(Minghui.org) Pada peringatan 26 tahun upaya mereka untuk menyerukan diakhirinya penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT), praktisi mengadakan kegiatan di seluruh Prancis pada 19-20 Juli 2025, untuk mengungkap penganiayaan terhadap Falun Gong.
Kegiatan di Place André Tardieu
Para praktisi menggelar rapat umum di Place André Tardieu, dekat Kedutaan Besar Tiongkok di Paris, pada sore hari tanggal 19 Juli 2025. Mereka mengklarifikasi fakta tentang penganiayaan, memperagakan latihan, dan mengumpulkan tanda tangan petisi. Mereka meningkatkan kesadaran akan penganiayaan PKT terhadap Falun Gong, yang telah berlangsung selama 26 tahun terakhir, dan mengajak semua lapisan masyarakat untuk menyadari penindasan transnasional PKT, agar mereka dapat bekerja sama untuk mengakhiri penganiayaan tersebut.
Beberapa anggota parlemen Prancis mengirimkan surat dukungan, menyatakan keprihatinan mereka tentang penganiayaan terhadap Falun Gong.
Dalam suratnya tertanggal 16 Juli 2025, Philippe Latombe, anggota Majelis Nasional dari Vendée, menyatakan, “Kami akan mendukung semua langkah yang diambil untuk mencapai keadilan.”
Anggota Majelis Nasional lainnya dari Vendée, Anggota Parlemen Véronique Besse, meminta stafnya mengirimkan balasan pada 17 Juli 2025: “Kami berterima kasih atas informasi dan upaya yang telah Anda lakukan. Anggota Parlemen Besse sangat peka terhadap kekhawatiran yang Anda sampaikan dan keseriusan situasi yang Anda gambarkan. Bukti dan kesaksian Anda akan dipertimbangkan dalam pekerjaannya di Kongres ke depannya.”
Acara di Pulau Reunion
Praktisi Falun Gong di Pulau Reunion, wilayah Prancis di Samudra Hindia, mendirikan stan informasi di pusat kota Sao Paulo pada 20 Juli 2025. Mereka ingin memberi tahu penduduk setempat dan wisatawan tentang bagaimana PKT menganiaya Falun Gong.
Stan ini didirikan di jalan setapak menuju pasar yang buka setiap Sabtu. Banyak orang berbincang dengan praktisi dan mengetahui tentang penganiayaan PKT terhadap Falun Gong.
Praktisi di Pulau Reunion memperagakan latihan di depan stan informasi di pusat kota Sao Paulo.
Beberapa orang tertarik oleh musik latihan yang damai, dan berhenti sejenak untuk menyaksikan para praktisi memperagakan latihan. Banyak orang menandatangani petisi untuk organisasi Doctors Against Forced Organ Harvesting (DAFOH) dan The International Coalition to End Transplant Abuse in China (ETAC), untuk menyerukan diakhirinya pengambilan organ paksa yang direstui negara oleh PKT yang menargetkan praktisi Falun Gong.
Orang-orang menandatangani petisi untuk mengakhiri penganiayaan selama acara di Pulau Reunion.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang Falun Gong dan latihannya, warga setempat, Sully dan istrinya, Monica, mengikuti para praktisi berlatih. Mereka mengatakan ingin merasakan sendiri manfaat fisik dan mental yang menjadi ciri khas latihan ini.
Laurence dan istrinya, yang tinggal di Sao Paulo, juga tertarik mempelajari latihan tersebut. Mereka berharap dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik mereka, serta merasakan kebaikan yang diberikan oleh latihan Falun Gong kepada orang-orang saat mereka menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Praktisi di Pulau Reunion memperagakan meditasi duduk.
Rapat Umum digelar di Vannes, Prancis Barat
Praktisi dari Prancis barat mengadakan rapat umum di Vannes di Brittany pada tanggal 19 Juli 2025, untuk memberi tahu orang-orang bagaimana PKT menganiaya praktisi Falun Gong, dan menyerukan diakhirinya penganiayaan tersebut.
Para praktisi di Vannes mengadakan rapat umum untuk memprotes penganiayaan secara damai.
Para praktisi mendirikan stan informasi di Place Gambetta, tepat di seberang pelabuhan. Mereka memajang spanduk, memasang papan informasi, membagikan selebaran, dan mengumpulkan tanda tangan untuk petisi guna mengakhiri penganiayaan.
Praktisi di Vannes mengklarifikasi fakta tentang penganiayaan.
Vannes sangat sibuk, dan banyak penduduk serta wisatawan mengunjungi kota tersebut untuk membaca informasi tentang Falun Gong dan penganiayaan. Mereka juga menyaksikan praktisi memperagakan latihan. Beberapa orang mengajukan banyak pertanyaan tentang Falun Gong dan mengatakan mereka tertarik untuk mempelajari gerakan-gerakan latihan tersebut.
Seorang pemuda dan ibunya datang ke stan, dan pria itu mengatakan ia pernah melihat praktisi di Taiwan. Namun, selama tinggal di Tiongkok dari tahun 2015 hingga 2017, ia tidak pernah melihat praktisi mana pun. Ia bertanya tentang penganiayaan dan mengatakan ia merasa terhubung dengan Falun Gong, dan ingin mempelajari latihan tersebut.
Sepasang suami istri paruh baya memberi tahu seorang praktisi bahwa mereka ingin belajar lebih banyak tentang Falun Gong. Setelah menandatangani petisi, mereka bertanya di mana mereka bisa belajar latihan tersebut.
Seorang pemuda mengambil selebaran tentang negara-negara G7 yang bersama-sama menandatangani mosi untuk menghentikan pengambilan organ paksa oleh PKT, dan berkata, "Saya tahu apa yang terjadi di Tiongkok. Saya pergi ke sana untuk belajar akupunktur dan tinggal di sana selama lima tahun. Tiongkok adalah negara yang berbahaya." Ia juga membagikan beberapa detail yang mengerikan, seperti kamera yang ada di mana-mana, dan mengatakan bahwa Tiongkok memiliki sekitar 600 juta kamera pengawas.
Valérie adalah seorang pegawai negeri sipil di Kementerian Transisi Ekologi Prancis, dan baru-baru ini pindah ke Vannes. Ketika mendengar bahwa para praktisi telah dianiaya selama dua puluh enam tahun, ia merasa khawatir. Ia segera menandatangani petisi dan mengatakan bahwa bukan suatu kebetulan ia melewati stan Falun Gong hari itu. Ia mengatakan ia merasa sangat nyaman berada di dekat para praktisi, dan mengatakan bahwa Sejati, Baik, Sabar sejalan dengan keyakinannya sendiri.
Ia bertukar informasi kontak dengan seorang praktisi dan mengatakan ia berharap dapat bergabung dengan kelompok belajar Fa dan latihan kecil untuk mempelajari dan mendalami latihan. Ia segera membuka Zhuan Falun dan membaca satu halaman secara acak. Ia terkejut dan mengatakan bahwa apa yang ia baca ternyata merupakan jawaban atas masalah yang telah lama mengganggunya. Ia berterima kasih kepada para praktisi karena telah datang ke Vannes untuk mengklarifikasi fakta kepada orang-orang dan mengatakan kepada mereka bahwa ia berharap penganiayaan akan segera berakhir, seluruh dunia akan tersadarkan, dan lebih banyak orang akan menandatangani petisi. Ia berkata bahwa ia akan memberi tahu teman-temannya tentang penganiayaan tersebut.
Setelah menandatangani petisi, banyak orang mengucapkan selamat semoga sukses kepada praktisi.
Acara di Marseille
Praktisi mengadakan acara di Marseille pada tanggal 20 Juli 2025, untuk memberi tahu orang-orang tentang penganiayaan oleh PKT terhadap Falun Dafa.
Praktisi di Marseille memberi tahu orang-orang tentang Falun Gong dan mengumpulkan tanda tangan petisi untuk membantu mengakhiri penganiayaan.
Rapat Umum di Bordeaux
Praktisi di Bordeaux mendirikan stan di dekat tepi sungai pada hari Minggu, 20 Juli, untuk memberi tahu orang-orang bagaimana PKT menganiaya Falun Dafa.
Para praktisi mengadakan acara di Bordeaux.
Para praktisi mendirikan stan di jalan tersibuk di Marseille, Avenue de La Canebière, dan membagikan selebaran kepada para pejalan kaki. Ini adalah pertama kalinya banyak orang mendengar bahwa PKT mengambil organ praktisi saat mereka masih hidup.
Seorang pria berkata, "Saya mengagumi kalian semua karena telah mengungkap kekuatan yang begitu dahsyat. Sungguh butuh keberanian!" Seorang wanita menandatangani petisi dan berkata dengan penuh emosi, "Saya sangat menyukai Sejati, Baik, dan Sabar. Tiga kata ini benar-benar menyentuh saya. Saya pasti akan membaca materi kalian."
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org