama pertemuan Dewan Eropa tentang isu-isu hak asasi manusia. Mereka membagikan selebaran yang mengungkap penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Gong dan mengumpulkan tanda tangan yang menyerukan diakhirinya kejahatan rezim komunis berupa pengambilan organ dari praktisi Falun Gong yang dipenjara karena keyakinan mereka.

Banyak orang menandatangani petisi tersebut, menyatakan dukungan mereka, dan memberi semangat kepada para praktisi. Beberapa mengatakan: “Setiap orang harus memiliki kebebasan berkeyakinan.” “Partai Komunis Tiongkok itu jahat.” “Seluruh dunia mendukung Anda!”

Para praktisi menyerukan penghentian penganiayaan yang dilakukan oleh PKT.

Maurice, seorang karyawan SNCF Group, menandatangani petisi, berkata, “Kita harus melindungi kemanusiaan dan saling mendukung daripada saling membunuh. Penganiayaan ini seharusnya tidak terjadi. Tidak boleh ada diskriminasi atau fanatisme! Seluruh dunia mendukung Anda!”

Mireille dan keluarganya dari Luksemburg mengatakan ini adalah pertama kalinya mereka mendengar tentang Falun Gong dan penganiayaan tersebut. Mireille berkata, “Kediktatoran di Tiongkok semakin otokratis! Orang-orang tidak dapat menyuarakan pendapat mereka. Bahkan pengacara pun dipenjara, yang menunjukkan betapa sulitnya bertahan hidup di Tiongkok. Saya tidak akan bepergian ke Tiongkok sampai rakyat Tiongkok mendapatkan kembali kebebasan mereka.”

Para praktisi mengumpulkan tanda tangan selama acara mereka di Stasiun Kereta Strasbourg.

Jean-Luc Stumph menandatangani petisi, berkata, “Sungguh mengerikan bagaimana rezim Komunis Tiongkok menganiaya orang-orang yang tidak bersalah! Setiap orang berhak untuk mengikuti keyakinannya. Apa yang terjadi di Tiongkok sama sekali tidak dapat diterima! Kita harus menyatakan dukungan kita kepada para praktisi.”

Avetis, seorang mahasiswa dari Armenia, mengatakan dia terkejut dengan penganiayaan tersebut. “Penganiayaan ini adalah mimpi buruk! Ini sangat salah,” katanya.

Seorang warga setempat bernama Jean-François Koulmann menggaungkan pernyataan Avetis, berkata, “Penganiayaan ini tidak manusiawi! Semua orang sama tanpa terkecuali.”