(Minghui.org) Sebelum berlangsungnya Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa, para praktisi Indonesia kembali mengadakan serangkaian kegiatan damai yang bertujuan untuk mengungkap kejahatan rejim komunis China terhadap praktisi Falun Dafa (disebut pula Falun Gong) di daratan China.
Aksi damai di depan kedubes China
Pada Jum’at pagi, 11 Oktober
2013, para praktisi berkumpul di depan Kedutaan Besar komunis China
di Mega Kuningan, Jakarta untuk menyerukan penghentian
penganiayaan, kejahatan pengambilan organ tubuh dari para praktisi
Falun Dafa yang ditahan di kamp-kamp kerja paksa di daratan China
serta menyerukan penutupan pusat-pusat pencucian otak dan Laogai
atau kamp-kamp kerja paksa yang dibentuk oleh rejim komunis untuk
menahan, mencuci otak, menyiksa dan memperbudak para
praktisi.
Selama kegiatan berlangsung sejumlah mahasiswa yang tengah melintas
menanyakan maksud kegiatan, kemudian secara seksama membaca
spanduk-spanduk yang dibentangkan. Setelah mendengar klarifikasi
fakta praktisi, mereka turut memberikan tanda tangan dukungan bagi
upaya-upaya damai praktisi untuk menghentikan kejahatan pengambilan
organ tubuh secara hidup-hidup. Banyak khalayak lainnya yang
berhati baik juga turut menunjukkan kepedulian mereka dengan cara
memberikan tanda tangan dukungan.
Pengumpulan petisi tandatangan untuk mengakhiri penganiayaan
Karena siang itu, berbarengan ada
aksi protes sejumlah buruh sebuah perusahaan telekomunikasi China
di depan kedubes, maka polisi yang ditugaskan cukup banyak. Banyak
petugas yang mendekat ke lokasi kegiatan praktisi dan mengatakan
belum pernah mendengar tentang Falun Dafa serta meminta penjelasan
mengapa para praktisi melakukan protes di depan Kedubes
China.
Pada pukul 11:30 para praktisi mengakhiri kegiatan dengan
tertib.
Siang esok harinya, pada 12 Oktober, ratusan praktisi ambil bagian
dalam pawai Falun Dafa yang terbagi dalam beberapa tema. Di bagian
terdepan Tian Guo Marching Band memimpin barisan dengan membawakan
lagu-lagu Dafa, disusul barisan spanduk yang menyampaikan kebaikan
Falun Dafa dan prinsip dasar Falun Dafa yaitu: Sejati-Baik-Sabar;
yang kemudian diikuti oleh para praktisi yang mengusung nama-nama
negara di mana Falun Dafa telah tersebar. Di belakang tema
penyebaran Falun Dafa, sejumlah praktisi mengusung spanduk-spanduk
yang menyerukan penghentian penganiayaan rejim komunis terhadap
praktisi Dafa di daratan China termasuk beberapa spanduk dukungan
yang diberikan berbagai organisasi HAM maupun tokoh di Indonesia;
spanduk yang menyerukan penghentian kejahatan pengambilan organ
tubuh dari para praktisi termasuk pula mengusung foto-foto rekan
praktisi yang telah dianiaya hingga meninggal oleh rejim komunis
China. Situs web Minghui sejauh ini telah memverifikasi 3.727 kasus
kematian, yang hanya merupakan puncak dari gunung es, karena
kesulitan memverifikasi nama-nama puluhan ribu praktisi yang
terbunuh akibat dirampas organ tubuhnya. Prosesi pawai diakhiri
oleh barisan genderang pinggang dalam kostum kuning cerah dan
barisan bendera.
Tian Guo Marching Band
Spanduk manfaat dan prinsip-prinsip Falun Dafa
Negara-negara dimana Falun Dafa telah tersebar luas
Spanduk yang menyerukan penghentian penganiayaan rejim komunis
terhadap praktisi Dafa di daratan China termasuk beberapa spanduk
dukungan
Klarifikasi Fakta
Mengabadikan Pawai
Pawai yang menempuh jarak sekitar
3 kilometer dari Semanggi ke Bundaran HI tersebut dimaksud untuk
membangkitkan kesadaran publik akan penganiayaan yang masih terus
berlangsung di daratan China. Banyak pejalan kaki maupun pengendara
motor yang menerima brosur klarifikasi dari para praktisi,
mengabadikan kegiatan tersebut dengan ponsel dan kamera
mereka.
Pada sore harinya, para praktisi melakukan kegiatan konfigurasi
huruf Zhen-Shan-Ren (Sejati-Baik-Sabar) dengan latar belakang Tugu
Monas. Zhen-Shan-Ren merupakan prinsip dasar serta moral dari
metode kultivasi Falun Dafa.
Konfigurasi huruf Zhen-Shan-Ren
Kegiatan unik tersebut mengundang banyak keingintahuan dari para pengunjung Monas yang kemudian berhenti mengamati, mendekat, berbincang-bincang dengan praktisi atau sekedar berfoto. Setelah matahari terbenam, formasi tersebut dilanjutkan dengan penyalaan lilin, membuat suasana terasa sakral, kemudian pelepasan puluhan lampion kertas ke angkasa yang membawakan pesan dan harapan damai praktisi Dafa Indonesia agar penganiayaan di China segera diakhiri. Banyak pengunjung membaur di lokasi kegiatan sambil menyaksikan lampion demi lampion perlahan mengangkasa, sebelum akhirnya menghilang di kejauhan.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org