(Minghui.org) Saat saya sedang berkendara melewati lampu hijau di persimpangan pada bulan Februari 2025, sebuah mobil dari arah berlawanan berbelok kiri ke jalur saya. Saya tidak dapat berhenti tepat waktu dan menabrak mobil lain. Meskipun kedua mobil rusak parah hingga kantung udara mengembang, tetapi tidak ada yang terluka.
Meskipun kesalahan atas kecelakaan itu sepenuhnya berada di pihak lain, saya menyadari bahwa kecelakaan ini sebenarnya adalah puncak dari masalah lama saya. Guru memanfaatkan proses ini untuk membantu saya meningkat dan mencapai standar seorang praktisi.
Menghilangkan Ideologi Partai Komunis Tiongkok
Setelah merenung, saya menemukan banyak kebiasaan mengemudi yang tidak baik yang berasal dari budaya Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang mengakar. Sebagai praktisi Falun Dafa pada masa pelurusan Fa, saya pikir bahwa waktu saya sangat berharga dibandingkan dengan orang lain dan menggunakan ini sebagai alasan untuk mengabaikan peraturan lalu lintas masyarakat biasa. Saya akan menerobos lampu kuning dan menyeberang jalan setiap kali saya pikir bahwa pejalan kaki berada pada jarak yang cukup aman. Saya akan berhenti sebentar di setiap rambu berhenti, mengecek ponsel untuk pesan teks saat menunggu lampu merah, dan tidak memperhatikan keadaan sekitar saat berkendara di persimpangan. Kalau dipikir-pikir, jika saya lebih memperhatikan kendaraan yang melaju, kecelakaan ini mungkin bisa dihindari.
Ketika pertama kali mengemudi di Amerika Serikat, saya mendapati orang Amerika pada umumnya sangat sopan. Pengemudi sering memberi jalan kepada pejalan kaki dan sering memberi isyarat kepada saya untuk berjalan lebih dulu ketika saya berpapasan dengan mereka di rambu berhenti. Hal ini sangat kontras dengan pengalaman saya saat mengemudi di Tiongkok. Saya gagal menerapkan sopan santun dan pertimbangan terhadap orang lain, dan bahkan menganggap remeh segala sesuatu. Orang-orang perlahan berhenti memberi jalan kepada saya dan saya mulai mengeluh tentang bagaimana orang-orang berubah menjadi lebih buruk tanpa menyadari bahwa hal ini mencerminkan sesuatu yang salah dengan diri saya.
Saya tidak menyadari bahwa karakter saya bermasalah, meskipun saya sama sekali bukan orang yang baik di jalan. Meskipun saya selalu memastikan jarak aman antara mobil dan pejalan kaki sebelum melewati rambu berhenti, kecepatan saya saat mengemudi masih mengkhawatirkan. Para praktisi harus selalu menjadi orang baik dan memperhatikan orang lain, baik di jalan maupun di luar jalan. Namun, mengapa saya tidak menyadari kurangnya kebaikan hati saya saat mengemudi?
Bercita-cita Luhur dan Memedulikan Hal-hal Kecil
Faktanya, pasangan saya (juga seorang praktisi) sering mengingatkan saya saat saya di jalan, “Jangan terburu-buru! Jangan terburu-buru!” Saya akan membantah, “Kita sudah terlambat” dan melanjutkan perilaku saya yang sudah mengakar. Jauh di lubuk hati, saya tidak percaya pada kepatuhan ketat terhadap aturan masyarakat biasa. Sebagai seorang kultivator yang dipercayakan dengan tugas dalam pelurusan Fa, saya berasumsi bahwa melanggar beberapa aturan kecil untuk menghemat waktu adalah hal yang dapat diterima.
Dua tahun lalu, saya dengan tidak sabar mencoba untuk menerobos lampu lalu lintas saat lampu lalu lintas masih kuning dan malah menerobos lampu merah. Saya membayar denda dan mendaftar dalam kursus mengemudi daring wajib. Namun, saya kurang memperhatikan selama kelas tetapi berhasil mendapatkan nilai penuh dengan menalar saat ujian. Tentu saja, saya gagal belajar dari kesalahan ini. Beberapa bulan kemudian, saya gagal melewati lampu kuning lainnya sebelum berubah menjadi merah. Ketika saya mengunjungi kantor polisi untuk membayar denda, polisi tidak dapat menemukan kejadian ini dalam sistem mereka dan akhirnya menyuruh saya untuk menganggap pelanggaran ini tidak terjadi.
Belakangan, saya mengetahui bahwa pelanggaran ini akan mengakibatkan SIM saya dicabut selama enam bulan. Saya menyadari bahwa Guru pasti telah melindungi saya dengan membatalkan surat tilang kedua, mencegah kejadian ini memengaruhi kehidupan saya sehari-hari dan kemampuan saya untuk mengerjakan proyek klarifikasi fakta. Kalau dipikir-pikir lagi, saya merasa malu. Yang lebih memalukan, meski saya menjadi lebih berhati-hati saat melewati lampu kuning, saya terus berdalih bahwa kebiasaan mengemudi saya yang buruk sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena saya sedang mengejar waktu.
Guru mengajari kita,
“Bercita-cita luhur dan memedulikan hal-hal yang kecil.” (“Orang Suci,” Petunjuk Penting Gigih Maju)
Kelalaian saya mengakibatkan masalah ini makin parah. Kita tidak dapat mengabaikan aturan masyarakat biasa dengan alasan bahwa kita sedang melaksanakan tugas terpenting di alam semesta. Masyarakat biasa juga merupakan bagian dari Fa!
Setelah kejadian ini, saya berjanji, “Guru, mohon maafkan saya. Saya pasti akan berubah kali ini! Saya tidak akan mencoreng nama baik pengikut Dafa saat mengemudi.” Orang-orang mulai dengan ramah memberi jalan kepada saya lagi. Sungguh,
“Rupa terbentuk dari hati.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Dajiyuan,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat 10)
Keterikatan pada Keuntungan Materi
Karena saya tidak pernah mempertimbangkan biaya saat berkontribusi pada proyek klarifikasi fakta, saya berasumsi bahwa saya tidak memiliki keterikatan pada keuntungan materi. Sebenarnya, saya tetap cerdik dan penuh perhitungan saat menghadapi masalah masyarakat manusia biasa. Misalnya, saya menggunakan berbagai kartu kredit untuk membeli berbagai jenis barang agar saya bisa mendapatkan potongan harga tertinggi. Saya menggunakan kupon diskon toko dan membantu orang tua saya mengumpulkan tunjangan lansia. Namun, saya tidak pernah menganggap ini sebagai keinginan untuk mendapatkan keuntungan materi karena saya yakin bahwa saya melakukan perbuatan baik dengan menyalurkan keuntungan ini ke sumber daya tambahan untuk Dafa. Sebenarnya, keinginan untuk mendapatkan keuntungan materi tersembunyi dalam tindakan saya.
Setelah kecelakaan itu, polisi memberi tahu saya bahwa rincian asuransi pengemudi lain akan disertakan dalam laporan polisi. Karena laporan akan dikeluarkan dalam dua hari, saya memutuskan untuk tidak menanyakan informasi ini kepada pengemudi lain. Terlebih lagi, saya merasa terguncang setelah kejadian yang mengancam jiwa ini. Namun, seiring berlalunya hari tanpa tanda-tanda laporan polisi, saya mulai khawatir. Saya tidak dapat memindahkan mobil saya, yang dikenakan biaya parkir yang besar di tempat parkir polisi, tanpa sepengetahuan perusahaan asuransi pihak lain. Terlebih lagi, jika pihak lain tidak diasuransikan, saya mungkin tidak akan memperoleh kompensasi apa pun karena saya tidak berencana untuk menuntut pengemudi tersebut.
Suatu hari ketika merenungkan masalah ini, sebuah petikan dari Zhuan Falun tiba-tiba muncul di benak saya.
“Anda tahu, setelah mencapai tingkat Arhat, peristiwa apa pun yang dialami tidak akan diletakkan ke dalam hati, segala urusan manusia biasa sama sekali tidak akan diletakkan ke dalam hati, dan selalu tertawa gembira, betapa besar telah dirugikan juga tertawa gembira tidak peduli. Bila benar-benar dapat berbuat demikian, anda sudah mencapai buah status Arhat tahap permulaan.” (Ceramah 9, Zhuan Falun)
Saya merenungkan bagian ini beberapa kali dalam hati sebelum saya memahami bahwa Guru sedang mencoba membimbing saya untuk mencapai standar kultivasi! Keinginan saya untuk mendapatkan keuntungan dan rasa takut dirugikan adalah keterikatan manusia. Setelah mengenali dan menyangkalnya, perasaan tidak nyaman saya pun lenyap. Selama tekad untuk berkultivasi masih ada, keterikatan apa pun akan segera disingkirkan oleh Dafa!
Menghilangkan Kebiasaan Buruk Saya yang Tidak Sabar
Kejadian ini memaksa saya untuk memperbaiki sifat tidak sabar saya yang selama ini ditutupi. Misalnya, saat mengantre di kasir, saya terus-menerus mengamati sekeliling dan beralih ke antrean yang bergerak paling cepat. Sering kali, antrean yang saya tuju tiba-tiba menjadi yang paling lambat. Begitu pula, saya mencoba beralih ke jalur tercepat saat berkendara di jalan raya.
Keterlambatan dalam memperoleh laporan polisi memicu ketidaksabaran saya dan ini tercermin dalam nada bicara saya setiap kali menelepon untuk menanyakannya. Pada hari ke-20, petugas yang menjawab panggilan saya bahkan tidak dapat memberi tahu saya alasan keterlambatan dalam mengeluarkan laporan. Saya menjadi sangat cemas dan bertanya-tanya apakah saya harus menghubungi seorang teman, yang suaminya adalah seorang pensiunan perwira polisi senior, untuk membantu saya memeriksa kantor polisi. Begitu pikiran ini terlintas di benak saya, sebuah petikan dari Zhuan Falun langsung terlintas di benak saya.
“Dengan begitu cerdik berarti berusaha mengejar kepentingan pribadi. “Siapa saja yang telah berbuat sewenang-wenang kepadamu, kamu cari gurunya, cari orang tuanya.” “Kalau melihat uang kamu harus pungut,” dengan cara ini dia dididik. Sejak kecil sampai dewasa bila anak ini makin banyak menerima hal-hal demikian, maka di dalam masyarakat manusia biasa dia berangsurangsur kian memuncak sifat egoisnya, sehingga dia akan mengambil keuntungan atas kerugian orang lain, dia akan kehilangan De.” (Ceramah 2, Zhuan Falun)
Saya menyadari bahwa Guru memberi tahu saya untuk tidak melakukannya. Ketika tiba saatnya memancarkan pikiran lurus, saya berpikir, “Saya adalah pengikut Dafa di masa pelurusan Fa. Mengapa saya harus cemas dengan masalah-masalah manusia yang sepele ini? Keadaan pikiran ini pasti salah, lahir dari konsep dan karma manusia. Saya harus menyangkalnya.” Selama lima menit pertama, saya fokus untuk menenangkan diri dan melenyapkan keadaan pikiran yang salah ini. Perasaan tidak nyaman segera lenyap dan saya menghabiskan 10 menit berikutnya untuk melenyapkan makhluk jahat seperti biasa.
Begitu saya selesai memancarkan pikiran lurus, saya menerima panggilan telepon dari kantor polisi yang memberi tahu saya bahwa laporan polisi telah keluar dan akan segera dikirimkan kepada saya. Penundaan yang menyayat hati ini sengaja diatur untuk membantu saya meningkatkan kultivasi. Jika laporan keluar tepat waktu, saya akan gagal mendeteksi keterikatan manusia saya yang mengakar.
Laporan polisi dengan jelas menyatakan bahwa pengemudi lain sepenuhnya bertanggung jawab. Saya mengirimkan laporan tersebut ke perusahaan asuransi pengemudi lain dan segera menerima kabar bahwa mereka akan segera memulai proses klaim. Perwakilan perusahaan juga meminta maaf atas keterlambatan tersebut, dengan menyatakan bahwa pengemudi mereka telah menyembunyikan fakta untuk mengurangi kesalahannya. Saya menyadari bahwa ini adalah pengingat untuk merenungkan perilaku saya sendiri. Bukankah saya juga memutarbalikkan fakta di masa lalu untuk menyesuaikan dengan konsep manusia saya atau untuk menghindari tanggung jawab? Saya memutuskan untuk merenungkan masalah ini.
Jika melihat ke belakang, saya seharusnya melepaskan kecemasan, kekhawatiran, dan keinginan manusiawi saya. Praktisi hanya perlu mengikuti keadaan secara wajar, menggunakan Fa untuk membimbing pikiran dan tindakan kita ketika suatu peristiwa terjadi, memperbaiki kesalahan kita dengan mencari ke dalam, dan memancarkan pikiran lurus untuk memusnahkan gangguan kekuatan lama. Kita harus percaya bahwa Guru akan membuat pengaturan terbaik untuk hasil akhirnya.
Artikel-artikel di mana para kultivator berbagi pemahaman mereka biasanya mencerminkan persepsi individu pada suatu titik waktu berdasarkan kondisi kultivasi mereka, dan disampaikan dengan maksud untuk peningkatan bersama.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org
Dunia Membutuhkan Sejati-Baik-Sabar. Donasi Anda dapat membantu lebih banyak orang memahami Falun Dafa. Minghui berterima kasih atas dukungan Anda.Dukung Minghui