(Minghui.org) Setelah membaca artikel Guru “Saat Krusial Melihat Hati Manusia,” saya memahami bahwa sekarang adalah “masa kritis” yang Guru maksud. Situasi selama masa kritis ini tidak hanya memajukan Pelurusan Fa, tetapi juga menghadirkan ujian bagi setiap praktisi. Setiap ujian terkait dengan peningkatan kita, apakah semua makhluk dapat diselamatkan atau tidak, dan apakah kita dapat benar-benar menjalani jalan terakhir kita dengan baik atau tidak.

Apa yang Harus Kita Lakukan Saat Menghadapi Tantangan?

Guru menjelaskannya dengan sangat jelas dalam artikelnya: “Yang dilihat adalah hati manusia baik atau tidak!”

Kalimat ini menunjukkan inti permasalahannya, kultivasi adalah tentang mengultivasi pikiran seseorang. Setiap konflik, gangguan, dan fitnah adalah ujian untuk melihat apakah kita dapat mengevaluasinya berdasarkan Fa, mempertahankan pikiran lurus, dan tidak terganggu.

Selama bertahun-tahun, serangan media, kesalahpahaman orang-orang terhadap Dafa, dan bahkan perubahan dalam lingkungan kultivasi semuanya telah menguji apakah kita benar-benar percaya kepada Guru dan Fa. Banyak dari kesulitan ini tidak disebabkan oleh pengaruh luar, tetapi oleh pola pikir praktisi. Apakah kita dapat mengatasinya tergantung pada apakah kita mampu melihat berbagai hal dari sudut pandang Fa.

Lalu bagaimana kita mempertahankan pikiran lurus di saat kritis? Kita perlu ingat untuk mencari ke dalam dan menemukan masalah kita saat kita menghadapi konflik sehingga kita dapat memperbaiki diri. Praktisi yang teguh tidak akan goyah karena gangguan eksternal tetapi akan selalu merujuk pada Fa dan memperbaiki diri. Terutama di saat kritis ini, kita harus melepaskan keegoisan, keterikatan, dan dendam pribadi kita dan tidak membiarkan kekuatan lama memanfaatkan kita atau memengaruhi misi kita untuk menyelamatkan makhluk hidup.

Orang yang berkultivasi selalu melihat segala sesuatu dari sudut pandang Fa, bukan mengukurnya dengan konsep manusia, emosi, atau keinginan untuk terkenal atau mendapatkan keuntungan.

Guru berbicara tentang seorang praktisi dalam “Ceramah Fa di San Francisco" yang tulang kakinya remuk dan retak karena penyiksaan, tetapi dia tekun belajar Fa dengan pikiran lurus. Ketika dia mampu duduk, dia melakukan latihan. Sekarang, dia baik-baik saja dan dapat melompat dan berlari.

Guru berkata:

“...apa yang harus dilakukan maka lakukanlah, tidak dijadikan keterikatan dengan menggunakan hati manusia, tidak memperdalam masalah ini di dalam pikiran, hubungan di antaranya ditata dengan benar, tidak memandang hal tersebut dengan sangat serius, terlihat amat tenang.” ( Ceramah Fa di San Francisco, 2005)

Pada saat kritis ini, kita harus secara khusus menghargai lingkungan kultivasi kita, menghargai kesempatan ini untuk membantu Guru dalam pelurusan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup, dan tidak membiarkan pikiran egois atau gangguan apa pun memengaruhi misi kita. Hati kita harus stabil, dan pikiran lurus kita harus kuat. Guru mengingatkan kita bahwa waktu terus berjalan, jadi kita harus menempuh jalan terakhir dengan baik.

Artikel-artikel di mana para kultivator berbagi pemahaman mereka biasanya mencerminkan persepsi individu pada suatu titik waktu berdasarkan kondisi kultivasi mereka, dan disampaikan dengan maksud untuk peningkatan bersama.