(Minghui.org) Sebagai taktik utama penganiayaan dalam penindasan selama 26 tahun terhadap Falun Gong, Partai Komunis Tiongkok (PKT) memenjarakan praktisi Falun Gong yang sehat mental di rumah sakit jiwa, penjara dan pusat pencucian otak, menjadikan mereka sasaran penyiksaan brutal dan pemberian obat-obatan psikiatris secara paksa.

Pemberian obat secara paksa sebagian besar dilakukan melalui suntikan atau cekok makan paksa, seringkali disertai sengatan listrik atau mengikat anggota tubuh korban dalam posisi yang menyiksa. Akibatnya sangat parah: beberapa praktisi kehilangan penglihatan atau pendengaran; beberapa mengalami sakit kepala hebat yang berkepanjangan; yang lain mengalami delirium; beberapa menjadi lumpuh total; dan beberapa kehilangan nyawa.

Dalam laporan ini, kami menampilkan 18 kasus di Provinsi Shandong, praktisi Falun Gong meninggal dunia akibat pemberian obat paksa dan/atau penyiksaan fisik. Penganiayaan terhadap Falun Gong sangat parah di Provinsi Shandong.

Kasus 1: Insinyur Komputer Meninggal Setelah Disuntik Racun

Su Gang (pria) adalah seorang insinyur komputer di Sinopec Qilu di Kota Zibo, Provinsi Shandong. Ia pergi ke Beijing untuk memohon hak berlatih Falun Gong pada 25 April 2000 dan ditangkap. Ia dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Changle di Kota Weifang pada 23 Mei 2000, ia diberi suntikan racun dua kali sehari.

Setelah diracun selama sembilan hari, Su diserahkan kepada ayahnya pada 31 Mei. Saat itu, matanya sayu dan tanpa ekspresi, reaksinya lambat, anggota tubuhnya kaku, wajahnya pucat, dan ia sangat lemah. Su meninggal delapan hari kemudian, pada 10 Juni, karena gagal jantung. Ia berusia 32 tahun.

Kasus 2: Wanita 33 Tahun Meninggal di Rumah Sakit Jiwa

Ma Yanfang

Ma Yanfang (wanita), seorang karyawan Pabrik Keramik Kota Zhucheng di Provinsi Shandong, pergi ke Beijing untuk memohon keadilan bagi Falun Gong pada April 2000. Dia ditangkap pada 9 Juni 2000, kemudian ditahan oleh majikannya. Setelah melakukan mogok makan untuk melawan penahanan ilegal tersebut, dia dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Zhucheng. Di sana, Ma dipaksa mengonsumsi obat-obatan psikiatris dan disuntik. Dia meninggal dunia di rumah sakit dua bulan kemudian pada Agustus 2000. Ia berusia 33 tahun.

Kasus 3: Kematian Setelah Suntikan Mematikan

Zhang Fuzhen

Zhang Fuzhen (wanita) adalah seorang karyawan Taman Xianhe di Kota Pingdu, Provinsi Shandong. Dia pergi ke Beijing untuk memohon keadilan bagi Falun Gong pada November 2000 dan ditangkap. Saat dibawa kembali ke Pingdu, dia melompat keluar dari mobil dalam upaya putus asa untuk melarikan diri. Zhang menderita cedera parah di pinggulnya dan dirawat di rumah sakit. Polisi kemudian membawanya ke pusat pencucian otak, dia diikat ke tempat tidur dalam posisi elang terbentang untuk waktu yang lama, dipaksa buang air kecil dan besar di tempat tidur. Menurut seorang saksi, para penjaga mempermalukannya dengan melepas semua pakaiannya dan mencukur rambutnya. Mereka menyuntikkan racun yang tidak diketahui ke Zhang, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa. Dia berjuang menahan rasa sakit sampai ia meninggal. Petugas dari Kantor 610 Kota Pingdu menyaksikan seluruh proses. Dia berusia 38 tahun.

Kasus 4: Wanita Berusia 44 Tahun Meninggal Tak Lama Setelah Dibebaskan dari Rumah Sakit

Li Li, dari Kota Laiyang, Provinsi Shandong, ditangkap pada tahun 2001 dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa Kota Yantai. Tak lama setelah dibebaskan, ia menderita tukak lambung dan edema sistemik di sekujur tubuhnya. Ia meninggal pada 9 Desember 2001 di usia 44 tahun.

Kasus 5: Wanita Berusia 58 Tahun Mengalami Gangguan Mental dan Meninggal Dunia

Zheng Shuqin (wanita), dari Kota Longkou, Provinsi Shandong, ditangkap pada tahun 1999 ketika ia pergi ke Beijing untuk memohon hak berlatih Falun Gong. Ia dibawa kembali ke Provinsi Shandong dan ditahan di Rumah Sakit Jiwa Kota Yantai. Ia mengalami gangguan mental dan meninggal dunia pada bulan Juni 2002.

Kasus 6: “Satu Lagi Hilang,” Bisik Seorang Polisi

Zhang Dezhen

Zhang Dezhen (wanita) adalah seorang guru biologi di SMP Negeri 6 Kabupaten Mengyin, Provinsi Shandong. Setelah penganiayaan dimulai pada tahun 1999, dia pergi ke Beijing tiga kali untuk memohon keadilan bagi Falun Gong. Dia ditangkap dua kali, kemudian ditahan selama beberapa periode.

Zhang ditangkap lagi oleh petugas dari Kantor Keamanan Dalam Negeri Kabupaten Mengyin pada 19 September 2002. Dia ditendang dan dipukuli dengan tongkat karet oleh petugas Bao Xitong dan Tian Liegang di Pusat Penahanan Mengyin. Ketika Zhang melakukan mogok makan sebagai protes, mereka membawanya ke Rumah Sakit Pengobatan Tiongkok Kabupaten Mengyin untuk dicekok paksa makan.

Lei Yancheng, direktur Kantor 610 setempat, Sun Kehai, direktur pusat penahanan, dan Guo Xingbao, presiden rumah sakit, menginstruksikan Wang Chunxiao, seorang dokter dari pusat penahanan, untuk memberikan suntikan racun kepada Zhang. Zhang meninggal pada 31 Januari 2003—Malam Tahun Baru Imlek—setelah suntikan terakhir.

"Satu lagi hilang," bisik seorang petugas polisi.

Kasus 7: Wanita Berusia 58 Tahun Meninggal Dunia dalam Kesakitan

Yu Guizhen, dari Kota Pingdu, Provinsi Shandong, ditangkap pada bulan September 2003 karena berbicara kepada penduduk setempat tentang Falun Gong. Karena kesehatannya yang buruk, ia ditolak masuk oleh Kamp Kerja Paksa Wangcun. Dai Yugang dari Kantor 610 membawa Yu ke Rumah Sakit Jiwa Tonghe. Para petugas di sana mengikatnya dalam posisi berbaring telentang, memaksanya minum segenggam obat yang tidak diketahui, dan menyuntiknya dengan obat-obatan yang beracun bagi sistem saraf pusat. Tak lama kemudian, dia mulai mengeluarkan air liur dan kehilangan kendali atas tubuhnya. Matanya menjadi sayu. Dia mengantuk sepanjang hari dan sering pingsan.

Ilustrasi penyiksaan: diikat dalam posisi elang terbentang

Yu (wanita) kemudian dibebaskan setelah keluarganya membayar suap sebesar 10.000 yuan. Di rumah, ia menderita sakit parah di sekujur tubuhnya. Salah satu kakinya lumpuh dan ia hampir tidak bisa bergerak. Polisi masih sering mengganggu dan mengancam Yu di rumah. Dia meninggal dunia pada 13 November 2003 di usia 55 tahun.

Kasus 8: Warga Desa Meninggal Akibat Suntikan Racun

Wang Xingguo (pria), seorang warga desa di Kota Weifang, Provinsi Shandong, ditangkap pada 20 Juni 2010, saat dalam perjalanan pulang setelah bekerja shift malam. Polisi memberinya suntikan racun dan membebaskannya pada 28 Juni 2010. Keluarganya terkejut melihat perubahannya hanya dalam delapan hari: ia kurus kering, matanya sayu, dan ia mengalami kehilangan ingatan yang parah serta kehilangan kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Suatu hari, ia tiba-tiba teringat bahwa polisi telah menutup matanya dan memberinya suntikan selama penahanannya.

Wang ditangkap lagi pada 15 September 2011 bersama istrinya, Yu Suzhi. Ia ditahan di Pusat Pencucian Otak Nansun selama seminggu dan dibebaskan setelah keluarganya membayar biaya sebesar 600 yuan.

Yu dibawa ke Kamp Kerja Paksa Wanita Pertama Shandong untuk menjalani hukuman satu tahun. Selama penahanan istrinya, Wang berjuang untuk menghidupi dirinya sendiri dan mengalami kekurangan gizi parah. Ia meninggal setahun kemudian.

Kasus 9: Manajer Pabrik Meninggal Setelah Satu Tahun Ditahan di Rumah Sakit Jiwa

Wang Shaoqing (pria), seorang manajer di Pabrik Kapas Kedua di Kota Dezhou, Provinsi Shandong, ditangkap pada tahun 2001 dan dijatuhi hukuman dua tahun di Kamp Kerja Paksa Kedua Provinsi Shandong. Ia sering ditahan di sel isolasi dan digantung dengan pergelangan tangan yang diborgol di belakang punggungnya.

Ilustrasi penyiksaan: digantung dengan pergelangan tangan diborgol ke belakang

Tak lama setelah Wang dibebaskan pada tahun 2003, ia ditangkap lagi karena meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan. Ia ditahan di Rumah Sakit Jiwa Kota Dezhou selama lebih dari setahun dan mengalami gangguan mental. Ia meninggal dunia pada bulan Juli 2005, di usia 42 tahun.

Kasus 10: Wanita Meninggal di Unit Perawatan Intensif

Xu Decun, warga Kota Zaozhuang, Provinsi Shandong, ditangkap pada 27 April 2002 oleh petugas Kantor Polisi Jalan Jiefang Utara. Dia berhasil melarikan diri keesokan harinya dan terpaksa tinggal jauh dari rumah selama delapan tahun berikutnya untuk bersembunyi dari polisi.

Setelah akhirnya kembali ke rumah untuk mengurus putra dan ibu mertuanya yang sudah lanjut usia pada 30 April 2010, dia ditangkap lagi pada 2 Mei dan dijatuhi hukuman dua tahun di kamp kerja paksa. Ketika dibebaskan pada tahun 2012, Xu mengalami kelelahan yang tak dapat dijelaskan. Dia curiga para penjaga telah mencampur makanannya dengan racun.

Kesehatan Xu terus memburuk dan dia dibawa ke Rumah Sakit Kota Zaozhuang pada 1 September 2013. Awalnya, para dokter menolak untuk merawatnya, tetapi setelah mendengar bahwa dia adalah seorang praktisi Falun Gong, seorang dokter berkata, "Kami akan merawatnya dengan obat-obatan untuk Falun Gong."

Xu dibawa ke Unit Perawatan Intensif jam 5.00 pagi 6 September 2013. Dalam perjalanan, dia berseru, "Falun Dafa baik! Sejati-Baik-Sabar baik!" Semenit kemudian, seorang dokter mengumumkan bahwa ia meninggal dunia karena "kematian otak". Dia berusia 52 tahun.

Kasus 11: Pekerja Pabrik Kapas Meninggal Akibat Suntikan Beracun

Xu Guiqin

Xu Guiqin (wanita), yang bekerja di Pabrik Kapas Sungai Besar di Kota Taian, Provinsi Shandong, dijatuhi hukuman kamp kerja paksa selama satu tahun pada Januari 2002 karena mendistribusikan materi klarifikasi fakta Falun Gong. Saat menjalani hukuman di Kamp Kerja Paksa Wanita Pertama Provinsi Shandong, ia dipukuli, dilarang tidur, dan dipaksa berdiri atau membungkuk selama berjam-jam. Bahkan dua hari sebelum dibebaskan, penjaga berusaha memaksanya menandatangani pernyataan untuk melepaskan Falun Gong.

Beberapa hari sebelum dibebaskan, Xu disuntik dengan empat botol obat perusak saraf. Wajahnya bengkak dan lidahnya terasa kaku. Tubuhnya mati rasa, dan dia mengalami kehilangan ingatan yang parah. Kondisi fisik dan mentalnya semakin memburuk setiap harinya setelah kembali ke rumah. Dia meninggal sembilan hari kemudian, pada 10 Desember 2002, di usia 38 tahun.

Kasus 12: Pekerja Pabrik Kapas Meninggal Dua Hari Setelah Disuntik Racun

Xu Guanglan (wanita), seorang warga desa di Kota Linyi, Provinsi Shandong, pergi ke Beijing untuk memohon hak berlatih Falun Gong pada bulan Desember 1999 bersama keluarganya. Dia dipukuli dan dibawa kembali ke Shandong.

Ketika mobil tiba di Kota Taian, Xu mulai muntah darah, kemungkinan besar akibat pemukulan di Beijing. Setibanya di Kabupaten Yinan, polisi membawanya ke rumah sakit setempat dan menyuntiknya dengan obat-obatan yang tidak diketahui. Ia meninggal dua hari setelah dibebaskan. Dia berusia 68 tahun.

Kasus 13: Karyawan Perusahaan Tembakau Meninggal Setelah Tiga Kali Suntikan Beracun

Wang Xinbo

Wang Xinbo (pria) bekerja di Perusahaan Tembakau Distrik Zhangdian di Kota Zibo, Provinsi Shandong. Ia ditangkap pada 15 Oktober 2000 dan dijatuhi hukuman kamp kerja paksa selama tiga tahun pada tahun 2001 karena mendistribusikan materi Falun Gong. Setelah dibebaskan dengan pembebasan bersyarat medis, ia tinggal jauh dari rumah untuk bersembunyi dari polisi.

Wang ditangkap lagi pada tahun 2003 karena mencetak materi Falun Gong. Ia dijatuhi hukuman 13 tahun penjara oleh Pengadilan Distrik Zhangjiadian. Pada Oktober 2005, para penjaga di Penjara Provinsi Shandong melarangnya tidur selama empat hari berturut-turut. Mereka juga bergantian memukulinya, tanpa memberinya makan selama masa penahanan. Ia mengalami edema sistemik dan pingsan.

Para penjaga kemudian membawa Wang ke rumah sakit. Tepat saat ia mulai pulih, dokter memberinya tiga suntikan obat yang tidak diketahui. Ia dibebaskan pada 29 Januari 2006, di ambang kematian. Ia meninggal dua minggu kemudian pada 10 Februari 2006 di usia 48 tahun.

Kasus 14: Pelatih Bola Voli Meninggal Setelah Disuntik Bertahun-tahun yang Lalu

Wang Jinxiang

Wang Jinxiang (wanita) adalah seorang pelatih bola voli di Kota Weifang, Provinsi Shandong. Dia ditangkap pada Oktober 2005 karena menyebarkan materi Falun Gong di Beijing dan dijatuhi hukuman dua tahun di Kamp Kerja Paksa Wanita Tangshan di Provinsi Hebei. Ia berulang kali disuntik dengan obat-obatan terlarang yang tidak diketahui selama penahanannya, yang menyebabkan kesehatannya memburuk. Dia kemudian dibebaskan dengan jaminan.

Wang berhasil pindah ke Kanada pada tahun 2010. Saat pemeriksaan fisik, dokter mengatakan kondisinya sangat buruk dan dia bisa meninggal kapan saja. Baru kemudian dia menyadari bahwa demam ringan kronis dan luka dalam di kaki serta tungkainya mungkin merupakan indikator toksisitas akibat suntikan yang diterima di kamp kerja paksa. Dia meninggal pada bulan September 2011 di usia 59 tahun.

Kasus 15: Karyawan Perusahaan Perdagangan Mobil Meninggal Dunia dalam Keadaan Mencurigakan

Tian Shichen

Tian Shichen (pria) adalah seorang karyawan Perusahaan Perdagangan Mobil Futian Beijing. Selama bertugas di Nigeria, dia aktif berbicara kepada orang-orang tentang penganiayaan terhadap Falun Gong dan diawasi oleh Kedutaan Besar Tiongkok di Nigeria. Sekembalinya ke Beijing pada 29 Desember 2011, Tian ditangkap di bandara dan diinterogasi selama empat jam. Polisi memaksanya mengundurkan diri dari jabatannya dan dia kembali ke kampung halamannya di Shandong pada 30 Desember 2011.

Sejak sore hari 1 Januari 2012, Tian mulai merasa lemas. Pada malam hari 2 Januari, ia merasa demam dan diare. Awalnya, ia mengira mengalami jet lag, dan belum beradaptasi. Ia pikir akan membaik setelah beristirahat beberapa hari. Namun pada 5 Januari, kondisinya memburuk. Pada 7 Januari, kulit, mata, dan urinenya berwarna gelap, ia mengalami diare, muntah-muntah, dan tidak nafsu makan. Ia meninggal dunia pada pagi hari 16 Januari. Ia berusia 31 tahun.

Keluarga Tian tidak mencurigai adanya tindak kejahatan sampai beberapa kerabat yang datang berkunjung menduga bahwa ia mungkin diracun. Setelah jenazahnya dikremasi, mereka melihat tulang-tulangnya berwarna merah, terutama tulang-tulang di tubuh bagian atasnya.

Kasus 16: Penyiksaan dan Pemberian Obat Terlarang Merenggut Nyawa Seorang Dekorator

Qian Fajun

Qian Fajun (pria), seorang dekorator di Kota Linyi, Provinsi Shandong, pergi ke Beijing untuk memohon hak berlatih Falun Gong pada akhir tahun 2000 dan ditangkap di Stasiun Kereta Junan. Setelah dibawa ke kantor polisi, ia dipukuli dengan tongkat berduri, ditampar wajahnya, dan dibanting ke dinding.

Qian berhasil melarikan diri, namun ditangkap lagi pada 17 Februari 2003. Keesokan harinya, ia dibawa ke Kamp Kerja Paksa ke-2 Provinsi Shandong untuk menjalani hukuman dua tahun. Di sana, ia terus-menerus dipukuli, digantung dengan tangannya, dicekok paksa makan, dilarang tidur, dipaksa duduk di bangku kecil selama berjam-jam tanpa bergerak, disetrum dengan tongkat listrik, dikurung di sel isolasi, dan disuntik dengan obat-obatan yang tidak diketahui jenisnya.

Penangkapan terakhir Qian terjadi pada 23 September 2011 dan ia dibawa ke Pusat Pencucian Otak Kota Linyi. Para penjaga mengikatnya dan mencekok paksa dengan racun, yang membuatnya lemah. Mereka membiarkan selang makanan terpasang di tubuhnya sehingga mereka tidak perlu memasangnya setiap kali menyiksanya. Mereka juga memukuli Qian, menyebabkan luka serius. Ia tidak bisa berjalan dan harus digendong.

Sebelum dicekok paksa makan pada hari kelima, staf pusat pencucian otak menunjukkan foto-foto praktisi Falun Gong lainnya yang diikat di "ranjang kematian" dan dicekok paksa makan. Ia tetap tak gentar. Mereka kemudian mengikat anggota tubuhnya ke keempat sudut ranjang dengan sangat erat sehingga ia tidak bisa bergerak dan menjerit kesakitan yang luar biasa.

Qian dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa ke-2 Provinsi Shandong pada 28 Oktober 2011. Ia melakukan mogok makan sebagai protes dan dicekok paksa makan. Dokter kamp kerja paksa Zhang berulang kali menarik-narik selang makanan selama proses cekok paksa makan, untuk menambah rasa sakit.

Qian muntah setiap kali dicekok paksa makan. Ia juga mencoba menarik selang, tetapi tidak berhasil. Ia sering kejang dan jatuh dari tempat tidur. Terkadang ia kehilangan kendali pada kandung kemihnya.

Para tahanan di sel yang sama menyadari bahwa Qian sedang sekarat dan melaporkan kondisinya kepada seorang kapten. Kapten itu menjawab, "Apa yang kalian khawatirkan? Jika dia meninggal, kami akan melemparkannya ke luar." Para penjaga terus mencekok paksa makan.

Petugas kamp kerja paksa akhirnya mengirim Qian ke Rumah Sakit Basan untuk perawatan darurat. Ia disuntik dengan obat yang tidak diketahui di kaki kanannya. Kondisinya memburuk dengan cepat setelahnya, dan ia dibebaskan pada Februari 2012.

Kesehatan Qian tidak kunjung pulih setelah kembali ke rumah. Ia tidak bisa berjalan dan sangat kesakitan. Kaki kanannya bernanah parah dan mengeluarkan nanah di tempat suntikan. Menjelang akhir hayatnya, ia hampir tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Ia membutuhkan bantuan untuk makan, minum, atau menggunakan kamar mandi. Ia bahkan tidak bisa bangun dari tempat tidur. Qian meninggal dunia 14 bulan kemudian, tepatnya pada 17 April 2013, di usia 44 tahun.

Kasus 17: Pria Shandong Meninggal Beberapa Tahun Setelah Tujuh Suntikan Obat Beracun

Wang Weihe (pria), dari Kota Jiaozhou, Provinsi Shandong, meninggal beberapa tahun setelah diberi tujuh suntikan obat beracun di rumah sakit jiwa.

Wang, istrinya, Fa Xiufang, putri mereka, Wang Ping, dan putra mereka, Wang Mingjian, semuanya mendapatkan manfaat dari berlatih Falun Gong. Setelah penganiayaan dimulai pada 20 Juli 1999, mereka pergi ke Beijing dua hari kemudian untuk mencari keadilan. Keempatnya ditangkap dan ditahan selama lebih dari tiga bulan.

Keluarga itu kembali ke Beijing pada 6 Januari 2000 dan ditangkap lagi. Setelah dibawa kembali ke Shandong, mereka dipukuli secara brutal. Wang Weihe tidak bisa makan selama enam hari akibat luka-luka yang dideritanya. Ia kesulitan bernapas dan merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Sekitar tiga bulan kemudian, ia dan istrinya dipindahkan ke rumah sakit jiwa. Wang disuntik setibanya di rumah sakit. Beberapa hari kemudian, ia berlatih Falun Gong dan diperiksa oleh dokter Yang Chengchao. Yang menendangnya dan menyeretnya dengan kaki bolak-balik antara kamar dan lorong. Ia kemudian mengikat Wang dalam posisi elang terbentang dan memberinya tujuh suntikan obat-obatan beracun dalam satu malam.

Wang kehilangan kesadaran setelah suntikan. Ketika sadar pada hari ketiga, ia tidak bisa bergerak. Mulutnya berbusa dan bicaranya tidak jelas. Ia juga mengalami inkontinensia dan tidak tahu cara menutupi dirinya dengan selimut. Ia kemudian mengalami gangguan mental dan meninggal beberapa tahun kemudian (waktu pastinya tidak diketahui).

Kasus 18: Wanita Sehat Mental yang Diberi Obat Beracun di Dua Rumah Sakit Jiwa, Meninggal Sembilan Bulan Kemudian

Selama dua hari, seorang wanita sehat mental dirawat di dua rumah sakit jiwa yang berbeda, di mana ia disuntik dengan obat penenang dan obat-obatan yang tidak diketahui jenisnya. Setelah dibebaskan, kesehatannya terus menurun, ingatannya terkadang kabur, dan ia akhirnya kehilangan kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Dia meninggal dunia pada dini hari 28 Juli 2025. Perempuan berusia 38 tahun ini meninggalkan seorang suami.

Liu Binghuan, penduduk asli Kota Jinan, Provinsi Shandong, menghadapi penganiayaan berulang kali karena keyakinannya. Dia menjalani satu tahun kerja paksa antara tahun 2008 dan 2009. Setelah penangkapan berikutnya pada 30 Desember 2021, dia ditahan selama satu hari. Untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut, Liu pindah ke Kabupaten Yangshan, Kota Qingyuan, Provinsi Guangdong.

Petugas dari Kantor Keamanan Dalam Negeri Kabupaten Yangshan dan Kantor Polisi Chengbei mendobrak rumah sewa Liu pada pagi hari 14 Juni 2022, dan menangkapnya serta seorang praktisi lain, Zhong Yongxing. Keduanya ditahan di kantor polisi selama dua hari sebelum dijatuhi hukuman penahanan administratif selama lima hari. Liu Binghuan dibebaskan dengan jaminan setelah ditolak masuk oleh pihak penjara karena tekanan darah tinggi.

Polisi terus mengawasi Liu Binghuan dengan ketat dan menangkapnya kembali pada malam 29 September 2024. Mereka membawanya ke Rumah Sakit Jiwa Cihang di Kabupaten Yangshan, tempat ia diikat dan berulang kali disuntik dengan obat penenang.

Polisi membawa Liu Binghuan ke Pusat Penahanan Qingxin keesokan harinya, tetapi ia ditolak masuk setelah pemeriksaan fisik wajib menunjukkan tekanan darah sistoliknya lebih dari 200 mmHg (120 atau lebih rendah dianggap normal). Dari pada melepaskannya, polisi membawa Liu ke Rumah Sakit Jiwa Rakyat Ketiga Kota Qingyuan (rumah sakit jiwa lain), di mana ia kembali disuntik dengan obat penenang dan obat-obatan lain yang tidak diketahui. Ia mengalami kehilangan ingatan sementara dan menjadi linglung serta bingung.

Adik laki-lakinya, Liu Binglei, bergegas ke Kabupaten Yangshan dari Provinsi Shandong pada 1 Oktober 2024. Ia telah memeriksa semua pusat penahanan setempat tetapi tidak dapat menemukan Liu Binghuan. Jam 23.00 pada 3 Oktober, adik perempuannya dan seorang petugas dari Kota Jinan menghubunginya. Mereka memberi tahu Liu Binglei untuk pergi ke Rumah Sakit Rakyat Ketiga Kota Qingyuan guna mengurus pemulangan Liu Binghuan.

Liu Binglei memperhatikan bahwa kakaknya tampak lesu dan lemah. Dia mengatakan telah melakukan mogok makan sejak penangkapannya. Petugas Jinan menelepon lagi dan meminta Liu Binglei untuk menjadi penjamin agar ia dibebaskan dengan jaminan atau menjalani tahanan rumah. Baik Liu Binglei maupun Liu Binghuan menolak untuk menyetujui hal ini, tetapi petugas Jinan dan rekan-rekannya di Yangshan tetap menempatkan Liu Binghuan dalam tahanan rumah dan mengancam akan menuntutnya nanti.

Liu Binghuan tidak pernah pulih, dan meninggal dunia pada 28 Juli 2025.

Laporan Terkait:

Healthy Falun Gong Practitioners Subjected to Involuntary Drug Administration and Other Torture in Psychiatric Hospitals

Kasus Praktisi Falun Gong yang Meninggal Setelah Diracun Saat Ditahan (Foto Grafik)

The Chinese Communist Party’s Psychiatric Abuse of and Human Experiments on Falun Gong Practitioners

Kasus Praktisi Falun Gong yang Meninggal Setelah Diracun Saat Ditahan (Foto Grafik)