(Minghui.org) Saya telah berlatih Dafa selama 29 tahun. Banyak praktisi yang saya kenal kini sudah lanjut usia, dan saya dianggap sebagai praktisi muda. Saya telah menyaksikan para praktisi mengalami berbagai bentuk penganiayaan selama bertahun-tahun, yang mengakibatkan kerugian besar dalam upaya penyelamatan orang-orang di daerah kami. Saya ingin menceritakan beberapa alasan mengapa menurut saya praktisi yang saya kenal dianiaya, agar di masa mendatang kami dapat menjalani jalur kultivasi dengan lebih baik.
Tidak Tahu Cara Menggunakan Pusaka yang Diberikan Guru kepada Kita – Mencari ke Dalam
Ada banyak alasan mengapa praktisi dianiaya. Pertama-tama, saya ingin membahas hal ini dari perspektif mencari ke dalam, pengalaman saya sendiri, dan situasi para praktisi di wilayah saya yang dianiaya.
Hal yang paling menyakitkan adalah melihat praktisi yang saya kenal meninggal dunia. Beberapa merasa mengklarifikasi fakta sama dengan kultivasi, sehingga mereka merasa telah melakukan tiga hal dengan baik. Namun, mereka tidak dapat melepaskan beberapa konsep, dan akhirnya kehilangan tubuh mereka karena kekuatan lama memanfaatkan celah mereka. (Keterikatan ini termasuk nafsu, kebencian, menggunakan sumber daya Dafa untuk kepentingan pribadi, dan sebagainya.) Beberapa praktisi berulang kali dipenjara dan mengalami karma penyakit.
Banyak dari mereka adalah praktisi lama yang telah mengalami pasang surut, dan keyakinan mereka terhadap Dafa serta praktik kultivasi terlihat jelas. Namun, saya mengamati bahwa hampir semuanya memiliki masalah yang sama. Selama konflik atau kesulitan, mereka tidak tahu bagaimana mencari ke dalam diri sendiri. Mereka berhenti pada kriteria seseorang dengan standar tinggi: "Saya perlu lebih toleran dan menerapkan standar yang lebih tinggi."
Misalnya, seorang praktisi mungkin berpikir: Saya tidak membuatnya marah, mengapa tiba-tiba dia memaki saya? Dia salah paham dengan niat saya. Saya seorang praktisi, seharusnya saya tidak seperti dia. Mungkin dia sibuk dan tidak punya waktu untuk banyak belajar Fa, jadi saya harus memaafkannya dan bersimpati dengannya. Praktisi itu berpikir dia telah melewati ujian dan kultivasinya meningkat. Dia tampak baik hati. Tetapi apakah kultivasinya telah meningkat? Sebenarnya, tidak. Dia berhenti pada standar manusia biasa dan tidak mencari ke dalam seperti yang Guru ajarkan.
Kita telah berkultivasi selama bertahun-tahun, dan kita tidak ingin hanya menjadi orang baik di antara manusia, bukan? Lalu apa yang menghalangi kita untuk mencari ke dalam? Saya pikir konsep dan keterikatan yang seharusnya kita singkirkan selama konflik justru yang menghalangi kita, dan mencegah kita untuk memeriksa diri sendiri, pasti ada sesuatu yang belum saya lakukan dengan benar yang membuatnya tidak nyaman. Mungkinkah cara saya menangani berbagai hal kurang baik atau pikiran saya tidak sesuai dengan Fa? Guru sedang memanfaatkan orang tersebut untuk membantu saya menemukan kekurangan saya.
Jika Anda masih belum menemukan masalahnya, pikirkan lagi. Mungkin kita memiliki konsep dari kehidupan lampau yang tidak kita sadari. Maka, saya harus mencari kedalam tanpa syarat seperti yang Guru ajarkan. Sebagai seorang praktisi, tidak ada yang kita alami secara kebetulan. Jika seseorang benar-benar tidak dapat menemukan masalahnya, maka kita harus berpikir, oh, itu karma saya. Kita harus mencari ke dalam di tengah penderitaan. Pasti ada sesuatu yang perlu kita ubah, agar kita dapat berasimilasi dengan Fa.
Jika kita memang tidak dapat menemukan kesalahan kita dan kita benar-benar ingin tahu jawabannya, apa yang harus kita lakukan? Kita harus memiliki keinginan yang kuat: Saya ingin tahu apa masalah saya. Saya ingin meningkatkan kultivasi saya! Guru akan melihat keinginan kita untuk meningkat dan membantu kita. Fa itu tak terbatas, dan Guru memiliki cara untuk membantu kita memahaminya. Namun, prasyaratnya adalah kita harus ingin meningkatkan diri! Ini adalah langkah yang krusial.
Guru berkata,
“Yang dipandang oleh Buddha adalah anda di saat mengucapkan sumpah apakah dengan sungguh hati atau tidak, bersamaan juga melihat apakah anda berkultivasi dengan sungguh-sungguh atau tidak.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Houston)
Karena ada prinsip di alam semesta, setiap orang berhak membuat pilihannya sendiri. Jika Anda ingin meningkat, Guru akan membantu Anda, jika Anda tidak ingin meningkat, Guru tidak bisa berbuat apa-apa.
Fenomena tidak mencari ke dalam dan kurangnya keinginan kuat untuk menemukan masalah merupakan hal yang umum. Hal ini khususnya terjadi di kalangan praktisi lanjut usia. Mungkin karena pemahaman kita terbentuk di antara orang biasa terlalu lama dan keterikatannya terlalu dalam, atau karena kita gagal mencari ke dalam setiap kali menghadapi ujian dan melindungi konsep yang seharusnya telah disingkirkan. Akibatnya, konsep tersebut menjadi keras kepala. Pada akhirnya, konsep ini berbalik dan mengendalikan kesadaran utama. Ketika orang ini mencoba mencari ke dalam, konsep tersebut justru menghalanginya.
Dia membuat Anda mencari sebab-sebab eksternal dan terjebak dalam benar dan salah yang terlihat pada tingkat manusia, dan terus-menerus mengatakan bahwa Anda benar. Dia menyebabkan segala sesuatunya berubah sesuai dengan niat pikiran Anda. Dia akan membuat Anda mendengar hal yang salah atau melihat tipu daya untuk memperkuat anggapan bahwa Anda benar. Dia membuat segala macam alasan kuat muncul di benak Anda atau menggunakan "ini gangguan kekuatan lama" untuk menghentikan Anda mencari ke dalam. Dia menjebak Anda dalam egoisme yang kuat. Anda akhirnya merasa segala sesuatunya sangat tidak adil dan tidak ada yang bisa dipercaya. Dengan demikian, Anda mengisolasi diri.
Praktisi yang tidak memiliki pemahaman Fa yang jelas mudah menggunakan gangguan kekuatan lama sebagai alasan. Guru berkata tidak mengatur kesengsaraan pribadi apa pun setelah 20 Juli, jadi jika ada gangguan, pastilah kekuatan lama yang melakukannya.
Guru berkata,
“Perihal diganggu ini, anda jangan selalu beranggapan bahwa siapa telah mengganggu saya niscaya harus dibasmi, siapa pun tidak boleh mengganggu. (Hadirin tertawa) Tetapi mengapa anda tidak berpikir sejenak, mengapa dia mengganggu anda? Mengapa anda dapat diganggunya? Apakah diri sendiri terdapat suatu keterikatan? Ada yang tidak dapat dilepas? Mengapa justru tidak melihat pada diri sendiri? Sebab yang sebenarnya terletak pada diri ini, dia baru dapat menyusup celah kekosongan! Bukankah anda ada Shifu yang memerhatikan?” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Wilayah Metropolitan New York, Ceramah Fa di Berbagai Tempat 3)
“Saya beri tahu anda sekalian, biarpun muncul konflik macam apa pun, timbul keadaan yang bagaimanapun, itu sudah pasti karena terdapat kebocoran pada diri kita sendiri, hal ini adalah pasti. Jika tidak ada kebocoran, siapa pun juga tidak dapat menyusup celah kekosongan ini.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Wilayah Metropolitan New York, Ceramah Fa di Berbagai Tempat 3)
Berbicara hal ini, ada yang perlu kita perhatikan. Praktisi sering kali bersikap ekstrem dalam memahami ajaran Guru. Ini karena kita menggunakan konsep manusia untuk belajar Fa – kita menerima hal-hal yang sesuai dengan konsep kita dan menolak hal-hal yang bertentangan dengan konsep kita. Akibatnya, kita gagal memahami makna sejati di balik prinsip-prinsip Fa. Untuk menghindari masalah akibat kurangnya pemahaman yang jelas tentang Fa, cara terbaik adalah dengan rendah hati. Kita harus mendengarkan pemahaman praktisi lain tentang Fa. Ini adalah cara yang ampuh untuk membantu menembus konsep dan mendapatkan pemahaman Fa yang lebih baik. Ini membantu mendorong kita ke arah yang benar.
Misalnya, seorang praktisi lansia setempat mampu menghadapi penganiayaan dengan pikiran lurus yang kuat dan tampak tekun menjalankan tiga hal. Tahun ini, dia tiba-tiba mengalami masalah kesehatan yang parah. Ketika kesadarannya tidak jernih, dia secara tidak sengaja mengungkapkan kebenciannya terhadap para praktisi yang telah terpendam di hatinya selama bertahun-tahun.
Para praktisi yang mendengar kata-katanya tercengang karena dia memendam hal-hal ini begitu dalam. Dari apa yang dia katakan, kriteria yang dia gunakan untuk menilai benar dan salah adalah konsep dan cara dia melakukan sesuatu dalam jangka waktu yang lama. Hal itu tidak sejalan dengan Dafa. Dia tidak memandang orang atau hal-hal yang membuatnya menyimpan dendam dari perspektif kultivasi. Dia tidak tahu bagaimana mencari ke dalam dan hanya terpaku pada apa yang benar dan salah di permukaan.
Keyakinan dan tekad praktisi lanjut usia untuk berkultivasi dengan baik telah menjadi penyemangat yang tak henti-hentinya bagi praktisi yang lebih muda. Para praktisi lanjut usia ini telah melewati berbagai kesulitan hidup dan gejolak sosial. Belas kasih dan ajaran Guru yang mendalam menjelaskan perubahan emosi manusia yang mereka hadapi dalam hidup, sehingga mereka sangat menghargai Dafa.
Namun, kultivasi adalah hal yang sangat serius, dan meningkatkan taraf kondisi seseorang tidak hanya bergantung pada tekad saja.
Seseorang harus menanggung kesulitan dalam kultivasi karena karma. Namun, ketika kita menghadapi berbagai macam konflik yang menyentuh hati, konsep kita membuat kita berperilaku seperti orang biasa dan kita terjebak dalam menilai siapa yang benar dan salah, dari pada membedakan siapa diri kita yang sebenarnya pada saat yang krusial ini. Dengan demikian, konsep kita terlindungi berulang kali. Hal ini menjadi ujian yang tak dapat kita lalui.
Tak seorang pun tahu berapa lama sisa hidup mereka. Beberapa praktisi diingatkan untuk mencari ke dalam diri sendiri ketika kejahatan mengeksploitasi celah mereka. Sekalipun mereka menyadari perlunya melihat kondisi kultivasi mereka, kesadaran utama mereka sudah lemah dan lebih buruk lagi, tidak jernih. Beberapa bahkan mulai meragukan Guru dan Fa.
Saya tidak menghakimi apakah seorang praktisi benar atau salah. Saya hanya menganalisis situasi dari perspektif Fa. Inilah salah satu alasan utama mengapa saya merasa banyak praktisi yang tampaknya melakukan tiga hal dengan baik justru menghadapi berbagai macam penganiayaan – mereka tidak mengubah diri mereka secara fundamental. Ada pepatah lama: "Meletakkan pisau jagal dan langsung menjadi Buddha mustahil; itu baru permulaan." Tanpa fondasi yang kokoh dalam kultivasi, tanpa kebiasaan melepaskan keuntungan dan keterikatan, kita tidak akan memiliki pikiran lurus yang kuat untuk mengguncang kejahatan. Mencari ke dalam diri sendiri adalah persyaratan paling dasar seorang praktisi, yang lainnya hanyalah omong kosong belaka.
Mencari ke dalam tanpa syarat adalah cara tercepat, termudah, dan menguntungkan untuk menyelesaikan konflik dan meningkatkan kultivasi. Jika kita terbiasa mencari ke dalam, dan mampu dengan rendah hati mendengarkan pengingat serta saran dari praktisi lain, kita akan terhindar dari banyak kerugian. Mencari ke dalam hanya akan memberikan keuntungan dan tidak ada kerugiannya, jadi mengapa kita enggan melakukannya? Itu karena kita terhalang oleh konsep kita yang tak mau mati.
Tidak Menyingkirkan Keterikatan Fundamental Kita
Guru berkata,
“Ada praktisi keterikatan dasarnya masih saja belum disingkirkan, ini adalah masalah pokok apakah anda adalah seorang pengikut Dafa.” (Ceramah Fa di San Fransisco)
Keterikatan fundamental memiliki hubungan penting dengan kultivasi masa kini di masa pelurusan Fa, maka kita harus menemukan keterikatan fundamental kita.
Saya ingin membahas dampaknya terhadap kultivasi kita ketika kita tidak menyingkirkan keterikatan fundamental kita. Beberapa tahun yang lalu, saya mengalami masalah di rumah yang berkaitan dengan latihan Falun Dafa saya dan bagaimana hal itu memengaruhi masa depan anggota keluarga saya. Hal ini membuat saya semakin takut. Seolah-olah ada batu besar di hati saya, saya berada dalam penderitaan yang mendalam. Ketika saya membaca Fa bersama praktisi lain, saya dengan jujur menceritakan situasi saya kepada mereka. Mereka dengan sabar menganalisis dan berbagi pemahaman dari berbagai sudut pandang. Saya merasa ketakutan saya sedikit demi sedikit berkurang, seperti mengupas bawang. Namun entah mengapa, jauh di lubuk hati saya, sebuah bayangan sering muncul dan dalam sekejap, saya kembali ke kondisi tertekan dan ketakutan itu.
Suatu hari, saat belajar Fa bersama para praktisi, saya berkata tanpa berpikir: "Andai saja saya bisa berkultivasi di pegunungan dan hutan lebat." Rasanya ingin menangis saja. Sejak muda, saya selalu percaya pada Dewa dan Buddha, dan saya dengan senang hati berlatih Falun Dafa selama bertahun-tahun. Kata-kata tak mampu mengungkapkan kegembiraan saya saat menemukan tujuan hidup. Namun, ke mana perginya perasaan sakral dan bahagia dari berlatih kultivasi? Mengapa saya merasa kultivasi begitu sulit? Ini bukan kondisi yang saya inginkan!
Saya tahu apa yang saya katakan tidak sesuai dengan Fa—saya hanya mengungkapkan ketidakberdayaan saya. Kondisi ini berlangsung selama beberapa bulan. Saya belajar Fa dan memancarkan pikiran lurus untuk menyingkirkannya, tetapi tidak ada yang berubah. Saya benar-benar ingin tahu: apa masalah saya?!
Suatu malam, saya bermimpi sangat jelas: air terus-menerus keluar dari tempurung lutut saya. Saya menyeka air itu dengan serbet. Air itu berhenti keluar, yang muncul justru zat kental dan transparan. Ketika saya bangun, saya tidak tahu apa arti mimpi itu. Saya memutuskan untuk tidak memikirkannya. Namun, saya tahu mimpi itu memiliki arti tertentu, karena terlalu jelas.
Setelah sarapan, entah kenapa, tiba-tiba saya teringat membaca artikel Guru "Melangkah Menuju Kesempurnaan". Saya mulai membacanya dengan penuh semangat. (Setiap kali saya menceritakan kejadian ini, saya ingin menangis. Setiap pengikut Dafa telah merasakan perlindungan Guru. Guru lebih menyayangi kita daripada kita menyayangi diri sendiri). Saat membaca artikel itu, saya teringat akan keterikatan fundamental saya.
Saya teringat apa yang Guru katakan,
“Orang Xiulian dahulu mengatakan: "Saya sedang melakukan apa," "Saya hendak melakukan apa," "Saya hendak memperoleh apa," "Saya sedang Xiulian," "Saya mau jadi Buddha," "Saya ingin mencapai apa," sebenarnya semua juga tidak terpisah dari keegoisan tersebut. Tetapi yang saya minta kalian harus capai ialah kesempurnaan yang sungguh murni, tanpa egois, Fa lurus dan kesadaran lurus yang sesungguhnya. Barulah bisa mencapai selama-lamanya tidak musnah.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Swiss)
Memang, mengapa saya ingin menjadi Buddha? Dunia Buddha itu sempurna, manusia saling bertarung di dunia manusia, ada lahir, tua, sakit, dan mati, menjadi manusia adalah menderita, saya ingin menjadi Buddha dan terbebas dari penderitaan manusia serta mencapai kebahagiaan abadi. Bukankah ini sifat dasar makhluk di alam semesta lama – keegoisan? Menggunakan Dafa untuk mendapatkan kebahagiaan yang saya kejar, bukankah ini keterikatan fundamental saya? Guru melihat ini, begitu pula kekuatan lama.
Mengapa Guru berulang kali mengatakan kepada kita untuk menyingkirkan keterikatan fundamental kita? Itu karena kita tidak dapat memasuki alam semesta baru dengan berpegang pada keterikatan fundamental ini – keegoisan.
Karena saya tidak menyadari keterikatan fundamental saya, saya tidak menyingkirkannya ketika kekuatan lama menggunakannya sebagai alasan untuk menganiaya saya, di bawah tekanan kamp kerja paksa, ketika hati saya terusik oleh emosi manusia. Hal itu membuat saya tidak bahagia dan menyebabkan saya menderita. Hal ini menyentuh keterikatan fundamental saya – ego, "saya", menyerah padanya dan tidak dapat lulus ujian. Melihat ke belakang, meskipun telah berlatih kultivasi selama bertahun-tahun, karena saya berpegang teguh pada keterikatan fundamental saya, hal itu menyebabkan banyak kerugian dalam kultivasi saya.
Saat membaca "Melangkah Menuju Kesempurnaan", saya tiba-tiba mengerti, seolah sebuah pintu terbuka di benak saya. Saya berteriak keras, dan rasanya seperti sebuah pencerahan. Jalan salah yang saya tempuh, proses kultivasi saya selama dua dekade terakhir, muncul dengan jelas di benak saya. Seolah-olah saya tiba-tiba menyadari bagaimana saya menghadapi setiap ujian dan apa yang membuatnya begitu sulit bagi saya.
Tiba-tiba saya mengerti apa yang Guru coba sampaikan melalui mimpi itu: sebagian besar isinya tulang-tulang di tempurung lutut saya, begitu banyak air yang keluar dari tulang-tulang itu, artinya fundamental saya berlatih kultivasi tidaklah murni. Substansi bening akhirnya keluar, artinya hanya setelah semua airnya hilang, saya dapat mengultivasi hal-hal baik. Seperti seseorang yang tersesat di hutan untuk waktu yang lama, saya akhirnya menemukan arah yang benar. Sejauh apa pun jalan menuju rumah, saya tahu arah mana yang harus saya tuju.
Saya merasa telah mengecewakan Guru dan makhluk hidup yang telah memercayai saya untuk menyelamatkan mereka. Saya juga tersentuh oleh perlindungan dan perhatian Guru yang tak henti-hentinya bagi para praktisi.
Meskipun saya menemukan keterikatan fundamental saya, bukan berarti saya telah sepenuhnya menghilangkannya. Saya masih memiliki banyak keterikatan lain. Namun, sekarang saya tahu cara mengungkap, menekan, dan menyingkirkannya setiap kali saya menghadapi masalah. Dengan demikian, saya terus-menerus melenyapkan sumber keterikatan ini, yaitu keegoisan, sedikit demi sedikit.
Beberapa praktisi berpikir bahwa semua keterikatan berasal dari keegoisan, jadi fokuslah untuk menyingkirkannya. Berpikir seperti ini memang tidak salah, tetapi keterikatan fundamental setiap orang berbeda dan jalan mereka pun berbeda. Keterikatan fundamental setiap orang akan menyebabkannya tersandung. Dalam prosesnya, dia belajar dan tercerahkan oleh Fa. Lebih lanjut, keterikatan fundamental setiap orang akan menentukan dan mengendalikan jalur kultivasinya. Berbagai keterikatan kita ibarat cabang-cabang pohon dan semuanya berasal dari akar pohon itu sendiri. Keterikatan fundamental adalah akar pohon itu sendiri. Jika kita tidak mencabut akarnya, hanya memangkas cabang-cabang di permukaannya, akarnya akan terus tumbuh. Pendekatan terbaik adalah melakukan apa yang Guru ajarkan kepada kita.
Tidak Berpijak dari Perspektif Kultivasi Pelurusan Fa
Tidak egois adalah perbedaan fundamental antara alam semesta baru dan lama. Membantu Guru dalam menyelamatkan manusia adalah perbedaan fundamental antara praktisi Falun Dafa dan para kultivator di masa lalu.
Mengapa kita berani bertindak sesuka hati ketika kita terjerat dalam konflik dan menyelamatkan orang? Salah satu alasan utamanya adalah kita tidak memiliki kesadaran yang jelas tentang kultivasi pelurusan Fa. Dengan demikian, kita tidak dapat menyeimbangkan hubungan antara diri kita sendiri dan makhluk hidup. Kita tidak menyadari bagaimana kultivasi kita memengaruhi hidup dan mati makhluk hidup! Tanpa menyadarinya, kita menjadi terfokus pada kultivasi pribadi. Karena titik awal kita salah, kekuatan lama mudah menciptakan masalah bagi kita. Itulah sebabnya kita tidak mampu menyingkirkan konsep manusia tertentu dan mendapati diri kita dalam kesengsaraan untuk waktu yang lama.
Tidak berpijak dari titik awal yang benar, kita tidak akan memiliki pikiran lurus yang murni dan kuat untuk menyelamatkan makhluk hidup. Kita akan terjebak dalam keegoisan dan tidak mampu berperilaku sebagai praktisi. Akibatnya, makhluk di sekitar kita musnah dan baik yang bukan praktisi maupun makhluk di belakangnya tidak dapat diselamatkan. Belas kasih terbesar di alam semesta adalah menyelaraskan dan menyempurnakan apa yang Guru inginkan. Namun, tanpa sadar kita berpijak berseberangan dengan Guru dalam menyelamatkan orang dan kita menyebabkan hambatan. Itu adalah dosa besar! Itu tidak hanya memusnahkan makhluk hidup, tetapi juga membahayakan kita.
Berpijak dari titik yang salah juga terlihat ketika kita melakukan tiga hal. Seiring berjalannya waktu dalam kultivasi pelurusan Fa, kita mudah terjebak dalam praktik kultivasi mekanis. Tanpa disadari, kita belajar Fa, berlatih Gong, dan memancarkan pikiran lurus demi kesempurnaan pribadi, demi kesehatan, atau karena tidak ingin dianiaya. Kita seharusnya belajar Fa untuk berasimilasi dengan Fa agar memiliki kekuatan untuk menyelamatkan manusia. Kita memiliki kesehatan yang baik agar dapat menyelamatkan manusia dan memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkan unsur-unsur jahat yang menghalangi kita menyelamatkan manusia. Seiring berjalannya waktu, kita kehilangan belas kasih untuk segera menyelamatkan manusia, serta tekad dan misi untuk membantu Guru menyelamatkan manusia, yang membuat kita mengambil risiko datang ke bumi. Ketidakpekaan seperti itu terus-menerus menunda waktu untuk menyelamatkan manusia dan menghalangi kita mencapai standar yang dituntut Fa.
Ketika kita terus terjebak dalam kesulitan atau menemui jalan buntu dalam melakukan sesuatu, kita harus melihat apakah titik awal kita egois. Segalanya akan berubah dan kita akan menemukan jalan keluar jika pijakan kita benar.
Dalam artikel "Fahui Tiongkok | Dengan Pikiran Lurus Melenyapkan Penganiayaan “Dibebaskan dengan Jaminan", penulis bergumul dengan berbagai konsep dan ketakutan, serta dengan diri sendiri dan menyelamatkan orang. Ketika dia mengingatkan dirinya sendiri bahwa dia adalah seorang praktisi pelurusan Fa dan hanya memikirkan penyelamatan orang, dia tanpa lelah menulis surat dan secara pribadi mengklarifikasi fakta kepada mereka yang menganiayanya. Pikiran yang baik dan tanpa pamrih seperti itu berhasil menembus penganiayaan. Berikut petikan artikel tersebut: "Selalu ingat bahwa menyelamatkan orang adalah misi kita. Mulailah dengan mengklarifikasi fakta kepada petugas polisi yang terlibat langsung dalam penganiayaan, dan dekati mereka dengan belas kasih. Prioritas kita untuk menyelamatkan orang, terutama mereka yang terlibat langsung dalam penganiayaan, menunjukkan kebajikan pengikut Dafa. Dengan kemurnian seperti itu, siapa yang berani mencelakai kita? Penganiayaan jahat akan hancur dengan sendirinya."
Jalan kultivasi kita sangat sempit, jadi kita harus lurus! Setiap pikiran yang tanpa pamrih, setiap kebaikan yang ditunjukkan kepada orang lain, setiap penolakan terhadap diri palsu akan memungkinkan kita merasakan transformasi dalam pikiran dan tubuh kita ketika kita berasimilasi dengan Fa.
Kita harus menghargai dan memperlakukan pelurusan Fa dengan serius! Kesempatan ini belum pernah ada sebelumnya! Guru berkata,
“Bila anda tidak dapat menjalani, bila anda tidak sanggup berkultivasi maka mulai sekarang anda jangan berkeinginan untuk Xiulian lagi. Kecuali iblis yang akan menipu anda, tidak ada yang mengajar anda lagi, selanjutnya anda juga jangan berkultivasi lagi. Bila saya tidak dapat menyelamatkan anda, siapa pun juga tidak dapat menyelamatkan anda.” (Ceramah 8, Zhuan Falun)
Saya merasa sedih dan kehilangan setiap kali membaca ini. Rasanya seperti putus asa ketika seseorang kehilangan kesempatan untuk berlatih kultivasi selamanya, padahal dia telah menunggu begitu lama. Kita hanya bisa melakukan dengan baik, tidak ada cara lain.
Artikel-artikel di mana para kultivator berbagi pemahaman mereka biasanya mencerminkan persepsi individu pada suatu titik waktu berdasarkan kondisi kultivasi mereka, dan disampaikan dengan maksud untuk peningkatan bersama.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org