(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa mengadakan acara di Delft pada hari Sabtu, 6 September 2025, untuk memperkenalkan Dafa dan mengungkap penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT). Kegiatan tersebut disambut dengan hangat.
Alun-alun pusat Delft dipenuhi wisatawan dan cuacanya cerah. Praktisi Falun Dafa mendirikan stan di dekat Gereja Baru, di tepi kanal. Mereka memajang papan informasi, memperagakan latihan Dafa, membagikan brosur, dan berbincang dengan pejalan kaki. Banyak orang berhenti di stan tersebut. Di antara mereka terdapat mahasiswa internasional Tiongkok yang menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan. Banyak wisatawan mengatakan bahwa mereka tertarik dengan gerakan latihan Falun Dafa yang anggun, dan beberapa bertanya di mana mereka bisa mempelajari latihan tersebut.
Pemandangan Delft
Delft terletak di provinsi Holland Selatan di Belanda bagian barat, dan dikelilingi oleh sebuah kanal. William dari Oranye, pendiri keluarga kerajaan Belanda, memulai pemerintahannya di Delft. Delft University of Technology (TUD-Technische Universiteit Delft), yang didirikan pada tahun 1842, termasuk di antara universitas-universitas terbaik dunia. IHE Delft Institute for Water Education, sebuah pusat pengetahuan dan pelatihan air UNESCO, terletak di dekat stasiun kereta api pusat kota dan menarik mahasiswa dan peneliti internasional dari seluruh dunia untuk pertukaran dan pelatihan.
Orang-orang belajar tentang Falun Dafa dan penganiayaan di Tiongkok selama acara di Delft.
Menandatangani petisi untuk mengakhiri penganiayaan.
Mahasiswa Internasional Mengecam Penganiayaan
Mahasiswa internasional Sana (kanan) dan Dana (kiri).
Sana dan Dana, mahasiswa internasional yang kuliah di TUD, berbincang dengan para praktisi. Sana berasal dari Polandia, sementara Dana dari Ukraina. Setelah membaca papan klarifikasi fakta, mereka mencari topik tersebut di ponsel mereka. Seorang praktisi menjelaskan bahwa praktisi Falun Dafa tetap teguh pada keyakinan mereka pada Zhen, Shan, Ren (Sejati, Baik, Sabar), tetapi telah mengalami penganiayaan brutal oleh PKT selama 26 tahun. Kedua perempuan muda itu merasa khawatir dengan penganiayaan itu.
Dana berkata, “Zhen, Shan, Ren (Sejati, Baik, Sabar) sangat murni dan saya tidak melihat ada masalah dengan itu. Saya benar-benar tidak mengerti mengapa pemerintah Tiongkok menindas kelompok baik ini. Saya pikir penganiayaan terhadap warga sipil yang cinta damai harus dihentikan. Mereka tidak menyakiti siapa pun. Baru sekarang saya tahu bahwa hal-hal seperti itu benar-benar terjadi di dunia ini dan masih terjadi. Saya juga tahu bahwa orang-orang Tiongkok diawasi dan ditindas. Itu sungguh menyedihkan.”
Sana menambahkan, “Saya dan keluarga suka bermeditasi. Saya pikir ini berkaitan dengan kesehatan mental dan bermanfaat bagi pikiran dan tubuh kita. Setiap orang seharusnya memiliki kebebasan dan hak untuk memiliki keyakinan, tetapi di Tiongkok, kita tidak memiliki kebebasan untuk menjalankan keyakinan kita. Ini sungguh buruk. Sungguh tidak dapat dipercaya bahwa pemerintah bisa melakukan hal seperti itu!”
Mereka menandatangani petisi untuk mendukung upaya praktisi Dafa dalam mengakhiri penganiayaan dan berterima kasih kepada mereka karena telah hadir dan memberi tahu orang-orang tentang apa yang sedang terjadi di Tiongkok. Sana berkata, “Kita belajar beberapa hal baru hari ini. Saya sungguh berharap kalian berhasil dalam apa yang kalian lakukan. Kalian benar-benar membantu orang-orang terbebas dari penindasan PKT dan memberi tahu seluruh dunia tentang situasi yang sebenarnya. Semakin banyak orang yang mengetahuinya, semakin besar kemungkinan masalah ini akan menarik perhatian orang-orang.” Dana berkata, “[Penganiayaan] ini sangat kejam. Ini jahat. Saya harap upaya kalian akan mengakhiri situasi ini.”
Siswa SMA Mendorong Teman-Teman untuk Menandatangani Petisi
Himali (pertama dari kanan) membawa teman-temannya untuk menandatangani petisi.
Himali, seorang siswi SMA berusia 17 tahun, sedang menjalani tahun terakhirnya di SMA, dan berencana untuk kuliah di Universitas TUD tahun depan. Setelah menandatangani petisi, ia mengajak beberapa temannya sore itu juga untuk ikut menandatangani.
Himali berkata, “Saya dan teman-teman semua berpikir bahwa apa yang kalian semua lakukan, mengakhiri pengambilan organ ilegal dan melindungi mereka [yang dianiaya], sangatlah penting. Kami sangat senang bisa membantu! Kalian harus terus berjuang, betapa pun sulitnya. Ini sangat penting.”
“Falun Dafa Hao!”
Berasal dari Korea, Zheng sekarang tinggal di Belanda. Ia sedang bersepeda di sepanjang kanal ketika melihat para praktisi. Ia mengacungkan jempol dan berseru, “Falun Dafa Hao (Falun Dafa Baik)!”
Ia mengatakan bahwa ia pernah melihat kegiatan klarifikasi fakta mereka di tempat lain, seperti di Pecinan, ketika ia berada di Korea Selatan. Ia sangat mengagumi kegigihan para praktisi dalam mengklarifikasi fakta kepada orang-orang di seluruh dunia.
Ia belajar lebih banyak tentang penganiayaan yang dilakukan PKT dan mengatakan bahwa ia memiliki banyak tetangga Tionghoa yang tidak benar-benar memahami apa yang telah dilakukan PKT. Ia berkata bahwa jika Anda berbicara kritis tentang PKT, orang-orang Tionghoa akan menganggap Anda musuh mereka. Seorang praktisi memberinya sebuah koran klarifikasi fakta berbahasa Mandarin dan menyarankan agar ia memberikannya kepada tetangga-tetangga Tionghoanya. Zheng dengan senang hati menerimanya dan berkata, "Ide bagus!"
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org