(Minghui.org) Saya berusia 59 tahun dan mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1996. Saya melewati banyak sekali kesulitan dan rintangan, tetapi saya berhasil mengatasinya berkat perlindungan Guru yang penuh belas kasih.
Guru Menyelamatkan dan Membantu Saya Pulang ke Rumah
Pada musim dingin tahun 2001, para praktisi di daerah saya mengirimkan banyak surat klarifikasi fakta kepada para pimpinan tempat kerja. Orang-orang yang menganiaya praktisi memperlakukan saya sebagai tersangka. Direktur kantor dan kepala keamanan tempat kerja menekan saya untuk mengakui bahwa saya yang mengirimkan surat-surat tersebut. Mereka meminta saya untuk memilih, "Berlatih Falun Dafa atau terus bekerja?" Saya mengklarifikasi fakta kepada mereka, tetapi mereka tidak mau mendengarkan.
Alasan tempat kerja bermaksud memanfaatkan masalah ini untuk menjebak saya adalah karena saya telah dibawa ke pusat pencucian otak dua bulan sebelumnya. Menjelang Festival Pertengahan Musim Gugur, kepala Kantor 610 menemui saya untuk "berbicara," mengatakan bahwa ia ingin "menjaga saya" dan membantu saya pulang. Maksudnya, ia ingin saya menyuapnya. Saya kembali ke tempat kerja dan tidak kembali ke pusat pencucian otak. Hal ini membuatnya marah, dan ia mengatur seseorang dari Kantor 610 untuk menelepon saya. Ia mengancam dan berkata, "Anda mau bekerja tanpa berubah? Lihat saja bagaimana kami akan menangani anda!"
Kurang dari seminggu setelah kembali bekerja, atasan saya menerima instruksi dari kepala Kantor 610 untuk menyerahkan dokumen yang menyatakan bahwa mereka akan menghentikan gaji dan memecat saya. Sebulan kemudian, empat petugas polisi menangkap dan membawa saya ke pusat pencucian otak.
Para preman Kantor 610 sangat kejam terhadap saya. Mereka melarang saya makan dan menggunakan kamar mandi. Mereka memborgol salah satu tangan dan saya digantung di tiang ranjang yang sangat tinggi sepanjang malam.
Saya dipindahkan ke pusat penahanan setempat keesokan harinya. Selama ditahan di sana, saya melafalkan Fa dan memancarkan pikiran lurus. Saya juga mengklarifikasi fakta tentang penganiayaan kepada para tahanan. Tiga hari kemudian, seorang wanita muda masuk ke tahanan, dan saya mengetahui bahwa ia juga seorang praktisi. Kami berdua mengklarifikasi fakta, menghafal Hong Yin dan artikel Guru, serta saling menyemangati.
Delapan hari kemudian, seorang petugas kebersihan memberi tahu saya, "Saya melihat sebuah kartu di meja mereka dan nama Anda tertera di sana. Di sana tertulis bahwa mereka tidak akan memberi Anda makanan besok pagi dan akan mengirim Anda ke kamp kerja paksa selama tiga tahun."
Awalnya saya kesal, tetapi saya segera tenang. Saya berpikir, "Guru ada di sisi saya. Ke mana pun saya pergi, saya akan mengklarifikasi fakta dan menyelamatkan makhluk hidup. Guru yang memutuskan segalanya!" Praktisi lain bertanya, "Apakah Anda tidak takut?" Saya menjawab, "Saya punya Guru dan Fa. Praktisi tidak boleh menyerah pada kejahatan. Guru yang memutuskan segalanya!"
Setelah makan malam, saya dan praktisi lain memancarkan pikiran lurus. Setelah beberapa saat, saya tiba-tiba merasa menyesal dan sedih. Saya benar-benar menyesal tidak bisa mengklarifikasi fakta kepada lebih banyak orang sebelum saya ditahan. Saya juga menyesal tidak bisa menyelesaikan pembagian materi klarifikasi fakta ke desa-desa di sekitar rumah keluarga saya. Semakin saya memikirkannya, semakin buruk perasaan saya. Saya berharap punya sayap agar bisa terbang keluar dari pusat penahanan dan membagikan materi ke desa-desa tersebut.
Kaki saya terasa sakit, jadi saya berbaring. Begitu saya berbaring, mulut saya mulai berbusa. Semua orang ketakutan. Praktisi itu berlari ke jendela dan berteriak, "Cepat kemari!" Seorang penjaga berlari menghampiri dan bertanya, "Apa yang kalian teriakkan?" Praktisi itu menjawab, "Lihat!" Penjaga itu memasuki sel, melihat kondisi saya, dan melapor kepada kepala penjara. Ia memanggil empat orang untuk membawa saya ke rumah sakit.
Di ruang gawat darurat, saya melihat kepala penjara tampak ketakutan. Ia mungkin takut dimintai pertanggungjawaban jika saya meninggal, jadi ia berdiri di samping tempat tidur saya dan terus berkata, "Anda akan segera pulih." Para dokter dengan gugup melakukan tes pada saya.
Selain mulut berbusa, saya tidak merasakan ada yang salah dengan tubuh saya.
Ketika saya dibawa ke bangsal, saya melihat petugas Kantor 610 datang dan mereka bergumam. Saya pun tertidur. Ketika saya bangun di pagi hari, petugas Kantor 610 dan orang-orang di pusat penahanan sudah pergi.
Seorang perawat menyadari saya sudah bangun, berkata, "Anda membuat semua orang ketakutan tadi malam. Kami sibuk merawat Anda sepanjang malam." Saya berkata, "Terima kasih. Di mana orang-orang yang membawa saya ke sini?" Ia berkata, "Mereka membayar 300 yuan lalu pergi."
Saya pikir mereka pasti takut dimintai pertanggungjawaban atas kematian saya, jadi mereka pergi. Ketika dokter datang, saya memberi tahu salah satu dokter bahwa saya ingin dipulangkan. Dokter itu berkata, "Saya tidak menyangka Anda akan pulih secepat ini." Ia membujuk saya untuk tinggal di rumah sakit untuk observasi satu hari lagi. Saya menolak dan naik taksi pulang.
Setelah pulang ke rumah, keluarga dan rekan-rekan praktisi mengkhawatirkan saya. Mereka takut polisi akan kembali dan menculik saya jika mereka tahu saya sudah sembuh dan pulang. Saya berkata kepada mereka, "Guru telah menolong saya. Tidak ada yang bisa ikut campur." Polisi tidak datang atau mengganggu saya.
Saya tahu ini terjadi karena Guru melihat saya memiliki keinginan untuk menyelamatkan orang. Beliau membantu saya mengatasi gejala penyakit sehingga saya dapat melarikan diri dan tidak menghabiskan tiga tahun di kamp kerja paksa.
Dipenjara di Kamp Kerja Paksa untuk Kedua Kalinya
Sebelum Olimpiade Beijing 2008, terjadi penangkapan massal terhadap praktisi Falun Dafa di kota saya, dan saya salah satunya. Komite Urusan Politik dan Hukum Kota dan Divisi Keamanan Dalam Negeri berencana mengirim 50 orang ke kamp kerja paksa. Beberapa praktisi dijatuhi hukuman penjara. Hampir 200 praktisi lainnya ditahan di pusat pencucian otak.
Suatu pagi di akhir Mei 2008, saya sedang mengendarai sepeda listrik ke tempat kerja ketika sebuah mobil hitam melaju kencang dan menghimpit saya ke pinggir jalan, membuat saya terjatuh dari sepeda. Kepala Divisi Keamanan Dalam Negeri dan beberapa petugas polisi memborgol dan menyeret saya ke dalam mobil.
Polisi mengambil kunci saya dan pergi ke rumah untuk menangkap suami saya yang juga seorang praktisi. Ketika ia mendengar bahwa mereka adalah polisi, ia mengunci pintu. Mereka tidak dapat membukanya dan akhirnya pergi, meninggalkan kunci yang patah di lubang kunci. Mereka mengirim mobil pemadam kebakaran dan menggunakan derek untuk mencapai rumah saya, memecahkan jendela, masuk, dan menangkap suami saya. Polisi menggeledah rumah dan menyita semua barang berharga.
Suami dan saya ditahan di kantor polisi di dua ruangan terpisah. Mereka menginterogasi dan mengancam kami selama empat hari, tetapi tidak berhasil.
Mereka ingin menahan saya, tetapi pusat penahanan menolak menerima saya. Wakil kepala Divisi Keamanan Dalam Negeri kemudian membawa saya ke rumah sakit kota untuk mengeluarkan surat keterangan palsu dan memaksa pusat penahanan untuk menahan saya.
Sekitar separuh penghuni ruangan tempat saya ditahan adalah praktisi. Para penjaga tidak mengizinkan saya bekerja karena saya tidak bisa menggunakan kaki kanan saya. Selain menghafal Hong Yin dan ceramah Guru, saya memancarkan pikiran lurus. Pada malam hari, saya mengklarifikasi fakta, membujuk para tahanan untuk mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi pemudanya, serta mengajari mereka menyanyikan lagu-lagu ciptaan praktisi. Sambil bekerja, praktisi lain juga mengklarifikasi fakta kepada para tahanan dan membujuk mereka untuk mundur dari PKT. Saya bekerja sama dengan praktisi lain, dan akhirnya kami membantu semua tahanan di ruangan itu mundur dari PKT. Orang-orang yang memahami kebenaran menghormati kami.
Chen, kepala sel, berusia sekitar dua puluh tiga tahun. Setelah memahami kebenaran, ia meminta saya untuk mengajarinya menyanyikan lagu "Be Saved," yang diciptakan oleh praktisi Dafa. Ia juga mendengarkan ketika saya membacakan puisi dari Hong Yin.
Ada seorang wanita muda lain, bernama Cong, yang berusia tujuh belas tahun. Ia sakit perut dan sangat kesakitan. Saya memintanya melafalkan "Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik." Ia berkata, "Rasanya seperti mau mati. Apakah ini benar-benar berhasil?" Saya menjawabnya, "Akan berhasil jika ia melafalkan kalimat-kalimat itu dengan tulus." Ia hanya melafalkannya sebentar, lalu dengan gembira berkata perutnya sudah tidak sakit lagi.
Setelah itu, ia selalu duduk bersama saya. Di malam hari, saya bercerita tentang budaya tradisional, dan menjelaskan bagaimana menjadi orang baik. Saya melafalkan puisi "Menjadi Orang" dalam Hong Yin. Ia meminta saya untuk menulis puisi itu di selembar kertas kecil, dan ia pun melafalkannya.
Dia pernah diam-diam datang kepada saya dan berkata, “Ibu saya memperlakukan saya dengan buruk dan sering memukuli saya. Saya meninggalkan rumah ketika saya berusia dua belas tahun. Saya bertemu dengan seorang pedagang manusia ketika saya berusia lima belas tahun. Ketika saya berada di kereta untuk diperdagangkan, saya menusuk paha pedagang itu ketika ia lengah, dan saya mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri. Setelah itu, saya bertemu dengan seorang pria yang pernah menjadi tentara sebelumnya. Kali ini, kami berdua ditangkap dan dikirim ke sini. Orang-orang di lingkungan saya semuanya terlibat pornografi dan pembunuh. Baru setelah saya bertemu Anda, saya tahu bahwa masih ada orang baik.”
Dia berkata, “Akan sangat indah jika saya memiliki ibu seperti Anda. Saya tidak akan meninggalkan rumah atau berakhir di sini. Setelah saya pergi dari sini, saya pasti akan membuka lembaran baru.” Saya merasa bahagia untuknya.
Suatu pagi, seorang penjaga datang kepada saya dan berkata, “Kami tidak akan mengirim Anda ke kamp kerja paksa. Anda boleh pulang, tetapi suami Anda telah dikirim ke kamp kerja paksa.” Keluarga dan bos saya datang dan membawa saya pulang.
Sekembalinya saya ke rumah, adik ipar saya, seorang praktisi, memberi tahu saya bahwa suami saya dikirim ke kamp kerja paksa pagi itu. Saya berkata, "Kita adalah praktisi, jadi semuanya diputuskan oleh Guru. Mari kita bantu dia dengan memancarkan pikiran lurus, dan hancurkan sepenuhnya entitas negatif. Mari kita mohon Guru untuk memberinya kekuatan agar dia dapat membantu Guru dalam pelurusan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup." Saya dan adik ipar saya memancarkan pikiran lurus untuk waktu yang sangat lama demi suami saya.
Sekitar pukul 17.00, kakak laki-laki saya menerima telepon dari kantor polisi yang mengatakan bahwa kamp kerja paksa menolak suami saya karena kesehatannya buruk, sehingga mereka memintanya untuk membawa suami saya pulang. Tak ada kata yang dapat menggambarkan rasa terima kasih saya kepada Guru. Putri saya berseru, "Terima kasih, Guru, karena telah menyelamatkan ayah dan ibu saya dan membawa mereka pulang!" Ia pulang sekitar pukul 18.00.
Ketika saya mengenang bagaimana Guru melindungi saya saat saya mengatasi ujian dan kesengsaraan, saya tahu saya harus berkultivasi dengan tekun dan tidak boleh mengendur. Itu karena saya tahu bahwa Guru telah menyelamatkan saya dan membantu saya pulang, sehingga saya dapat melakukan tiga hal dengan baik. Di waktu yang terbatas dan berharga ini, di saat Pelurusan Fa akan segera berakhir, saya akan melakukan yang terbaik untuk memenuhi misi suci saya, membantu Guru dalam meluruskan Fa.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org