Zhang Chunqiu dari Provinsi Hunan Dianiaya Selama Delapan Tahun
Nama: Zhang Chunqiu
Jenis Kelamin: Laki-laki
Umur: 46 tahun
Alamat: Kota Yiyang, Provinsi Hunan
Pekerjaan: Tidak diketahui
Tanggal Penangkapan Terakhir: 19 April 2001
Tempat Penahanan Terakhir: Seksi Pertama, Bangsal Kedua Penjara Jinshi di Provinsi Hunan
Kota: Yiyang
Provinsi: Hunan
Penganiayaan yang Dialami: Setruman listrik, pengurangan waktu tidur, kerja paksa, pencucian otak, hukuman ilegal, pemukulan, digantung, hukuman penjara, penyiksaan, penganiayaan fisik, interogasi, penahanan
Jenis Kelamin: Laki-laki
Umur: 46 tahun
Alamat: Kota Yiyang, Provinsi Hunan
Pekerjaan: Tidak diketahui
Tanggal Penangkapan Terakhir: 19 April 2001
Tempat Penahanan Terakhir: Seksi Pertama, Bangsal Kedua Penjara Jinshi di Provinsi Hunan
Kota: Yiyang
Provinsi: Hunan
Penganiayaan yang Dialami: Setruman listrik, pengurangan waktu tidur, kerja paksa, pencucian otak, hukuman ilegal, pemukulan, digantung, hukuman penjara, penyiksaan, penganiayaan fisik, interogasi, penahanan
(Minghui.org)
Zhang, dan Gao Desi (laki-laki), seorang profesor yang sudah tua, ditangkap di Akademi Keuangan Hunan pada tanggal 19 April 2001. Zhang ditahan di Penjara Pertama Yiyang, sedangkan Profesor Gao ditahan di Penjara Kedua Yiyang. Begitu Zhang dimasukkan ke sel, petugas polisi Wang Tiejun mengatakan kepada kepala narapidana, “Orang ini adalah praktisi Falun Gong yang keras kepala. Kamu dapat memukulnya hingga meninggal dunia jika kamu mau.” Penjara Pertama Yiyang mempunyai sebuah “upacara” istimewa untuk pendatang baru: Mereka memaksa korban untuk berlutut di lantai menghadap dinding dan menekan kencang tubuhnya pada dinding dengan kedua tangan lurus ke atas. Penganiaya menggunakan lututnya untuk menghantam pertengahan punggung orang sampai darah menyembur keluar dari mulutnya mengotori dinding. Teriakan korban akbiat penyiksaan ini sangat menyayat hati.
Zhang diajukan ke pengadilan setelah dipenjara selama kira-kira delapan bulan. Setelah jaksa penuntut membuat pernyataannya, Zhang menyanggah. Ia mengatakan, “Kultivasi Falun Gong adalah hak asasi manusia. Adalah kebebasan untuk berkeyakinan.” Kemudian ia bertanya kepada jaksa penuntut, “Apa yang merupakan kejahatan? Bukankah saya seorang warganegara? Apakah yang saya lakukan adalah gangguan terhadap keadilan?” Jaksa penuntut terdiam beberapa saat sebelum istirahat, meskipun hakim menghimbaunya dua kali untuk berbicara.
Akhir dari persidangan, hakim mengatakan, “Hukum negara sepenuhnya tidak jelas. Sekarang Partai memegang kekuasaan dan menggunakan hukum semaunya untuk menindas Falun Gong. Kami tidak punya pilihan selain melaksanakan perintahnya. Jangan menyalahkan kami.”
Akhirnya, Zhang dihukum delapan tahun penjara dan Profesor Gao tujuh tahun.
Dari sel ke pusat penahanan sampai penjara, semua ini yang disebut institusi keadilan beradab, mempercantik dengan pemerasan uang dari warga negaranya oleh Partai Komunis China (PKC), sungguh-sungguh dipenuhi oleh kekerasan dan kebrutalan. Makanan di Penjara Pertama Kota Yiyang umumnya terdiri dari nasi berjamur dan dibatasi satu orang satu ons. Juga, sayuran yang dimasak tanpa minyak. Zhang mengalami kekurangan gizi selama 17 bulan penahanan. Setiap hari, ia harus melakukan kerja paksa. Tinggi badannya 5 kaki 6 inci dan berat badannya 141 pon (64 kg) ketika masuk penjara. Saat pembebasannya, berat badannya hanya sedikit melebihi 110 pon (50 kg). Untuk menghasut narapidana dan menakuti mereka, polisi secara pribadi menggunakan tali pengikat hewan untuk mencambuk mereka. Polisi mempunyai semua alat penyiksaan, dan mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan. Banyak sumber mengetahui bahwa Penjara Kedua Kota Yiyang adalah sebuah tempat dimana komunis menggunakannya untuk narapidana sipil, sedangkan Penjara Pertama adalah tempat yang mereka gunakan untuk narapidana teroris.
Pada tanggal 1 Oktober, Zhang dibawa ke Penjara Pertama di Provinsi Hunan. Kepala kepolisian mengatakan kepada Kapten He, “Ia adalah praktisi Falun Gong yang keras kepala. Kamu harus memberinya pelajaran.” Kira-kira pukul 14.00, pada hari berikutnya, dengan setengah mabuk ia bertanya kepada kepala narapidana: “Apakah Zhang melakukan latihan (Falun Gong)?” Mendengar pertanyaan itu, Zhang berkata, “Saya ingin melakukan latihan.” Kapten He menghampiri Zhang dan mulai memukulinya. Zhang berteriak, “Memukul orang adalah tindakan kejahatan. Kamu adalah seorang kriminal. Kamu adalah seorang penjahat.” Polisi itu berteriak, “Lihatlah! Nama saya bukan He jika saya tidak menyiksamu hingga meninggal pada hari ini.”
Dua menit kemudian, ia membawa kembali tiga polisi lain, masing-masing dengan dua tongkat listrik yang mampu membangkitkan sepuluh ribu volt. Mereka menyetrum seluruh tubuh Zhang pada waktu bersamaan, menimbulkan percikan biru. Zhang telah pingsan ketika mereka mulai menyetrum dahinya. Ia menderita luka bakar di dahi, dada, alat kelamin, paha, dan telapak kaki. Tercium bau daging terbakar yang sangat kuat. Ketika Zhang sadar, ia tidak dapat menggerakkan lengan atau kakinya.
Penjara juga menganiaya orang dengan seringkali merubah lingkungan mereka. Zhang dipindahkan ke dalam Penjara Changsa dari Bangsal Lufeng ke Bangsal Kedua, dan kemudian ke Bangsal Kedua di Penjara Jinshi, Provinsi Hunan. Terjadi kekerasan, kengerian, dan kebrutalan dimana Zhang mengalami atau menyaksikan ribuan kali. Pada tanggal 17 Mei 2003, Kapten Zhou Zhengwen memerintahkan pemimpin skwadron untuk memaksa Zhang bangun pukul 04.00 pagi untuk bekerja dan tidak membiarkannya istirahat sampai pukul 11:00 siang. Zhang menolak dengan kuat. Zhou kemudian memerintahkan pemimpin skwadron untuk menggantungnya dengan tangan diikat di belakang punggungnya, dan mereka menggantung sebuah balok kayu seberat 300 pon pada lehernya dengan sebuah tali baja tipis. Pada balok ditulis kata-kata: “Karena telah menentang polisi dan menolak untuk berubah.” Ini adalah metode penyiksaan yang disebut “lebih baik mati” yang digunakan secara luas pada masa lalu di dalam penjara PKC.
Cara “lebih baik mati” bekerja dengan membiarkan beban balok kayu menarik kawat terhadap leher seseorang, melukai daging, urat otot, dan sel syaraf. Rasa sakit yang berkelanjutan dari daging yang terluka dengan cepat memusat pada jantung melalui sistem syaraf pusat. Terasa seperti ribuan anak panah menembus ke jantung dan rasa sakit meningkat sampai orang benar-benar ingin mati daripada hidup. Zhang disiksa dengan cara ini selama 13 jam.
Pada malam hari, 19 Maret 2008, Kapten Zhang Ming dari tim “transformasi” di Bangsal Kedua Penjara Shangjin memerintahkan penjaga Zeng Wangjin untuk memukul Zhang. Setelah pemukulan awal, ia mulai memukul kepalanya. Sesi pertama berlangsung kira-kira sepuluh menit, mengakibatkan mulut dan hidung Zhang berdarah. Sesi kedua berlangsung kira-kira sembilan menit, meninggalkan darah memenuhi seluruh wajahnya. Ketika sesi ketiga dimulai, Zhang merasakan bahwa penjaga akan membunuhnya, jadi ia berteriak, “Siapa yang memberimu hak untuk memukul orang?!” Dengan kepalanya yang terluka berat dan memar di seluruh tubuhnya, Zhang terbaring tak sadarkan diri selama empat hari, tetapi ajaibnya ia cepat pulih kembali dengan melakukan latihan dan belajar Falun Dafa.
Disamping penyiksaan fisik, polisi juga menyiksa mental Zhang. Mereka mengatur narapidana lain dan staf departemen dari bangsal untuk melakukan pemeriksaan tiap malam untuk mengganggu dan membangunkannya. Mereka juga menggunakannya untuk bahan percobaan ilmu penyakit. Pada tanggal 26 Maret 2007, mereka membawanya ke sebuah ruangan bersama dengan 14 penderita penyakit TBC. Percobaan tidak dihentikan sampai tanggal 1 Mei, ketika berita itu dibocorkan.
Ditulis pada tanggal 29 Oktober 2009
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/10/30/211423.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/11/11/112240.html
Zhang, dan Gao Desi (laki-laki), seorang profesor yang sudah tua, ditangkap di Akademi Keuangan Hunan pada tanggal 19 April 2001. Zhang ditahan di Penjara Pertama Yiyang, sedangkan Profesor Gao ditahan di Penjara Kedua Yiyang. Begitu Zhang dimasukkan ke sel, petugas polisi Wang Tiejun mengatakan kepada kepala narapidana, “Orang ini adalah praktisi Falun Gong yang keras kepala. Kamu dapat memukulnya hingga meninggal dunia jika kamu mau.” Penjara Pertama Yiyang mempunyai sebuah “upacara” istimewa untuk pendatang baru: Mereka memaksa korban untuk berlutut di lantai menghadap dinding dan menekan kencang tubuhnya pada dinding dengan kedua tangan lurus ke atas. Penganiaya menggunakan lututnya untuk menghantam pertengahan punggung orang sampai darah menyembur keluar dari mulutnya mengotori dinding. Teriakan korban akbiat penyiksaan ini sangat menyayat hati.
Zhang diajukan ke pengadilan setelah dipenjara selama kira-kira delapan bulan. Setelah jaksa penuntut membuat pernyataannya, Zhang menyanggah. Ia mengatakan, “Kultivasi Falun Gong adalah hak asasi manusia. Adalah kebebasan untuk berkeyakinan.” Kemudian ia bertanya kepada jaksa penuntut, “Apa yang merupakan kejahatan? Bukankah saya seorang warganegara? Apakah yang saya lakukan adalah gangguan terhadap keadilan?” Jaksa penuntut terdiam beberapa saat sebelum istirahat, meskipun hakim menghimbaunya dua kali untuk berbicara.
Akhir dari persidangan, hakim mengatakan, “Hukum negara sepenuhnya tidak jelas. Sekarang Partai memegang kekuasaan dan menggunakan hukum semaunya untuk menindas Falun Gong. Kami tidak punya pilihan selain melaksanakan perintahnya. Jangan menyalahkan kami.”
Akhirnya, Zhang dihukum delapan tahun penjara dan Profesor Gao tujuh tahun.
Dari sel ke pusat penahanan sampai penjara, semua ini yang disebut institusi keadilan beradab, mempercantik dengan pemerasan uang dari warga negaranya oleh Partai Komunis China (PKC), sungguh-sungguh dipenuhi oleh kekerasan dan kebrutalan. Makanan di Penjara Pertama Kota Yiyang umumnya terdiri dari nasi berjamur dan dibatasi satu orang satu ons. Juga, sayuran yang dimasak tanpa minyak. Zhang mengalami kekurangan gizi selama 17 bulan penahanan. Setiap hari, ia harus melakukan kerja paksa. Tinggi badannya 5 kaki 6 inci dan berat badannya 141 pon (64 kg) ketika masuk penjara. Saat pembebasannya, berat badannya hanya sedikit melebihi 110 pon (50 kg). Untuk menghasut narapidana dan menakuti mereka, polisi secara pribadi menggunakan tali pengikat hewan untuk mencambuk mereka. Polisi mempunyai semua alat penyiksaan, dan mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan. Banyak sumber mengetahui bahwa Penjara Kedua Kota Yiyang adalah sebuah tempat dimana komunis menggunakannya untuk narapidana sipil, sedangkan Penjara Pertama adalah tempat yang mereka gunakan untuk narapidana teroris.
Pada tanggal 1 Oktober, Zhang dibawa ke Penjara Pertama di Provinsi Hunan. Kepala kepolisian mengatakan kepada Kapten He, “Ia adalah praktisi Falun Gong yang keras kepala. Kamu harus memberinya pelajaran.” Kira-kira pukul 14.00, pada hari berikutnya, dengan setengah mabuk ia bertanya kepada kepala narapidana: “Apakah Zhang melakukan latihan (Falun Gong)?” Mendengar pertanyaan itu, Zhang berkata, “Saya ingin melakukan latihan.” Kapten He menghampiri Zhang dan mulai memukulinya. Zhang berteriak, “Memukul orang adalah tindakan kejahatan. Kamu adalah seorang kriminal. Kamu adalah seorang penjahat.” Polisi itu berteriak, “Lihatlah! Nama saya bukan He jika saya tidak menyiksamu hingga meninggal pada hari ini.”
Dua menit kemudian, ia membawa kembali tiga polisi lain, masing-masing dengan dua tongkat listrik yang mampu membangkitkan sepuluh ribu volt. Mereka menyetrum seluruh tubuh Zhang pada waktu bersamaan, menimbulkan percikan biru. Zhang telah pingsan ketika mereka mulai menyetrum dahinya. Ia menderita luka bakar di dahi, dada, alat kelamin, paha, dan telapak kaki. Tercium bau daging terbakar yang sangat kuat. Ketika Zhang sadar, ia tidak dapat menggerakkan lengan atau kakinya.
Penjara juga menganiaya orang dengan seringkali merubah lingkungan mereka. Zhang dipindahkan ke dalam Penjara Changsa dari Bangsal Lufeng ke Bangsal Kedua, dan kemudian ke Bangsal Kedua di Penjara Jinshi, Provinsi Hunan. Terjadi kekerasan, kengerian, dan kebrutalan dimana Zhang mengalami atau menyaksikan ribuan kali. Pada tanggal 17 Mei 2003, Kapten Zhou Zhengwen memerintahkan pemimpin skwadron untuk memaksa Zhang bangun pukul 04.00 pagi untuk bekerja dan tidak membiarkannya istirahat sampai pukul 11:00 siang. Zhang menolak dengan kuat. Zhou kemudian memerintahkan pemimpin skwadron untuk menggantungnya dengan tangan diikat di belakang punggungnya, dan mereka menggantung sebuah balok kayu seberat 300 pon pada lehernya dengan sebuah tali baja tipis. Pada balok ditulis kata-kata: “Karena telah menentang polisi dan menolak untuk berubah.” Ini adalah metode penyiksaan yang disebut “lebih baik mati” yang digunakan secara luas pada masa lalu di dalam penjara PKC.
Cara “lebih baik mati” bekerja dengan membiarkan beban balok kayu menarik kawat terhadap leher seseorang, melukai daging, urat otot, dan sel syaraf. Rasa sakit yang berkelanjutan dari daging yang terluka dengan cepat memusat pada jantung melalui sistem syaraf pusat. Terasa seperti ribuan anak panah menembus ke jantung dan rasa sakit meningkat sampai orang benar-benar ingin mati daripada hidup. Zhang disiksa dengan cara ini selama 13 jam.
Pada malam hari, 19 Maret 2008, Kapten Zhang Ming dari tim “transformasi” di Bangsal Kedua Penjara Shangjin memerintahkan penjaga Zeng Wangjin untuk memukul Zhang. Setelah pemukulan awal, ia mulai memukul kepalanya. Sesi pertama berlangsung kira-kira sepuluh menit, mengakibatkan mulut dan hidung Zhang berdarah. Sesi kedua berlangsung kira-kira sembilan menit, meninggalkan darah memenuhi seluruh wajahnya. Ketika sesi ketiga dimulai, Zhang merasakan bahwa penjaga akan membunuhnya, jadi ia berteriak, “Siapa yang memberimu hak untuk memukul orang?!” Dengan kepalanya yang terluka berat dan memar di seluruh tubuhnya, Zhang terbaring tak sadarkan diri selama empat hari, tetapi ajaibnya ia cepat pulih kembali dengan melakukan latihan dan belajar Falun Dafa.
Disamping penyiksaan fisik, polisi juga menyiksa mental Zhang. Mereka mengatur narapidana lain dan staf departemen dari bangsal untuk melakukan pemeriksaan tiap malam untuk mengganggu dan membangunkannya. Mereka juga menggunakannya untuk bahan percobaan ilmu penyakit. Pada tanggal 26 Maret 2007, mereka membawanya ke sebuah ruangan bersama dengan 14 penderita penyakit TBC. Percobaan tidak dihentikan sampai tanggal 1 Mei, ketika berita itu dibocorkan.
Ditulis pada tanggal 29 Oktober 2009
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/10/30/211423.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/11/11/112240.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org