Saksi Mata: Mental Praktisi Falun Gong Dirusak Di Sebuah Kamp Kerja Paksa
(Minghui.org)
Liu Zhimei (wanita), seorang praktisi Falun Gong dan mantan siswa
Universitas Tsinghua, mentalnya dirusak di tangan sipir penjara
rejim Partai Komunis, tentu saja bukan hanya dia saja yang
mengalaminya. (“Mantan Siswa Universitas Tsinghua, Liu Zhimei
Mengalami Kegelisahan Akibat Suntikan Obat berbahaya”
http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/2/18/114775.html).
Wartawan Minghui, Hua Qing mewawancarai Zeng Zheng (wanita), seorang praktisi yang tinggal di Sydney, Australia, yang menceritakan kejadian serupa yang dia lihat saat berada di dalam penahanan.
Zeng Zheng menyandang gelar master di bidang geokimia di Universitas Beijing. Dia mulai berlatih kultivasi saat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya tentang kehidupan dan alam semesta dalam ajaran Falun Gong. Setelah penganiayaan dimulai, suatu kali dia pernah ditahan di Kamp Kerja Paksa Wanita Beijing selama satu tahun dan dianiaya secara kejam.
Saat berbicara dengan masyarakat Sidney tentang Falun Dafa dan penganiayaan, Zeng seringkali menceritakan apa yang pernah dia lihat dengan matanya sendiri: mental seorang praktisi dirusak di dalam kamp kerja paksa. Dia mengatakan kepada wartawan, “Informasi tentang siswa Universitas Tsinghua, Liu Zhimei yang mentalnya dibikin rusak, mengingatkan saya tentang alasan sebenarnya mengapa beberapa praktisi yang ditahan, yang menderita akibat penganiayaan kejam, mengalami masalah mental yang parah. Saya menyaksikan mental seorang praktisi rusak.”
Zeng melanjutkan, “Seorang wanita mudah berumur 20-an dari Provinsi Gansu ditahan karena mengajukan permohonan untuk Falun Gong tinggal bersama saya di sebuah kamp kerja paksa. Awalnya dia sangat teguh pada keyakinannya. Setelah penganiayaan tanpa henti selama lima hari siang dan malam, bagaimanapun, mentalnya mengalami gangguan. Saya menyaksikan di malam hari ketika mentalnya mengalami gangguan. Dia waras sepenuhnya semenit lalu, namun menit berikutnya dia terlihat bingung dan pandangannya kosong. Kelihatan seperti bodoh. Lalu dia tertawa meledak-ledak dan tampak tolol. Saya segera tahu bahwa itu bukan dirinya yang asli. Saat itu saya merasakan arus dingin mengalir di tulang belakang dan menyadari apa yang saya lihat adalah peristiwa yang paling mengerikan di dunia. Tidak ada yang dapat dibandingkan dengan ketakutan di mana seorang yang waras mengalami ketidakmampuan dasar untuk berpikir dan tiba-tiba mentalnya menjadi tidak normal. Saya tidak tahu penyiksaan apa yang dialami sebelumnya, atau apakah dia diberi suntikan, namun saya tidak dapat melupakan peristiwa itu.”
Zeng juga teringat suatu kali dia diinfus dengan zat yang tidak diketahui jenisnya. “Waktu itu saya melakukan aksi mogok makan hari keempat ketika sipir membawa saya ke klinik untuk diinfus. Entah kenapa dokter tidak dapat menginfus saya, sehinga dia memerintahkan seorang narapidana untuk melakukannya. Segera setelah narapidana itu menyuntikan, saya mulai merasa sangat tidak nyaman dan pikiran menjadi kacau. Saya merasa seakan-akan mengapung di udara tanpa kekuatan sama sekali. Saya harus menyandar pada lemari pakaian di klinik. Saya bahkan tidak dapat mendengar apa yang mereka katakan. Mereka seakan-akan “lenyap” dari pandangan, seperti dalam film.”
Zeng menyebutkan sebuah penyiksaan yang sangat kejam dengan menggunakan jarum listrik pada titik akupuntur, yang dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa atau bahkan membuat mental mengalami gangguan. Dia berkata, “Diantara tahun 2000 dan 2001, saya dan praktisi lain dikirim dan dikeluarkan dari dua tempat pada saat yang bersamaan: Divisi Pengiriman Kamp Kerja Paksa Beijing dan Kamp Kerja Paksa Wanita Beijing. Dia adalah wanita cantik yang baru berumur 20 tahun dengan mata yang besar.
“Sebelum dikirim ke divisi pengiriman, dia ditahan di Pusat Penahanan Dongcheng, di mana para penjaga menggunakan segala cara yang memungkinkan untuk menyiksanya. Meskipun mereka berusaha untuk membuatnya melepaskan Falun Gong, dia selalu teguh pada keyakinannya. Kemudian penjaga menggunakan penganiayaan listrik seperti yang disebutkan di atas, menggunakan sebuah jarum listrik untuk mengalirkan listrik bertegangan tinggi di titik akupunturnya. Dia segera kehilangan kesadaran. Saat sadar, mentalnya terganggu dan kehilangan ingatan. Dia tidak dapat mengurus dirinya sama sekali. Para sipir mempermainkan dia sesukanya. Ketika diminta untuk melakukan, dia dengan gampang menyalin semua materi fitnahan yang diberikan tanpa menolak. Ketika tidak melakukan apapun, dia seperti mayat hidup. Karena matanya sangat besar, tatapannya kosong bahkan lebih menyolok. Dia semakin kurus, dan kemudian sangat rapuh.
“Saat di divisi pengiriman, saya melihat dia harus berusaha keras bahkan untuk satu langkah yang kecil. Setelah bergoyang cukup lama, dia “melempar” kaki kirinya ke depan, karena sepertinya kaki itu bukan miliknya. Dia hampir kehilangan keseimbangan dan bergoyang tidak karuan. Dia akan menemukan keseimbangan setelah berayun maju mundur untuk beberapa saat. Masih bergetar, dia membungkuk dengan sulit dan menekan tangannya ke tanah. Setelah terengah-engah beberapa saat, dia tiba-tiba mendorong dan melemparkan kaki kanannya ke depan. Dia seringkali harus tetap merangkak untuk beberapa saat sebelum mengumpulkan cukup tenaga untuk meluruskan punggung dan bergerak.”
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2010/2/21/218477.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/3/7/115189.html
Wartawan Minghui, Hua Qing mewawancarai Zeng Zheng (wanita), seorang praktisi yang tinggal di Sydney, Australia, yang menceritakan kejadian serupa yang dia lihat saat berada di dalam penahanan.
Zeng Zheng menyandang gelar master di bidang geokimia di Universitas Beijing. Dia mulai berlatih kultivasi saat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya tentang kehidupan dan alam semesta dalam ajaran Falun Gong. Setelah penganiayaan dimulai, suatu kali dia pernah ditahan di Kamp Kerja Paksa Wanita Beijing selama satu tahun dan dianiaya secara kejam.
Saat berbicara dengan masyarakat Sidney tentang Falun Dafa dan penganiayaan, Zeng seringkali menceritakan apa yang pernah dia lihat dengan matanya sendiri: mental seorang praktisi dirusak di dalam kamp kerja paksa. Dia mengatakan kepada wartawan, “Informasi tentang siswa Universitas Tsinghua, Liu Zhimei yang mentalnya dibikin rusak, mengingatkan saya tentang alasan sebenarnya mengapa beberapa praktisi yang ditahan, yang menderita akibat penganiayaan kejam, mengalami masalah mental yang parah. Saya menyaksikan mental seorang praktisi rusak.”
Zeng melanjutkan, “Seorang wanita mudah berumur 20-an dari Provinsi Gansu ditahan karena mengajukan permohonan untuk Falun Gong tinggal bersama saya di sebuah kamp kerja paksa. Awalnya dia sangat teguh pada keyakinannya. Setelah penganiayaan tanpa henti selama lima hari siang dan malam, bagaimanapun, mentalnya mengalami gangguan. Saya menyaksikan di malam hari ketika mentalnya mengalami gangguan. Dia waras sepenuhnya semenit lalu, namun menit berikutnya dia terlihat bingung dan pandangannya kosong. Kelihatan seperti bodoh. Lalu dia tertawa meledak-ledak dan tampak tolol. Saya segera tahu bahwa itu bukan dirinya yang asli. Saat itu saya merasakan arus dingin mengalir di tulang belakang dan menyadari apa yang saya lihat adalah peristiwa yang paling mengerikan di dunia. Tidak ada yang dapat dibandingkan dengan ketakutan di mana seorang yang waras mengalami ketidakmampuan dasar untuk berpikir dan tiba-tiba mentalnya menjadi tidak normal. Saya tidak tahu penyiksaan apa yang dialami sebelumnya, atau apakah dia diberi suntikan, namun saya tidak dapat melupakan peristiwa itu.”
Zeng juga teringat suatu kali dia diinfus dengan zat yang tidak diketahui jenisnya. “Waktu itu saya melakukan aksi mogok makan hari keempat ketika sipir membawa saya ke klinik untuk diinfus. Entah kenapa dokter tidak dapat menginfus saya, sehinga dia memerintahkan seorang narapidana untuk melakukannya. Segera setelah narapidana itu menyuntikan, saya mulai merasa sangat tidak nyaman dan pikiran menjadi kacau. Saya merasa seakan-akan mengapung di udara tanpa kekuatan sama sekali. Saya harus menyandar pada lemari pakaian di klinik. Saya bahkan tidak dapat mendengar apa yang mereka katakan. Mereka seakan-akan “lenyap” dari pandangan, seperti dalam film.”
Zeng menyebutkan sebuah penyiksaan yang sangat kejam dengan menggunakan jarum listrik pada titik akupuntur, yang dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa atau bahkan membuat mental mengalami gangguan. Dia berkata, “Diantara tahun 2000 dan 2001, saya dan praktisi lain dikirim dan dikeluarkan dari dua tempat pada saat yang bersamaan: Divisi Pengiriman Kamp Kerja Paksa Beijing dan Kamp Kerja Paksa Wanita Beijing. Dia adalah wanita cantik yang baru berumur 20 tahun dengan mata yang besar.
“Sebelum dikirim ke divisi pengiriman, dia ditahan di Pusat Penahanan Dongcheng, di mana para penjaga menggunakan segala cara yang memungkinkan untuk menyiksanya. Meskipun mereka berusaha untuk membuatnya melepaskan Falun Gong, dia selalu teguh pada keyakinannya. Kemudian penjaga menggunakan penganiayaan listrik seperti yang disebutkan di atas, menggunakan sebuah jarum listrik untuk mengalirkan listrik bertegangan tinggi di titik akupunturnya. Dia segera kehilangan kesadaran. Saat sadar, mentalnya terganggu dan kehilangan ingatan. Dia tidak dapat mengurus dirinya sama sekali. Para sipir mempermainkan dia sesukanya. Ketika diminta untuk melakukan, dia dengan gampang menyalin semua materi fitnahan yang diberikan tanpa menolak. Ketika tidak melakukan apapun, dia seperti mayat hidup. Karena matanya sangat besar, tatapannya kosong bahkan lebih menyolok. Dia semakin kurus, dan kemudian sangat rapuh.
“Saat di divisi pengiriman, saya melihat dia harus berusaha keras bahkan untuk satu langkah yang kecil. Setelah bergoyang cukup lama, dia “melempar” kaki kirinya ke depan, karena sepertinya kaki itu bukan miliknya. Dia hampir kehilangan keseimbangan dan bergoyang tidak karuan. Dia akan menemukan keseimbangan setelah berayun maju mundur untuk beberapa saat. Masih bergetar, dia membungkuk dengan sulit dan menekan tangannya ke tanah. Setelah terengah-engah beberapa saat, dia tiba-tiba mendorong dan melemparkan kaki kanannya ke depan. Dia seringkali harus tetap merangkak untuk beberapa saat sebelum mengumpulkan cukup tenaga untuk meluruskan punggung dan bergerak.”
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2010/2/21/218477.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/3/7/115189.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org