(Minghui.org) Saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1997. Selama lebih dari 20 tahun, saya telah dibimbing oleh prinsip Zhen-Shan-Ren ( Sejati-Baik-Sabar) dan dilindungi oleh Guru melewati suka duka kehidupan.
Karena saya satu-satunya anak perempuan di keluarga, saya dimanja oleh orang tua saya. Saya menjadi egois, kompetitif, dan keras kepala. Saya bertemu suami saya ketika saya mencapai usia menikah. Kakak-kakaknya memulai keluarga mereka sendiri dan pindah, meninggalkan ibu mereka dan suami saya sendirian di rumah keluarga mereka. Suami saya memulai bisnisnya sendiri, dan menginvestasikan semua tabungan keluarganya, sehingga tidak ada uang tersisa untuk pernikahan kami. Orang tua saya yang tradisional berkata, "Ibu mertuamu sudah berusia tujuh puluhan. Jika kamu setuju dengan pernikahan ini, jangan mempermalukan mereka."
Akibatnya, kami tidak mengadakan upacara pernikahan, dan saya pun pindah ke rumahnya. Saat itu tahun 1990-an, ketika calon pengantin pria diharuskan membayar mahar untuk calon pengantin wanita. Hal ini khususnya terjadi di daerah pedesaan, jadi pernikahan saya sangat berbeda. Setelah itu, setiap kali melihat teman sekelas, teman, atau tetangga saya menikah, saya iri pada mereka—terutama ketika mereka mengadakan pernikahan yang megah. Rasa iri hati dan rendah diri yang kuat ini menumpuk hingga saya merasa tidak mampu lagi berdiri tegak. Ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan saya, saya melampiaskan rasa frustrasi saya kepada suami saya dan menyalahkannya karena tidak kompeten.
Tak lama setelah menikah, kami menjual bisnis suami, melunasi sebagian utang, dan akhirnya memiliki puluhan ribu yuan. Dalam sebuah usaha patungan dengan ayah saya, kami mengumpulkan uang tersebut dan mencoba memulai bisnis bersama, tetapi kehilangan segalanya karena kurangnya pengalaman. Suami saya yang bersifat tertutup dan keras kepala menyalahkan ayah saya atas kegagalan tersebut dan mulai bertengkar dengan saya setiap kali ia mengalami kemunduran dalam hidup. Akibatnya, saya menolak menerima kritiknya tentang orang tua dan keluarga saya.
Suami saya berhenti bekerja dan mengembangkan sikap negatif. Keuangan keluarga kami semakin memburuk, dan sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kami bertengkar siang dan malam, bahkan setelah putra kami lahir. Saya baru berusia 20-an, tetapi terbenam dalam keluhan dan kebencian atas nasib buruk, saya mengalami neurasthenia, insomnia kronis, masalah jantung, dan pusing terus-menerus. Akibat malnutrisi jangka panjang, saya juga menderita tekanan darah rendah.
Suatu hari, saya sedang mengunjungi ibu saya di rumah ketika saya bertemu bibi saya. Setelah mendengar keluh kesah saya, bibi mengambil sebuah buku dari tasnya dan memberikannya kepada saya, sambil berkata, "Bacalah buku ini. Buku ini dapat membantu mengatasi masalah di hatimu." Dia meminta saya untuk memperlakukan buku ini dengan hormat dan mencuci tangan sebelum memegangnya. Karena penasaran, saya mengambil buku itu dan melihat bahwa itu adalah buku Zhuan Falun.
Setelah kepergiannya, saya membaca lebih dari 40 halaman Zhuan Falun dalam sekali duduk. Isinya langsung meyakinkan saya untuk mempertimbangkan berlatih Falun Dafa dan kembali ke jati diri saya yang sebenarnya. Pintu penyelamatan telah terbuka dan saya menemukan tujuan hidup saya! Setelah pulang ke rumah, saya selesai membaca Zhuan Falun dan memutuskan untuk mengabdikan hidup saya untuk latihan ini.
Di bawah bimbingan Guru yang belas kasih dan Fa, saya mulai memahami makna hidup. Saya memahami bahwa kesulitan, ketidakadilan, dan konflik yang dihadapi orang-orang disebabkan oleh karma mereka sendiri. Seseorang harus menderita untuk membayar utang karma yang ditimbulkan dari masa lalu. Pengejaran saya akan nama, kekayaan, dan cinta menyebabkan saya mengumpulkan karma baru sebelum melunasi karma lama, yang mengakibatkan penyakit dan kehidupan yang keras. Prinsip Fa Zhen-Shan-Ren (Sejati-Baik-Sabar) bersinar bagaikan mercusuar, membimbing saya di jalan yang benar. Saya berhenti mengeluh, menjadi optimis dan ceria, dan penyakit saya segera lenyap.
Setelah melihat perubahan positif saya, suami saya dengan antusias mendengarkan ketika saya menceritakan apa yang telah saya pelajari melalui kultivasi. Sikapnya terhadap keluarga saya perlahan berubah menjadi lebih baik. Falun Dafa melenyapkan kebencian kami, memulihkan hubungan suami istri, dan membawa keharmonisan bagi keluarga kami. Selama bertahun-tahun, suami saya menderita hernia diskus di punggung bawahnya. Kondisi tersebut menyebabkan salah satu betisnya mengecil, dan setiap serangan yang menyakitkan membuatnya terbaring di tempat tidur dan tidak dapat bergerak. Namun, berkat keyakinan dan dukungannya yang kuat terhadap Falun Dafa, kondisinya pun membaik.
Setelah mengamati bagaimana kehidupan dan karakter kami berubah menjadi lebih baik, orang tua saya juga mulai berlatih Falun Dafa.
Suami Saya Menyelamatkan Gadis yang Tenggelam
Suatu hari di bulan Oktober 1999, suami saya membawa pulang seorang gadis kecil. Mereka basah kuyup dan ia bercerita bahwa ia telah menyelamatkannya dari tenggelam di sungai. Suami saya yang sebelumnya egois dan acuh tak acuh dulu percaya bahwa ia berisiko diperas jika melakukan perbuatan baik. Di bawah pengaruh ajaran Falun Dafa, ia melakukan hal yang benar. Gadis itu menggigil kedinginan di akhir musim gugur, jadi saya segera mencarikan beberapa pakaian kering untuknya. Setelah itu, saya mencoba menanyakan alamat rumahnya. Ternyata ia memiliki keterbatasan intelektual dan tidak dapat memberi tahu kami. Kami memutuskan untuk membawanya ke komite desa kami.
Setelah gadis itu dikembalikan ke keluarganya, seorang anggota komite desa mengunjungi rumah kami dan mengatakan bahwa ibu anak itu ingin menyampaikan rasa terima kasihnya. Saya mencoba menolak permintaan itu, tetapi dia bersikeras agar saya pergi. Saya berpikir, "Ini pasti bukan kebetulan." Saat itu, kebohongan yang memfitnah Dafa ada di mana-mana. Saya berpikir, "Bukankah ini kesempatan untuk membuktikan kebenaran Fa? "Saya bisa menggunakan kesempatan ini untuk membuktikan kebaikan Falun Dafa." Dalam perjalanan ke sana, jantung saya berdebar kencang karena gugup. Tekanannya sangat besar, karena tidak seorang pun di desa tahu saya berlatih Falun Dafa. Saya mendorong diri sendiri untuk membuktikan kebenaran Dafa secara terbuka demi membersihkan nama baik Guru dan Dafa. Hati saya perlahan-lahan menjadi tenang.
Ketika kami tiba di balai komite desa, ibu gadis itu berdiri, dengan gembira menggenggam tangan saya, dan berkata, "Terima kasih telah menyelamatkan nyawa putri saya." Dia mengeluarkan dua ratus yuan dari sakunya dan berkata, "Saya telah menghabiskan tabungan saya selama bertahun-tahun untuk mengobati penyakit putri saya. Meskipun jumlah ini tidak banyak, saya harap Anda mau menerima tanda terima kasih saya." Saya buru-buru menjawab, "Saya tidak bisa menerima uang ini. Saya berlatih Falun Dafa, dan kami mengikuti prinsip Zhen-Shan-Ren (Sejati-Baik-Sabar) untuk menjadi orang baik. Guru kami mengajarkan kami untuk tidak menerima imbalan atas perbuatan baik. Jika Anda ingin berterima kasih kepada seseorang, berterima kasihlah kepada Guru saya. Guru mengajarkan saya untuk menjadi orang yang tidak egois dan peduli terhadap orang lain." Ketika ia meminta saya untuk menerima uang itu, saya berkata, "Jika Anda benar-benar ingin mengungkapkan rasa terima kasih Anda, ucapkan terima kasih kepada komite desa. Merekalah yang membantu mempertemukan Anda dan putri Anda." Hampir semua anggota komite desa kami hadir hari itu, jadi mereka semua mendengar apa yang saya katakan.
Pertemuan ini menciptakan lingkungan yang sangat baik bagi upaya klarifikasi fakta saya. Saya tinggal di sebuah desa kecil dengan 500 rumah tangga di dekat pinggiran kota. Saya membagikan materi klarifikasi fakta Falun Dafa beberapa kali sebulan ke setiap rumah tangga, dan menempelkan stiker klarifikasi fakta di mana-mana. Selama penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Dafa, orang-orang yang mendapat informasi keliru sering melaporkan saya ke komite desa kami. Namun saya tetap aman dan sehat, karena anggota komite desa yang berada di sana pada hari saya bertemu ibu dari gadis yang diselamatkan itu diam-diam melindungi saya.
Dilindungi oleh Tuan Rumah yang Mengetahui Fakta Kebenaran
Setelah sebuah laporan diajukan ke kantor polisi setempat terhadap saya dan suami, rumah saya digeledah secara ilegal pada Maret 2002. Pelapor menuduh kami sebagai praktisi Dafa, meskipun suami saya bukan praktisi pada saat itu. Namun, suami saya tetap sangat mendukung latihan saya dan sering menemani saya membagikan materi klarifikasi fakta. Kami diusir dari rumah, dan dipaksa menjadi tunawisma, sebelum akhirnya menetap di pinggiran kota yang jauh.
Pemilik rumah baru kami, sepasang suami istri, beserta putra mereka, adalah umat Buddha awam. Mereka sering berbagi detail tentang keyakinan Buddha mereka. Sebagai balasan, saya bercerita tentang Falun Dafa dan bagaimana kami dianiaya dan diusir dari rumah. Hubungan kami sangat baik, dan keluarga tersebut menunjukkan simpati atas penderitaan kami. Mereka menawarkan untuk meminjamkan kami selimut, dan melihat kesulitan keuangan kami, bahkan menawarkan untuk mengurangi setengah sewa kami, dengan mengatakan, "Kita sudah saling mengenal dengan baik, kami tahu kalian orang baik."
Pemilik rumah kami punya cucu yang seusia dengan putra kami. Putra kami mengunjungi kami selama liburan musim dingin dan musim panasnya, dan mereka berdua sering bermain bersama. Suatu hari, putra pemilik rumah kami mengeluh kepada saya, “Sulit mendidik anak-anak zaman sekarang. Saya sudah menempelkan teks klasik Tiongkok, 'Standar Menjadi Siswa yang Baik,' di dinding rumah untuk mengajarkan nilai-nilai baik ini kepada anak saya. Putra saya menolak untuk mengikutinya! Putra Anda sangat bijaksana dan selalu mengalah kepada putra saya saat bermain dengannya. Dia sering melindungi putra saya dan tidak pernah berkelahi dengannya. Suatu kali, saya mendengar sekelompok anak masuk ke kebun orang lain tanpa izin untuk memetik buah. Putra Anda satu-satunya yang menolak masuk. Bagaimana Anda mendidik anak Anda?” Saya tersenyum dan menjawab, "Saya tidak sengaja mendidik putra saya untuk mengikuti nilai-nilai moral tertentu. Saya berlatih Falun Dafa, dan putra saya telah berlatih bersama saya sejak kecil. Kami berusaha menjadi orang baik dan mengikuti prinsip Zhen- Shan-Ren (Sejati-Baik-Sabar). Setiap kali kami menghadapi masalah, saya mendidik anak saya sesuai dengan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Guru kami."
Adik pemilik rumah kami juga tahu kami berlatih Falun Dafa, dan ia beserta istrinya sangat bersimpati terhadap penderitaan kami. Suatu hari, adik pemilik rumah kami menemukan anaknya dan sekelompok teman bermainnya membawa setumpuk buku Falun Dafa. Anak-anak itu telah menemukan setumpuk buku Falun Gong entah dari mana dan merobek-robeknya. Adik pemilik rumah kami langsung menghentikan kegiatan mereka dan menyuruh putranya untuk membawakan buku-buku itu kepada saya. Saya sangat tersentuh sehingga saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Di puncak penganiayaan pemerintah terhadap praktisi Falun Dafa, ia memberi tahu keluarganya dan pemilik rumah kami, "Pasangan ini adalah orang baik. Kita tidak boleh memberi tahu siapa pun tentang latar belakang mereka." Saat itu, polisi setempat sering berkeliling memeriksa kartu tanda penduduk untuk menemukan praktisi Falun Dafa. Polisi menyita kartu identitas kami, tetapi setiap kali polisi datang, keluarga pemilik rumah kami diam-diam melindungi kami.
Melalui siklus reinkarnasi yang berulang, kita perlahan-lahan tersesat, hanyut tanpa tujuan di dunia fana tanpa memahami makna hidup. Guru Falun Dafa telah membangunkan kita dari mimpi panjang ini, memurnikan tubuh dan pikiran kita, serta memberi kita penyelamatan. Namun, penganiayaan berat PKT terhadap Falun Dafa telah menghancurkan dan mencabik-cabik banyak keluarga di Tiongkok. Saya sungguh berharap semua orang dapat memahami fakta kebenaran, mundur dari PKT, dan memilih masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri!
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org