(Minghui.org) Seorang ayah dan putranya di Kota Changchun, Provinsi Jilin, ditangkap pada 15 Juli 2024, saat menyebarkan informasi untuk mengungkap penganiayaan yang sedang berlangsung oleh Partai Komunis Tiongkok terhadap keyakinan mereka, Falun Gong.

Polisi menggeledah tempat sewa yang ditempati oleh Zhang Guozhi dan putranya, Zhang Yue (berusia 30-an), dan menyita buku-buku Falun Gong, potret pencipta  Falun Gong, printer, ponsel, uang tunai, dan barang berharga lainnya.

Keluarga pria tersebut mengetahui pada awal Desember 2024 bahwa mereka dibawa ke Pusat Penahanan Kota Changchun. Zhang Guozhi terjangkit pneumonia dan tidak jelas apakah ia menerima perawatan medis.

Ini bukan pertama kalinya Zhang yang sudah lanjut usia menjadi sasaran karena berlatih Falun Gong, yang mulai dia lakukan pada Februari 1999. Dia ditangkap pada 16 Februari 2008, setelah dilaporkan berbicara dengan sesama penumpang tentang Falun Gong di bus dari Changchun ke Kota Jiutai (juga di Provinsi Jilin). Dia diinterogasi di Departemen Kepolisian Kota Jiutai dan seorang petugas menendangnya dengan keras. Malam itu ia dipindahkan ke Penjara Kota Jiutai. Pada 29 Februari 2008, dia dimasukkan ke Kamp Kerja Paksa Yinmahe untuk menjalani hukuman 1,5 tahun.

Penjaga Chen Shuguo memerintahkan narapidana Li Xiaoguang, Wang Fuchang, dan Zhang Haibo untuk “memberinya pendidikan yang baik.” Ketiganya menahannya di ruang isolasi dan menghujaninya dengan pukulan dan tendangan ketika ia menolak menulis pernyataan untuk melepaskan keyakinannya. Salah satu dari mereka menggunakan sapu lidi untuk memukul lututnya.

Zhang dibebaskan pada 27 Mei 2009, dan ditangkap lagi pada 4 April 2012 saat membagikan materi informasi Falun Gong di sebuah universitas di Kota Changchun. Petugas dari Kantor Polisi Jingyue memukulinya selama lebih dari 20 menit berturut-turut dan kemudian membawanya ke Pusat Penahanan Kota Changchun. Dia menolak mengenakan seragam narapidana dan melakukan mogok makan sebagai bentuk protes. Pada hari ketujuh, dia dibawa ke Kamp Kerja Paksa Chaoyanggou untuk menjalani hukuman 1,5 tahun lagi.

Pimpinan tim Zhang Guangfeng dan yang lainnya mencekok paksa Zhang selama tiga hari setelah dia melakukan mogok makan sebagai bentuk protes. Dia memegang teguh keyakinannya dan kemudian dipaksa menjahit tas tekstil selama sembilan jam sehari setiap hari.

Zhang dan lebih dari 70 praktisi yang ditahan lainnya melakukan mogok makan bersama pada 20 Juli 2012. Kamp Kerja Paksa Chaoyanggou kemudian memisahkan para praktisi dan memindahkan mereka ke kamp kerja yang berbeda.

Zhang dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Fenjin, yang mengintensifkan penganiayaan terhadap praktisi pada akhir Desember 2012. Shen Quanhong, kepala Kantor 610 di kamp kerja paksa, mendatangkan 20 narapidana dari kamp kerja paksa lain untuk melaksanakan kampanye penganiayaan baru. Ia memerintahkan 2-3 penjaga bekerja sama dengan tiga narapidana untuk menyasar Zhang. Mereka dibagi menjadi empat kelompok dan bergantian menyiksanya selama tiga jam setiap giliran. Mereka memaksanya jongkok selama beberapa jam sebelum memberinya istirahat sebentar dan kemudian mereka melanjutkan penyiksaan jongkok. Ia tidak diizinkan tidur, menggunakan kamar kecil, atau membersihkan diri. Setelah tiga hari mengalami penyiksaan tersebut, kakinya menjadi bengkak dan ia kesulitan berjalan. Ia dibebaskan pada 30 Agustus 2013.

Zhang ditangkap pukul 1 dini hari tanggal 13 Desember 2014, dan langsung dibawa ke Pusat Penahanan Kota Changchun. Ia dibebaskan dua minggu kemudian.

Saat melakukan pekerjaan sambilan di universitas setempat pada 14 Desember 2015, Zhang memberikan beberapa perangkat lunak anti-firewall kepada beberapa mahasiswa dan hal ini diketahui oleh keamanan sekolah. Mereka menyerahkannya ke Kantor Polisi Kuanping Boulevard. Ia menolak untuk mengungkapkan namanya dan dibebaskan setelah 15 hari ditahan.

Suatu hari di pertengahan Mei 2021, seorang sekretaris desa setempat menelepon Zhang dan memerintahkannya untuk merekam dirinya sendiri dan mengirimkan rekamannya. Ia menolak untuk mematuhi dan putranya diganggu melalui telepon setelah kejadian tersebut.

Laporan Terkait:

Guards Persecute Practitioners at Chaoyanggou Forced Labor Camp in Changchun City