(Minghui.org) Salam kepada Guru! Salam kepada rekan praktisi!
Saya merasa terharu saat memikirkan 32 tahun perjalanan kultivasi Falun Dafa saya. Selama 26 tahun terakhir, saat membantu Guru dalam pelurusan Fa, kami telah menghadapi tekanan yang sangat berat dari Partai Komunis Tiongkok (PKT).
Ada begitu banyak kesulitan dan kebahagiaan selama perjalanan luar biasa ini. Berkat perlindungan Guru Li Hongzhi yang terhormat, saya berhasil melewati semua pasang surut tersebut. Saya akan selamanya bersyukur dan menghormati Guru, begitu juga dengan semua rekan praktisi yang baik hati dan tanpa pamrih. Pada kesempatan istimewa Fahui Tiongkok ke-22 ini, saya ingin membagikan beberapa pengalaman kultivasi saya.
Menemukan Guru yang Selama Ini Saya Cari
Selama masa kecil, hidup saya jauh lebih keras dan pahit dibandingkan dengan teman-teman saya. Orangtua saya baik kepada kami anak-anak, tetapi ibu bertemperamen sangat buruk dan sering bertengkar dengan anggota keluarga lain. Terkadang ibu begitu marah hingga jatuh pingsan. Saat saya masih duduk di bangku SMP, ayah sering memukul ibu dan mereka hampir bercerai.
Ketika saya berusia 15 tahun, nenek menderita gangguan mental setelah mengalami pengalaman mengerikan saat berjalan-jalan di malam hari dan meninggal dunia tak lama kemudian. Kakek saya bekerja di kota lain dan hampir mati kelaparan selama Gerakan Lompatan Jauh ke Depan (kampanye industrialisasi di Tiongkok dari tahun 1958 hingga 1962, dipimpin oleh Partai Komunis Tiongkok). Hidup kakek sangat sulit, hubungan tegang dengan anggota keluarga lain juga membawa banyak penderitaan baginya. Titik puncaknya terjadi ketika rumah yang dia bangun dengan penuh cinta runtuh selama Gempa Bumi Tangshan. Dia tidak bisa menahannya lagi dan meninggal.
Saya adalah anak tertua di keluarga. Karena selalu berprestasi dalam pelajaran, seluruh keluarga mendukung saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sejak SMP, kakek yang meminjam uang untuk membiayai biaya sekolah saya. Akhirnya, saya menjadi mahasiswa perguruan tinggi pertama di desa saya.
Di kelas tiga, saya terkena pneumonia. Setelah itu, saya menderita trakeitis setiap tahun dan membutuhkan pengobatan secara rutin. Saya juga memiliki masalah hati, yang selalu memengaruhi nafsu makan saya. Saya mengalami depresi saat SMP dan prestasi akademik saya menurun drastis. Selain itu, saya dirundung di sekolah selama dua tahun! Anehnya, perundungan itu tiba-tiba berhenti. Mungkin karena saya telah melunasi utang karma.
Di SMA, saya merasakan tekanan yang sangat besar untuk mengejar ketinggalan. Bila saya tidak diterima di perguruan tinggi, saya mungkin akan terjebak di desa kecil kami seumur hidup dan menjadi petani. Saya menabung dari anggaran makan saya dan membeli banyak materi belajar. Beruntungnya, dengan kerja keras, saya mendapatkan nilai tertinggi dalam ujian masuk perguruan tinggi di sekolah saya dan peringkat kedua di seluruh kabupaten. Ini adalah pencapaian yang sangat penting bagi saya dan keluarga. Setelah mulai berlatih Falun Dafa di kemudian hari, saya menyadari bahwa ini kemungkinan besar diatur oleh Guru Li. Hal ini meningkatkan rasa percaya diri saya dan memberi saya kekuatan saat menghadapi rezim jahat selama penganiayaan.
Sementara itu, saya masih berjuang melawan dua penyakit kronis. Saya mencoba berbagai pengobatan baik Barat maupun Tiongkok, tetapi kondisi saya tidak membaik. Saya sering berpikir, “Apa tujuan hidup?” Saat Qigong menyebar luas, saya mencoba berbagai aliran Qigong tetapi tidak ada yang berhasil, dan hampir terjebak dalam praktik jahat. Saya perlahan-lahan menyadari bahwa ada aliran Qigong yang lurus dan jahat, begitu juga dengan kerasukan hewan atau Futi. Saya merasa takut dan berhenti berlatih semua aliran tersebut. Namun, saya tetap tertarik pada buku-buku tentang latihan energi atau aliran Buddha, seolah-olah saya mendamba sesuatu.
Suatu hari, kesempatan saya tiba! Guru mengatur agar saya bekerja di kota lain, dan saya bertemu seseorang yang mengajak saya berlatih Falun Dafa. Tanpa ragu, saya menjawab, “Ya!” Saya sendiri pun bingung mengapa saya setuju begitu cepat.
Saya pergi ke taman untuk mendaftar seminar Falun Dafa yang akan datang, tetapi diberitahu bahwa tidak ada tempat yang tersedia. Saya meminta agar dimasukkan ke daftar tunggu dan akhirnya mendapatkan tiket.
Sebelum seminar dimulai, manajer menelepon dan meminta saya pergi ke kota lain untuk urusan tertentu. Dia mengatakan jika saya tidak berangkat sekarang, saya mungkin akan dipecat. Saya memberitahunya tentang kelas Qigong dan tidak bisa pergi sebelum kelas selesai. Dia diam sejenak, lalu setuju bahwa saya boleh mengikuti kelas tersebut. Pada hari kedua seminar, saya hampir ketinggalan 30 menit. Tapi secara ajaib, semuanya berjalan lancar dan saya tidak melewatkan kelas semenit pun!
Saya sangat beruntung bisa melihat Guru secara langsung selama kelas. Guru masih sangat muda dan terlihat seperti orang berusia 20-an. Guru tinggi, tenang, dan penuh belas kasih. Hati saya sangat bahagia! Pemandangan itu masih begitu jelas dalam ingatan saya, meskipun sudah 32 tahun berlalu.
Dalam Ceramah 1 Zhuan Falun, Guru berkata:
“Saya rasa anda yang secara langsung dapat mendengar saya mengajar Fa dan Gong, saya katakan sungguh…… di kemudian hari anda akan mengetahui, anda akan merasakan bahwa momen ini adalah luar biasa bahagia.”
Memang benar demikian!
Dafa sungguh luar biasa! Setelah satu tahun berlatih Dafa, penyakit kronis yang mengganggu saya selama sepuluh tahun hilang sepenuhnya. Saya sangat bahagia. Ajaran mendalam Dafa juga membantu saya memahami mengapa saya mengalami begitu banyak kemalangan di masa awal hidup saya. Itu adalah karma yang harus saya bayar, dan juga menjadi dasar bagi saya untuk memperoleh Dafa di kemudian hari. Saya merasa pikiran saya terbuka, dan tidak lagi kukuh dengan pendapat dan pemahaman saya yang terbatas.
Selama banjir besar pada 1998, setelah menyumbang 50 yuan di tempat kerja, saya juga pergi ke Kantor Urusan Sosial dan menyumbang 50 yuan lagi. Saya mendengar di TV bahwa seorang praktisi Falun Dafa setempat menyumbang 1.000 yuan, sementara kebanyakan dari kami hanya mendapatkan gaji 600 hingga 700 yuan per bulan.
Saya berusaha sebisa mungkin mengikuti prinsip-prinsip Dafa dan menjadi orang baik. Selalu ada orang yang hidupnya lebih sulit daripada saya. Saat terpaksa meninggalkan rumah untuk menghindari penganiayaan, saya memberikan 61 yuan dari 200 yuan yang tersisa kepada seorang anak laki-laki yang mengemis agar bisa pulang ke rumah. Tidak ada yang membantunya saat dia berkeliling di distrik perbelanjaan populer Beijing. Dia sangat senang saat saya menawarkan uang kepadanya, dan dia berteriak di jalan, “Falun Dafa baik!”
Jalur kultivasi seseorang selalu penuh dengan ujian dan tantangan. Tak lama setelah saya memperoleh Fa, anak saya lahir, dan saya pulang ke rumah. Tidak ada praktisi di daerah saya, dan saya terganggu oleh latihan qigong lain yang saya latih sebelumnya. Setelah dua atau tiga tahun, saya akhirnya memutuskan untuk berlatih Dafa dan langsung menjual buku-buku qigong yang saya kumpulkan. Pada 1996, saya bertemu dengan seorang praktisi dan bergabung dalam kegiatan menyebarkan Fa kepada masyarakat. Saat itu barulah saya menjadi sedikit lebih tekun dalam kultivasi.
Pada suatu kesempatan, karena membuat kesalahan, saya berpikir bahwa Falun (roda hukum) saya rusak dan saya tidak bisa lagi berlatih Falun Dafa. Saya duduk di tanah tempat latihan dan diam. Tidak ada yang tahu betapa sedihnya saya. Tapi Guru menyelamatkan saya dengan mengatur agar seorang praktisi berbicara dengan saya. Dia menyemangati saya untuk berdiri dan melanjutkan latihan, akhirnya membantu saya melewati ujian ini.
Guru selalu mengatur agar praktisi memberitahu saya saat ada ceramah Dafa yang baru diterbitkan, sehingga saya dapat tetap tekun dalam belajar Fa. Suatu hari, tempat kerja mengadakan tur ke Makam Kekaisaran Qing Timur. Saya tidak ingin pergi, tetapi saya tidak punya alasan yang bagus untuk meminta cuti. Setelah saya pergi, saya terkejut betapa khidmat dan suci tempat itu. Beberapa hari kemudian, Guru menerbitkan puisi “Mengunjungi Pemakaman Qing Dong.” Saya merasa beruntung bisa mengunjungi tempat istimewa ini. Bertahun-tahun kemudian, saya sering mengingat insiden ini dan merasa bahwa sebagai praktisi Dafa, kita memiliki tanggung jawab besar di pundak kita.
Pergi ke Beijing untuk Melindungi Fa
Pada 20 Juli 1999, mantan diktator rezim komunis Jiang Zemin memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Dafa dan mengerahkan sumber daya seluruh negeri untuk mendiskreditkan dan mencemarkan nama baik Dafa. Ketakutan menyelimuti udara, dan wajah orang-orang pucat saat Falun Dafa dibicarakan.
Sebagai pembimbing tempat latihan dan pegawai pemerintahan, saya menjadi target utama pengawasan. Saya juga memperhatikan banyak praktisi wanita pergi ke Beijing untuk memohon secara damai dan membela Dafa, tetapi sangat sedikit praktisi pria yang pergi. Saya pikir rasa takut yang menghalangi sebagian praktisi untuk pergi, termasuk diri saya sendiri. Saya bingung dan tidak tahu apakah harus pergi. Kemudian suatu hari, saat belajar Fa, saya memahami bahwa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Kita sebagai praktisi sedang melakukan hal-hal luar biasa, dan kita harus melindungi Dafa.
Saya memohon secara damai dua kali. Namun, karena masih merasa takut, saya ditangkap dan dipaksa menulis pernyataan untuk melepaskan Falun Dafa melawan kehendak saya dua kali. Saat berada di pusat penahanan, saya melafalkan Hong Yin bersama praktisi lain. Kami mengingat 71 puisi, tetapi ada satu puisi terakhir yang tidak bisa kami ingat, meskipun kami berusaha sekeras mungkin. Setelah kami dibebaskan, saya menyadari bahwa puisi yang terlupakan itu adalah “Sejati Berkultivasi”. Kami menyadari bahwa Guru sedang mengingatkan kami untuk benar-benar menempuh jalan kultivasi.
Menulis pernyataan melepaskan Dafa itu sangat menyakitkan, meskipun saya tidak benar-benar bermaksud demikian. Saya tahu bahwa saya kurang dalam kultivasi, jadi saya menghabiskan hampir dua bulan untuk melafal bagian terakhir dalam Zhuan Falun, “Orang dengan Bakat Kemampuan Besar”.
Saat hendak berangkat yang ketiga kalinya mengajukan permohonan secara damai untuk berlatih Dafa, saya merasa campur aduk melihat putri saya yang berusia tujuh tahun. Saya tidak tahu hasilnya akan seperti apa kali ini. Saya menitipkannya ke bibinya yang lebih tua, lalu naik bus ke Beijing. Sepanjang perjalanan, polisi mencari praktisi Falun Dafa, dan saya berhasil tiba di Lapangan Tiananmen, di dalam hati saya berteriak, “Falun Dafa baik! Falun Dafa adalah Fa yang lurus!”
Kali ini, saya ditangkap lagi. Tempat kerja berencana memecat saya. Istri saya sangat khawatir dan meminta manajernya, direktur departemen organisasi kabupaten, untuk meyakinkan saya menulis pernyataan melepas Falun Dafa lagi. Saya mengerti mereka semua peduli pada saya, tetapi saya tahu ini adalah sesuatu yang tidak boleh saya tulis lagi.
Kemudian, istri saya menggunakan koneksinya di tempat kerja untuk datang ke pusat penahanan dan berbicara dengan saya. Dia berlutut di hadapan saya, menangis kencang. Dia meminta saya untuk menulis pernyataan melepas Dafa demi dia dan putri kami. Saya masih memiliki Qing keluarga yang kuat, dan saya setuju dengan air mata.
Seorang petugas polisi yang mengamati kami merasa tersentuh. Dia bertanya kepada saya, “Tahukah Anda mengapa pemerintah melancarkan penganiayaan terhadap Falun Dafa? Itu karena ada 100 juta orang yang berlatih!” Saya terkejut. Baru saja beberapa waktu lalu saya berdiskusi dengan seorang praktisi lain apakah memang ada 100 juta praktisi Dafa. Kami mencoba menghitung, tetapi kami tidak bisa mencapai angka itu.
Setelah mendengar ucapan petugas polisi, saya merasa malu pada diri sendiri – saya tidak sepenuhnya percaya pada Guru. Saya membulatkan tekad: Saya tidak akan menulis pernyataan melepas Dafa! Ketika saya memberitahu mereka bahwa saya telah berubah pikiran, petugas itu terkejut, dan istri saya merasa terpukul. Dia merasa saya telah menipunya dan muncul rasa dendam yang kuat terhadap saya. Sebelum kami menikah, saya mencurahkan banyak upaya untuk meminangnya, dan saya sangat mencintainya. Kekuatan lama memanfaatkan Qing saya dan menciptakan banyak ujian bagi saya selama bertahun-tahun.
Kultivasi adalah hal yang serius. Jika Xinxing (kualitas moral) tidak sesuai standar, saya tidak akan bisa lulus ujian penting. Setelah 19 hari ditahan, saya mulai merasa sangat kesepian dan tertekan. Saya menulis pernyataan melepaskan lagi dan dibebaskan.
Saya merasa sangat frustrasi dengan diri sendiri dan merasa tidak layak berlatih Dafa yang sakral ini. Saat istri menjemput saya, dia tidak berkata sepatah kata pun. Dia tidak pulang bersama saya, tetapi membawa saya ke rumah kerabatnya. Kerabat itu sangat berpengaruh, dan dia juga telah berbicara dengan pihak berwenang untuk membebaskan saya. Pengaturan dibuat agar saya bisa mulai bekerja di pabriknya.
Suatu hari saat bekerja, saya merasa kultivasi begitu sulit, dan mungkin saya akan menurunkan standar bagi diri sendiri dan hanya menjadi orang baik. Saat memikirkan hal itu, alat seberat 136 kg jatuh menimpa jari kaki saya. Jika ujung lainnya tidak terhubung ke flensa, mungkin lengan dan kaki saya akan patah. Saya menyadari bahwa saya masih memiliki karma yang harus dibayar. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa saya hindari, apa pun yang terjadi; tidak ada jalan keluar, bahkan jika saya berhenti berkultivasi.
Saya merasa termotivasi setelah membaca artikel Minghui yang berisi ceramah Guru, dan pikiran lurus saya kembali. Saya sangat bersyukur atas pengaturan Guru.
Satu bulan kemudian, kerabat memberitahu bahwa asalkan saya menulis pernyataan lain yang melepaskan Dafa, saya bisa kembali ke tempat kerja. Saya mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang dia berikan kepada keluarga saya selama dua dekade terakhir. Namun, saya memberitahunya bahwa saya tidak bisa menulis pernyataan lain. Dia menangis dan berkata jika kakek saya masih hidup, dia tidak akan menyetujui apa yang telah saya lakukan. Saya tidak bisa meyakinkannya dan merasa sangat sedih untuk semua makhluk hidup yang teracuni oleh kekuatan lama dan penganiayaan.
Praktisi setempat berencana kembali ke Beijing guna memohon secara damai. Lebih dari 120 orang di antaranya mendaftar. Informasi tersebut kemudian bocor ke polisi, dan kami memutuskan untuk berangkat seminggu lebih awal. Sekitar 40 praktisi ditahan di tengah perjalanan, sementara 80 lainnya berhasil sampai ke Lapangan Tiananmen dan berteriak, “Falun Dafa baik!”
Selama di pusat penahanan, saya tidak lagi memiliki harapan untuk dibebaskan. Istri telah menggunakan semua koneksi yang tersedia bagi kami, dan setiap kalinya sangat sulit untuk mendapatkan pembebasan. Seorang teman pernah berkata itu lebih sulit daripada membebaskan seorang pembunuh. Dia meminta saya untuk tidak menghubunginya lagi, karena Falun Dafa kini menjadi masalah politik yang besar.
Suatu hari, penjaga tiba-tiba bertanya apakah saya ingin menyewa pengacara. Saya berpikir mungkin mereka berencana menghukum saya. Dengan sangat tenang saya menjawab, “Tidak, kami tidak mampu membayarnya.” Yang mengejutkan, tak lama kemudian saya dibebaskan tanpa menulis apa pun! Dan penangkapan saya “disetujui,” karena tidak lagi “ditahan dengan jaminan.”
Merenungkan kembali bagian dari perjalanan kultivasi saya, begitu berliku dan menantang. Meskipun penganiayaan memang sangat kejam, namun sebagian besar disebabkan oleh karma saya sendiri dan kurangnya kultivasi yang teguh, ini menyebabkan ujian-ujian tersebut. Seiring ujian menjadi lebih sulit, hati saya menjadi tidak stabil, dan saya mencoba menggunakan taktik manusia untuk mengatasi ujian-ujian tersebut, bukannya mencari jawaban dari Fa. Selain itu, niat saya untuk memohon secara damai tidak sepenuhnya murni, karena saya takut tertinggal dalam laju pelurusan Fa, dan saya mengejar keagungan De untuk mencapai kesempurnaan. Saya juga menyadari keterikatan saya pada mentalitas bersaing dan Qing manusia yang kuat. Semua keterikatan ini menjadi celah kebocoran yang dimanfaatkan oleh kekuatan lama untuk menganiaya saya.
Melewati ujian kali ini membawa terobosan besar dalam melenyapkan pengaturan kekuatan lama. Hal ini juga meletakkan fondasi Xinxing yang kuat agar dapat melewati ujian-ujian selanjutnya.
Berhasil Lolos dari Enam Penangkapan Polisi saat Tinggal Berpindah-pindah
Karena saya merasa sudah terhindar dari kemungkinan penganiayaan lebih lanjut, saya terkejut saat bibi berkata dia mendengar ada orang yang baru-baru ini dijatuhi hukuman penjara. Dia tidak secara khusus menyebut nama saya atau situasi spesifik kasus tersebut. Namun, saya secara otomatis berpikir itu tentang saya dan langsung berkata, “Mengapa mereka ingin menganiaya saya lagi? Apa yang telah saya lakukan?” Ketika memikirkannya kemudian, saya menyadari bahwa tidak ada yang kebetulan, dan Guru sedang memberi saya petunjuk melalui bibi.
Tak lama setelah Tahun Baru Imlek, tiga petugas polisi setempat datang ke rumah dan membawa saya ke kantor polisi dengan alasan membutuhkan bantuan saya dalam penyelidikan. Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak melanggar hukum apa pun dan dengan membawa saya ke kantor polisi adalah tindakan ilegal. Petugas tersebut mengatakan bahwa saya masih dalam masa jaminan, dan saya membantahnya. Saya juga mencoba berbicara dengan kepala polisi setelah tiba di sana. Dia menolak berbicara dengan saya, tetapi mengatakan saya bisa berargumen dengan anggota Departemen Urusan Hukum keesokan harinya. Saya kini menyadari keseriusan situasi itu: kejahatan berencana menjatuhkan hukuman kerja paksa kepada saya. Saya meminta bantuan Guru.
Saat seorang petugas mengawal saya ke sel, saya melihat gerbang terbuka lebar. Saya melarikan diri, dan polisi gagal menangkap saya. Setelah insiden ini, saya hidup dalam pengungsian selama dua tahun untuk bersembunyi dari polisi. Selama tinggal di rumah-rumah praktisi yang berbeda, saya belajar menggunakan komputer, mengunduh materi dari Minghui.org, dan mencetak materi tersebut untuk didistribusikan.
Kemudian ujian besar lainnya datang. Istri saya tidak sanggup lagi menanggung keadaan ini dan mengajukan cerai. Dia meminta hak asuh putri kami. Mengenai harta kami satu-satunya (sebuah rumah tua senilai 40.000 yuan), dia juga ingin mengambil bagian saya, sebagai kontribusinya dalam membesarkan anak kami. Ini berarti saya akan kehilangan segalanya dan benar-benar menjadi tunawisma sekarang.
Saya tidak setuju dengan permintaannya, tapi dia tetap teguh dengan keputusannya. Mengingat tekanan dan diskriminasi yang dia alami di tempat kerja karena saya, dan saya tidak seharusnya terikat pada apa pun di dunia manusia, saya setuju menandatangani dokumen perceraian.
Saya juga merasa bersalah karena tidak memenuhi tanggung jawab saya sebagai seorang ayah. Jadi, saya membiarkan istri memiliki hak penuh atas rumah tersebut. Saya juga setuju untuk menafkahi anak hingga dia berusia 18 tahun. Istri saya terkejut dan terharu. Dia memeluk saya dan menangis. Dia tidak pernah lagi membicarakan perceraian.
Selama liburan, saya pergi mengunjungi istri dan putri saya di rumah ibu mertua saya. Ipar saya takut dan tidak membiarkan saya menginap di sana. Meski tahu saya tidak punya tempat lain untuk pergi, istri saya tetap diam. Saat berjalan di tengah malam, saya merasa sedih dan kesepian. Lalu saya ingat ada seorang praktisi yang tinggal tidak jauh dari sana. Jadi saya pergi ke tempatnya dan dia dengan senang hati menawarkan tempat tinggal bagi saya.
Suatu kali, saya berada di rumah seorang koordinator saat polisi mengepung lingkungan tempat tinggalnya. Karena mereka tidak bisa membuka paksa pintu keamanan, mereka mencari tukang las untuk memotongnya. Tepat saat mereka hendak masuk, saya melompat dari jendela lantai dua. Meskipun pergelangan kaki saya terkilir, saya tidak punya waktu untuk mengurusnya dan berlari sekuat tenaga. Saya dengan cepat memanjat pagar, namun mendapati diri saya berada di pangkalan militer. Empat atau lima orang mengejar saya. Saya terus berlari dan akhirnya berhasil lolos.
Suatu kali, saya memasang poster tentang Dafa sambil menunggu bus. Terdapat kerumunan orang berkumpul di sekitar poster untuk melihat. Satu di antaranya adalah seorang polisi berpakaian preman. Dia berlari mengejar saya dan menangkap saya. Setelah membawa saya ke kantor polisi terdekat, saya tetap diam saat mereka menanyakan nama dan alamat. Sebagai balasannya mereka memukul saya. Seorang petugas juga memukul saya dengan tongkat listrik. Namun, yang mengejutkan, hal itu justru membantu saya mengatasi rasa takut terhadap tongkat listrik.
Setelah mereka kembali dari makan malam, mereka menekan kaki kursi ke kaki saya dan menyetrum saya dengan tongkat listrik dari kaki hingga leher. Saya tidak takut pada mereka dan terus melafalkan puisi Hong Yin. Lalu keajaiban terjadi. Saya tidak lagi merasakan sakit dan merasa bahwa tongkat listrik itu rusak. Tapi saat mulai merasa senang, saya kembali merasakan sakit saat mereka menyetrum di sesi berikutnya. Mereka menyetrum saya hingga baterai tongkat listrik habis. Mereka mengikat saya ke kursi besi dan tidur di dekat saya.
Selama interogasi, seorang petugas mengenali saya. Saya khawatir dia akan mengirim saya ke kamp kerja paksa. Saya meminta bantuan Guru. Salah satu borgol terbuka, tapi saya kesulitan membuka borgol satunya lagi. Saya berpikir, jika Guru menghendaki saya tetap berada di tempat ini, borgol pertama tidak akan terbuka dengan sendirinya. Saya menghabiskan sedikit waktu lagi dan berhasil membuka borgol yang lain.
Saya bergegas membuka pintu, tetapi tidak bisa memutar gagangnya. Saya khawatir pintu itu terkunci dari sisi lain. Lalu saya berpikir lagi, jika saya tidak bisa keluar, maka saya tidak akan bisa melepaskan diri dari borgol. Saya menenangkan diri dan menemukan cara memutar kuncinya. Para penjaga tetap tertidur sepanjang waktu.
Saya turun ke bawah sesenyap mungkin. Saat berpikir tentang cara menghadapi petugas keamanan, saya mendapati tidak ada orang di sana meski lampunya menyala. Saya keluar dari pintu dan bersembunyi di sudut untuk menarik napas. Saya berbalik dan memastikan tidak ada yang mengikuti saya. Lalu saya berlari secepat mungkin untuk meninggalkan tempat itu.
Saya berjalan beberapa kilometer, berusaha mencari bantuan dari seorang rekan praktisi. Namun, karena saya hanya pernah ke tempatnya satu kali, saya tidak ingat alamatnya. Akhirnya, saya mengetuk pintu yang salah. Kemudian, saya mencoba pergi ke klinik teman sekelas waktu SMA yang berada di sebelah timur. Saat itu, saya sudah benar-benar kelelahan. Jadi, saya menuju pom bensin di dekat jalan tol, berusaha bertanya kepada orang-orang apakah ada yang tahu di mana kliniknya.
Sebuah mobil tiba-tiba melintas di depan saya dan berhenti di pom bensin. Awalnya saya tidak memperhatikan, tapi kemudian mobil itu berhenti tiba-tiba, dan saya menoleh. Enam petugas polisi berlari ke arah saya. Saya tidak tahu dari mana saya mendapat kekuatan, tapi saya berbalik dan berlari ke arah selatan. Ketika saya menoleh ke belakang, mobil itu sedang melaju ke timur. Lalu saya berlari ke barat.
Saya menemukan sebuah pabrik terbengkalai dan masuk ke dalam untuk mencari tempat bersembunyi. Tapi tempat itu benar-benar kosong, dan saya tidak punya tempat untuk bersembunyi. Jika tetap di sana, saya akan menjadi target yang mudah didapat–polisi bisa menangkap saya dengan mudah. Tapi kemudian saya berpikir lagi, jika saya tidak bisa melarikan diri, Guru tidak akan membantu saya meninggalkan kantor polisi sejak awal. Saya menjadi lebih percaya diri dan terus berlari. Saya lalu melihat sebuah pipa saluran pembuangan besar yang kosong. Saya masuk ke dalam dan terus maju. Setelah memanjat pagar besi, saya melihat sebuah kolam besar. Bagaimanapun, saya akhirnya berhasil melarikan diri.
Kemudian saya mendengar bahwa polisi memang memeriksa area kolam itu, tapi seorang petugas (yang mendengarkan dengan saksama saat saya mencoba mengklarifikasi fakta kepadanya sebelumnya) berkata, "Tidak perlu melanjutkan pencarian. Dia bahkan bisa melarikan diri dari borgol. Kita tidak akan bisa menemukannya. Mari kita kembali." Hampir saja! Terima kasih, Guru, karena telah melindungi saya!
Departemen kepolisian setempat terkejut dengan pelarian saya. Beberapa petugas berkomentar bahwa saya memiliki kemampuan supernormal. Tetapi saya dikhianati oleh seorang koordinator yang mengarahkan polisi untuk menangkap saya. Saya dibawa ke pusat pencucian otak. Wakil kepala polisi yang bertanggung jawab untuk mengubah pendirian saya berkata, “Anda cukup ahli. Saya dengar Anda memiliki beberapa kemampuan supernormal. Coba tunjukkan!” Setiap sesi pencucian otak berlangsung selama 15 hari, dan kemudian saya dikirim ke kamp kerja paksa jika saya tidak mengubah pendirian saya. Saya rasa kepala polisi tidak menyangka bahwa saya mampu melarikan diri dari pusat pencucian otak yang dijaga ketat seperti itu. Namun, setelah dua upaya gagal sebelumnya, saya berhasil melarikan diri pada hari ke-13 penahanan saya.
Pelarian ini juga merupakan pengalaman yang cukup menarik. Namun, mengingat panjangnya artikel ini, saya ingin meringkasnya dalam tiga poin: 1) Dua upaya pelarian pertama yang gagal disebabkan oleh rasa takut yang kuat. Saya bertanya pada diri sendiri, Apa sebenarnya yang saya takuti? Kemudian saya secara bertahap menjadi tenang. 2) Akhirnya saya melepaskan rasa takut akan penyiksaan di kamp kerja paksa. Saya tidak lagi khawatir bahwa saya mungkin akan mengubah pendirian saya jika tidak tahan lagi dengan penyiksaan tersebut, dan saya memutuskan untuk tidak menulis pernyataan melepas keyakinan. 3) Saya tidak menyimpan dendam terhadap praktisi yang mengkhianati saya, berpikir mungkin saya berhutang sesuatu padanya dari kehidupan lampau. Tetapi saya merasa sangat kasihan padanya dan berharap dia bisa menyadari kesalahannya. Saya mendengar bahwa dia menyesali perbuatannya seminggu setelah dibebaskan.
Suatu kali, saat Tahun Baru Imlek, saya sangat merindukan rumah sehingga saya diam-diam pulang untuk menemui istri dan putri saya. Mungkin polisi telah mengatur orang untuk mengawasi mereka. Saat kami sedang makan bersama, ada yang mengetuk pintu. Saya tidak memberi perhatian, tetapi istri mengingatkan bahwa bisa jadi itu adalah polisi. Saya terkejut dan langsung lari.
Saya hampir ditangkap lagi saat mengunjungi seorang praktisi, dan polisi muncul tiba-tiba. Saya berhasil melarikan diri sekali lagi. Saya mengaitkan pelarian ini dengan mimpi yang saya alami belum lama ini. Dalam mimpi itu, saya ditangkap oleh dua petugas polisi, salah satunya adalah teman sekelas saya di SMA, saya memohon untuk dibebaskan, tetapi tidak berhasil. Dia membawa saya ke hadapan seorang pejabat pemerintah daerah, di sana seorang petugas menginjak dada saya. Pada saat itu juga, saya melepaskan rasa takut. Saya meneriakkan dengan lantang kata kunci pelurusan Fa dan melenyapkan faktor-faktor jahat di dimensi lain yang menganiaya saya.
Selama dua tahun tinggal berpindah-pindah, saya tinggal bersama banyak praktisi. Saya utamanya bergantung pada dukungan finansial para praktisi dan beberapa kerabat. Meskipun saya terus hidup dalam ketakutan dan diliputi kesepian yang mendalam, rekan praktisi merawat saya dengan baik, dan kami dapat membicarakan apa saja. Kami sering berbagi pemahaman tentang Fa dan bekerja sama dalam meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan. Mereka bahkan lebih dekat dengan saya daripada keluarga saya. Melalui mereka, saya merasakan kekuatan Dafa dan belas kasih Guru. Dengan bantuan mereka, Xinxing saya meningkat secara signifikan. Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih saya yang mendalam dan tulus kepada rekan praktisi yang tanpa pamrih membantu saya.
Saya tinggal bersama seorang praktisi lansia, yang merupakan teman ayah saya, selama beberapa bulan. Ada satu kejadian yang meninggalkan kesan mendalam bagi saya. Praktisi ini memiliki komputer desktop yang sangat tua, dan kecepatan internetnya sangat lambat. Saya sering merasa gelisah karena hal itu. Tetapi selama waktu itu, mungkin Xinxing kami semua telah meningkat, dan sebuah keajaiban terjadi–kecepatan internet tiba-tiba menjadi enam kali lebih cepat!
Suatu malam, saya mengunduh buku Guru Ceramah Fa Keliling Amerika Utara. Saat saya membaca Fa, rasa pencerahan muncul dari dalam diri. Saya merasakan pemahaman yang luar biasa dan mendalam dari Fa. Semuanya tampak sangat tenang, dan saya merasa waktu terhenti saat saya larut dalam Fa. Saya merasa sangat tersentuh, dan air mata mengalir di pipi.
Melewati Ujian Hidup dan Mati
Ujian hidup dan mati terbesar yang diatur oleh kekuatan lama datang secara tiba-tiba. Ini terjadi karena saya masih memiliki terlalu banyak keterikatan yang harus dilepaskan, tidak bisa menghayati Fa saat mempelajarinya, menganggap melakukan sesuatu sebagai kultivasi, dan tidak bisa secara aktif mencari ke dalam namun secara pasif mengatasi keterikatan saat konflik terjadi.
Suatu hari saat naik bus, saya berbicara dengan pria yang duduk di sebelah saya tentang Dafa. Ternyata dia adalah seorang petugas polisi berpakaian preman, dan ada empat petugas lainnya di bus. Setelah menangkap saya, mereka pertama-tama membawa saya ke kantor polisi dan kemudian menahan saya di pusat pencucian otak. Sembilan bulan yang saya habiskan di sana adalah periode tersulit dalam hidup saya. Saya beberapa kali hampir mengalami gangguan mental. Itu memang sarang iblis gelap. Tapi sekali lagi, Fa yang memberi saya kekuatan.
Guru berkata,
“Mengapa pengikut Dafa disiksa secara brutal oleh kejahatan, karena mereka berpegang teguh pada keyakinan lurus mereka terhadap Dafa, karena mereka adalah sebuah partikel dalam Dafa.” (“Dafa Kukuh Tak Terhancurkan,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju II)
Karena saya melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan, para penjaga mengikat saya ke "ranjang kematian" (metode penyiksaan yang mengerikan), dan saya tidak bisa bergerak. Seorang penjaga wanita bernama Zhang setiap hari mengulangi propaganda yang menjelekkan Dafa. Saya terus berdebat dengannya, dan kami berdua tidak mampu meyakinkan satu sama lain. Saya merasa kasihan padanya karena mereka telah dicuci otak oleh rezim komunis, namun tidak menyadarinya, dan tetap teguh mengikutinya dalam melakukan kejahatan, bahkan saat tahu itu mungkin salah.
Ketika mereka memberi saya cairan infus, saya harus berulang kali meminta untuk pergi ke toilet. Mereka tidak membiarkan saya turun dari tempat tidur dan mengatur agar seorang petugas muda memberi saya pispot. Terkadang saya tidak bisa menahannya lagi dan mengompol. Di awal musim semi ketika cuaca masih dingin, saya tidak bisa tidur di bawah selimut basah. Saya tidak tahan lagi setelah dua minggu dan setuju untuk mengonsumsi makanan yang dihaluskan menjadi cairan. Akhirnya saya dibebaskan dari ranjang kematian.
Sebelum masuk pencucian otak, saya berpikir bahwa selama mereka tidak membebaskan saya, saya akan melanjutkan mogok makan. Saya pikir saya akan dibebaskan setelah dua atau tiga bulan mogok makan. Tetapi ketika tiga bulan berlalu, dan saya masih belum melihat harapan untuk dibebaskan, saya mulai merasa bingung. Itu bukan pengalaman yang menyenangkan diikat ke kursi besi dan dipaksa makan melalui selang hidung setiap hari. Para penjaga juga menyiksa saya dengan membatasi penggunaan toilet saya. Saya juga menderita sembelit parah karena mereka hanya memberi saya lima menit saat saya perlu buang air besar.
Saya tidak tahu apakah saya harus bertahan. Suatu hari, seorang penjaga bertanya, "Apakah Anda seorang praktisi?" Saya terkejut dengan pertanyaan itu. Saya memikirkannya secara mendalam dan yakin bahwa Guru memberi saya petunjuk melaluinya. Jadi saya memutuskan untuk melanjutkan mogok makan. Kemudian di sore hari, seorang penjaga datang dan berkata dia bermimpi saya melompat dari jendela lantai tiga, dan dia juga ikut melompat untuk menangkap saya. Saya menyadari bahwa mogok makan bukanlah hal yang sederhana.
Untuk membuat saya makan, mereka mencoba berbagai macam cara. Saya sangat kurus sehingga seseorang bisa melingkarkan tangannya di bagian lengan saya yang paling tebal, dan betis saya cukup bengkak. Suatu kali, penjaga wanita bermarga Zhang bahkan menangis saat mencoba membujuk saya makan. Saya sangat tersentuh dengan apa yang dia katakan dan saya hampir mengatakan ya kepadanya, seandainya tidak mengalami metode penganiayaan jahat yang dia gunakan untuk menyiksa saya. Pikiran rasional mengatakan saya tidak bisa berhenti mogok makan. Saya berterima kasih pada Zhang dan mengatakan saya tidak bisa menyetujuinya. Nada bicaranya langsung berubah, lalu dia pergi.
Orang-orang yang berbeda terus datang untuk menguji saya. Seorang penjaga wanita berpura-pura menjadi profesor perguruan tinggi. Dia meletakkan sebutir telur dan semangkuk bubur millet di samping bantal saya setiap hari. Saya pikir dia tidak mungkin terus melakukannya selama dua minggu. Kemudian pada hari ke-13, dia menunjukkan wajah aslinya dan menendang betis saya yang bengkak dengan sepatunya. Betis saya dipenuhi luka berdarah, dan kulit mengelupas. Butuh lebih dari sepuluh tahun agar bekas luka itu hilang.
Mereka menahan saya di sel isolasi dan memaksa saya untuk berdiri atau jongkok dalam waktu lama. Mereka juga memaksa saya minum alkohol, cuka, teh pahit, atau botol besar air dingin. Saya diikat di kursi besi setiap hari selama enam bulan. Pada malam hari, mereka tidak mengizinkan saya tidur, tetapi mencoba mengubah pendirian saya. Penggunaan kamar mandi saya kembali dibatasi. Selain itu, saya terus dipukuli dan dilecehkan terus-menerus. Lengan saya penuh dengan bekas luka akibat ditusuk jarum.
Suatu kali mereka menelanjangi saya dan memasukkan saya ke dalam kantong sampah ekstra besar. Kemudian mereka memaksa saya minum setengah ember air. Saya buang air kecil begitu banyak sehingga kaki saya basah kuyup. Kemudian mereka mengejek saya karena tidak bisa mengontrol buang air kecil padahal baru berusia 30-an. Mereka juga menuduh saya tidak merawat orang tua atau anak-anak saya, melabeli saya dengan "anti-PKT dan tidak patriotik" serta "terobsesi" dengan keyakinan saya. Yang paling menyakitkan adalah ketika mereka menjelekkan Dafa dan memaksa saya membaca propaganda mereka, khususnya "pengakuan" dari mantan praktisi yang meninggalkan Dafa selama penganiayaan.
Suatu kali, para penjaga berpura-pura menjadi hakim dan mengadakan "sidang" untuk saya, mengancam akan memberi saya hukuman penjara yang berat. Empat dari mereka adalah "pakar" dalam mengubah pendirian praktisi. Beberapa mantan praktisi yang telah beralih ke sisi gelap juga bergantian berbicara kepada saya. Saya berada di bawah tekanan dan kegelisahan yang luar biasa. Saya merasa ingin mati daripada hidup. Saya putus asa. Saya bermimpi tentang kakek saya dan kerabat lain yang telah meninggal beberapa kali. Saya mempertimbangkan untuk bunuh diri. Namun, dinding sel itu semuanya dilapisi bantalan, dan saya bahkan tidak punya cara untuk bunuh diri, apalagi saya diawasi sepanjang waktu. Saya benar-benar merasakan apa artinya "Setiap hari terasa seperti setahun."
Setelah enam bulan, para penjaga memutuskan untuk menyetop mogok makan saya dengan segala cara, bahkan jika itu berarti membunuh saya. Mereka menyiapkan baskom besar berisi makanan yang dihaluskan dan empat roti jagung besar, yang cukup untuk memberi makan enam orang. Seorang dokter berada di luar dalam keadaan siaga. Mereka berencana untuk terus memaksa saya makan sampai saya menyerah. Saya takut benar-benar bisa mati karena hal ini, jadi saya berhenti mogok makan.
Di antara semua metode penyiksaan, kejadian yang paling menyakitkan adalah tidak tidur selama 18 hari. Saya hampir mengalami gangguan mental. Penjaga mengatakan bahwa kurang tidur, ditambah dengan mogok makan, akan melenyapkan semua kebutuhan manusia saya. Saya selalu diawasi oleh empat penjaga dan pergantian shift terjadi setiap enam jam. Setelah beberapa hari, saya menjadi sangat mengantuk. Jika mereka sedang dalam suasana hati yang baik, mereka akan ramah kepada saya dan berbicara untuk membuat saya tetap terjaga. Tetapi jika mereka sedang dalam suasana hati yang buruk, mereka akan memukuli atau menendang saya. Terkadang dua penjaga menahan saya di dinding dan menyiramkan air dingin ke tubuh saya jika saya menutup mata.
Setelah dua minggu, saya mulai berhalusinasi. Saya tidak bisa mengenali orang dan berbicara omong kosong. Benda-benda yang saya lihat menjadi berbayang. Ranjang, di mata saya, menjadi vertikal, dan saya bertanya-tanya mengapa botol air di atasnya tidak jatuh ke lantai. Bahkan saat itu pun, para penjaga masih tidak mengizinkan saya tidur. Kemudian suatu hari, saya pingsan. Saat sadar, saya melihat seorang dokter berdiri di samping saya, dan dia berkata kepada penjaga, "Biarkan dia tidur sebentar." Kemudian saya akhirnya diizinkan tidur untuk sementara waktu.
Setelah itu, mereka mengikat saya di kursi dan mengizinkan saya tidur selama empat jam sehari. Mereka juga menempatkan kaki bengkak saya di atas meja saat tidur. Penyiksaan seperti itu berlangsung selama dua bulan penuh.
Ada begitu banyak kejahatan di tempat itu. Suatu kali, seorang penjaga datang untuk mengubah pendirian saya, dan saya terus memancarkan pikiran lurus dalam hati. Kemudian ekspresi wajah dan nada suaranya tiba-tiba berubah (saya rasa dia dirasuki roh jahat). Dia berkata pada saya dengan kejam, “Mengapa Anda membasmi kejahatan? Setan-setan itu juga kehidupan!” Kemudian dia menendang saya dari belakang. Saya tidak siap dan jatuh ke lantai. Kemudian dia kembali normal lalu membantu saya berdiri dan bertanya apakah saya terluka. Saya sangat terkejut. Bagaimana dia bisa tahu apa yang saya pikirkan? Bagaimana mungkin kejahatan di dimensi lain begitu merajalela!
Selama sembilan bulan masa isolasi ini, untuk menahan tekanan yang semakin meningkat, saya menggunakan seluruh kebijaksanaan, keberanian, kekuatan, dan ketahanan saya, dengan semua yang dapat saya ingat serta pahami dari Fa. Saya terus melafalkan Fa dan memancarkan pikiran lurus sebanyak mungkin. Kemudian saya mengetahui bahwa rekan praktisi di luar juga memancarkan pikiran lurus untuk saya, dan saya sangat menghargai upaya mereka.
Saya bersikap baik kepada setiap penjaga, tetapi saya tetap tak terpengaruh permintaan berulang mereka agar saya menulis pernyataan untuk melepaskan dan mengecam Dafa. Lelah secara fisik dan mental, saya menjadi semakin lemah setiap hari. Saya gemetar ketakutan jika seorang penjaga yang kejam mendekati saya. Suatu kali, saat penderitaan yang ekstrem, saya mengaku bersalah kepada PKT dan rakyat Tiongkok, lalu menulis pernyataan yang berjanji tidak berlatih Dafa lagi. Saya menyesal bahwa saya masih belum mencapai standar seorang praktisi Dafa yang tak terhancurkan.
Akhirnya, suatu hari, polisi setempat datang dan membawa saya untuk menjalani hukuman kerja paksa selama tiga tahun. Saya akhirnya akan meninggalkan sarang iblis yang hampir menyiksa saya sampai mati dan hampir membuat saya gila. Saya menarik napas dalam-dalam dan merasa senang untuk diri saya sendiri. Saya tahu bahwa ketika saya gagal melewati satu ujian, ujian berikutnya akan lebih sulit, tetapi saya tidak goyah dalam tekad saya untuk terus berlatih Falun Dafa. Guru yang belas kasih juga tidak meninggalkan saya dan memberi saya lebih banyak kesempatan untuk meningkat.
Saya perlahan-lahan pulih setelah enam bulan di kamp kerja paksa. Kemudian saya sekali lagi memutuskan untuk memulai mogok makan bersama rekan praktisi. Ketika kami mendengar bahwa seorang praktisi disiksa hingga meninggal, kami memprotes dengan meneriakkan "Falun Dafa baik" bersama-sama. Malam itu, guntur berlangsung selama setengah jam. Kami menganggapnya sebagai tanda berkabung untuk rekan praktisi yang meninggal. Keesokan harinya adalah Hari Falun Dafa Sedunia, dan langit cerah. Kami bahkan menonton video parade di Hong Kong, di mana para praktisi memegang spanduk bertuliskan "Falun Dafa baik." (Penjaga menerima CD tersebut di rumah, dan dia lupa mengeluarkannya dari pemutar VCD setelah menontonnya di kamp kerja paksa.)
Saya menulis surat yang mengungkap penganiayaan di kamp kerja paksa, dan surat itu dikirimkan kepada penerima yang dituju. Seorang anggota keluarga praktisi mengirimkan ceramah baru Guru kepada kami. Saya membawanya bersama saya ketika dipindahkan ke kamp kerja paksa yang berbeda. Para penjaga tidak menemukannya ketika mereka menggeledah saya, dan saya membagikannya kepada rekan praktisi di sana.
Setelah dua bulan mogok makan kali ini, saya dibawa pulang oleh saudara perempuan dan istri saya. Saya ditahan total selama 16 bulan. Rencana kejahatan untuk menahan saya selama tiga tahun gagal. Saya senang karena kembali bebas, dan tidak menyimpan dendam terhadap para penjaga yang menyiksa saya. Saya juga gembira karena berhasil tetap teguh yakin pada Dafa, terlepas dari siksaan yang saya derita serta kesalahan yang saya buat.
Sebagai makhluk yang tidak berarti di alam semesta, saya merasa terhormat menjadi praktisi Dafa dan diselamatkan oleh Guru Li. Berkat perlindungan Guru, bimbingan Dafa, serta dukungan yang lurus dari rekan praktisi, saya mampu menahan siksaan yang begitu mengerikan dan tetap hidup tanpa dampak fisik atau trauma mental.
Dalam perjalanan pulang, saudara perempuan membelikan makanan untuk saya. Saya belum makan selama dua bulan, dan rasanya sangat lezat. Saya rasa saya belum pernah makan sesuatu yang selezat ini!
Kekuatan Dafa Termanifestasi Saat Praktisi Bekerja Sama Sebagai Satu Tubuh
Ketika saya berada di kamp kerja paksa, saya sangat tertekan karena tidak bisa belajar Fa maupun melakukan latihan. Saya berharap dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk itu setelah dibebaskan. Tetapi begitu sampai di rumah, hidup saya dipenuhi oleh hal manusia biasa. Dan saya juga terganggu oleh banyak keterikatan, seperti mentalitas pamer, mengejar kenyamanan, nafsu bersaing, kebencian, kecemasan, dan nafsu berahi. Bahkan saat menyadari bahwa saya memiliki keterikatan ini, sangat sulit bagi saya untuk melenyapkannya.
Saya masih melakukan tiga hal, tetapi saya sama sekali tidak tekun, bersikap layaknya "Orang berkebijakan menengah mendengar Tao". Saya jatuh tiga kali saat membersihkan rumah. Di kali ketiga, saya melukai pergelangan tangan, dan butuh lebih dari setahun untuk pulih. Di lain waktu, saya jatuh saat mengendarai sepeda motor dan enam tulang rusuk saya patah. Dengan kekuatan penyembuhan Dafa yang ajaib, saya pulih hanya dalam waktu satu bulan. Saya juga ditangkap beberapa kali lagi. Suatu kali, polisi kota secara khusus mengeluarkan dokumen kepada polisi setempat untuk menyelidiki saya, dan saya hampir dijatuhi hukuman penjara.
Namun, ada beberapa hal sangat positif yang ingin saya bagikan di sini juga. Saya perhatikan, saat kami bekerja sama untuk menyelamatkan rekan praktisi yang ditahan, kami semua memiliki berbagai masalah Xinxing. Namun, kami mencurahkan hati untuk upaya ini, bekerja sama dengan baik, dengan sopan menunjukkan masalah apa pun, dan juga berupaya memperbaiki Xinxing kami sendiri. Beberapa keajaiban terjadi berkat kerja sama kami yang tanpa cela.
Empat praktisi setempat didakwa karena mengklarifikasi fakta kepada orang-orang. Departemen kepolisian mengawasi kasus mereka dengan sangat ketat. Seorang praktisi lanjut usia berjuang dengan trauma mental akibat penangkapan dan penahanan berulang di masa lalu. Koordinator juga menemukan bahwa ponselnya dipantau. Kami semua ingin melakukan sesuatu untuk menyelamatkan mereka, tetapi tidak tahu harus berbuat apa.
Kemudian Guru mengatur agar seorang praktisi wanita dengan pikiran lurus yang kuat, yang belum pernah mengalami penganiayaan, bergabung dengan kami. Dia sangat berani dan memperhatikan detail. Dia terus menghubungi kami untuk membahas rencana penyelamatan. Saya rasa ini diatur oleh Guru, saya bekerja sama dengannya untuk menyewa pengacara bagi praktisi dan mendorong keluarga praktisi untuk mengupayakan pembebasan anggota keluarga mereka di kantor polisi. Kami juga memancarkan pikiran lurus dan dukungan atas upaya para pengacara, serta mengumpulkan petisi di kalangan warga setempat untuk menuntut pembebasan para praktisi.
Petisi tersebut berjalan dengan sangat baik. Pertama kali kami mengumpulkan lebih dari 300 tanda tangan. Setelah beberapa kali lagi, lebih dari 1.000 orang menandatangani surat tersebut. Ketika kedua pengacara pergi ke pusat pencucian otak untuk menuntut pembebasan para praktisi, hampir 60 praktisi memancarkan pikiran lurus untuk mereka di dekatnya. Lebih dari sepuluh penjaga sangat kejam pada awalnya, tetapi mereka melunak dalam waktu kurang dari dua menit dan memperlakukan para pengacara dengan sangat ramah.
Beberapa praktisi bahkan langsung pergi ke rumah hakim ketua untuk mengklarifikasi fakta. Hakim sangat takut dan tidak berani membuka pintu. Yang lain mengirimkan banyak surat kepada istri hakim dan kepala polisi.
Seorang praktisi yang menghadapi tuntutan mengklarifikasi fakta kepada jaksa, dan jaksa tersebut sangat tersentuh. Istri praktisi lain yang menghadapi tuntutan membagikan artikel tentang penganiayaan masa lalu suaminya ke setiap ruang guru di sebuah sekolah; kepala sekolah tidak marah dan memuji kemampuan menulisnya yang baik. Banyak praktisi luar negeri juga menghubungi lebih banyak staf pengadilan dan kejaksaan, membantu mereka memahami bahwa berlatih Falun Dafa tidak melanggar hukum.
Sebelum sidang para praktisi, kami menyebarkan informasi kepada publik dan mengundang mereka untuk hadir, karena sidang tersebut seharusnya terbuka untuk umum. Kejahatan sangat ketakutan. Selama sidang pertama, lebih dari 300 petugas dan anggota SWAT bersenjata mengusir semua pedagang kaki lima di dekat area pengadilan dan mengelilingi pengadilan. Kami semua memiliki pikiran lurus yang kuat, dan seorang praktisi berdiri di dekat sana sembari mengenakan rompi dengan tulisan "Falun Dafa baik." Kami juga memiliki sekitar 200 praktisi duduk di dekat pengadilan dan memancarkan pikiran lurus. Kami menolak pergi, tidak peduli bagaimana mereka mengancam kami. Hanya beberapa praktisi pergi setelah diperintahkan kembali ke tempat kerja mereka.
Malam itu, seorang praktisi bermimpi bahwa iblis-iblis kecil berbaris di dekat pengadilan. Langit di atas sisi utara pengadilan penuh dengan awan gelap, tetapi di sisi selatan, cerah dan bersinar.
Sebelum sidang dimulai keesokan harinya, wakil kepala polisi mengintimidasi para pengacara dan berteriak kepada mereka. Para pengacara tidak gentar dan mengajukan pembelaan tidak bersalah untuk para praktisi. Mereka berpendapat bahwa para praktisi tidak melanggar hukum apa pun dalam menjalankan keyakinan mereka maupun memberi tahu orang-orang tentang hal itu. Pengacara juga mengungkap bagaimana polisi melanggar hukum dalam menangani kasus para praktisi. Hakim menunda sidang beberapa kali. Selama sidang terakhir, para praktisi bersaksi untuk pembelaan mereka sendiri dan menceritakan manfaat yang telah mereka terima dari latihan Falun Dafa.
Setelah sidang, polisi mencoba mengambil foto para praktisi. Mereka tidak takut, tetapi malah mencoba memotret polisi. Ke-16 petugas itu semuanya berbalik dan lari. Memang benar bahwa "Kejahatan tidak dapat mengalahkan kebaikan."
Ada juga banyak kesempatan bagi kita untuk meningkatkan Xinxing. Seorang praktisi berusaha keras menulis sebuah artikel yang mengungkap bagaimana direktur kantor keamanan dalam negeri menganiaya Falun Dafa selama dua dekade terakhir. Namun, para praktisi memiliki reaksi beragam setelah membaca artikel ini. Para praktisi memiliki pendapat yang berbeda tentang apa yang seharusnya dan tidak seharusnya ditulis. Ada juga perbedaan pendapat mengenai keakuratan fakta. Seorang praktisi wanita diam-diam memberikan informasi yang berkontribusi pada koreksi informasi dalam artikel tersebut. Praktisi lain sangat menentang penyebaran artikel ini.
Setelah lima atau enam revisi, masih ada lebih banyak praktisi yang memberikan berbagai macam masukan. Penulis merasa kesal. Tetapi dia segera meluruskan diri dengan Fa dan memahami bahwa ini adalah kesempatan yang diatur oleh Guru untuk membantunya meningkat. Dia juga memahami bahwa proses merevisi artikel itu seperti mengasah pisau. Semakin tajam, semakin banyak kejahatan yang dapat dihilangkan. Jadi dia tidak terganggu saat orang lain kembali memberikan masukan dan dengan sabar mengerjakan artikel tersebut. Artikel itu akhirnya selesai setelah lebih dari 20 kali perubahan.
Direktur kantor keamanan dalam negeri awalnya memiliki reputasi baik karena telah membangun jalan bagi penduduk desa untuk mendapatkan dukungan mereka. Namun setelah kami menyebarkan artikel tentangnya, semua penduduk desa menyadari betapa jahatnya dia. Direktur keamanan sendiri juga menerima artikel itu. Dan dia bertemu saudara ipar seorang praktisi dan mengatakan banyak hal yang disebutkan di dalam artikel itu tidak ada hubungannya dengan dia. Dia merasa telah dipersalahkan, dan tidak lagi aktif berpartisipasi dalam penganiayaan.
Kembali ke gugatan empat praktisi yang disebutkan di atas. Hakim membutuhkan waktu dua tahun untuk mengumumkan putusan. Dua praktisi masing-masing menerima hukuman lima dan enam tahun. Praktisi ketiga diizinkan menjalani hukuman di rumah, dan praktisi keempat dijatuhi hukuman tiga tahun dengan masa percobaan tiga tahun.
Sebagai balasan atas upaya penyelamatan kami, polisi setempat menangkap delapan praktisi, termasuk saya. Ketika saya dibawa ke ruang bawah tanah kantor polisi, saya melihat banyak ruangan kecil, dan masing-masing penuh dengan alat penyiksaan. Awalnya saya sedikit gugup, tapi segera mengatasi rasa takut itu. Kemudian di malam hari, kami berdelapan dibebaskan!
Melalui kerja sama, kami membantu banyak petugas peradilan memahami fakta, dan tidak ada penganiayaan berat di wilayah kami selama beberapa tahun. Ketika lebih dari 350 dari kami mengajukan pengaduan pidana terhadap Jiang Zemin pada 2015, hanya beberapa praktisi yang diganggu.
Ada lebih banyak hal ajaib dalam kultivasi saya, dan saya bisa terus lanjut bercerita. Suatu ketika, kami bekerja sama dengan tekun untuk mengklarifikasi fakta tentang Dafa, dan kami tidak hanya menyelamatkan beberapa petugas polisi, tetapi seorang praktisi juga dibebaskan dari tahanan. Praktisi luar negeri juga menghubungi hakim ketua dan anggota keluarganya. Mereka tidak ingin lagi berpartisipasi dalam penganiayaan dan hanya memberikan hukuman ringan kepada praktisi tersebut selama satu tahun. Praktisi tersebut telah ditahan selama sepuluh bulan, dan dia akan menyelesaikan sisa dua bulan di pusat penahanan, tanpa dipindahkan ke penjara.
Jalan kultivasi saya panjang, tetapi saya tidak pernah menyesali jalan yang saya pilih. Setiap kali saya memikirkan Guru, saya ingin menangis. Tanpa belas kasih dan perlindungan yang agung dari Guru, bagaimana saya bisa terus menempuh jalan saya. Meski saya telah menderita kesengsaraan selama penganiayaan, itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang telah Guru tanggung untuk kita. Saya hanya dapat membalas Guru dengan mengkultivasi diri secara tekun dan melakukan Tiga Hal dengan baik.
Jika ada hal yang tidak sesuai dengan Fa, mohon ditunjukkan.
Terima kasih, Guru! Terima kasih, rekan-rekan praktisi!
(Artikel terpilih untuk Konferensi Fa Tiongkok ke-22 di Minghui.org)
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org