(Minghui.org) Saya menulis artikel berbagi pengalaman saya terkait pengalaman melafalkan Fa baru-baru ini untuk dibagikan kepada praktisi lain.

Seiring saya terus melafalkan Fa, prinsip-prinsipnya terungkap lapis demi lapis. Xinxing saya terus meningkat, dan saya memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang Fa. Misalnya, saya dulu percaya bahwa apa yang Guru ajarkan tentang molekul, atom, dan proton sebagai tingkat dimensi yang berbeda sulit bagi saya untuk dipahami. Kali ini ketika saya melafalkan Fa, dan sampai pada bagian berikut, saya tiba-tiba mengerti apa yang Guru katakan:

“Anda semua tahu bahwa materi pada tingkat mikroskopis terdiri dari molekul, atom, proton bila diselidiki terus ke bawah, sekiranya pada setiap lapisan itu anda dapat melihat bidang dari lapisan tersebut, dan bukannya sebuah titik, akan terlihat bidang lapisan molekul, bidang lapisan atom, bidang lapisan proton, bidang lapisan inti atom, maka anda akan melihat bentuk eksistensi dari ruang dimensi yang berbeda.” (Ceramah 2, Zhuan Falun)

Luar biasanya, ternyata Fa Guru benar-benar jelas dan mudah dipahami. Saya seakan-akan telah melakukan perjalanan melintasi ruang dan waktu bersama Fa Guru dan melihat keberadaan di setiap tingkat dimensi yang berbeda. Itu memperluas pemahaman saya tentang benda-benda langit.

Ternyata benda-benda langit itu sangat luas, dan ruang hidup manusia sangatlah kecil. Di ruang yang sangat kecil ini, manusia bahkan lebih kecil dari bakteri. Prinsip Fa Guru yang luas membuat saya menyadari bahwa manusia harusnya rendah hati dan sopan, menghormati langit dan bumi, dan menghormati para dewa. Saya kemudian melepaskan keterikatan hati saya pada kesombongan dan memandang rendah terhadap orang lain beserta banyak konsep pikiran yang menyimpang yang saya dapatkan di bawah pengaruh jangka panjang indoktrinasi Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Pemahaman yang sama terjadi ketika saya melafalkan apa yang Guru katakan dalam, “Mengapa Umat Manusia adalah Masyarakat yang Tersesat

“Maha besarnya badan langit, para dewa, raja, penguasa, semuanya tidak mengetahui apa pun di luar dirinya,...”

Pikiran saya tiba-tiba terbuka, dan saya tahu bahwa saya adalah Dewa dari tingkat tinggi. Demi memperoleh Fa dan diselamatkan, saya datang ke dunia dalam Triloka, mengalami kesulitan dan melenyapkan karma, dan kembali ke dunia surga saya.

Setelah tercerahkan akan semua ini, saya tidak lagi membatasi pemahaman saya tentang berbagai masalah pada tingkat manusia. Saya mengesampingkan pikiran dan perasaan manusia, dan melangkah keluar dari tingkat manusia untuk melihat berbagai masalah dari tingkat yang lebih tinggi. Saya menyadari betapa dalamnya saya tersesat di dunia manusia, berjuang dan berusaha keras demi keuntungan kecil, menjalani kehidupan yang keras dan melelahkan, namun saya pikir itu adalah kebahagiaan.

Di masa lalu, ketika saya menghadapi kesengsaraan, saya akan mengatasinya dengan pikiran manusia, dan iblis akan memanfaatkan pikiran manusia saya untuk menciptakan kesengsaraan bagi saya, menyeret saya ke bawah dan tidak membiarkan saya melangkah keluar dari tingkat manusia. Jika kita ingin melenyapkan pikiran manusia dan keluar dari kesengsaraan, kita harus lebih banyak belajar Fa dan meningkatkan tingkat kita. Iblis-iblis itu tidak akan dapat menjangkau kita, dan kita dapat dengan mudah mengultivasi pikiran dan keterikatan manusia kita.

Pada suatu malam suami saya pulang dalam keadaan mabuk dan mengeluh bahwa saya tidak memasak dengan baik. Saya tidak mengatakan apa pun. Kemudian dia mulai mengumpat, berkata, “Kamu bahkan tidak berinisiatif untuk membayar pemeriksaan kendaraan (dia yang membayar biayanya pada sore itu), dan asuransi mobil akan segera jatuh tempo, dan saya harus membayarnya.” Saya berkata, “Saya akan membayarnya di masa mendatang. Bukankah saya biasanya mengisi bensin mobil?” Mendengar itu, dia semakin mengumpat, membanting meja, dan mengumpat keluarga saya. Suaranya begitu keras sehingga tetangga di lantai atas dan bawah dapat mendengarnya.

Saya merasa dirugikan dan hendak meninggalkan rumah, tetapi kemudian saya berpikir, “Saya seorang kultivator. Jika saya pergi, bukankah itu cara manusia untuk menghindari konflik? Bukankah kejahatan menggunakan suami saya untuk menciptakan konflik guna membantu saya menyingkirkan sifat-sifat manusiawi saya yang buruk? Saya tidak bisa dibodohi oleh kejahatan.” Saya segera mencari ke dalam, dan saya menemukan keterikatan saya untuk mencari keuntungan, mencari ketenaran, memiliki sentimentalitas, dan tidak ingin dikritik. Terlintas dalam pikiran saya, “Guru, saya tidak menginginkan keterikatan ini.” Saya mengambil uang dari dompet saya dan memberikannya kepada suami saya, sambil berkata, “Jangan marah. Uang adalah sesuatu di luar diri sendiri. Tidak perlu membuat kamu marah. Kamu menghabiskan 260 yuan hari ini, saya akan memberi kamu 300 yuan untuk itu dan 1.000 yuan lagi untuk asuransi mobil.” Kesombongan suami saya segera sirna dan dia berkata, “Tidak, tidak.” Saya terkejut menemukan bahwa ketika saya melepaskan keterikatan hati saya pada ketenaran, keuntungan, dan sentimentalitas, saya secara alami mencapai apa yang dikatakan Guru:

“Anda yang berlatih Gong dipukul bahkan tidak melawan, dicaci tidak membalas,...” (Ceramah 9, Zhuan Falun)

Keesokan paginya, ketika saya memancarkan pikiran lurus, sebuah pikiran terlintas di benak saya: Saya harus semurni bayi. Saya merasa seolah-olah ada bayi yang sangat murni di sisi kiri saya. Saya menyadari bahwa ketika saya melepaskan pikiran dan emosi manusia, dan melangkah keluar dari dunia manusia, saya akan menjadi semurni bayi yang baru lahir ini.

Artikel-artikel di mana para kultivator berbagi pemahaman mereka biasanya mencerminkan persepsi individu pada suatu titik waktu berdasarkan kondisi kultivasi mereka, dan disampaikan dengan maksud untuk peningkatan bersama.