(Minghui.org) Selama enam bulan terakhir, saya telah mengalami banyak hal dan mempunyai banyak pemikiran. Saya ingin menuliskan perjalanan ini sebagai bentuk pelaporan kepada Guru. Saya juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk merenungkan diri, merangkum pengalaman dan pelajaran yang saya peroleh, agar saya bisa lebih rajin dalam kultivasi saya ke depannya.
Mencari Ke Dalam Saat Menghadapi Istri Yang Juga Praktisi
Saya dan istri adalah praktisi Falun Dafa. Kami berkesempatan mengunjungi anak kami yang sedang belajar di luar negeri. Istri saya berniat untuk tetap tinggal di luar negeri sebagai pengungsi, tetapi saya merasa itu bukan keputusan yang tepat. Orang tua kami sudah lanjut usia dan perlu dirawat, jadi kami pun kembali pulang.
Setelah kembali, istri saya tampak murung setiap hari. Ia terus berusaha mencari cara untuk keluar rumah. Ia tidak lagi tekun berkultivasi, dan tidak dapat menjaga latihannya. Saya juga merasakan banyak tekanan, terutama karena ekonomi sedang tidak baik, saya tidak punya penghasilan, dan anak kami kuliah di luar negeri dan menghabiskan banyak uang. Saya merasa tekanan dalam segala hal semakin meningkat. Orang tua saya jatuh sakit satu demi satu. Kami harus pergi ke rumah sakit bersama orang tua kami hampir setiap bulan, dan itu benar-benar terasa seperti krisis paruh baya. Terutama bagi istri saya, yang pernah lebih tekun berkultivasi daripada saya. Namun, kondisi istri saya tidak normal, dan saya merasa cemas dengannya, jadi saya mendesaknya untuk tetap ceria. Saya lupa untuk berkultivasi, dan mulai merasa depresi, saya mulai merasakan nyeri dada.
Untungnya, saya belajar Fa setiap hari bersama kelompok belajar Fa, dan saya sering membaca Mingguan Minghui, sehingga saya memiliki kesempatan untuk mencari ke dalam. Saya perlahan menyadari bahwa saya terlalu serius dalam hal sentimentalitas dan terperangkap dalam keterikatan itu. Lagipula, saya seharusnya mengultivasi diri sendiri, dan tidak boleh bermalas-malasan hanya karena keadaan istri saya. Istri saya adalah rekan praktisi, dan juga berada dalam tangan Guru. Kekhawatiran saya terhadapnya sesungguhnya adalah bentuk keterikatan, dan keterikatan itu telah menyeret kami berdua jatuh. Kekuatan lama bisa memanfaatkan celah kebocoran kita karena keterikatan pada sentimentalitas. Seringkali ketika saya dalam keadaan baik, istri saya tidak, dan itu membuat saya masuk ke dalam keadaan buruk. Dan ketika istri saya sedang dalam kondisi yang baik, justru saya yang tidak, yang kemudian memengaruhi dia—sehingga kami saling memengaruhi satu sama lain.
Selain itu, anggota keluarga tidak harus sama dalam hal pemahaman prinsip Fa, jadi sebagai praktisi mereka harus mengutamakan kultivasi dan mengelola hubungan keluarga dengan baik sesuai dengan Dafa. Hanya ketika kita melakukan hal yang benar, kita dapat menyingkirkan gangguan dan membuktikan kebenaran Fa. Saya perlahan melepaskan dan perlahan-lahan keluar dari siklus yang saling mengganggu. Kondisi istri saya perlahan kembali ke arah yang benar.
Menemukan Masalah dan Memperbaikinya
Saya terjebak dalam kesulitan ekonomi dan masalah lainnya, yang mungkin merupakan akibat dari masalah dalam diri saya sendiri yang dimanfaatkan oleh kekuatan lama. Saya mulai mencari ke dalam untuk menemukan masalah saya. Saya menemukan beberapa keterikatan besar.
1) Saya harus melenyapkan nafsu birahi. Tampaknya praktisi pria lebih banyak terpengaruh dalam hal ini dibandingkan praktisi wanita. Tidak ada jalan pintas untuk hal ini, dan seseorang harus selalu memperhatikan untuk mengultivasi pikirannya.
2) Menonton konten di ponsel saya harus benar-benar dikendalikan. Beberapa hal duniawi tampaknya sepele, tetapi sebenarnya mungkin ada unsur-unsur buruk di baliknya. Selain itu, sering kali saat saya merasa tertekan, hal buruk ini menjadi semakin parah, seolah-olah bekerja sama dengan keterikatan lain untuk mengganggu saya. Gangguan terus-menerus ini menyerang saya dari segala arah di bawah kendali terpadu kekuatan lama.
Sering kali, ketika saya depresi, saya menonton video di ponsel agar merasa lebih baik, tetapi saya sering menyesalinya kemudian. Yang paling dibutuhkan saat itu adalah sepasang mata berapi-api Raja Kera, agar saya dapat melihat dengan jelas bahwa semua ini adalah unsur-unsur jahat eksternal. Jika saya dapat melihat faktor-faktornya dengan jelas, saya akan dapat membedakannya, dan akan mudah untuk menyingkirkannya. Untuk mempraktikkan sabar, sangat penting untuk memiliki kesabaran ketika mencoba melepaskan diri dari keterikatan pada ponsel.
3) Kita tidak bisa memperlakukan "karma penyakit" dengan konsep manusia biasa. Saya menderita penyakit serius sebelum berlatih Dafa. Saya sembuh setelah berkultivasi, tetapi konsep tentang penyakit ini tidak pernah sepenuhnya hilang. Ketika menghadapi reaksi karma tubuh saya, saya sering mengikuti alur pikiran manusia biasa. Saya tidak bisa sepenuhnya melepaskannya atau menjadi seorang praktisi yang baik. Saya berpegang teguh pada sisi dewa dengan satu tangan dan sisi manusia dengan tangan lainnya.
Melalui belajar Fa, saya perlahan-lahan menyadari bahwa penyakit manusia biasa dibatasi oleh logika manusia biasa. Jadi, tidak salah jika mereka harus diobati sesuai akal sehat. Mengenai "penyakit" seorang praktisi, mungkin ada dua situasi: kondisi yang parah mungkin disebabkan oleh penganiayaan dari kekuatan lama. Kondisi yang lebih ringan mungkin merupakan proses penghapusan karma (tentu saja, ini tidak mutlak). Dalam kedua kasus tersebut, pertama-tama, kita tidak perlu takut. Jika Anda takut, Anda telah jatuh ke dalam perangkap kekuatan lama. Karena kita semua akan memiliki masa depan yang cerah, tidak perlu takut. Jadi, bagaimana "penyakit" seorang praktisi dapat sembuh? Itu hal yang berbeda dengan apa yang terjadi pada manusia biasa.
Saya pikir hal pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa dan mengoreksi niat awal saya sendiri. Ini bukanlah omong kosong. Karena Guru pernah mengatakan,
“Namun kita ini adalah kehidupan yang mengemban tanggung jawab yang maha agung!” (“ Tersadar Kaget”)
Hanya dengan benar-benar mengetahui dan memahami tujuan kita dari dasar hati yang terdalam, barulah kita dapat benar-benar menghadapi bencana ini berdasarkan Fa. Jika tidak, sangat mudah untuk tanpa sadar jatuh ke dalam pola pikir menyelesaikan kesulitan demi kepentingan diri sendiri. Dalam keadaan seperti itu, seberapa pun kita mencari ke dalam atau memancarkan pikiran lurus, semuanya sebenarnya berakar pada keegoisan. Kita tidak akan mendapat berkah dari Fa, Guru pun tidak bisa membantu kita, dan segala upaya kita tidak akan membuahkan hasil. Sama seperti kekuatan lama, bukankah mereka juga berusaha keras untuk membantu Guru dalam pelurusan Fa? Namun, sesungguhnya itu hanyalah keinginan egois mereka sendiri. Mereka tidak hanya gagal memainkan peran positif, justru mereka sedang menuju kehancuran karena telah mengganggu pelurusan Fa.
Setelah kembali ke titik awal yang benar, kita harus mencari ke dalam dari sudut pandang Fa, demi menyelamatkan makhluk hidup, dan untuk memenuhi misi kita. Kita harus menggali jauh ke dalam pikiran kita, bersabar, mengamati dengan saksama, memperbaiki apa yang kita temukan, dan terus-menerus mengingatkan diri agar tidak terbelenggu oleh keterikatan. Selain itu, penting memancarkan pikiran lurus untuk menyingkirkan gangguan kekuatan lama.
Terakhir, kita tidak boleh lemah, dan kita tidak boleh bekerja sama dengan kejahatan dalam perilaku kita. Misalnya, selama beberapa tahun terakhir, setiap bulan Agustus saya mengalami gejala rinitis. Tahun lalu saya harus disuntik, minum obat, dan menemui dokter ketika merasa tidak nyaman. Setiap tahun, sangat menyakitkan untuk bertahan. Tahun ini, saya membaca Mingguan Minghui dan terinspirasi oleh praktisi lain. Praktisi mengutip ajaran Guru, yang mengharuskan seseorang untuk tidak hanya mengultivasi hati, tetapi juga menyangkal gangguan pada perilakunya. Jadi ketika saya mengalami gejala-gejala ini lagi, saya tidak menangis seperti dulu, tetapi saya berusaha sebisanya. Saya merasa jauh lebih baik daripada sebelumnya. Selain itu, selama proses kultivasi, kita harus terus mengingatkan diri untuk tidak menyimpang dari titik awal kita, dan tidak jatuh ke dalam mentalitas memecahkan masalah sendiri.
4) Saya kurang memiliki belas kasih, dan masih memiliki perasaan ego serta iri hati. Saya sering merasa bahwa saya “berbeda” dari orang lain karena “pencapaian” yang pernah saya raih. Ketika melihat orang lain lebih baik dari saya, atau ketika orang lain tidak “menghormati” saya, saya merasa tidak tahan dan bahkan menyimpan rasa kesal terhadap mereka. Pola pikir seperti ini sangat buruk, karena bisa dengan mudah mengarah pada gangguan iblis dalam pikiran saya sendiri. Mereka yang belakangan ini menyerang Dafa di luar negeri juga terbelenggu oleh pola pikir seperti ini, hingga akhirnya secara perlahan memasuki jalur iblis. Selama bertahun-tahun, saya sudah berusaha memperhatikan untuk mengultivasi mentalitas ini, tetapi saya merasa bahwa hanya setelah Guru menerbitkan artikel baru “ Tersadar Kaget” saya sepenuhnya berubah.
Setelah artikel baru Guru “Tersadar Kaget” diterbitkan, saya menghafalnya selama setengah bulan sebelum saya bisa melafalkannya, lalu saya melafalkannya setiap hari. Secara perlahan, belas kasih saya mulai tumbuh. Banyak keterikatan yang sebelumnya sulit dilepaskan kini mudah untuk diatasi.
Selama dua tahun terakhir ini, saya bekerja sama dengan sebuah perusahaan, mengerjakan desain produk dan operasional. Sering kali, masalah yang saya tunjukkan atau saran yang saya berikan tidak dianggap serius. Namun melalui belajar Fa yang berkelanjutan, terutama setelah mempelajari artikel Guru yang baru, kondisi batin saya menjadi jauh lebih baik. Saya tidak lagi merasa kesal kepada orang lain. Saya bisa mempertimbangkan kesulitan dari sudut pandang pihak lain. Sekarang saya menjalankan tugas dengan baik sesuai tuntutan Fa dan tidak terlalu memikirkan sikap orang lain terhadap saya.
Ketika menghadapi suatu masalah, saya akan berpikir apakah saya sudah melakukannya dengan benar atau apakah saya belum menjalankan tanggung jawab saya. Saya bisa melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda: tugas utama ditangani oleh pihak lain, dan tidak benar-benar bekerja, tentu saja pihak lain tidak akan mau menerima apa yang saya katakan. Saya harus berpikir lebih menyeluruh tentang hal ini. Saya memiliki tanggung jawab untuk berkomunikasi dengan baik dan menjelaskan segala sesuatunya dengan jelas. Saya tidak seharusnya mencari-cari kesalahan orang lain.
Setelah melafalkan artikel baru, saya juga merenungkan orang-orang yang biasanya saya pandang rendah atau bahkan dendam terhadapnya. Saya bertekad untuk melepaskan kecurigaan saya di masa lalu dan memperlakukan mereka dengan belas kasih. Karena saya kehilangan kontak dengan beberapa orang, saya melupakan mereka. Namun, sebenarnya, bukan keterikatan-keterikatan ini yang telah disingkirkan, melainkan hanya ditutupi. Saya tidak benar-benar meredam kebencian saya terhadap mereka. Kali ini, saya mencari keterikatan saya dan menyingkirkannya.
Saya juga memahami dari Fa bahwa semua makhluk hidup di dunia adalah keluarga Guru sebelumnya. Mereka semua harus diselamatkan oleh Guru. Saya tidak seharusnya menghakimi siapa yang tampak baik atau buruk. Semua itu disebabkan oleh campur tangan dan penganiayaan kekuatan lama. Singkatnya, dari Fa-lah saya memahami makna belas kasih yang lebih dalam, jadi saya tidak memiliki kebencian terhadap mereka yang menyakiti saya.
Suatu hari saya melewati sekelompok lansia yang sedang bernyanyi. Sebelumnya, saya meremehkan mereka, bukan hanya karena mereka tidak pandai bernyanyi, tetapi karena saya merasa mereka semua telah disesatkan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), jadi saya memandang rendah mereka. Namun, ketika saya melihat mereka bernyanyi hari itu, perasaan saya berbeda. Dulu, ketika melihat orang yang lewat, saya tidak ingin memperhatikan mereka, tetapi sekarang saya memiliki perasaan yang baik terhadap mereka. Saya merasa telah benar-benar mengultivasi "cinta kasih dan niat baik" yang Guru sebutkan dalam artikel, "Tersadar Kaget".
5) Saya menyadari bahwa saya memiliki rasa takut dan keterikatan pada kenyamanan. Saya tidak dapat mengklarifikasi fakta dengan baik karena tekanan finansial, jadi sulit bagi saya untuk tenang dan melakukannya. Di saat yang sama, saya juga merasa takut. Dan hal lainnya adalah saya pikir banyak orang sekarang sedang online, jadi saya selalu ingin melakukan proyek online, tetapi saya belum bisa mewujudkannya.
Akhir-akhir ini saya meluangkan waktu untuk mencari tahu. Jadi, meskipun saya sedang tertekan di tempat kerja dan keuangan, saya rasa harus meluangkan waktu untuk mengklarifikasi fakta dengan baik. Karena kita datang dengan sebuah misi. Suatu hari, saya membaca artikel berbagi di Mingguan Minghui, dan tiba-tiba saya merasa bahwa inilah hal yang paling penting. Salah jika saya berpikir bahwa saya harus mengklarifikasi fakta setelah melakukan hal-hal lain; saya harus mengatur semuanya secara seimbang, dan tidak ada yang boleh diabaikan. Keterikatan saya pada kenyamananlah yang membuat saya tidak bisa melakukan ini atau itu. Mengatur waktu kita secara wajar juga merupakan syarat bagi kita dalam kultivasi.
6) Saya menyadari bahwa saya kurang sabar. Saya tidak sabar saat mengerjakan sesuatu. Saya harus mengerjakannya dengan baik dan tidak perlu khawatir tentang hasilnya. Selain itu, pekerjaan harus dilakukan dengan baik dari sudut pandang kultivasi dan pencapaian misi saya, dan saya tidak boleh terjebak dalam bekerja keras untuk menyelesaikan masalah ekonomi pribadi. Terkadang ketika saya tidak melihat kemajuan, saya mulai merasa tidak berdaya dan tertekan. Suatu hari, ketika saya membaca Mingguan Minghui di malam hari, saya merenungkan diri. Saya menemukan banyak pikiran buruk, dan setiap kali menemukannya, saya memancarkan pikiran lurus untuk menjernihkannya. Malam itu di tempat tidur, saya tiba-tiba merasa telah melayang ke angkasa raya. Saat itu, ketika saya melihat hal-hal yang biasanya tidak bisa saya tinggalkan, saya merasa hal-hal itu tidak penting.
Penutup
Dulu, ketika saya menulis artikel berbagi, saya mendapati bahwa lebih sering saya mendekatinya dari perspektif "menulis" sebuah artikel, yaitu, artikel tersebut harus ditulis agar ada sesuatu yang ingin disampaikan, atau harus mudah dibaca, dan sebagainya. Seringkali, artikel tersebut bukanlah analisis mendalam tentang kultivasi saya sendiri. Kali ini, saya mengubah perspektif saya karena saya merasa bahwa ini adalah kesempatan yang Guru ciptakan bagi kita di Tiongkok, agar kita dapat memilah diri, menemukan kekurangan kita, dan lebih tekun dalam kultivasi kita di masa depan. Pada saat yang sama, pengalaman kultivasi saya sendiri dapat memberikan inspirasi atau pelajaran bagi praktisi lain. Jadi, saya tidak terlalu memperhatikan struktur artikel ini atau keteraturan bahasanya. Saya hanya menuliskan apa yang saya pikirkan.
Terakhir, terima kasih Guru, atas belas kasih dan penyelamatan Anda! Saya juga ingin berterima kasih kepada Minghui.org karena telah menyediakan lingkungan bagi saya untuk berbagi proses kultivasi saya, sehingga saya dapat melihat celah antara diri saya dan praktisi lainnya. Saya berharap di masa mendatang saya dapat melakukan dengan baik apa yang seharusnya saya lakukan, dan tidak mengecewakan penyelamatan Guru!
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org