(Minghui.org) Dalam kegiatan di Groningen pada 12 Juli 2025, praktisi Falun Dafa memasang papan informasi besar, memperagakan latihan, membagikan brosur, dan berbicara dengan pejalan kaki tentang penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT). Ketika papan informasi praktisi dirusak oleh para perusuh pro-PKT, penduduk setempat membantu melaporkan mereka ke polisi.

Groningen adalah ibu kota provinsi Groningen. Dengan populasi lebih dari 200.000 jiwa, kota ini merupakan salah satu dari sepuluh kota terbesar di negara ini. Kota ini juga merupakan pusat budaya dan pusat perdagangan terpenting di wilayah utara.

Praktisi memperkenalkan Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) dan memberi tahu orang-orang tentang penganiayaan PKT selama kegiatan di Groningen pada 12 Juli.

Banyak orang berhenti dan membaca papan informasi.

Penganiayaan Itu Mengerikan

Sepasang suami istri muda yang berhenti untuk membaca papan informasi memuji prinsip Sejati, Baik, Sabar dan mengatakan bahwa penganiayaan yang dilakukan PKT selama 26 tahun itu mengerikan.

Sepasang suami istri muda menandatangani petisi setelah mengetahui tentang penganiayaan tersebut.

Sang suami, seorang programmer komputer, berkata: “Ini mengerikan. Tidak seorang pun seharusnya dianiaya seperti itu. Saya percaya pada kebebasan beragama.” Sang istri, yang bekerja di bidang psikologi, menambahkan: “Itu gila; penganiayaan yang terjadi sungguh gila!” Mereka berdua menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan, berharap tanda tangan mereka akan membantu praktisi Falun Gong yang sedang dianiaya.

Kediktatoran PKT Adalah Kejahatan "Tak Terlukiskan"

Frederik Stanek dari Jerman mengatakan ia mengetahui tentang kejahatan PKT: “PKT sekarang lebih buruk daripada kediktatoran Stalin di bekas Uni Soviet dan Hitler di Jerman. Hal-hal mengerikan sedang terjadi di Tiongkok, termasuk penindasan terhadap praktisi Falun Gong dan perdagangan organ skala besar yang disetujui pemerintah.”

Frederik Stanek, seorang mahasiswa dari Jerman, mengatakan kediktatoran PKT sungguh jahat dan tak terlukiskan.

Ia berkata: “PKT memenjarakan dan menyiksa praktisi Falun Gong di Tiongkok. Banyak yang dibunuh untuk diambil organnya yang kemudian dijual kepada mereka yang membutuhkan transplantasi organ. PKT menghasilkan banyak uang. Kejahatannya tak terlukiskan.”

Keerthisri Sak, seorang mahasiswa jurusan hubungan internasional, mengatakan bahwa sungguh kejam dan mengerikan bagi praktisi Falun Gong disiksa dan dianiaya karena keyakinan mereka. Dia berkata: “Setiap orang berhak memilih keyakinan dan latihan mereka sendiri, dan berhak untuk hidup dalam kebebasan dan kedamaian.”

Keerthisri Sak mengatakan para pelaku harus diadili.

Dia mengatakan dia turut berduka atas para korban pengambilan organ paksa dan bahwa para pelaku harus diadili: "Banyak orang tidak tahu tentang ini, jadi penting untuk menyebarkan informasi ini."

"Ibu Saya adalah Seorang Praktisi"

Azadeh baru-baru ini pindah ke Belanda bersama suaminya. Setelah menandatangani petisi, dia memberi tahu para praktisi bahwa ibunya berlatih Falun Gong.

Dia berkata, “Ibu saya berlatih dengan tekun setiap hari. Dia sehat jasmani dan rohani. Dia tidak perlu ke dokter atau minum obat. Dia juga melakukan berbagai hal untuk membantu praktisi Falun Gong Tiongkok setiap hari. Melihat ibu saya pulih melalui latihan Falun Gong, saya mendukungnya dengan sepenuh hati.”

Warga Setempat Membantu Praktisi Falun Gong

Sekitar pukul 15.00, sekelompok orang berjalan melewati sebuah papan informasi, mencoret-coretnya dengan grafiti, lalu melarikan diri. Tindakan sabotase mereka yang mengganggu kegiatan pengumpulan tanda tangan damai para praktisi tidak disambut baik oleh warga Groningen. Papan informasi yang rusak menarik perhatian pejalan kaki, dan semakin banyak orang yang datang untuk menandatangani petisi.

Orang-orang menandatangani petisi.

Ketika beberapa orang mengatakan bahwa vandalisme semacam itu melanggar hukum Belanda dan harus dilaporkan ke polisi, seorang praktisi menelepon polisi. Para saksi mata yang memiliki rasa keadilan membantu praktisi Falun Gong dan mengonfirmasi kepada polisi apa yang telah terjadi. Polisi mencatat kejadian tersebut dan sedang melacak para pelaku.