(Minghui.org) Di dunia fana ini, di mana gelombang demi gelombang karma bergulung-gulung, malapetaka terakhir sudah dekat. Namun, Falun Dafa menawarkan penyelamatan bagi makhluk hidup dan membersihkan dunia seperti aliran air yang jernih. Terbenam dalam cahaya Buddha, saya jadi mengerti bagaimana manusia seharusnya hidup dan mengapa kita datang ke dunia manusia.

Beruntung Menemukan Jalan yang Benar

Hidup saya sulit. Ketika masih kecil, ayah saya menjadi sasaran kampanye politik Partai Komunis Tiongkok (PKT) saat itu. Ketika saya berusia setengah baya, suami saya berselingkuh, lalu meninggal dunia. Saya menjalani hidup yang sulit dengan ibu saya yang hampir buta dan anak-anak saya yang masih kecil. Saya merasa bahwa Tuhan tidak adil kepada saya, dan bahwa orang lain telah berbuat salah kepada saya. Dalam mimpi, saya sering bertengkar dengan mendiang suami dan membalas dendam kepada orang-orang yang menindas saya.

Saya juga sakit parah, dan penyakit jantung serta nefritis saya semakin parah. Saya bekerja pada shift ketiga di jalur perakitan pabrik. Pada suatu malam saya terkena serangan jantung. Tiba-tiba saya merasa pusing, lemah di anggota tubuh, dan kesulitan bernapas. Jika saya tidak dapat menyelesaikan tugas, pekerjaan yang belum selesai akan dilimpahkan ke pihak berikutnya untuk diproses, yang akan menimbulkan kekhawatiran di pihak rekan kerja saya.

Saya sering bertanya-tanya: "Mengapa kita ada di sini? Apa arti hidup?" Ini adalah pertanyaan yang harus saya hadapi cepat atau lambat.

Di tengah-tengah kesengsaraan ini, saya menemukan Falun Dafa. Ketika pertama kali membaca Zhuan Falun, saya merasa buku itu sangat bagus. Sebelumnya saya pernah membaca kitab suci Buddha, tetapi entah mengapa buku itu tidak menyentuh hati saya. Namun, saya tidak bisa berhenti membaca Zhuan Falun!

Memperlakukan Rekan Kerja dengan Baik

Tanpa saya sadari, rasa kesal saya semakin berkurang. Saya juga berhenti menghakimi orang lain. Sekarang saya dapat menghadapi ketidakadilan yang saya alami dengan lebih tenang. Saya tidur lebih nyenyak, merasa lebih lega, dan kulit saya menjadi kemerahan. Selain itu, saya tidak lagi mengalami serangan jantung, dan saya tidak selalu merasa ingin buang air kecil. Secara keseluruhan, saya menjadi sehat. Setelah melihat perubahan dalam diri saya, beberapa rekan kerja saya juga mulai berlatih Dafa.

Saya tidak hanya merasa lebih baik, tetapi yang terpenting, saya dapat memahami orang lain. Mungkin inilah yang saya pahami sebagai kebaikan.

Ketika perusahaan tempat saya bekerja mengalami kesulitan tidak lama setelah memulai bisnis, saya adalah pemimpin tim dengan keterampilan teknis terkuat. Namun ketika perusahaan stabil, posisi saya sebagai pemimpin tim diberikan kepada orang lain, saya merasa diabaikan. Anda dapat membayangkan betapa kesalnya saya terhadap pemimpin tim baru saya.

Setelah saya mulai berlatih Dafa, saya perlahan-lahan melepaskan masalah ini. Kalau tidak, kapan siklus balas dendam ini akan berakhir? Hari ini, mungkin saya yang ditindas. Namun besok, mungkin orang lain. Di dunia yang fana ini, karma harus dibayar, dan siapa pun yang berutang harus membayarnya kembali. Sejati, Baik, Sabar adalah satu-satunya prinsip yang perlu saya pegang!

Saya tidak lagi membenci pimpinan tim. Ketika pimpinan tidak ada, yang lain bermalas-malasan, tetapi saya bekerja dengan tenang dan tekun. Pimpinan tim perlahan-lahan menyadari hal ini. Dia tahu tidak mudah bagi saya untuk menanggung pembalikan peran, jadi bagaimana saya bisa bekerja dengan tekun tanpa meminta apa pun? Dia tidak memahaminya.

Dia mulai memperhatikan saya dan mengamati bahwa saya tetap melakukan apa yang seharusnya saya lakukan tanpa mengeluh. Awalnya, saya tidak banyak bicara tetapi hanya mengatakan kepadanya bahwa Falun Dafa mengajarkan orang untuk mengejar kebaikan, dan bahwa Sejati-Baik-Sabar membantu saya mengubah pola pikir saya menjadi lebih baik.

Setelah beberapa saat, dia ingin tahu mengapa saya bersikap begitu baik. Saya katakan kepadanya, "Takdirlah yang mempertemukan orang-orang, dan takdirlah bahwa anda dan saya bekerja sama. Saat ini, orang-orang selalu berpikir untuk bersaing satu sama lain, yang membuat hidup sangat melelahkan. Namun, anda tidak tahu kapan hal-hal yang anda perjuangkan akan diambil oleh orang lain. Hal yang paling mengerikan adalah bahwa mereka yang memperjuangkan sesuatu akan kehilangan kebajikan mereka. Jika orang-orang kehilangan semua kebajikan mereka, mereka akan benar-benar merosot dan disingkirkan oleh Tuhan. Jadi, dalam perebutan kepentingan pribadi, tidak ada pemenang!

“Falun Dafa mengajarkan orang untuk mengejar kebaikan, yang sesuai dengan hukum alam, dan, tentu saja, mereka akan diberkati oleh surga. Jika kita dapat mengambil langkah mundur dan memahami satu sama lain, anda dan saya dapat hidup dalam harmoni. Bukankah ini hebat?!”

Dia menjawab, “Hanya sedikit orang yang melihat sesuatu dengan cara seperti anda!” Kami pun menjadi sahabat baik.

Ketika saya dianiaya oleh PKT, dia menawarkan banyak bantuan kepada saya. Dia memberi tahu atasannya dan orang-orang di sekitarnya bahwa Falun Dafa baik. Dia juga memberi tahu orang lain bahwa saya adalah orang baik.

“Hanya Anda yang Bisa Memahami Saya!”

Saya tahu bahwa kita tidak hanya harus bersikap baik kepada rekan kerja, tetapi juga harus bersikap pengertian kepada tetangga. Ada tiga rumah tangga di lantai saya, termasuk rumah saya, dan saya tinggal di tengah. Tetangga saya di sebelah kiri menyewa unit mereka, dan tetangga saya di sebelah kanan adalah pasangan lanjut usia.

Suatu malam, tetangga sebelah kiri pulang dalam keadaan mabuk, dan dia bersikeras bahwa sampahnya telah tercecer dan berserakan. Jadi dia membuang barang-barang yang disimpan oleh tetangga saya dan saya di luar di bawah tangga. Salah satu barang saya adalah sekotak telur. Pasangan tua itu mulai bertengkar dengannya dan ingin menelepon polisi. Saya keluar untuk membujuk mereka agar tidak melakukannya. Ketika mereka menyadari bahwa saya yang paling menderita akibat telur yang pecah, kedua belah pihak merasa sangat malu sehingga mereka berhenti bertengkar.

Saya masih memperlakukan tetangga yang bersalah itu sama seperti saat pertama kali bertemu dengannya. Saya kemudian meminta bantuannya saat saya butuh bantuan agar dia tahu bahwa saya masih memercayainya. Saya juga terus bersikap perhatian kepada pasangan yang lebih tua itu, dan semua orang hidup rukun. Kadang-kadang, ketika sampah mereka tidak dibuang tepat waktu, saya membuangnya saat turun ke bawah.

Ada dek besar di luar jendela kami. Seorang tetangga membiarkan anjingnya keluar ke dek, dan anjing itu buang air besar di bawah jendela pasangan tua itu, begitu juga dengan jendela saya. Pasangan itu berkelahi dengan tetangga itu dan bahkan menggunakan pisau.

Keluarga saya merasa mereka harus berbicara dengan pemilik anjing itu dengan cara yang baik dan menasihatinya agar lebih perhatian kepada orang lain. Pasangan itu setuju dan mengatakan kepada saya bahwa mereka juga akan mengusir anjing itu lain kali.

Saya pikir orang yang membiarkan anjing keluar telah membuat tetangga kesal, dan itu tidak baik untuknya. Saya benar-benar berusaha menempatkan diri saya pada posisinya dan dengan baik hati menasihatinya untuk tidak membuat hubungannya dengan orang lain menjadi tegang. Ketika dia merasakan ketulusan saya, dia pun membuka diri dan berulang kali meminta maaf serta berterima kasih atas toleransi saya: "Saya perlu menceritakan situasi keluarga saya, karena hanya anda yang bisa memahami saya!"

Jika tetangga bisa bersikap rendah hati dan hidup rukun, sebenarnya mereka memperlakukan diri mereka sendiri dengan baik.

“Kamu Sangat Pintar dan Selalu Ceria!”

Suami saya meninggal setelah berselingkuh, meninggalkan saya dan anak-anak saya sendiri. Sejak berlatih Dafa, saya melepaskan kebencian saya terhadap suami dan tetap berhubungan dengan keluarganya. Ipar perempuan saya yang tertua sibuk, dan dia mencari seseorang untuk membantu menantu laki-lakinya mengurus anak mereka. Hal yang paling sulit adalah dia selalu berkonflik dengan menantu laki-lakinya.

Ketika awalnya dia meminta bantuan kakaknya, kakaknya menolak. Mengasuh anak bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi menjadi lebih sulit karena mereka tidak akur. Ipar saya malu dan tidak punya pilihan lain selain meminta bantuan saya.

Saya tahu itu akan sulit. Saya lalu berpikir: "Bukankah dunia ini tentang takdir? Bukankah ada kehilangan dan perolehan ketika orang-orang mengalami kesulitan untuk akur satu sama lain? Tidak bisakah itu diselesaikan jika kita mundur selangkah? Bukankah itu pertanda kepercayaannya pada saya sehingga dia meminta bantuan saya?"

Saya menjadi sehat dan toleran terhadap orang lain setelah berlatih Dafa. Bukankah saudara ipar saya dan suaminya ingin, pada tingkat tertentu, memperoleh manfaat? Tidak ada yang terlalu sulit untuk ditangani. Jadi saya berkata kepada saudara ipar saya, "Tentu, tidak masalah. Saya akan membantu!" Mereka sangat senang.

Saya pergi dari Tiongkok Timur Laut ke Kota Guangzhou, tempat keponakan saya tinggal. Sekilas, keluarga itu memang sulit bergaul. Mereka sombong, keponakan saya tidak pandai berkomunikasi, dan anak itu manja. Namun, saya hanya berpikir: "Saya tidak peduli jika orang lain memperlakukan saya dengan buruk. Saya akan menutup mata saja dan melakukan yang terbaik yang saya bisa. Yang harus saya lihat adalah apa yang dibutuhkan orang lain dan apa yang bisa saya lakukan." Saya tidak banyak berpikir: "Saya di sini untuk membantu, dan semua orang harus menghormati ide-ide saya!"

Ibu mertua keponakan saya berasal dari Provinsi Shanxi dan suka makan mi, jadi saya berusaha keras untuk belajar cara membuat mi Shanxi. Dia dan istri keponakan saya sama-sama menyukai panekuk yang saya buat. Dia orang yang cerewet dan keras kepala, dan menjadi kesal ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya. Saya hanya tersenyum dan mengatakan kepadanya untuk tidak khawatir. Dia tidak terlalu memperhatikan hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-harinya. Jadi ketika saya senggang, saya membersihkan dapur. Saya bahkan membuat beberapa mainan untuk anak dari kertas, dan menjahit beberapa pakaian. Lambat laun, dia mulai memiliki kesan yang baik terhadap saya dan berkata, "Kamu sangat pintar dan selalu ceria!"

Dia bercerita bahwa hidupnya sangat sulit. Saat dia masih kecil, dia tidak bisa menemukan seseorang untuk dinikahi karena keluarganya adalah tuan tanah, satu "golongan" yang dicap oleh PKT sebagai "elemen buruk" dalam masyarakat. Pada akhirnya, dia menemukan suaminya saat ini, yang keluarganya sangat miskin. Setelah reformasi dan keterbukaan Tiongkok, suaminya pergi untuk mengontrak proyek, berpikir dia bisa menghasilkan lebih banyak uang. Namun sebelum dia bisa menghasilkan uang, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk menyuap pejabat di semua tingkatan. Meski begitu, proyek-proyek itu masih tertunda, dan dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Saya menjawab, “Aduh, di bawah PKT, kapan orang biasa pernah hidup enak?! Lompatan Jauh ke Depan, Revolusi Kebudayaan, pembantaian mahasiswa 4 Juni, dan pengangguran yang merajalela. Orang biasa selalu menderita! Sekarang ada pornografi, perjudian, narkoba, korupsi, dan makanan beracun. Di mana kita bisa hidup enak?

“Tidak seorang pun dapat menyelamatkan kita saat ini; hanya Buddha dan Dewa yang dapat melakukannya. Dan hanya dengan mengikuti Sejati-Baik-Sabar seseorang dapat diberkati oleh surga. Saya berlatih Falun Dafa, yang membantu saya menjalani perubahan holistik!”

Dia tampak cemas dan bertanya, "Bolehkah saya minta buku Dafa?" Saya lalu memberinya pemutar MP3 saya yang berisi ceramah audio Guru. Dia terus berkata: "Anda baik sekali memberikan ini kepada saya!"

Setelah sekian lama bersama, tibalah saatnya bagi kami untuk berpisah. Dia kembali ke kampung halamannya, dan saya kembali ke Timur Laut Tiongkok. Selama Tahun Baru Tiongkok, saya menerima telepon darinya, dan dia kembali mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada saya. Pada akhirnya, kami menjadi sahabat baik. Istri keponakan saya pernah berkata kepada saya, "Dari ketiga bibi dalam keluarga kita, saya paling mengagumimu!"

Menurut saya, menjadi orang baik itu tidak sulit, yakni memahami orang lain semaksimal mungkin, mendengarkan keluh kesah mereka, bersikap toleran terhadap mereka, dan lebih banyak berpikir dari sudut pandang mereka. Ini adalah cara terbaik untuk menyelesaikan konflik dan keluhan yang tidak perlu. Ketika kita benar-benar memikirkan orang lain, mereka akan merasakannya dari lubuk hati mereka.