Nama: Wang Xiuyan (汪秀艳)
Jenis Kelamin: Perempuan
Umur: Tidak diketahui
Alamat: Desa Hongsheng, Kotapraja Tuanjie, Kota Shuangcheng (双城市团结乡宏生村)
Pekerjaan: Tidak diketahui
Tanggal Penagkapan Terakhir: Tidak diketahui
Tempat Penahanan Terakhir: Kamp Kerja Paksa Wanjia (万家劳教所)
Kota: Kota Harbin
Provinsi: Provinsi Heilongjiang
Penganiayaan Yang Diderita: Pemerasan, Pemukulan, Diberi makan secara paksa, Ketegangan fisik, Pengurangan Jam Tidur, Kerja Paksa, Sengatan Listrik, Digantung, dan Penyiksaan lainnya

(Minghui.org) Wang Xiuyan dari Desa Hongsheng, Kotapraja Tuanjie, Kota Shuangcheng, ditangkap tiga kali dan dua kali dikirim ke kamp kerja paksa selama sepuluh tahun terakhir ini. Dia menjadi sasaran kekerasan dan perlakuan kasar selama berada di dalam tahanan. Berikut adalah catatan pribadinya mengenai penganiayaan:

Saya mulai berlatih Falun Gong di tahun 1996. Setelah Partai Komunis China (PKC) melancarkan penindasan terhadap Falun Gong pada 20 juli 1999, saya pergi ke Beijing mengajukan permohonan hak untuk berlatih Falun Gong pada 10 Februari 2000. Polisi menggeledah saya di lapangan Tiananmen. Mereka kemudian memberitahu petugas berpakaian preman di kantor perhubungan Shuangcheng di Beijing, yang datang dan membawa saya beserta lainnya ke kantor penghubung. Mereka membawa kami kembali ke Kota Shuangcheng pada hari berikutnya dan mengunci kami di Pusat Penahanan Kota Shuangcheng. Mereka memaksa keluarga kami untuk memaksa kami melepaskan Falun Gong. Kami melakukan protes terhadap penganiayaan dengan mogok makan. Lima hari kemudian, wakil kepala polisi Zhang Guofu memilih beberapa praktisi yang mereka anggap sebagai “pemimpin” dan mengirim lainnya ke panti jompo. Mereka tidak membiarkan kami pulang karena kami menolak menulis surat jaminan. Keluarga saya diperas 1.000 yuan oleh mereka. Saya kembali ke rumah hanya karena anak saya sakit parah.

Saya memutuskan untuk bergabung dengan praktisi lain dan kembali mengajukan premohonan di Beijing. Agen PKC mendirikan pos-pos pemeriksaan di jalan-jalan utama dan di stasiun kereta api serta bus di seluruh negeri untuk menangkap praktisi Falun Gong. Li Chunglin, saya dan lima praktisi lainnya ditangkap di Kota Shanhaiguan. Polisi menarik rambut dan menampar wajah kami. Mereka menanyakan nama saya dan kemudian membawa Li Chunglin, saya dan lima praktisi lainnya ke kantor polisi Zhanqian di Shanhaiguan. Kami menolak untuk memberitahukan nama kami, dan polisi dengan kejam memukul kami. Di malam hari, polisi memborgol setiap dua praktisi pada satu kursi. Li Chunling berhasil lepas dari borgol dan melarikan diri. Mereka mengenali aksen kami dan mengirim kami ke Departemen Keamanan Publik Provinsi Heilongjiang. Polisi memukul wajah kami dengan kipas bambu, memaksa kami berdiri berpasangan dan menyuruh seorang dari kami meletakan kepala diselangkangan orang lainnya.

Mantan Sekretaris Partai Kotapraja Yuejin, Li Qingmin dan Liu Changchun, sekretaris partai dari desa saya, mengenal saya dan mengirim saya ke Pusat Penahanan Kota Shuangcheng. Kami melakukan mogok makan. Kepala Pusat Penahanan Jin Wangzhi memerintahkan tahanan lain memberi kami makan secara paksa dengan larutan garam pekat, yang hampir membunuh Wang Shurong dari Kota Wujia. Saya pulang setelah 60 hari.

Sekretaris Partai, Li Qingmin memerintahkan kepala kantor polisi, Pei Congtai dan Xu Fengshan untuk menangkap saya dari rumah karena saya telah pergi mengajukan permohonan ke Beijing beberapa kali. Mereka membawa saya ke kantor polisi. Pei dan Xu serta petugas polisi lainnya mengelilingi saya dan langsung memaki-maki saya. Pada hari berikutnya saya di pindahkan ke pusat penahanan, dimana saya melakukan mogok makan untuk menghentikan penyiksaan. Setelah Sembilan hari mogok makan, mereka mengirim saya ke klinik untuk dirawat.

Penganiayaan di Kamp Kerja Paksa Wanjia

Dua hari sebelum Tahun Baru China tahun 2001 Zhang Guofu menempatkan lebih dari 80 praktisi, termasuk saya ke dalam dua buah bus dan membawa kami ke Kamp Kerja Paksa Wanjia

Saya ditahan di Tim 9, Divisi 7, di mana kami mengalami perlakuan yang lebih brutal. Wang Wenlian dari Mishan dan Li Haiyan dari Shuangcheng memimpin dalam melafalkan Lunyu pada hari ke delapan Tahun Baru China. Kepala kamp kerja paksa, Shi Yingbai memerintahkan penjaga laki-laki menyerang kami dengan kejam. Mereka menendang saya sampai jatuh ke tanah. Mereka juga menendang dan mematahkan tulang rusuk Li Bingqing. Mereka menyeret Wang Wenlian dan Li Haiyan ke dalam kurungan yang terpisah. Kami menuntut pembebasan mereka. Mereka mengunci praktisi yang memprakarsai protes ke dalam sel khusus, di mana mereka diikat dan digantung pada rel penjara dengan hanya ujung kaki mereka yang menyentuh tanah. Mereka dilarang tidur. Mereka melemparkan Zhou Fengying dari Shuangcheng ke sebuah ruangan yang dingin dan tidak memberinya makanan yang cukup.

Para penjaga juga meningkatkan pemberian makan dengan paksa sejak kami mulai melakukan mogok makan. Song Shaohua kepala Rumah Sakit Wanjia memukuli Yang Yuqin dan Liu Xiaohua hingga luka parah. Polisi berulang kali memasukkan dan mengeluarkan selang saluran makanan, sampai darah mengalir dari hidung dan mulut kami. Beberapa disiksa sampai hampir mati dan dibawa ke rumah sakit.

Hidung saya berdarah ketika penjaga Wu Baoxia memaksa saya makan, kepala saya sakit seperti terbelah dua. Mereka juga memerintahkan para tahanan untuk memberi kami makan dengan paksa dan memukuli kami.

Mereka mematahkan rusuk Liu Junbo (dari Kota Harbin). Guo Mingxia dari Shuangcheng menolak pemberian makan paksa dan disuntik dengan obat-obatan yang tidak diketahui.

Saya melafalkan artikel Falun Gong ketika kami duduk dalam satu kelompok. Penjaga, Yang Liping menuangkan air panas yang sedang mendidih pada kami dan memukuli lengan saya sampai biru lebam.

Para pejabat kamp kerja paksa mengadakan konferensi pembagian hadiah dan penghukuman pada 16 Juni 2001, di mana kepala kamp Lu Zhenshan menghina Falun Gong dan pendirinya Mr. Li Hongzhi. Dia memperpanjang masa hukuman beberapa praktisi selama satu tahun dan enam bulan. Xu Lihua berteriak, “Kembalikan reputasi Guru!”

Para penjaga menarik rambutnya dan memukulnya sampai matanya berlumuran darah. Mereka  menyeretnya menuruni tangga menuju ruangan sel khusus. Mereka telah merencanakan sebelumnya untuk menganiaya dan menyakiti praktisi selama pertemuan, karena mereka membawa peralatan darurat dan staff medis ke tempat konfrensi.

Semua praktisi yang berada di kelompok No. 3 berdiri dan berteriak, “Stop menghina Guru! Kembalikan reputasi Guru!”

Para penjaga berlari mendekati mereka dan menyerang mereka dengan sadis. Mereka menyeret praktisi-praktisi tersebut keluar ruangan dan mengirim mereka ke sel khusus. Mereka juga  menggunakan alat penggantung yang besar dan tongkat listrik. Bau daging hangus menyelimuti udara. Mereka menyiksa Yang Xiuli dari Daqing dengan alat penggantung yang besar. Dia meminta untuk menggunakan kamar kecil, tetapi penjaga menolak, akhirnya dia buang air kecil dipakaiannya sendiri. Penjaga mengepel air seninya dan kemudian menjejalkan kain pel ke mulutnya. Mereka membawa pergi Liu Baibing pada malam hari tanggal 18 Juni dan mengunci kami di dalam ruangan serta mengawasi kami dengan ketat. Kami terkejut bangun, mengetahui sesuatu akan terjadi. Kami terus menerus mendengar suara langkah kaki dan tamparan di lorong, dan kemudian terdengar rintihan kesakitan.

Hampir semua praktisi di kamp kerja paksa terkena kudis dari lingkungan yang amat sangat kotor. Para penjaga menyatakan akan merawat kami, tetapi kenyataannya mereka memerintahkan tahanan untuk menekan kami ke lantai dan mengorek daging kami yang terinfeksi maupun yang sehat dengan pisau. Kami hampir kehilangan kesadaran karena sakit.

Saya pulang ke rumah setelah satu tahun dan sepuluh hari di kamp kerja paksa.

Ditangkap lagi

Polisi menggeledah rumah saya selama pencarian dalam sekala besar dan menyeluruh berlangsung di Shuangcheng pada 28 Februari 2004. Mereka menyita gambar dengan foto Guru dan buku-buku Falun Gong serta menangkap saya. Polisi berpakaian preman dari Kota Shuangcheng, petugas dari Kantor Polisi Kotapraja Tuanjie termasuk Ai Changyan ikut berpartisipasi dalam penangkapan. Sekretaris Partai Desa Liu Changchun memimpin para petugas ke rumah-rumah praktisi.

Saya melakukan mogok makan karena dibawa ke pusat penahanan. Saya mendengar teriakan-teriakan yang menyayat hati dari sesama praktisi ketika penjaga memberi mereka makan secara paksa. Dua praktisi meninggal karena kekejaman tersebut, dan praktisi lainnya dibawa ke kamp kerja paksa Wanjia ketika mereka hampir meninggal.  

Saya pulang ke rumah setelah sembilan hari melakukan mogok makan. Para petugas, termasuk petugas berpakaian preman dari Pengadilan Kota Shuangcheng, Ai Changyan dan Liu Changchun datang ke rumah saya, dua hari setelah saya di bebaskan dan berusaha menangkap saya. Saya tidak berada di rumah pada saat itu, tetapi petugas desa, Liu Changchun dan Fu Guolu memeras 400 yuan dari suami saya.

Kerja Paksa

Ketika saya pulang ke rumah dan mendengar tentang pemerasan itu, saya pergi ke petugas itu dan meminta uang saya kembali. Seseorang memanggil polisi. Kemudian, tiga petugas berpakaian preman dari Kantor Polisi Kotapraja Tuanjia, termasuk Ai Changyan dan kepala desa, Fu Guolu menangkap saya di rumah. Mereka membawa saya ke pusat penahanan setelah satu malam. Saya memprotesnya dengan melakukan mogok makan. Mereka memberi saya makan dengan paksa dan mencampurkan garam dalam jumlah besar ke dalam susu bubuk. Mereka membiarkan selang makanan tetap terpasang, sehingga mereka dapat memberi saya makan berulang kali setiap saat. Kepala Politik, Wang, memerintahkan penjaga untuk memborgol saya kebelakang punggung untuk mencegah saya mencabut selang. Mereka memberi saya makan dengan paksa tiga kali sehari dan mengaduk selang di dalam perut saya setiap kali.

Mulut saya berbusa ketika menahan sakit yang luar biasa. Karena tidak lagi bisa menahan rasa sakit saya akhirnya setuju untuk melepaskan kepercayaan saya, seperti yang mereka tuntut.

Segera, saya dibawa ke kamp kerja paksa Wanjia, tetapi petugas menolak untuk menerima saya karena dari hasil pemeriksaan fisik saya ditemukan menderita aritmia dan iskemia jantung. Petugas mengatakan ke petugas kamp kerja paksa, Jiang, untuk mengirim saya ke Rumah Sakit Polisi Provinsi Heilongjiang untuk diperiksa lagi, kemudian mencoba mengirim saya kembali ke Wanjia.

Selama di Wanjia, para penjaga memaksa saya untuk berjongkok dan melarang saya tidur untuk membuat saya “berubah”

Mereka juga menyuruh praktisi kerja berat. Mereka mengawasi kami dengan ketat. Kami hanya mempunyai sedikit kesempatan untuk berbicara di antara kami sendiri. Mereka mengikuti kami, bahkan ketika kami pergi ke toilet. Mereka memukul dan menendang saya, memaksa kami berdiri dan jongkok, menggunakan Gantungan Besar (tangan di borgol dan kemudian ditarik dari belakang punggung dan digantung pada sebuah pengait tinggi di atas tanah. Kaki dibiarkan sedikit menggantung di atas lantai), tongkat listrik dan pesawat (tubuh praktisi di bungkukkan 90 derajat sementara kedua tangan di rentangkan seperti sayap psawat terbang. Kadang-kadang secangkir air di letakkan di atas kedua tangan. Jika air tumpah, penjaga penjara akan memukul praktisi dengan brutal. Lihat foto illustrasinya bersama dengan berbagai metode penyiksaan lainnya di http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2004/9/29/52921.html)

Shi Guizhi (wanita), 64 th, dari Kota Shungcheng dipukul sampai matanya bengkak dan wajahnya tidak dapat dikenali karena mengatakan “Falun Dafa Baik.” Song Wenjuan (wanita) dari Wuchag disiksa dengan Gantungan Besar beberapa kali sehari. Lengannya tidak lagi berfungsi normal karena penyiksaan ini, bahkan setelah dia dibebaskan.

Para penjaga juga menyuruh kami melakukan pekerjan berat untuk menghasilkan uang bagi mereka. Kami bekerja sampai lewat jam 8:00 malam dan kemudian harus melanjutkan pekerjaan kami di dalam sel. Saya lamban, sehingga saya sering bekerja sampai lewat tengah malam.

Pejabat dari Divisi Pendidikan Ulang Melalui Kerja Paksa Kota Harbin sering datang ke Kamp Kerja paksa untuk inspeksi. Penjaga akan memerintahkan kami untuk menyembunyikan pekerjaan kami, mereka akan memaki kami jika terlambat menyembunyikannya. Pejabat dari kantor kota dan kamp kerja mengeksploitasi tahanan. Pejabat Kota menutup mata terhadap pelanggaran. Suatu kali, asap beracun dari sandal sekali pakai yang kami buat untuk perusahaan gabungan Sino-Jepang bereaksi pada kulit kami, membuat retak, dan sebagian besar dari kami merasa mual dan pusing. Penahanan kami di perpanjang jika kami tidak menyelesaikan pekerjaan yang telah di tugaskan.

Para penjaga menggunakan kebijakan keterlibatan tarhadap praktisi yang mengumumkan tekad mereka untuk berlatih kultivasi. Mereka memaksa para praktisi ini untuk duduk di kursi yang sempit, berdiri atau jongkok, dan tidak mengijinkan mereka tidur. Tahanan yang berada di dalam sel yang sama juga diperlakukan seperti itu. Mereka akan mengkaitkan hukuman empat tahanan kepada seorang praktisi, dan menhukum keempat tahanan jika praktisi melakukan sesuatu seperti  menjelaskan Falun Gong kepada orang-orang.

Kamp Kerja Paksa Wanjia di bubarkan, dan agen PKC memindahkan kami ke Kamp Kerja Paksa Qianjin, di mana mereka tidak akan mengijinkan kami untuk mempelajari artikel-artikel Falun Gong atau melakukan latihan Falun Gong. Mereka melakukan penggeledahan dan mengobrak-abrik pakaian kami serta barang-barang milik pribadi untuk mencari materi-materi yang berhubungan dengan Falun Gong. Mereka juga secara rutin melakukan tes apakah kami sudah menghapal peraturan-peraturan kamp.

Praktisi Qi Jinlin (wanita) menolak mematuhi penanggung jawab, sehingga petugas Huo Shuping memukulinya sampai semua tubuhya memar dan tidak dapat bangun dari tempat tidur. Penjaga Cong Zhili menyeretnya turun dari tempat tidur dan keluar dari pintu, menuduhnya “pura-pura sakit.”

Selama pertemuan 1 Oktober 2004, praktisi Gao Guofeng (wanita) berteriak, “Falun Dafa Hao (baik)!” kepala Divisi 2 Zhang Aihui, Sui Xuemei, Wang Min, penjaga Li Peihuan dan Wu Baoyun serta seorang penjaga laki-laki dari Kamp Kerja Paksa Qianjin dengan kejam menyiksa dia, yang menyebabkan luka menganga di kepala dan luka-luka di sekujur tubuhnya. Kemudian mereka menguncinya di dalam sebuah kurungan logam.

Saya pulang ke rumah tanggal 3 Oktober 2007. Saya menulis pengalaman saya sebagai bukti bagi Organisasi Dunia untuk Penyelidikan Penganiayaan terhadap Falun Gong (WOIPFG). Saya sungguh-sungguh berharap orang-orang di seluruh dunia akan membantu untuk menghentikan Partai Komunis China melanggar hak azasi manusia dan menganiaya Falun Gong, yang telah berlangsung lebih dari satu decade.

Note: Li Qingmin adalah mantan sekretaris Partai dari Kotapraja Yuejin dan kini pejabat Komisi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota Shuangcheng. Pei Congtai, mantan Kepala Kantor Polisi Kotapraja Yuejin, sekarang adalah pejabat di Pusat Penahanan Kota Shuangcheng.

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/9/12/208188.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/10/28/111887.html