(Minghui.org) Praktisi merayakan Hari Falun Dafa Sedunia yang akan datang, yang jatuh pada tanggal 13 Mei setiap tahun, pada tanggal 4 Mei 2025. Ini adalah peringatan 33 tahun Falun Dafa pertama kali diajarkan di depan umum di Tiongkok. Tanggal 13 Mei juga merupakan hari ulang tahun Guru Li Hongzhi, pencipta Falun Dafa. Di Sekolah Dasar Chyau Zhong di Kota Taichung, praktisi berbaris di belakang spanduk bertuliskan "Mengucapkan Selamat Ulang Tahun kepada Guru Terhormat." Mereka merapatkan kedua telapak tangan mereka sebagai tanda hormat dan berfoto serta merekam video untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Guru Li.
Praktisi Falun Dafa berkumpul di Taichung pada tanggal 4 Mei untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Guru Li Hongzhi.
Video: Praktisi Falun Dafa berkata, “Selamat Ulang Tahun kepada Guru Terhormat! Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.”
Dari berbagai lapisan masyarakat dan kelompok usia, mereka mempelajari ajaran bersama hari itu dan berbagi pengalaman kultivasi terkini mereka. Praktisi cilik melafalkan puisi dari buku Hong Yin dan menyanyikan “Falun Dafa Baik” untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada Guru.
Para praktisi mempelajari ajaran Falun Dafa bersama-sama.
Praktisi kecil melafalkan puisi dari Hong Yin dan menyanyikan “Falun Dafa baik.”
Berikut ini adalah beberapa pengalaman yang dibagikan praktisi hari itu.
Mengetahui Cara Bersyukur dan Merasa Puas
Lo Shi-ting, 53 tahun, bekerja di sebuah perusahaan media. Ia mengatakan bahwa ajaran Falun Dafa telah membuatnya lebih bersyukur atas hidupnya, dan ia merasa puas. Ia tampak lebih muda dari teman-temannya dan penuh energi.
Lo Shi-ting mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Guru Li. Ia berkata bahwa ia akan terus mengultivasi dirinya dan menjunjung tinggi tradisi dan kebaikan.
Salah seorang teman sekelas Lo di sekolah pascasarjana memberi tahu dia bagaimana kesehatannya membaik drastis setelah dia berlatih Falun Dafa dan bahwa dia tidak perlu minum obat lagi. Dia ingat bahwa dulunya dia selalu sakit dan hal itu membuatnya tertarik pada latihan tersebut. Lima tahun kemudian, dia menjadi seorang praktisi karena dia yakin bahwa latihan tersebut akan bermanfaat bagi bayinya yang belum lahir.
Di tempat kerja, Lo harus bekerja dengan seseorang yang kurang cakap dan kurang berpengetahuan dibanding dirinya dan bahkan menjadi atasannya. Ia merasa dirugikan dan kesal. Setelah menjadi praktisi, ia belajar untuk melepaskan rasa kesal itu karena ia tahu bahwa promosi jabatannya didasarkan pada jumlah kebajikan yang dimilikinya, bukan pada kemampuannya.
Sebagai mahasiswa jurusan seni, Lo dulunya lebih menyukai modernisme. Ia ingin tampil beda dan tidak terikat oleh tradisi. Ia tidak percaya pada gagasan pernikahan dan tidak yakin apakah ia menginginkan hubungan jangka panjang.
Kultivasi memungkinkannya melihat bahwa menyimpang dari kemampuan dasar dan keterampilan tradisional adalah cara yang salah. Ia berkata, “Saya akan berpegang teguh pada kebaikan dan tradisi serta melanjutkan kultivasi saya untuk mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada Guru.”
Menjadi Bahagia
Chang Shiue-Ching mengelola sebuah pertanian di Kabupaten Nantou. “Setelah saya menjadi praktisi, saya merasa bahagia dan sehat setiap hari. Saya berhenti menawar dalam segala hal dan tidak lagi merasa segala sesuatunya tidak adil.”
Chang dan suaminya menjadi praktisi pada tahun 1998 karena mereka ingin membantu anggota keluarga yang menderita kanker. Setelah beberapa lama, ia menyadari bahwa ia tidak lagi mengalami migrain dan punggungnya tidak lagi sakit. Ia menjadi ceria dan berhenti bertengkar dengan ibu mertuanya.
Ia berkata, “Dulu saya depresi. Rasanya seperti ada batu besar yang menekan hati saya. Kadang saya tidak bisa bernapas. Falun Dafa menyingkirkan batu itu dan membuat saya menjadi ceria dan tidak peduli dengan banyak hal.”
Suatu hari saat dia mengantar anaknya pulang, sebuah mobil mulai membuntutinya. Saat dia menepi ke sisi jalan untuk membiarkan mobil itu lewat, pengemudi itu menabraknya dari belakang, keluar dari mobil, dan memarahinya karena tidak tahu cara mengemudi. Dia bingung. Saat dia sampai di rumah, dia sudah melupakannya.
“Sebelum saya menjadi seorang kultivator, saya akan menjadi sangat marah sampai-sampai tidak bisa tidur,” katanya. Sebagai seorang introvert, dia tidak berani bertengkar dengan siapa pun dan sering menyembunyikan emosinya. “Kali ini ketika keluarga saya bertanya apa yang terjadi dengan bemper belakang saya, saya dapat dengan tenang mengatakan bahwa seseorang menabrak saya dari belakang.” Dia percaya bahwa kultivasi telah menempa sifatnya.
Pikiran Menjadi Tenang
Wu Min-Chen dari Kota Taichung dulunya adalah seorang pegawai negeri. Ia berkata bahwa, selama 24 tahun terakhir berkultivasi, pikirannya menjadi lebih tenang. “Saya memiliki sesuatu untuk diikuti, dan ajaran-ajaran mengarahkan saya ke arah yang benar, sehingga saya dapat menyesuaikan diri secara perlahan.” Ia berkata bahwa ini adalah perolehan terbesar dalam latihannya.
Wu Min-Chen bersyukur bahwa berkultivasi Falun Dafa telah membuatnya lebih tenang.
Ketika penganiayaan terhadap Falun Dafa dimulai di Tiongkok pada tahun 1999, Wu sangat ingin tahu tentang latihan tersebut karena "apa yang diserang Partai Komunis Tiongkok pastilah baik." Pada tahun 2001, seorang mantan teman sekelas mengundangnya untuk melakukan latihan Falun Dafa. Ia langsung setuju.
Ia dulunya menderita cedera tulang belakang, dan punggungnya sering sakit. Melalui kultivasi, sakit punggungnya berkurang secara signifikan. Namun, menurutnya, gesekan antarmanusia lebih mengganggunya. "Dalam konflik interpersonal, semuanya bergantung pada bagaimana Anda memandang masalah Anda sendiri," katanya. Melalui pencarian ke dalam, ia menemukan bahwa kepribadiannya membaik dan masalahnya cepat teratasi.
Hati Tenang Setelah Mengetahui Tujuan Hidup
Jiang Wei-Tung menjadi praktisi dua tahun lalu. “Hati saya menjadi begitu tenang—tidak seperti sebelumnya—karena latihan ini,” katanya. Ia belajar tentang tujuan hidup dan betapa pentingnya untuk terus gigih dalam jalur kultivasi.
Jiang Wei-Tung berterima kasih atas ajaran Falun Dafa yang membuatnya merasa tenang.
Ayahnya mempelajari agama Buddha, sehingga saat tumbuh dewasa, ia memiliki keinginan untuk naik ke alam yang lebih tinggi. Seorang temannya memberinya buku Zhuan Falun dan mengatakan kepadanya bahwa buku itu adalah "tangga menuju alam yang lebih tinggi." Setelah membaca buku itu, ia berpikir, "Meskipun buku itu ditulis dalam bahasa yang sederhana, prinsip-prinsipnya sangat mendalam."
Saat ia terus mempelajari buku tersebut, ia menyadari bahwa ia lebih memahami ajaran Buddha daripada ayahnya. Ia dulunya seorang Katolik, tetapi ia menyadari bahwa “Sejati-Baik-Sabar adalah kebenaran.” Ia berkata, “Kita berada di dunia sekuler ini bukan untuk bersenang-senang, tetapi untuk berkultivasi dan kembali ke rumah surgawi kita.”
Setelah mengetahui tujuan hidup, ia menjadi lebih tenang. “Saya beruntung dan bersyukur karena dapat belajar Falun Dafa. Saya berharap dapat lebih tekun dalam latihan saya sehingga saya tidak akan mengecewakan Guru Li.”
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org
Dunia Membutuhkan Sejati-Baik-Sabar. Donasi Anda dapat membantu lebih banyak orang memahami Falun Dafa. Minghui berterima kasih atas dukungan Anda.Dukung Minghui