Belgia: Permohonan dari seorang Teman bagi Penyelamatan Xu Na

(Minghui.org) - Pada bulan Maret tahun ini, warga Belgia Marianne Lefebvre mengetahui bahwa teman baiknya, praktisi Falun Gong, Yu Zhou, telah dibunuh oleh pihak berwenang Komunis China dan istrinya Xu Na secara tidak sah ditahan. Marianne memohon kepada semua pihak untuk membantu menyelamatkan Xu Na dan mengajukan sebuah petisi yang sejauh ini telah mengumpulkan lebih dari 900 tanda tangan dukungan. Senator Partai Hijau Belgia Juliette Boulet telah mengagendakan kasus Xu Na di Parlemen dan telah menulis surat kepada Menteri Luar Negeri Belgia untuk membantu pembebasan tanpa syarat bagi Xu Na dan untuk memastikan keselamatannya.


Marianne Lefebvre memegang foto Xu Na dan Yu Zhou


Foto Yu Zhou dan Xu Na menggendong putri Marianne Lefebvre

Pada awal tahun 1984, Marianne dan keluarganya bekerja dan tinggal di Chongqing. Marianne mengajar bahasa Perancis di Universitas Chongqing sebelum kembali ke Belgia. Pada tahun 1990, dia kembali ke China dan bekerja di Beijing. Pada masa itu, dia mengenal Yu Zhou dan Xu Na, dimana keduanya lancar berbahasa Perancis.

Pada saat mereka tinggal dan bekerja di Beijing, Marianne dan keluarganya menerima bantuan dan perhatian tanpa pamrih dari Yu Zhou dan Xu Na. Suatu ketika untuk membantunya menyelesaikan proses adopsi putrinya di China, Yu Zhou berpergi sejauh lebih dari 2.000 kilometer dengan kereta api dari dan ke kantor yang berbeda. Saat Marianne dan keluarganya pulang ke Belgia, mereka tetap berkomunikasi secara rutin dengan Yu Zhou dan Xu Na dan kadang-kadang Marianne berkunjung ke China untuk tinggal bersama mereka. Sekarang dia masih menyimpan banyak foto kenangan dan menikmati banyak kenangan indah. Baginya, Yu Zhou seperti saudaranya dan Xu Na seperti saudarinya sendiri.

Adalah pada tahun 2001 dia mengetahui kabar mengenai Yu Zhou dan Xu Na, saat putrinya berkunjung ke China dan berjumpa Yu Zhou, yang baru saja keluar dari penjara. Mereka mempelajari bahwa Yu Zhou dan Xu Na dianiaya karena berlatih Falun Gong, dan Xu Na dipenjara karena menolak melepaskan latihan. Sejak tahun 2001, Marianne tidak dapat berkomunikasi dengan teman-temannya. Awal tahun ini, dia mengetahui dari website Clearwisdom bahwa Yu Zhou telah dianiaya hingga meninggal di Beijing dan Xu Na tetap dianiaya dan dipenjara secara tidak sah. Dia sangat sedih, dan sangat ingin mempelajari situasi temannya lebih lanjut.

Marianne segera mengambil tindakan untuk penyelamatan Xu Na, yang masih ditahan dan dianiaya. Untuk menyelamatkan Xu Na, dia menjumpai Duta Besar HAM Belgia, anggota Parlemen Eropa, anggota Parlemen Belgia, dan pejabat provinsi Luxemburg. Dua bulan lalu, dia mulai menggalakkan petisi penyelamatan, dengan harapan agar Xu Na dapat dibebaskan sesegera mungkin. Dalam waktu yang sangat singkat, dia telah mengumpulkan hampir seribu tanda-tangan. Surat petisinya dapat dilihat di website http://www.lapetition.be/en-ligne/sauvons-xu-na-2175.html

Sumber: http://clearharmony.net/articles/200806/45043.html