Dibacakan pada Konferensi Berbagi Pengalaman Falun Dafa Asia 2011 di Taipei


(Minghui.org) Awal tahun lalu saya mengalami sebuah cobaan hidup dan mati, saya didiagnosa menderita penyakit TBC berat dan gagal napas. 70 hari lebih di rumah sakit, awalnya di kamar isolasi, kemudian hampir sebulan dipindah ke kamar ICU untuk diinfus, selanjutnya kembali lagi ke kamar isolasi selama 33 hari baru keluar dari rumah sakit.


Pada awalnya timbul gejala penyakit, saya anggap sedang mengalami pemurnian, tiga hal tetap saya lakukan, hingga napas sesak jalan pun susah, saya baru bingung, sebetulnya apa yang telah terjadi? Cari ke dalam juga tidak diketemukan, sesungguhnya bukan tidak ada keterikatan, melainkan diri sendiri tidak menyadarinya, tiga hal telah saya lakukan, bagaimana sebenarnya saya ini? Setelah masuk rumah sakit, teman-teman belajar Fa juga sangat risau, mereka bergilir bersama saya belajar Fa, latihan dan sharing, mengharapkan pikiran lurus saya semakin kuat. Namun kondisi saya tetap tidak berubah, bahkan timbul pikiran tidak lurus ingin cepat-cepat melalui Fa Zheng Nian (FZN) menembus rintangan karma penyakit tersebut. Akan tetapi xiulian adalah sangat serius, akhirnya saya roboh terjatuh, ketika diketahui denyut jantung dan napas saya sudah berhenti, terima kasih FZN praktisi serta welas kasih Shifu sehingga saya dapat pulih kembali.

Ada seorang praktisi bekerja sebagai perawat, sejak saya dari ruang ICU kembali ke kamar isolasi, dia datang ke rumah sakit bersama saya belajar Fa dan sharing, kondisi saya baru mengalami perubahan yang krusial.

Dua hari pertama, praktisi itu melihat saya dalam kondisi kacau dan bingung namun tetap saja ingin melakukan FZN dan latihan Gong, dia setuju menuruti kemauan saya, sambil melihat apakah terjadi perubahan, akhirnya tentu tetap tidak ada perubahan. Praktisi tersebut kemudian berkata: “Sekarang giliran saya, saya telah mengamati anda selama 2 hari, anda memang benar sangat egois, berkultivasi di permukaan saja, hanya ada diri sendiri, tidak memikirkan suami, memikirkan anak, memikirkan keluarga … hanya memikirkan mendirikan kewibawaan De diri sendiri, berkonsentrasi pada proyek pembuktian kebenaran Fa anda saja.”

Mula-mula saya sama sekali tidak dapat menerimanya, juga tidak setuju pemikirannya, karena di tengah praktisi saya masih tergolong gigih maju, juga menganggap kultivasi saya cukup baik, merasa telah berusaha menunaikan kewajiban saya, tidak egois seperti yang dikatakan oleh praktisi itu, saya tidak dapat membayangkan. Dalam hati saya muncul suara yang tidak terima: ”Itu karena anda tidak tahu saya adalah …. Tidak tahu saya ini siapa, karena saat itu saya sedang mengkoordinir dan menangani sebuah proyek klarifikasi.” Akan tetapi Shifu pernah mengatakan manusia biasa juga dapat mengerjakan pekerjaan Dafa. Maka saya menahan pemikiran saya, membiarkan praktisi mengungkap satu per satu fakta: ”Suami mengeluh kepada anda, anda sama sekali tidak menghiraukan, anak anda sekarang sedang dirawat di rumah sakit, namun tidak pernah terdengar sepatah ucapan keprihatinan anda kepadanya, anda sekarang dirawat di rumah sakit tidak mau kerja sama dengan perawat, menolak menggunakan alat pembantu napas, membuat perawat pusing. Bukankah semua orang tahu anda berlatih Falun Gong …?” Saya sedih mendengarnya, telah berkultivasi sekian lama, masih saja begitu egois. Saya tahu perkataan praktisi itu benar, dia menunjukkan kekurangan saya. Sejak itu saya belajar Fa bersamanya selama 30 hari lebih, mencari ke dalam diri sendiri.   

Suatu pagi hari, pihak rumah sakit mengumpulkan kakak laki dan kakak perempuan saya, memberi tahu mereka 60% gelembung paru saya telah rusak, walaupun masih hidup, namun fungsi paru hanya sisa separo, mengusulkan saya istirahat di rumah peristirahatan saja. Ketika kakak laki saya menengok saya di kamar isolasi, dia berkata: ”Kamu di rumah sakit tidak bisa memelihara kesehatan kamu dulu? Dalam perjalanan ke rumah sakit, saya sungguh ingin mengadakan jumpa pers.” Praktisi membantu saya menjelaskan: ”Kondisinya sungguh hanya tidak belajar Fa dengan baik, dalam jangka waktu berikutnya, kita akan belajar Fa dengan tenang, di kemudian hari setelah sembuh, nenek bahkan akan mengajak saya berlatih Gong di taman umum ….” Mendengar perkataannya, tekanan batin sepanjang masa ini langsung meletus, saya menangis sangat sedih, suami melepas poster Dafa yang tergantung di balkon rumah, kakak ingin melakukan jumpa pers … bagaimana sebetulnya kultivasi saya ini? Mengapa sampai menjadi demikian rupa?

Saya tahu, saya tidak bisa mengumbar diri lagi, saya menyetujui permintaan kakak, dalam benak saya berkata kepada Shifu: ”Maaf, berhubung pengikut tidak dapat melakukan dengan baik, satu jangka waktu saya tidak bisa latihan Gong dan FZN.” Selesai bicara, terasa sebuah tekanan keras yang hampir membuat saya tidak dapat bernapas. Sampai saat itu, saya baru mengetahui, tiga hal yang saya lakukan sesungguhnya adalah hanya sebuah cara untuk melindungi jiwa saya saja.

Praktisi tersebut memahami, hanya saya sendiri benar-benar mengetahui keterikatannya dan bersedia menyingkirkannya, kondisi saya baru dapat berubah. Dia mengharapkan saya cepat-cepat melewati rintangan, maka benar-benar sangat serius menuntut saya, dia tidak pernah mencela atau memarahi saya mengapa terdapat keterikatan ini itu, tapi begitu mengetahui keterikatan saya, pasti langsung dengan jelas memberi tahu saya, hingga saya benar-benar paham dimana saya tidak berada di atas Fa, jika tidak sampai demikian dia tidak akan melepas.

“Namun acap kali saat konflik terjadi, jika tidak sampai menusuk lubuk hati seseorang, akan sia-sia dan tidak berguna, tidak akan mendapat peningkatan.” (Zhuan Falun)

Saya selalu beranggapan mencari kedalam tidak begitu sukar, sekarang baru mengerti, itu dikarenakan biasanya hanya dipermukaan saja dan keterikatan yang lebih mudah disingkirkan saja yang dicari. Sekarang setiap yang digali adalah yang terpendam dalam tulang, harus anda sendiri siap menghadapi dan mengenalinya, dan menyingkirkan setiap keterikatan hati merupakan suatu ujian besar yang menyungkil hati dan menembus tulang. Ambil beberapa contoh sebagai berikut :

1. Mengira telah mengutamakan tiga hal dengan baik, namun tidak dengan tulus menaruh perhatian kepada makhluk hidup di sekitar, maka yang terlihat adalah masa bodoh, yaitu egois.

Contoh : Suami telah berkali-kali menyampaikan, pagi hari dia sangat tergesa, ke kantor harus berlari baru tidak terlambat, namun saya kira telah melakukan apa yang harus saya lakukan, menyiapkan makan pagi, maka tidak memperhatikan perkataannya untuk menata kembali waktu memasak, umpama sebelum pergi latihan Gong, telah disiapkan menu pagi, sehingga pulang dari latihan dapat segera disajikan, suami dapat dengan santai menyantap kemudian berangkat ke kantor.

2. Takut tergantung pada alat pembantu pernapasan sehingga menolaknya, ketika telah menyadari keterikatan tersebut, kemudian setuju menggunakan alat demi melegakan hati perawat.

3. Memiliki hati senang mendapat tepukan tangan sehingga tidak pernah melepas pekerjaan penyelamatan makhluk hidup.

Pada awal mendapatkan Fa, karena tubuh kurang sehat, baru saja pansiun, saya banyak waktu untuk belajar Fa dan latihan Gong, FZN, merasakan sangat pesat peningkatannya. Kemudian berhubung bertugas sebagai teknisi Xiaobangshou, sering sempat berbagi pengalaman dengan praktisi lainnya, kadang juga tulis artikel berbagi pengalaman dengan kelompok proyek. Sebelum Xiulian, saya adalah seorang yang sangat percaya diri, ketika mendengar pujian dari praktisi, hati saya bangga namun tidak menyadari. Sekarang baru tahu, ketika menjelang melahirkan anak saat itu, sudah ada praktisi yang bersedia menggantikan pekerjaaan saya, namun saya selalu dengan alasan sibuk tidak cepat-cepat menyerahkan pekerjaan itu, sifat hati ini kemudian menimbulkan hati menganggap dirinya paling benar.

Ada suatu jangka waktu, ketika berlatih Gong kaki selalu menendang kaca mata, saya kira Shifu memberi isyarat agar tidak perlu pakai kaca mata lagi. Ketika saya hamil, sanak famili dan teman kerja dahulu sangat prihatin, namun saya tetap bertahan tidak mau pakai kaca mata, malah mengira sesadaran saya bagus, akan tetapi seperti apa yang dikatakan praktisi, memang betul saya belum belajar Fa dengan baik. Shifu dalam mengatakan :”Kita segenap praktisi Gong harus memperhatikan jangan sekali-kali tampak sangat ganjil di tengah manusia biasa. Anda tidak berperan baik di tengah manusia biasa, orang lain akan berkata, setelah belajar Falun Dafa mengapa semuanya jadi demikian, ini sama dengan merusak reputasi Falun Dafa, jangan sampai tidak memperhatikan hal ini.” (Zhuan Falun)

Pada suatu kali, seorang praktisi tiba-tiba mengatakan: ”Apakah anda memperhatikan, dalam tiga hari ini anda telah mengucapkan kepada saya begitu banyak kali terima kasih, dan saya tidak pernah menjawab: jangan sungkan. Karena anda berkultivasi sangat permukaan saja, adalah palsu. Sama sekali tidak terdengar rasa terima kasih dari suara anda, saya tidak ada menerima terima kasih anda.” Hati saya langsung tergerak, “Ucapan saya ‘silakan,’ ‘terima kasih,’ ‘maaf,’ praktisi lain juga keberatan? Bukankah itu adalah sopan santun manusia biasa?” Tetapi ketika saya melepaskan keterikatan hati, mencari ke dalam diri sendiri, saya menemukan kata-kata “silakan, terima kasih, maaf” telah menjadi sebuah ucapan belaka, dan di belakang itu tersembunyi hati saya yang ingin menyenangkan orang lain saja.   

Pada waktu itu saya juga telah mengultivasi rasa ketakutan, yaitu ketika saya di ruang ICU, tidak pernah tidur nyenyak, selalu dibayangi kejahatan sedang mengamati saya, sehingga teman praktisi mengetahui rasa takut saya itu dan berbagi pengalaman dengan saya: ”Ketika kita belajar Fa, setiap huruf dalam adalah tubuh Fa guru serta Buddha, Tao dan Shen, kejahatan mana berani berdiam di sini, sejak awal sudah bersembunyi di kejauhan. Ketika anda mengakui adanya gangguan dari kejahatan, kejahatan barulah dapat mengganggu anda.” Sejak itu sifat ketakutan telah saya lepas dengan tuntas. Seiring dengan teman praktisi memberi tahu saya apa saja yang tidak di atas Fa dan telah saya pahami kemudian siap untuk dilepas, ditambah lagi belajar Fa dengan hati tenang, kondisi saya berangsur membaik, bahkan baru beberapa hari saja suami saya telah mengatakan, jika dokter bertemu saya lagi, akan merasakan saya telah berubah seluruhnya.  

Setelah keluar dari rumah sakit, setiap kali saya periksa ulang, dokter merasakan perubahan kondisi saya telah melampaui yang diperkirakan. Ketika dia memperkirakan saya masih sukar turun tangga, saya sudah bisa menggendong anak saya mengelilingi separo taman sekolah. Ketika baru keluar dari rumah sakit, saya telpon ke rumah orangtua, kakak saya dengan rasa kagum bertanya kepada saya: ”Kamu sungguh telah sembuh? Gelembung paru kamu yang terluka …?” Saya dengan tersenyum memberi tahu kepadanya: “Falun Dafa hao.”  

“Saya beri tahu anda sebuah prinsip sejati: proses xiulian seutuhnya yang dialami seseorang adalah suatu proses yang terus-menerus menyingkirkan keterikatan hatinya.” (Zhuan Falun).
“Tak peduli bagaimana pun, jangan mengendorkan belajar Fa, ini adalah masalah paling besar, masalah hakiki.” ()

Menyaksikan begitu banyak keterikatan tersingkap sekarang ini, baru menyadari pokok permasalahannya yang sesungguhnya adalah diri sendiri tidak belajar Fa dengan baik! Shifu dari prinsip Fa selalu mengingatkan kita untuk mencari ke dalam. Mengingat kembali beberapa tahun ini, benar telah mengendor dalam xiulian, semakin mengutamakan masalah manusia biasa. Bahkan tanpa sadar telah mengurangi waktu untuk belajar Fa, menyia-nyiakan banyak sekali kesempatan dalam sehari-hari untuk mengultivasi diri sendiri, kondisi xiulian kian hari semakin tidak baik, ditambah lagi tidak melepaskan keterikatan hati sendiri dalam jangka panjang, maka kekosongan tersebut telah disusupi oleh kekuatan lama, sehingga terjadilah cobaan karma penyakit yang begitu besar kali ini. Keterikatan-keterikatan tersebut, Shifu juga permah memberi isyarat kepada saya. Hubungan saya dengan kakak kedua asal-mulanya sangat baik, kira-kira setengah tahun setelah saya xiulian, tiba-tiba terjadi konflik yang sangat besar, dia berubah menjadi tidak bisa menerima kehadiran saya, ketika saya pulang ke rumah ibu setelah menikah, juga tidak mau makan semeja dengan saya. Selama 5 tahun kakak tertua saya berusaha menengahinya juga tidak berhasil. Ketika itu saya memilih menghindar bukan mencari ke dalam diri sendiri. Hingga sampai saya masuk rumah sakit, baru mengetahui saya tidak sungguh-sungguh dari lubuk hati menaruh perhatian kepada orang-orang di sekeliling saya, ini karena keegoisan saya sehingga tidak dapat timbul rasa belas kasih. Setelah menyadarinya, hubungan saya dengan kakak kedua segera pulih kembali seperti sediakala. Sekarang saya baru mengerti, mengapa ketika saya menikah, kakak tertua memberi tahu kepada saya: ”Dia seharusnya merasa kehilangan, tapi dia sungguh tidak ada perasaan demikian.”   

Kali ini dapat melewati cobaan karma penyakit, masih ada sebuah unsur penting:

Ada praktisi menyadari, karma penyakit kali ini timbul dengan bentuk penyakit menular yang sangat serius bagi manusia biasa, ini dikarenakan pengikut Dafa Taiwan secara keseluruhan mengalami masalah dalam belajar Fa dan berbagi pengalaman. Biasanya kita dalam belajar Fa dan berbagi pengalaman, apakah pernah medorong praktisi berbagi pengalaman tentang kehidupan sehari-hari yang didasari Fa? Ketika mendengar bicara praktisi tidak di atas Fa, apakah dapat melepas hati manusia kita, membantu praktisi dengan tanpa egois secara langsung menunjukkan kekurangannya? Sehingga tercipta lingkungan saling belajar dan kultivasi yang sejati, mencapai tuntutan Shifu terhadap kita yang berdasarkan Fa. Bila betul dapat dilaksanakan, keterikatan hakiki baru dapat dikultivasi sedikit demi sedikit dalam kehidupan sehari-hari, tidak lagi seperti saya melangkah di jalur berliku-liku yang amat panjang, merugikan Dafa. Walaupun saat itu saya masih di rumah sakit, akan tetapi praktisi di pusat belajar Fa mulai sharing masalah tersebut dengan pusat belajar Fa di Zhonghe dan Universitas Taibei. Sedangakan kondisi kesehatan saya seiring dengan terbentuknya tubuh kesatuan menghadapi masalah tersebut serta saya sendiri terus mengultivasi diri sendiri, kesehatan saya mengalami penyembuhan yang tak terduga cepatnya.    

Kemudian saya mencoba membantu praktisi yang sedang mengalami cobaan karma penyakit, dalam perjalanan saya selalu menyaksikan pengaruh dari saya sendiri, yang telah dalam jangka panjang tidak belajar Fa dengan baik, energi Fa saya lemah. Satu contoh : Seorang ibu rumah tangga yang mengalami cobaan karma penyakit, pada awalnya saya menggunakan pikiran manusia biasa, membantu dia menyiapkan menu makan tiga kali sehari, kemudian saya mendapat isyarat dari Shifu, saya harus tukar pendapat dengannya tentang cobaan karma penyakit yang saya pahami. Berhubung karma penyakitnya telah berlangsung satu jangka waktu, dia dengan tulus mengharapkan praktisi sekitarnya dapat menunjukkan kekurangan-kekurangannya. Pemahaman saya adalah: berhubung pemahaman praktisi sekeliling saya pada waktu itu secara keseluruhan telah mencapai posisinya, sehingga mencapai perubahan yang tak terbayangkan, praktisi di sekelilingnya itu harus benar-benar mencari ke dalam. Asalkan pemahaman secara keseluruhan kita telah meningkat, kondisi praktisi tersebut juga akan mengalami perubahan. Akan tetapi ketika saya mengusulkan, praktisi lainnya berpendapat, saya terlampau menaruh perhatian kepada praktisi tersebut, mereka kira kondisinya telah berangsur-angsur membaik, sebaliknya saya yang harus melepas keterikatan hati tersebut … hingga 2 bulan kemudian, seorang praktisi di antaranya juga memahami masalah tersebut, dia mengatakan: ”Akhirnya dia juga paham mengapa saya mengharapkan praktisi di sekelilingnya juga perlu mencari ke dalam.” Jika saya bisa lebih baik belajar Fa, bisa membuat praktisi paham lebih awal dan lebih baik lagi membantu praktisi yang mengalami cobaan karma penyakit tersebut.    

Saya lihat praktisi kita pada umumnya ketika membantu praktisi yang mengalami cobaan karma penyakit, diberitahu keterikatannya sudah cukup, biarlah praktisi itu sendiri berangsur-angsur memperbaiki dirinya, mencari ke dalam sendiri, ini adalah Shan. Namun, bila kita langsung mununjukkan keterikatannya, sehingga praktisi tersebut tidak dapat mengelak, langsung menuju keterikatan hatinya, walaupun pedih di hati, tapi dapat lebih cepat dan tuntas melepas keterikatannya. Mana yang benar-benar Shan? Apalagi praktisi yang mengalami cobaan, penderitaan jiwa dan mental tidak dapat dibandingkan dengan pemurnian sesaat. Dengan cepat melewati cobaan bagi praktisi tersebut sangat krusial, dalam hal ini saya mempunyai pengalaman yang mengesankan. Ketika saya masih di ruang ICU, dokter telah mengijinkan saya pindah ke kamar isolasi, namun 10 hari lebih tidak mendapatkan kamar kosong untuk saya pindah, setiap hari melihat diri sendiri di mana yang masih belum dilakukan dengan baik, walau praktisi bergantian datang memberi semangat kepada saya, tapi saya sungguh merasakan telah terjatuh ke dalam dasar jurang. Pada suatu hari, saya berkata kepada Shifu dalam benak: ”Shifu, maaf, saya benar tidak tahu apakah saya masih sanggup melangkah lagi …” Akhirnya, hampir semua yang dapat menengok saya hari itu talah datang semua, kakak perempuan tertua menulis catatan kecil kepada saya, memberi tahu saya semua orang di luar menunggu saya keluar. Yang tak terduga adalah perawat khusus memberi ijin seorang praktisi kelompok klarifikasi menggunakan HP bicara dengan saya, saya hampir meneteskan air mata. Saya merasakan Shifu benar-benar tidak meninggalkan seorang praktisi pun, walaupun seorang pengikut yang tidak melakukan dengan baik seperti saya ini, masih saja menggunakan berbagai cara mendorong saya maju.   

Kali ini saya berbagi pengalaman saya tentang cobaan karma penyakit, mengharapkan praktisi lain dapat sedikit mungkin melewati jalan yang berliku di dalam perjalanan xiuliannya, dan saling memberi semangat, dapat sungguh-sungguh belajar Fa dengan baik.

Terakhir saya memetik sepotong kalimat dari Jingwen Shifu untuk saling memberi semangat: “Saya tahu kalian setelah mengerti akan mengejar ketinggalan dengan cepat, tetapi apabila kalian dapat sedikit mungkin melewati jalan yang berliku di atas jalur dewa yang paling agung ini, tidak meninggalkan penyesalan bagi masa depan diri sendiri, jangan merenggangkan jarak tingkatan, itu barulah yang saya dan juga kalian harapkan, bahkan para makhluk hidup yang menanti dan mendambakan kalian.”

Terima kasih kepada Shifu yang terhormat,
Terima Kasih kepada praktisi sekalian.