(Minghui.org) Pada Sabtu (21/7), dalam cuaca mendung sebanyak 7 buah mobil menarik perhatian beberapa warga kota Batam. Pemandangan tak biasa dirasakan oleh mereka yang beraktivitas di hari itu ketika melintas iring-iringan konvoi kendaraan roda empat yang dilengkapi dengan beragam spanduk bertuliskan “Hentikan Penindasan Terhadap Falun Gong di China,” “Falun Dafa Baik,” “Jiwa dan Dunia Memerlukan Sejati, Baik, Sabar,” dan lain-lain. Barisan konvoi kendaraan tersebut mendatangi kantor Tribun Batam dan Batam Pos, dua media ternama di Batam.



Konvoi dimaksudkan untuk memperingati hari Penindasan terhadap Falun Gong yang dilakukan oleh Partai Komunis China, tepatnya sejak 20 Juli 1999. Josephine, koordinator acara tersebut mengatakan, “Acara konvoi kendaraan ini untuk pertama kalinya kami lakukan di Batam. Sebelumnya kami biasa menggelar acara di satu tempat. Maksud acara adalah untuk mengkampanyekan tindakan tak berkeprimanusiaan dari Pemerintah Komunis China (PKC) yang masih melakukan penindasan terhadap para Praktisi Falun Gong dan mendesak PKC untuk segera mengakhiri tindak pelanggaran hak asasi manusia. Aksi ini merupakan bentuk solidaritas kami terhadap mereka.”

Saat hari telah merambah petang acara berlanjut di lapangan Engku Putri Batam Centre untuk menggelar acara Renungan dan Refleksi 20 Juli. Acara selama 1,5 jam tersebut dimulai pukul 18.30 WIB. Sejumlah praktisi duduk bermeditasi membentuk formasi diiringi dengan nyala lilin. Dalam temaramnya cahaya lilin mereka larut dalam suasana khidmat yang mendalam. Beberapa puisi dibacakan dengan penuh haru dalam sentuhan alunan musik Dafa, yang melukiskan keprihatinan yang mendalam terhadap penindasan praktisi Falun Gong di China.

Keesokan harinya, Minggu (22/7) setelah menggelar latihan rutin di dataran Engku Putri Batam Centre, dalam cuaca hujan gerimis acara kembali dilanjutkan dengan konvoi kendaraan roda empat seperti hari sebelumnya. Konvoi melintasi beberapa ruas jalan di Kota Batam antara lain Sei Panas, Batuaji, Sagulung, Sekupang, Tiban, Penuin, Jodoh, Nagoya, dan Bengkong.

Beberapa lokasi keramaian seperti di pasar dan pusat perbelanjaan menjadi titik pemberhentian konvoi untuk memperkenalkan senam Falun Gong kepada masyarakat dan melakukan klarifikasi fakta atas penindasan terhadap Falun Gong yang hingga saat ini masih terjadi di China. Para praktisi yang berjumlah sekitar 20 orang praktisi Falun Gong yang datang dari Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Singapura serta dari Batam, membagi-bagikan brosur dan bunga lotus kepada warga yang menyaksikan. Beberapa praktisi memberikan klarifikasi dan penjelasan berkaitan dengan gambar-gambar yang terpasang di kendaraan. Praktisi lainnya nampak memperagakan gerakan senam Falun Gong. Respon masyarakat cukup positif dengan antusias mereka menerima brosur dan bunga lotus yang dibagikan. Lebih penting lagi mereka akhirnya mengetahui fakta penindasan kejam yang menimpa para praktisi Falun Gong di China. Beberapa warga mengatakan, “Oo ada ya kejadian seperti ini di China?”

Di setiap tempat yang disinggahi masyarakat dapat menerima dengan baik. Brosur dan bunga lotus yang ada pun akhirnya habis dibagikan hingga kemudian konvoi dilanjutkan berkeliling di jalan – jalan yang menjadi pusat keramaian hingga sore hari. Konvoi berakhir sekitar pukul 17.00 WIB. (*)