(Minghui.org) Praktisi Falun Gong mengadakan kegiatan di Rotkreutzplatz pada tanggal 26 April 2025, untuk memperingati 26 tahun permohonan damai 25 April. Mereka memperagakan latihan Falun Gong, membagikan brosur, dan meningkatkan kesadaran akan penganiayaan brutal Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Gong (juga dikenal sebagai Falun Dafa).

Praktisi Falun Gong di Munich mengadakan kegiatan di Rotkreutzplatz pada tanggal 26 April 2025, untuk menandai peringatan 26 tahun permohonan damai 25 April.

Praktisi memperagakan latihan Falun Gong.

Orang-orang menandatangani petisi menyerukan diakhirinya penganiayaan.

“Saya melihat mereka melakukan latihan. Ini menarik. Saya pikir cara damai [dalam melakukan protes] ini sesuai dengan zaman. Saya telah berpartisipasi dalam banyak protes, yang tidak begitu damai. Ini sangat kontras,” kata Hartwig Tesar, seorang desainer antarmuka di industri otomotif.

Dia diam-diam mengamati aktivitas praktisi dari kejauhan, lalu berjalan langsung ke meja informasi untuk menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan oleh PKT.

Saat dia mendengar tentang penganiayaan oleh PKT selama 26 tahun, dia berkata itu luar biasa.

“Peristiwa ini benar-benar menarik perhatian saya,” kata Hartwig. “Saya pikir [penganiayaan] ini sangat tidak adil. Saya harus melakukan sesuatu, setidaknya menandatangani petisi.”

Ia mengatakan watak PKT tidak sesuai dengan prinsip Sejati, Baik, dan Sabar dari Falun Gong. “Kebaikan dan toleransi seperti ini, saling memaafkan seperti ini, sangat penting di era pasca-COVID-19,” katanya.

Hartwig mendoakan kesuksesan para praktisi, seraya menambahkan, “Acara seperti ini benar-benar dapat menarik perhatian semua orang terhadap penganiayaan yang dilakukan PKT terhadap Falun Gong.”

Acara Ini Damai

Orang yang lewat menandatangani petisi.

Psikolog pensiunan Veronika Franzke mengatakan bahwa dia menandatangani petisi di acara Falun Gong lainnya di Munich.

Ia mengatakan bahwa ia mengetahui tentang Falun Gong melalui surat kabar Swiss, dan kemudian melihat kegiatan praktisi di Moosach, Munich. “Itulah pertama kalinya saya berkesempatan untuk menandatangani petisi,” katanya, dan menyebutkan bahwa ia tersentuh oleh kedamaian acara tersebut.

Veronika mengatakan bahwa ia dapat merasakan energi dari para praktisi dan suasananya damai, yang menciptakan kontras yang jelas dengan penganiayaan yang mengerikan oleh PKT. "Penting bagi seseorang yang belum pernah mendengar tentang Falun Gong untuk melihat acara ini," katanya.

Orang yang lewat menandatangani petisi.

Hanna mengatakan acara yang diikuti para praktisi itu “Sangat damai, murni, dan tenang. Seperti meditasi.”

Dia menyebutkan bahwa dia memahami tentang penganiayaan PKT terhadap Falun Gong dan bagaimana PKT melarang orang-orang mempraktikkan Sejati, Baik, dan Sabar, karena dia berasal dari Yugoslavia, bekas negara komunis dan kedua orang tuanya adalah korban komunisme. Dia mengatakan bahwa dia masih sangat muda saat itu dan tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang bahaya komunisme, tetapi suaminya adalah orang Kuba dan mereka juga tinggal di Kuba, jadi mereka berdua memiliki pemahaman tentang masyarakat komunis.

Setelah menandatangani petisi, Hanna berkata, “Alasan [saya menandatangani] sangat sederhana. [Pengambilan organ paksa oleh PKT terhadap praktisi Falun Gong] tidak manusiawi. Setiap orang seharusnya memiliki hak mereka sendiri.” Ia berkata bahwa masyarakat komunis, “Tidak peduli dengan orang lain, dan orang lain tidak memiliki kekuasaan.”

Seorang wanita Tiongkok berbicara dengan seorang praktisi untuk waktu yang lama dan berkata bahwa dia sudah lama ingin menyatakan dukungannya terhadap Falun Gong.