(Minghui.org) Seorang rekan praktisi Falun Dafa bernama Zhong ditangkap karena membagikan materi klarifikasi fakta dan ditahan di pusat penahanan pada musim gugur tahun 2023. Hanya ada sedikit praktisi yang dapat berpartisipasi dalam upaya penyelamatan, jadi seseorang bertanya apakah saya bisa terlibat. Karena saya tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam pekerjaan penyelamatan, saya awalnya enggan untuk berpartisipasi. Melihat keraguan saya untuk membantu, praktisi yang datang untuk meminta bantuan berdiri di depan pintu dan tidak mau pergi. Akhirnya saya dapat melepaskan ego saya dan setuju untuk bekerja sama dalam upaya penyelamatan.

Melawan Penganiayaan Adalah Proses Menyelamatkan Orang

Setelah tim penyelamat dibentuk, kami berusaha keras untuk menghubungi istri Zhong, Meng. Melalui klarifikasi fakta yang berulang kali kami lakukan, Meng akhirnya memahami bahwa praktisi Dafa adalah orang baik. Zhong tidak melanggar hukum apa pun, dan satu-satunya jalan ke depan adalah menempuh jalur hukum. Dengan persetujuannya, kami menyewa seorang pengacara yang kami rasa dapat menangani kasus ini.

Selama hampir satu tahun upaya penyelamatan, setiap langkah terasa penuh perjuangan. Petugas polisi yang menangani kasus ini sangat tidak masuk akal, kasar, dan suka mengelak. Karena kasus ini melibatkan seorang praktisi Falun Dafa, mereka bertindak seolah-olah berada di atas hukum, dan secara membabi buta mematuhi perintah Komite Urusan Politik dan Hukum Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Setelah beberapa interaksi yang tidak menyenangkan dengan polisi, Meng hampir putus asa dan tidak ingin melanjutkan. Kami segera berbagi dan menyadari bahwa, sebagai praktisi, kita tidak boleh memiliki pikiran egois atau menyimpan dendam terhadap polisi, kejaksaan, dan pejabat pengadilan. Dari Fa, kami memahami bahwa tujuan kami seharusnya adalah membantu orang-orang yang terjebak dalam penganiayaan untuk memahami kebenaran agar mereka berhenti melakukan kejahatan. Dengan demikian, kita menyelamatkan mereka.

Kami berbagi dan berintrospeksi setiap kali menemui hambatan. Setiap kali, kami mampu mengidentifikasi berbagai keterikatan manusia, seperti ketidaksabaran, ketakutan, kurangnya belas kasih, sikap mendominasi, dan keterikatan untuk melakukan sesuatu.

Meng terkadang marah dan menuduh kami memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi kami. Mengapa dia merasa seperti itu? Dengan mencari ke dalam, kami menyadari bahwa setiap kali kami menjelaskan sesuatu kepadanya atau memintanya menandatangani sesuatu, kami memiliki keyakinan kuat bahwa dia perlu bekerja sama di saat kami menjalani proses hukum, alih-alih memprioritaskan penyelamatan dia. Setelah kami menyadari keegoisan ini dan mengubah pola pikir kami, sikapnya pun berubah.

Di persidangan, pengacara dengan tepat menyampaikan pembelaan tidak bersalah, sementara hakim dan jaksa tetap diam. Di tengah semua praktisi di area tersebut memancarkan pikiran lurus, Meng membacakan pernyataan pembelaan dengan sangat baik. Setelah sidang, ia sangat gembira dan berkata, "Kalian semua memancarkan pikiran lurus, dan itu sangat efektif. Hakim dan jaksa tampak sangat kecewa. Terima kasih banyak!" Ia juga berulang kali mengucapkan terima kasih kepada pengacara.

Seiring perkembangan kasus, pikiran saya semakin jernih. Saya menyadari bahwa proses menggunakan jalur hukum untuk melawan penganiayaan adalah proses menyelamatkan manusia.

Mengumpulkan Tanda Tangan Juga Merupakan Proses Menyelamatkan Orang

Saat kasus ini masih dalam tahap investigasi, seorang rekan praktisi menceritakan bagaimana Zhong menerapkan prinsip Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupan sehari-harinya, dan ia rukun dengan tetangga serta rekan kerjanya. Oleh karena itu, praktisi ini merasa perlu mengumpulkan tanda tangan untuk petisi guna membantu orang-orang memahami kebenaran.

Empat dari kami berupaya mengumpulkan tanda tangan. Saat itu pertengahan November, dan badai salju lebat melanda, dengan salju menumpuk setinggi lebih dari 30 cm. Semua transportasi umum berhenti dan bahkan berjalan kaki pun sangat sulit. Pemandangan itu mengingatkan saya pada puisi Guru Li "Bunga Mei" dalam Hong Yin II, dan pikiran lurus muncul di hati saya. Kami menerjang dingin, dan berjalan menyusuri jalan-jalan dan gang-gang untuk menemui mantan tetangga, teman, dan kolega Zhong.

Kami memberi tahu orang-orang tentang penganiayaan yang dialami Zhong dan bagaimana PKT tidak peduli bahwa anaknya ditinggalkan tanpa ayah. Semua orang bersimpati dan menyatakan kemarahan atas tindakan PKT. Mereka mengatakan Zhong adalah orang baik dan berbagi contoh bagaimana ia telah membantu mereka tanpa pamrih. Atasannya di tempat kerja juga memujinya. Ke mana pun kami pergi, orang-orang menandatangani dan membubuhkan sidik jari mereka pada petisi tersebut.

Kami mengumpulkan 61 tanda tangan dalam satu setengah hari. Setiap kali kami menemui hambatan atau tidak dapat menemukan orang, kami akan melafalkan Fa sebentar dan mencari ke dalam untuk melihat keterikatan manusiawi mana yang menghalangi orang lain untuk diselamatkan. Setelah itu, upaya kami berjalan sangat lancar. Sungguh ajaib!

Penutup

Setiap anggota tim penyelamat kami menyumbangkan kekuatan mereka, dan kami mampu menyelesaikan tugas dengan efisien. Setiap orang bertanggung jawab dan berkomitmen untuk menjalankan tugasnya tanpa mengeluh atau menyesal. Kami terus memperbaiki diri dan selalu mengutamakan penyelamatan orang.

Sepanjang proses, kami merasakan betapa dahsyatnya pertempuran antara kebenaran dan kejahatan. Sikap lurus sang pengacara, perilaku Meng yang lurus, dan keberanian mereka dalam menghadapi polisi dan petugas pengadilan menunjukkan kekuatan Dafa yang luar biasa. Kami sungguh merasakan bahwa Guru telah mengatur segalanya dengan cara terbaik.

Berpartisipasi dalam upaya penyelamatan ini memberikan dampak yang mendalam bagi saya. Dedikasi tanpa pamrih dari rekan-rekan praktisi, yang mencerminkan belas kasih dan tindakan lurus, membuat saya menyadari kekurangan saya sendiri. Meskipun saya kurang memiliki keterampilan khusus, saya telah belajar bagaimana mendukung upaya ini dengan mengatur pertemuan dengan anggota keluarga, memancarkan pikiran lurus, dan mengirimkan dokumen hukum.

Dulu saya merasa kurang berguna, tetapi rekan-rekan praktisi terus menyemangati saya. "Kita satu tubuh," kata mereka. "Tidak ada peran kecil atau besar. Semua orang penting. Kalian pasti bisa!" Kini saya lebih memahami urgensi menyelamatkan orang.

Dengan semakin mendekatnya Fa meluruskan dunia manusia, waktu yang tersisa tinggal sedikit. Saya harus semakin bertekad untuk bekerja sama sebagai satu tubuh demi menyelamatkan lebih banyak orang, mendobrak konsep-konsep pikiran manusia saya, dan menempuh jalan saya dengan baik demi memenuhi janji prasejarah yang pernah saya buat.

Jika ada yang tidak sesuai dengan Fa, mohon ditunjukkan.