Rekan-Rekan Praktisi, Maafkan Saya!
(Minghui.org) Saya bertemu kembali seorang
praktisi yang belum lama ini dibebaskan dari pusat penahanan,
seorang pakar komputer. Saya demikian lega bertemu dengannya dan
dengan penuh semangat mengajukan banyak pertanyaan teknis seputar
komputer saya. Dia dengan sabar menjawab pertanyaan-pertanyaan
saya. Sementara kami tengah berbicara, seorang praktisi lain tiba
dan membawakan kartu jaringan yang saya perlukan. Ketika mereka
tengah menjelaskan rincian yang perlu saya ketahui mengenai kartu
tersebut, praktisi lain menanyakan merek kartu tersebut. Ketika dia
diberitahu merek kartu, dia berkata, “Kita seharusnya tidak
menggunakan merek tersebut. Jika kamu harus menggunakannya, kamu
perlu mengunduh dan memasang perangkat lunak yang telah kita
modifikasi untuk itu.”
Saya bergegas tanya praktisi yang
baru saja dibebaskan, apakah dia bisa meng-install kartu tersebut
untuk saya. Dia berkata tidak bisa karena dia tidak punya akses
internet di rumah. Praktisi lain mengundangnya ke rumahnya untuk
menggunakan internet. Dia terlihat ragu beberapa saat sebelum
akhirnya mengiyakan. Saya dapat merasakan bahwa ia sesungguhnya
enggan untuk pergi.
Saya kemudian mengingat kejadian yang terjadi tiga tahun lalu, ketika praktisi lain, bersama dengan praktisi yang baru dibebaskan ini, datang ke pusat produksi materi kami untuk membantu saya memperbaiki komputer dan printer. Saat itu sudah hampir tengah malam ketika mereka selesai, dan praktisi ini harus segera balik ke stasiun kereta untuk pulang ke rumah, karena dia harus bekerja lebih awal esok paginya. Hampir 4 jam diperlukan untuk perbaikan komputer, dan praktisi ini bahkan tidak punya waktu untuk mencari minuman. Dia harus berdiri sepanjang malam di kereta. Saya merasa kasihan melihatnya saat itu, tapi segera melupakannya setelah itu. Belakangan saya mendengar bahwa praktisi ini telah ditangkap. Saya sedih ketika mendengar berita tersebut, tetapi tidak mencari ke dalam.
Sekarang, tiga tahun kemudian, saya bertemunya lagi. Meskipun itu merupakan pertemuan yang singkat, saya terkejut dengan keengganannya pergi bersama praktisi lain dan berkata bahwa dia tidak punya akses internet di rumah. Namun, saya akhirnya mencari ke dalam dan berkata kepada diri sendiri, “Seandainya saya belajar teknologi komputer sendiri, seandainya saya tidak memiliki keterikatan ketergantungan kepada rekan-rekan praktisi, seandainya saya mampu memikirkan situasi praktisi lain.” Saya menemukan keterikatan dasar saya, keterikatan egois.
Saya hendak meminta maaf kepada rekan praktisi itu. Keterikatan saya menambah penderitaannya, mengurangi waktunya untuk belajar Fa, berlatih gerakan, bahkan waktu untuk memancarkan pikiran lurus, dan telah menimbulkan situasi sulit baginya karena dia tidak memiliki akses internet di rumah. Rasa sesal saya yang mendalam membuat saya menangis. Saya sungguh-sungguh merasa menyesal. Saya sekarang bertekad untuk mengurus masalah teknis sendiri. Saya harus sepenuhnya melepaskan keterikatan ketergantungan pada orang lain, takut pada kesulitan, malas, mencari kenyamanan, dan semua hal yang membentuk rasa egois.
Saya memohon kepada rekan-rekan: jika anda memiliki cara dan kondisi untuk mendirikan pusat produksi materi, bergegaslah dirikan. Jika anda dapat akses internet tetapi belum dilakukan, bergegaslah lakukan. Jangan meminta bantuan kapan saja anda ingin, tanpa lebih dulu mencoba mengatasi masalah sendiri. Jangan seperti saya, penuh penyesalan ketika berhadapan dengan rekan-rekan praktisi. Guru ingin kita menjadi dewa yang berkekuatan, dan membantu kita membuka kebijaksanaan kita setiap waktu. Seluruh praktisi sejati memiliki kesempatan meningkat dalam kultivasi. Kita tidak dapat beralasan untuk meminta rekan lain membantu sepanjang waktu. Mengandalkan rekan lain dan meminta mereka membantu dapat membahayakan rekan-rekan praktisi, membahayakan diri kita sendiri dan menyebabkan penyesalan tanpa akhir dan rasa bersalah pada jalur kultivasi kita.
Ini merupakan pemahaman saya yang terbatas. Mohon dengan belas kasih tunjukkan yang tidak tepat.
Saya kemudian mengingat kejadian yang terjadi tiga tahun lalu, ketika praktisi lain, bersama dengan praktisi yang baru dibebaskan ini, datang ke pusat produksi materi kami untuk membantu saya memperbaiki komputer dan printer. Saat itu sudah hampir tengah malam ketika mereka selesai, dan praktisi ini harus segera balik ke stasiun kereta untuk pulang ke rumah, karena dia harus bekerja lebih awal esok paginya. Hampir 4 jam diperlukan untuk perbaikan komputer, dan praktisi ini bahkan tidak punya waktu untuk mencari minuman. Dia harus berdiri sepanjang malam di kereta. Saya merasa kasihan melihatnya saat itu, tapi segera melupakannya setelah itu. Belakangan saya mendengar bahwa praktisi ini telah ditangkap. Saya sedih ketika mendengar berita tersebut, tetapi tidak mencari ke dalam.
Sekarang, tiga tahun kemudian, saya bertemunya lagi. Meskipun itu merupakan pertemuan yang singkat, saya terkejut dengan keengganannya pergi bersama praktisi lain dan berkata bahwa dia tidak punya akses internet di rumah. Namun, saya akhirnya mencari ke dalam dan berkata kepada diri sendiri, “Seandainya saya belajar teknologi komputer sendiri, seandainya saya tidak memiliki keterikatan ketergantungan kepada rekan-rekan praktisi, seandainya saya mampu memikirkan situasi praktisi lain.” Saya menemukan keterikatan dasar saya, keterikatan egois.
Saya hendak meminta maaf kepada rekan praktisi itu. Keterikatan saya menambah penderitaannya, mengurangi waktunya untuk belajar Fa, berlatih gerakan, bahkan waktu untuk memancarkan pikiran lurus, dan telah menimbulkan situasi sulit baginya karena dia tidak memiliki akses internet di rumah. Rasa sesal saya yang mendalam membuat saya menangis. Saya sungguh-sungguh merasa menyesal. Saya sekarang bertekad untuk mengurus masalah teknis sendiri. Saya harus sepenuhnya melepaskan keterikatan ketergantungan pada orang lain, takut pada kesulitan, malas, mencari kenyamanan, dan semua hal yang membentuk rasa egois.
Saya memohon kepada rekan-rekan: jika anda memiliki cara dan kondisi untuk mendirikan pusat produksi materi, bergegaslah dirikan. Jika anda dapat akses internet tetapi belum dilakukan, bergegaslah lakukan. Jangan meminta bantuan kapan saja anda ingin, tanpa lebih dulu mencoba mengatasi masalah sendiri. Jangan seperti saya, penuh penyesalan ketika berhadapan dengan rekan-rekan praktisi. Guru ingin kita menjadi dewa yang berkekuatan, dan membantu kita membuka kebijaksanaan kita setiap waktu. Seluruh praktisi sejati memiliki kesempatan meningkat dalam kultivasi. Kita tidak dapat beralasan untuk meminta rekan lain membantu sepanjang waktu. Mengandalkan rekan lain dan meminta mereka membantu dapat membahayakan rekan-rekan praktisi, membahayakan diri kita sendiri dan menyebabkan penyesalan tanpa akhir dan rasa bersalah pada jalur kultivasi kita.
Ini merupakan pemahaman saya yang terbatas. Mohon dengan belas kasih tunjukkan yang tidak tepat.
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2010/12/8/同修啊,对不起--233411.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/12/31/122202.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org