(Minghui.org) Saya pernah membaca novel Perjalanan ke Barat di masa lalu dan sangat menikmati membaca salah satu ceritanya. Dengan bantuan tiga murid, termasuk Raja Kera, Biksu Tang mengatasi banyak cobaan dan akhirnya berhasil dalam perjalanan spiritualnya. Sebagai seorang praktisi Falun Dafa, saya baru-baru ini menyadari beberapa kejadian dalam Perjalanan ke Barat adalah pengingat latihan kultivasi saya.

Salah satu contohnya adalah kejadian di Bukit Singa Unta, yang mencakup Bab 74 hingga 77 dalam novel 100 bab ini. Ketiga monster itu sangat hebat dan bahkan Raja Kera tidak dapat mengalahkan mereka. Pada akhirnya, Raja Kera tidak punya pilihan selain meminta bantuan Sang Buddha.

Cobaan ini terjadi pada seperempat terakhir buku. Selain itu, Bukit Singa Unta dekat dengan Gunung Roh, kediaman Sang Buddha. Jadi secara teori, seharusnya hanya ada sedikit atau tidak ada monster ganas yang kuat di lokasi itu. Namun, Biksu Tang dan murid-muridnya tidak tahu bahwa mereka akan menghadapi ujian yang begitu besar – hampir fatal – ketika melalui perjalanan terakhir.

Setelah berlatih Falun Dafa selama bertahun-tahun, saya pikir cobaan  yang dijelaskan dalam Perjalanan ke Barat agak mirip dengan cobaan yang dialami praktisi Falun Dafa di luar negeri. Banyak praktisi telah berbagi pemahaman mereka di Minghui tentang hal ini. Harapan terhadap praktisi Dafa adalah serius. Guru menulis, 

"Dafa adalah Fa alam semesta, siapa pun tidak mampu merusaknya. Adalah Dafa yang menyelamatkan manusia di dunia!" ("Saat Krusial Melihat Hati Manusia")

Yaitu, hanya ketika kita menyelaraskan diri sepenuhnya dengan Dafa, kita dapat membantu menyelamatkan manusia. Dafa memberikan kebajikan besar menyelamatkan orang kepada kita. Namun, jika kita egois, sombong, dan tidak memiliki rasa hormat yang tepat terhadap Dafa, segala sesuatunya tidak akan berjalan dengan baik.

Berbicara tentang cobaan di Bukit Singa Unta, para pengikut Biksu Tang memiliki segala macam keterikatan, seperti mentalitas pamer, kegembiraan hati, dan persaingan. Itulah sebabnya mereka jatuh. Di saat bersamaan, mereka memiliki keyakinan kepada Buddha dan memutuskan untuk terus maju meskipun menghadapi cobaan apa pun. Tentu saja, selama proses ini, Raja Kera juga sepenuhnya menggunakan kemampuan supernormal dan kebijaksanaannya sebagaimana diperlukan.

Guru berkata,

“Sesungguhnya saya tahu ketika kita sedang menyelamatkan manusia, bersamaan masih ada 15 persen karma yang belum tuntas dilenyapkan. Ini yang masih tersisa setelah menyelamatkan makhluk hidup selama lebih dari duapuluh tahun, ini amatlah besar, saya tahu. Oleh karena itu tekanan dan beban maha besar, yang harus saya hadapi, akan datang satu per satu. Menyelamatkan manusia sulit, bukan hanya sekadar diucapkan saja.” (“Bencana Fa”)

Oleh karena itu, ketika menghadapi cobaan ini, penting bagi kita untuk tetap memiliki keyakinan teguh kepada Guru dan Dafa. Kita perlu menyingkirkan keterikatan dan konsep manusia, serta memiliki hati yang lebih murni. Kita perlu sepenuhnya memanfaatkan kemampuan supernormal dan kebijaksanaan yang diberikan oleh Dafa. Dengan demikian, kita akan melihat keampuhan Dafa – karena kita telah memenuhi kriteria untuk menjadi pengikut Falun Dafa.

Artikel-artikel di mana para kultivator berbagi pemahaman mereka biasanya mencerminkan persepsi individu pada suatu titik waktu berdasarkan kondisi kultivasi mereka, dan disampaikan dengan maksud untuk peningkatan bersama.