(Minghui.org) Praktisi Falun Gong mengadakan rapat umum di Stephansplatz, Wina, Austria, pada 19 Juli 2025, untuk memprotes penganiayaan yang telah berlangsung selama 26 tahun yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT). Melalui pidato, foto, peragaan latihan, dan pertunjukan, praktisi memberi tahu publik tentang penganiayaan brutal yang dialami praktisi Falun Gong, yang mengikuti prinsip Sejati, Baik, Sabar, di Tiongkok sejak 20 Juli 1999. Banyak orang menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya kebrutalan tersebut.
Memprotes Penyiksaan dan Penganiayaan Selama 26 Tahun
Dalam pidato di acara tersebut, para praktisi menggambarkan penganiayaan berat PKT di Tiongkok selama 26 tahun terakhir. Hingga kini, praktisi di Tiongkok terus dianiaya dan bahkan disiksa hingga tewas hanya karena menjunjung tinggi nilai-nilai universal Sejati, Baik, Sabar. Menurut investigasi independen, ratusan ribu praktisi Falun Gong diyakini telah dibunuh untuk diambil organnya di penjara-penjara Tiongkok.
Praktisi Falun Gong mengadakan rapat umum di Stephansplatz, Wina, pada tanggal 19 Juli 2025.
Praktisi meningkatkan kesadaran akan penganiayaan genosida oleh PKT terhadap Falun Gong di Tiongkok.
Kantor Hak Asasi Manusia Wina mengeluarkan pernyataan yang mencerminkan dukungan pejabat publik untuk mengakhiri penindasan. Pernyataan tersebut berbunyi: “Melindungi hak asasi manusia—terutama hak kelompok minoritas dan kebebasan berpikir serta hati nurani—merupakan misi universal. Sebagai kota yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, Wina berkomitmen pada prinsip-prinsip ini dan secara aktif berupaya memastikan hak-hak ini ditegakkan dalam kehidupan sehari-hari.”
Pesan Kebenaran Sangat Menyentuh Penonton
Sepanjang acara, para praktisi memperagakan latihan Falun Gong dan bahkan memperagakan kembali pengambilan organ paksa oleh PKT. Banyak orang menandatangani "Petisi Internasional G7+7 untuk Mengakhiri Pengambilan Organ Paksa," yang mendesak negara-negara G7 dan tujuh negara di Asia-Pasifik untuk memberikan informasi guna melindungi warga negara mereka dari keterlibatan dalam kejahatan PKT, serta menyelidiki dan meminta pertanggungjawaban para pelaku.
Sebuah reka ulang pengambilan organ paksa oleh PKT
Orang-orang menandatangani petisi menyerukan diakhirinya penganiayaan.
Beberapa pejalan kaki sangat tersentuh oleh peristiwa tersebut. Seorang dokter terkejut setelah berbicara dengan praktisi, dan dua perempuan menyebut penganiayaan tersebut memilukan. Yang lain merekam video peristiwa tersebut, menandatangani petisi, atau menyatakan keinginan untuk membantu. Dukungan datang dari berbagai latar belakang, termasuk seorang perempuan Bosnia, sebuah keluarga Israel, sepasang suami istri dari Hanover, dan seorang pria yang melarikan diri dari Tiongkok.
Setelah berbicara dengan praktisi, 14 warga negara Tiongkok melepaskan keanggotaan mereka di PKT dan organisasi afiliasinya selama kegiatan tersebut.
“Sejati-Baik-Sabar Penting Bagi Kita Semua”
Praktisi Falun Gong memperagakan lima perangkat latihan.
Dua praktisi membawakan lagu yang mengungkapkan kesedihan atas penganiayaan yang sedang berlangsung, dan sangat menyentuh hati banyak pejalan kaki.
Seorang turis lansia dari Jerman berbincang dengan seorang praktisi selama acara tersebut. "Sejati, Baik, Sabar adalah nilai-nilai penting bagi kita semua," ujarnya. Ia yakin para praktisi yang bermeditasi di alun-alun benar-benar mengamalkan prinsip-prinsip ini. Meditasi mereka yang tenang dan terfokus di tengah keramaian meninggalkan kesan yang mendalam baginya.
Sepasang lansia dari Inggris Raya menyaksikan Falun Gong untuk pertama kalinya dan mereka tampak hangat dan suportif. Wanita itu mengungkapkan minatnya untuk mempelajari latihan ini.
Seorang wanita Ukraina yang tinggal di Wina mengatakan dia akan bergabung dengan kelompok latihan Falun Gong setempat di Taman Kota Wina.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org