Kita Percaya Shifu Menjaga Praktisi Dimanapun

(Minghui.org) Pertama saya mengenal Dafa sejak pertengahan 2004, tetapi saya mulai berlatih sejak Januari 2006. Seiring dengan terus berlatih tubuh saya mengalami perubahan yang amat besar. Sebelumnya saya menderita batuk menahun yang tidak kunjung sembuh, namun setelah saya berlatih semua penyakit sembuh tanpa bantuan medis. Selain itu rasa mudah khawatir dan takut saya terhadap sesuatu menjadi lenyap. Hal ini dapat lepas dengan sendirinya walaupun masih ada keterikatan hati yang lainnya. Saat ini pikiran saya tenang dan santai walaupun tengah dilanda masalah, saya dapat melepaskan hal ini. Dengan belajar Dafa saya mendapat banyak manfaat dan perubahan pada diri sendiri. Dafa yang demikian agung telah menyelamatkan saya.

Beberapa bulan terakhir ini saya menghadapi masalah, yaitu di dalam rumah terjadi konflik antar orang tua. Namun di tengah permasalahan tersebut bagaimana saya harus menghadapinya? Saat konflik itu terjadi perasaan saya tidak nyaman. Beberapa menit kemudian saya teringat bahwa ini mungkin adalah ujian yang hendaknya saya hadapi sebagai seorang praktisi Xiulian. Akhirnya saya berpikir seperti apa yang dikatakan Guru: “Maka sejak sekarang di saat menghadapi konflik, anda jangan menganggapnya sebagai kebetulan yang tidak disengaja. Karena saat konflik terjadi, dapat muncul tiba-tiba, namun bukan eksis secara kebetulan, itu digunakan untuk meningkatkan Xinxing (watak, kualitas moral) anda. Asalkan anda memperlakukan diri selaku praktisi Gong, anda akan dapat mengelolanya dengan baik.”  (Zhuan Falun Ceramah IV)

Ketika saya pergi ke kota untuk klarifikasi fakta, banyak pria usil yang bertemu di jalan mengajak saya jalan-jalan. Saat itu saya tidak tanggapi tetapi langsung memberi brosur Dafa ke mereka. Kemana pun saya pergi di dalam tas saya selalu membawa brosur klarifikasi, saya menyebarkannya ke setiap orang yang saya temui. Setelah habis, saya pulang ke rumah ambil brosur lagi.

Pada saat saya berangkat ke tempat kerja ada salah seorang teman yang selalu mengawasi saya, padahal saya memang tidak suka diawasi dan diperhatikan oleh orang lain. Keesokan harinya ada rekan kerja lain yang sempat bercerita pada saya, bahwa dia memiliki seorang saudara yang bekerja di sebuah BUMN. Pada saat itu dia memberi nomor teleponnya. Beberapa hari kemudian saya coba menghubunginya dan akhirnya saya diminta bekerja pada perusahaan tersebut. Saya diminta membuat surat lamaran kerja dan ditujukan kepada yang bersangkutan.

Pada saat itu pegawai dari perusahaan tersebut menghubungi saya mengatakan, saya dijamin akan diterima karena ada rekomendasi orang dalam. Tetapi saya tidak terlalu memikirkan hasilnya: kalau dapat baik, kalau tidak, tidak apa-apa. Tiga hari kemudian saya dicari di Denpasar oleh pegawai tersebut. Dengan berkas lamaran yang sudah siap, menurut penuturannya, dia hendak mempertemukan saya dengan bagian personalia dan direkturnya. Kami berdua berangkat bersama-sama. Di dalam perjalanan pegawai tersebut memacu sepeda motor dengan kecepatan tinggi menuju Semarapura. Di sepanjang jalan saya selalu mengucapkan “Falun Dafa Hao (baik)”. Setelah sampai di lapangan Semarapura saya diturunkan, dia berkata, “Di sini dulu bersantai, nanti sore ke rumah direktur.” Saya ditinggal sendirian. Dua jam kemudian pegawai tadi datang dan perjalanan dilanjutkan. Setelah sekitar 10 menit perjalanan, tiba-tiba ia berbelok ke penginapan, saya disuruh menunggu di sebuah kamar. Di sana dia menceritakan tentang direkturnya dan berjanji saya dipastikan diterima kerja. Setelah itu dia hendak berbuat tidak senonoh. Saya menolaknya dan dalam hati berpikir, “Saya adalah praktisi Dafa, ...” Beberapa menit kemudian saya berhasil ke luar kamar tersebut dan diantar sampai ke terminal. Hari sudah sore sehingga tidak ada angkot, saya menunggu bus juga tidak ada yang lewat. Mau menginap tetapi di sekitar tidak ada penginapan. Akhirnya ada seorang bapak setengah baya lewat dan berhenti di samping saya dan bertanya “Mau kemana?” Saya jawab mau ke Denpasar. Bapak itu berkata, “Mari saya antar, tidak ada angkutan jam segini.” Saya sampai di rumah sekitar 19:30, kemudian tidak lupa memberi bapak tersebut sebuah brosur Dafa yang selalu saya simpan dalam tas sambil mengucapkan banyak terima kasih.

Dari kejadian tersebut dapat saya pahami itu adalah ujian yang harus saya hadapi, dengan pikiran lurus tidak akan terjadi bahaya apa pun, berkat perlindungan dari Shifu. Selaku seorang praktisi kita harus bersikap luhur tidak boleh dendam terhadap orang lain. Seperti yang dikatakan Guru: “Begitu anda dendam padanya, bukankah anda sudah menjadi marah? Dengan demikian anda tidak dapat Ren. Kami mengajar Zhen-Shan-Ren, maka Shan anda juga sudah tidak ada lagi.” (Zhuan Falun Ceramah IV)

Karena tingkat pemahaman saya yang kurang, mohon tunjukkan dengan belas kasih apabila ada yang tidak sesuai.