Praktisi Mempelajari Bahasa Mandarin untuk Baca Buku-buku Falun Dafa
(Minghui.org) Pada dekade ini, makin
banyak pembicara non-Tionghoa mulai mempelajari bahasa Mandarin
karena mereka berlatih Falun Gong. Falun Gong mengakar pada
kebudayaan tradisional China, telah menarik perhatian besar di
seluruh dunia.
Falun Gong juga disebut Falun Dafa, dipublikasikan pada tahun 1992 oleh Guru Li Hongzhi. Sekitar 100 juta orang di lebih dari 100 negara di seluruh dunia melatihnya. Buku-buku Falun Gong telah diterjemahkan ke dalam 39 bahasa. Karena buku-buku ini aslinya ditulis dengan bahasa Mandarin, banyak praktisi Falun Gong non-Tionghoa telah mempelajari bahasa Mandarin agar lebih baik berlatih Falun Gong, memperkenalkannya kepada warga mereka, atau menjelaskan fakta kebenaran mengenai penindasan Falun Gong kepada orang-orang China.
Falun Gong juga disebut Falun Dafa, dipublikasikan pada tahun 1992 oleh Guru Li Hongzhi. Sekitar 100 juta orang di lebih dari 100 negara di seluruh dunia melatihnya. Buku-buku Falun Gong telah diterjemahkan ke dalam 39 bahasa. Karena buku-buku ini aslinya ditulis dengan bahasa Mandarin, banyak praktisi Falun Gong non-Tionghoa telah mempelajari bahasa Mandarin agar lebih baik berlatih Falun Gong, memperkenalkannya kepada warga mereka, atau menjelaskan fakta kebenaran mengenai penindasan Falun Gong kepada orang-orang China.
Thomas, berasal dari Perancis,
belajar bahasa Mandarin karena alasan ini. Ia berkata, “Ketika saya
mulai berlatih Falun Gong, tidak ada buku Zhuan Falun dalam versi
bahasa Inggris, apalagi bahasa Perancis. Setelah berlatih selama
satu tahun, kami melakukan latihan, berbagi pengalaman dengan
praktisi China setempat, dan pergi ke berbagai tempat untuk
menyebarkan Falun Gong. Namun, kami hanya mengetahui prinsip
Sejati-Baik-Sabar dan latihannya. Ketika saya mendapatkan buku
Zhuan Falun dalam bahasa Inggris, saya segera membacanya.
“Saya berencana untuk mempelajari bahasa Mandarin karena saya tidak bisa membaca banyak buku Falun Gong atau informasi terkait lainnya, yang mana semuanya tersedia dalam bahasa Mandarin. Jadi saya sangat ingin mempelajari bahasa Mandarin.”
Pada awal 1999, dalam usia 20-an, Thomas pergi ke Changchun, Jilin, China. Ia berkata, “Saya mempelajari bahasa Mandarin di Northeast Normal University. Pada pagi hari, saya pergi ke Universitas Jilin untuk berlatih Gong bersama. Saya mengajar bahasa Inggris di sebuah sekolah swasta yang berafiliasi dengan Normal University. Para murid berusia 15-20 tahun. Saya adalah satu-satunya praktisi Falun Gong asing di sana. Jadi, saya perlu segera mempelajari Mandarin. Saya baca Zhuan Falun dalam bahasa Mandarin bersama dengan praktisi China dalam belajar bersama. Setelah kembali ke rumah, saya baca buku versi bahasa Inggris dan Perancis. Saya tahu bahwa tidak mungkin menerjemahkan seluruh buku dari satu bahasa ke bahasa lainnya. Saya memiliki banyak waktu di sana.”
Thomas yang lain dari Polandia, mulai baca Zhuan Falun pada musim panas 2003. Ia sangat ingin mempelajari bahasa asing ketika masih kecil, dan ia menguasai beberapa bahasa. Pengalamannya membuat dia yakin bahwa seseorang dapat mempelajari bahasa apapun. Setelah berlatih Falun Gong beberapa waktu, ia memutuskan untuk mempelajari bahasa Mandarin secara otodidak menggunakan metodenya dalam mempelajari bahasa lainnya, membaca sampai memahami. Pada awalnya, ia membaca kata per kata, paragraf per paragraf, dengan bantuan kamus dan ejaan Mandarin. Setelah membaca seluruh buku satu kali, ia membacanya lagi. Setelah dua bulan, dia dapat membaca buku dengan mudah dalam bahasa Mandarin.
Pada waktu itu, buku Zhuan Falun versi bahasa Polandia pada tahap koreksi selama beberapa tahun, tapi tidak mencapai tahap publikasi. Dengan mempelajari Mandarin, ia pikir dapat membantu menerjemahkan buku tersebut dari Mandarin ke Polandia. Melalui upayanya dan praktisi lain, buku versi bahasa Polandia diterbitkan pertama kali pada bulan September 2007 di Warsawa.
Pembicara non-Tionghoa mempelajari bahasa Mandarin sangat cepat setelah berlatih Falun Gong. Pada 20 November 2001, 26 praktisi Falun Gong asing mengadakan aksi damai di Lapangan Tiananmen untuk menentang penindasan Falun Gong oleh PKC, mengejutkan dunia. Praktisi Amerika, Leeshai Lemish adalah lulusan di Los Angeles pada waktu itu. Meski dia berlatih Falun Gong selama 10 bulan, ia memiliki pemahaman yang dalam. Setelah belajar bahasa Mandarin hanya tiga bulan, ia dapat berkomunikasi dengan praktisi China dalam bahasa Mandarin sekitar 80%.
Peter Valk dari Belanda mulai berlatih Falun Gong pada 2003. Agar dapat membaca buku-buku Falun Gong dalam bahasa Mandarin, dia mulai belajar Mandarin pada 2004. Pada tahun 2005, dia melakukan perjalanan ke China dan meningkatkan kemampuan bahasa Mandarinnya. Ia juga ingin mengekspos penindasan Falun Gong kepada rakyat China. Karena ia menjelaskan fakta penindasan, dia ditangkap oleh polisi China dan dideportasi.
Di bawah kondisi sekarang ini, para pembicara non-Tionghoa ini yang berlatih Falun Gong tidak dapat pergi ke China untuk mempelajari Mandarin, karena rezim Komunis China masih terus menindas Falun Gong.
“Mandarin tradisional digunakan di Taiwan dan budaya tradisional tidak terpengaruh oleh PKC,” kata Hedges, praktisi Inggris yang datang ke Taiwan untuk mempelajari Mandarin pada 2008.
Robertson, praktisi Australia berumur 23 tahun, pergi ke Taiwan untuk mempelajari Mandarin pada Juli 2008. Ia berkata, “Saya merasakan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap buku Zhuan Falun saat membacanya dalam bahasa Mandarin, karena ditulis dari ceramah-ceramah Guru Li. Kadang-kadang, saya merasakan energi yang kuat, sebuah perasaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.” Ia menceritakan pengalamannya membaca buku tersebut dengan praktisi setempat di Taiwan. Ia memperoleh pemahaman yang lebih jelas pada beberapa bagian di mana tidak dapat diekspresikan dengan baik dalam bahasa Inggris.
Seorang praktisi dari Belgia, 19 tahun, memiliki nama Mandarin, Debang Fan. Ia menguasai bahasa Inggris, Perancis, Belanda, Spanyol, dan Mandarin. Ia pergi ke Taiwan pada Agustus 2009. Motifnya adalah ingin membaca Zhuan Falun dalam bahasa Mandarin dan menjelaskan fakta penindasan kepada turis-turis China. Ucapan Mandarinnya tidak terlalu lancar. Ia ikut berlatih di tempat-tempat wisata, “Agar para turis China melihat kenyataan bahwa Falun Dafa telah menyebar ke lebih dari 100 negara. Suatu kali saya pergi ke Danau Matahari Bulan untuk berlatih Gong, saya mendengar banyak turis China berbisik mengatakan, ‘Asli atau palsu?’ Di Sun Yat-sen Memorial Hall, saya merasakan banyak kilatan kamera saat sedang melakukan latihan. Ada yang memotret saya. Oleh karena itu, saya tahu saya dapat melakukan lebih dari itu.”
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2012/1/7/为修炼法轮大法而学习中文的外国人-251574.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2012/1/12/130656.html
“Saya berencana untuk mempelajari bahasa Mandarin karena saya tidak bisa membaca banyak buku Falun Gong atau informasi terkait lainnya, yang mana semuanya tersedia dalam bahasa Mandarin. Jadi saya sangat ingin mempelajari bahasa Mandarin.”
Pada awal 1999, dalam usia 20-an, Thomas pergi ke Changchun, Jilin, China. Ia berkata, “Saya mempelajari bahasa Mandarin di Northeast Normal University. Pada pagi hari, saya pergi ke Universitas Jilin untuk berlatih Gong bersama. Saya mengajar bahasa Inggris di sebuah sekolah swasta yang berafiliasi dengan Normal University. Para murid berusia 15-20 tahun. Saya adalah satu-satunya praktisi Falun Gong asing di sana. Jadi, saya perlu segera mempelajari Mandarin. Saya baca Zhuan Falun dalam bahasa Mandarin bersama dengan praktisi China dalam belajar bersama. Setelah kembali ke rumah, saya baca buku versi bahasa Inggris dan Perancis. Saya tahu bahwa tidak mungkin menerjemahkan seluruh buku dari satu bahasa ke bahasa lainnya. Saya memiliki banyak waktu di sana.”
Thomas yang lain dari Polandia, mulai baca Zhuan Falun pada musim panas 2003. Ia sangat ingin mempelajari bahasa asing ketika masih kecil, dan ia menguasai beberapa bahasa. Pengalamannya membuat dia yakin bahwa seseorang dapat mempelajari bahasa apapun. Setelah berlatih Falun Gong beberapa waktu, ia memutuskan untuk mempelajari bahasa Mandarin secara otodidak menggunakan metodenya dalam mempelajari bahasa lainnya, membaca sampai memahami. Pada awalnya, ia membaca kata per kata, paragraf per paragraf, dengan bantuan kamus dan ejaan Mandarin. Setelah membaca seluruh buku satu kali, ia membacanya lagi. Setelah dua bulan, dia dapat membaca buku dengan mudah dalam bahasa Mandarin.
Pada waktu itu, buku Zhuan Falun versi bahasa Polandia pada tahap koreksi selama beberapa tahun, tapi tidak mencapai tahap publikasi. Dengan mempelajari Mandarin, ia pikir dapat membantu menerjemahkan buku tersebut dari Mandarin ke Polandia. Melalui upayanya dan praktisi lain, buku versi bahasa Polandia diterbitkan pertama kali pada bulan September 2007 di Warsawa.
Pembicara non-Tionghoa mempelajari bahasa Mandarin sangat cepat setelah berlatih Falun Gong. Pada 20 November 2001, 26 praktisi Falun Gong asing mengadakan aksi damai di Lapangan Tiananmen untuk menentang penindasan Falun Gong oleh PKC, mengejutkan dunia. Praktisi Amerika, Leeshai Lemish adalah lulusan di Los Angeles pada waktu itu. Meski dia berlatih Falun Gong selama 10 bulan, ia memiliki pemahaman yang dalam. Setelah belajar bahasa Mandarin hanya tiga bulan, ia dapat berkomunikasi dengan praktisi China dalam bahasa Mandarin sekitar 80%.
Peter Valk dari Belanda mulai berlatih Falun Gong pada 2003. Agar dapat membaca buku-buku Falun Gong dalam bahasa Mandarin, dia mulai belajar Mandarin pada 2004. Pada tahun 2005, dia melakukan perjalanan ke China dan meningkatkan kemampuan bahasa Mandarinnya. Ia juga ingin mengekspos penindasan Falun Gong kepada rakyat China. Karena ia menjelaskan fakta penindasan, dia ditangkap oleh polisi China dan dideportasi.
Di bawah kondisi sekarang ini, para pembicara non-Tionghoa ini yang berlatih Falun Gong tidak dapat pergi ke China untuk mempelajari Mandarin, karena rezim Komunis China masih terus menindas Falun Gong.
“Mandarin tradisional digunakan di Taiwan dan budaya tradisional tidak terpengaruh oleh PKC,” kata Hedges, praktisi Inggris yang datang ke Taiwan untuk mempelajari Mandarin pada 2008.
Robertson, praktisi Australia berumur 23 tahun, pergi ke Taiwan untuk mempelajari Mandarin pada Juli 2008. Ia berkata, “Saya merasakan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap buku Zhuan Falun saat membacanya dalam bahasa Mandarin, karena ditulis dari ceramah-ceramah Guru Li. Kadang-kadang, saya merasakan energi yang kuat, sebuah perasaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.” Ia menceritakan pengalamannya membaca buku tersebut dengan praktisi setempat di Taiwan. Ia memperoleh pemahaman yang lebih jelas pada beberapa bagian di mana tidak dapat diekspresikan dengan baik dalam bahasa Inggris.
Seorang praktisi dari Belgia, 19 tahun, memiliki nama Mandarin, Debang Fan. Ia menguasai bahasa Inggris, Perancis, Belanda, Spanyol, dan Mandarin. Ia pergi ke Taiwan pada Agustus 2009. Motifnya adalah ingin membaca Zhuan Falun dalam bahasa Mandarin dan menjelaskan fakta penindasan kepada turis-turis China. Ucapan Mandarinnya tidak terlalu lancar. Ia ikut berlatih di tempat-tempat wisata, “Agar para turis China melihat kenyataan bahwa Falun Dafa telah menyebar ke lebih dari 100 negara. Suatu kali saya pergi ke Danau Matahari Bulan untuk berlatih Gong, saya mendengar banyak turis China berbisik mengatakan, ‘Asli atau palsu?’ Di Sun Yat-sen Memorial Hall, saya merasakan banyak kilatan kamera saat sedang melakukan latihan. Ada yang memotret saya. Oleh karena itu, saya tahu saya dapat melakukan lebih dari itu.”
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2012/1/7/为修炼法轮大法而学习中文的外国人-251574.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2012/1/12/130656.html
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org