Pada musim panas 2006, perpanjangan hukuman kerja paksa oleh kamp kerja paksa sudah hampir berakhir. Menurut prosedur, kamp kerja paksa harus meminta tahanan untuk mengisi formulir keluar dari kamp kerja paksa. Pada saat itu, banyak praktisi dengan pikiran lurus dan kultivasi yang teguh menyangkal perpanjangan hukuman ilegal ini dan menolak untuk mengisi formulir apapun. Karena itu, polisi kamp kerja paksa harus meminta anggota keluarga praktisi Dafa untuk menandatangani atas nama para praktisi sebelum membebaskan mereka. Selain itu, polisi mengharuskan anggota keluarga praktisi dan petugas Kantor 610 setempat harus hadir sebelum tahanan bisa dibebaskan. Akibatnya, banyak praktisi mengira mereka tidak punya pilihan selain mengikuti prosedur. Dengan kata lain, praktisi ini percaya bahwa jika kita tidak menandatangani, polisi akan meminta anggota keluarga kita untuk menandatangani atas nama kami. Mereka pikir karena anggota keluarga bukan praktisi, tidak salah bagi mereka untuk menandatangani. Oleh karena itu, para praktisi ini secara membuta menerima proses ketetapan kamp kerja paksa dan beberapa bahkan memberikan nomor telepon anggota keluarga ke pihak berwenang kamp kerja paksa tanpa memahami jelas hubungan antara tindakan mereka dan menyangkal penganiayaan.
Saya pikir ide membiarkan anggota keluarga untuk menandatangani dokumen "pembebasan" adalah salah, karena sepenuhnya tidak menyangkal penganiayaan. Juga, seperti kata pepatah kuno: Jika Anda tidak menginginkan sesuatu, jangan berikan kepada orang lain. Karena bahkan Anda tidak ingin melakukannya, bagaimana mungkin Anda meminta orang lain melakukan? Karena murid Dafa berkultivasi untuk menjadi sang sadar yang tidak egois dan memperhatikan orang lain, bagaimana mungkin Anda meminta anggota keluarga untuk melakukan hal ini? Jadi, bagaimana mungkin anggota keluarga dicegah untuk menandatangani dokumen tersebut jika mereka diharuskan untuk menandatangani dokumen sebelum tahanan dibebaskan? Satu-satunya cara untuk mencegah anggota keluarga menandatangani dokumen adalah mencegah mereka datang ke kamp. Mengapa mereka harus datang? Bukankah itu suatu pengaturan kejahatan untuk meminta mereka datang? Memahami ini, pikiran saya menjadi lebih jelas: "Anggota keluarga saya tidak boleh datang dan saya tidak boleh memberikan nomor telepon anggota keluarga saya kepada polisi, walaupun mereka mungkin dapat menemukannya dari sumber lain." Saya bertekad dalam hati bahwa seharusnya orang-orang yang mengirim saya ke kamp kerja paksa, bukan anggota keluarga saya, yang seharusnya mengembalikan saya ke rumah.
Ketika "tanggal pembebasan" saya mendekat, tekad saya menjadi lebih kuat. Satu hari sebelum "tanggal pembebasan," menurut kebiasaan, kamp kerja paksa harus memberitahu anggota keluarga saya untuk datang menjemputku. Namun, polisi yang bertugas pada hari itu lupa menelepon dan memberitahu anggota keluarga saya. Sehingga, pada "hari pembebasan," para agen Kantor 610 setempat menunggu sepanjang pagi hari dan anggota keluarga saya tidak muncul, jadi mereka harus mewakili anggota keluarga saya untuk menandatangani dokumen penjemputan saya.
Karena penganiayaan, saya kehilangan pekerjaan dan keluarga dekat juga. Jadi, polisi harus menghubungi kerabat saya di kota kelahiran saya. Di dalam mobil, saya mendengar percakapan mereka dengan kerabatku melalui telepon. Mereka meminta agar saudara saya datang ke kantor polisi di distrik di mana saya tinggal untuk menjemput saya. Pada waktu itu, pikiran lurus saya tidak cukup kuat, jadi saya secara pasif pergi bersama dengan polisi ke kantor polisi setempat.
Agen Kantor 610 memberitahu seorang polisi yang bertugas di kantor polisi tersebut bahwa saya milik daerah ini, namun polisi di sana benar-benar tidak mengerti mengapa Kantor 610 mengirim saya ke kantor mereka. Agen Kantor 610 menjelaskan: "Dia tidak mau menandatangani dokumen apa pun, dan ia tidak punya majikan atau keluarga. Jika kita tidak mengirimnya di sini untuk dokumen pembebasannya, akan sulit untuk melacaknya begitu ia dilepaskan." Polisi setempat kemudian membawa saya ke sebuah ruangan untuk melakukan registrasi.
Pada saat itu saya menyadari dari percakapan mereka apa yang harus kulakukan: Saya tidak boleh bekerja sama dengan kejahatan apapun permintaan mereka. Jadi, saya bersikap tuli dan tetap diam atas pertanyaan-pertanyaan rutin, permintaan untuk mengisi formulir, dan lain-lain. Saya mengerti bahwa mereka sebut "rutin" itu juga berfungsi untuk menganiaya murid Dafa, jadi saya tidak bisa bekerja sama dengan kejahatan.
Akhirnya, seorang petugas yang tampak seperti kepala kantor polisi keluar dan berkata kepadaku bahwa mereka akan menyederhanakan semua dokumentasi untuk kasus saya, dan hanya perlu mengambil dua foto saya. Untuk itu, saya juga menolak dengan mengatakan bahwa tidak perlu foto. Mereka berpendapat bahwa mereka membutuhkan foto-foto itu untuk dokumentasi, dan saya berkata dalam hati: "Karena kalian membutuhkannya, saya menolak untuk bekerja sama dengan kalian."
Setelah kerabat saya datang, direktur itu mendesak saya untuk bergegas menyelesaikan proses dokumentasi sehingga saya bisa cepat pulang. Pada saat itu, saya tiba-tiba menyadari bahwa karena saya sudah tidak bekerja sama dengan mereka, tetapi mengapa saya masih duduk di sana? Saya harus pergi. Saya berdiri dan mengatakan kepada kerabat saya bahwa kita harus segera pergi. Saya berjalan keluar dari kantor polisi tanpa keraguan.
Dua minggu kemudian, saya kembali ke kantor polisi itu untuk memperpanjang KTP. Dalam bagian pengurusan KTP, tak ada yang meminta "surat pembebasan" dari kamp kerja paksa atau dokumen terkait lainnya. Saya memperpanjang KTP dengan lancar.
Berpikir kembali tentang proses pembaharuan KTP saya, pikiran saya sangat sederhana: Saya bahkan tidak berpikir tentang "surat pembebasan" atau dokumen terkait lainnya. Saya hanya punya satu pikiran yang jernih: "Saya tidak akan bekerja sama dengan kejahatan untuk memenuhi permintaan mereka." Saya mengerti bahwa apa yang disebut pendaftaran atau dokumentasi rutin dari praktisi Dafa muncul dari penganiayaan. Jika kita bisa meletakkan semua keterikatan untuk diri kita sendiri, benar-benar menyangkal pengaturan kekuatan lama, dan melakukan berdasarkan Fa, hal-hal yang mengganggu pengikut Dafa dalam Pelurusan Fa tidak akan eksis.
Ada seorang rekan praktisi di distrikku. Setelah dibebaskan dari kamp kerja paksa, ia juga menolak untuk melakukan registrasi rutin bagi kependudukan. Dia percaya itu adalah bentuk lain dari penganiayaan, yang diatur oleh kekuatan lama dan tidak boleh dilakukan oleh kami. Pada awalnya, polisi setempat datang ke rumahnya beberapa kali untuk mengganggu dan memaksanya untuk melakukan registrasi, tetapi mereka tidak berhasil. Kemudian, polisi hampir memohon padanya untuk melengkapi pendaftaran, dan dia menolak lagi. Meskipun demikian, tidak mendaftar tampaknya tidak menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-harinya. Jika seorang praktisi terganggu oleh masalah semacam ini, sangat mungkin bahwa pandangannya tidak bisa melihat hal ini.
Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2010/2/8/217763.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/2/20/114812.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org