Awalnya saya mengenal Falun Dafa karena diperkenalkan oleh saudara sepupu saya yang telah Xiulian cukup lama. Saya dipinjami buku Zhuan Falun olehnya pada bulan Maret 2012. Singkat cerita saya mulai membaca buku Zhuan Falun. Suatu hari setelah saya membaca Zhuan Falun, kepala saya terasa ada getaran dan tubuh terasa panas. Buku Zhuan Falun pun saya baca selesai dalam empat hari, selama proses itu tubuh selalu terasa panas dan berlanjut sampai satu minggu lebih. Selanjutnya saudara sepupu saya datang lagi dan mengajarkan lima perangkat gerakan Falun Gong. Setiap saya berlatih, tubuh juga terasa panas. Saat itu saya berlatih belum menggunakan musik latihan. Seiring dengan terus berlatih dan membaca terus-menerus, tubuh saya mulai terasa ringan, perasaan hati tenang dan damai, tubuh terasa lebih sehat dan segar serta kebiasaan merokok pun dapat dihentikan, padahal sebelumnya saya adalah perokok berat. Tentu semua ini berkat Xiulian Falun Dafa dan dengan sedikit pemahaman yang saya miliki saya bisa meyakini kebenaran yang tertera di Zhuan Falun, saya mengalami rasa syukur dan kebahagiaan besar telah diberikan peluang oleh Shifu untuk Xiulian dalam Dafa.

(Minghui.org) Salam hormat kepada Shifu, salam kepada rekan-rekan semua,

Pertama saya perkenalkan diri saya terlebih dahulu. Nama saya: Imam, praktisi dari sebuah desa kecil sekitar 36 km dari kota Pemalang, Jawa Tengah.

Memperoleh Fa

Dalam proses Xiulian selama satu setengah tahun ini, banyak hal yang saya peroleh dan alami. Terutama terkait pengendalian emosi. Dulu sebelum Xiulian, saya mudah marah, sering mengumpat terutama ketika berkendaraan di jalan. Saat berpapasan dengan pengendara lain yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas, langsung makian dan sumpah serapah keluar dari mulut, akan tetapi sekarang setelah Xiulian Falun Dafa kebiasaan buruk tersebut sudah tidak terjadi lagi, saya bisa menyadari itu merupakan ujian bagi Xinxing. Perubahan lain adalah saya semakin toleransi, dahulu saya gusar bila orang tidak sepaham dengan apa yang saya dalami, tetapi perlahan-lahan tidak lagi, rasa benci juga tidak ada.

Menyebarkan Fa


Proses rekan-rekan dan saya menyebarkan Fa di desa, sebenarnya terjadi sangat alami, singkatnya dari mulut ke mulut melalui cerita-cerita, bila ada yang tertarik langsung kami ajarkan. Lama kelamaan terbentuk tempat latihan pertama di desa tetangga dan begitulah saya menjadi seorang pembimbing tempat latihan setelah baru Xiulian dua bulan, tepatnya pada bulan Mei 2012. Saat itu pemahaman Fa masih terbatas, tetapi praktisi yang lebih lama dari kami tidak ada dan saya hanya merasa perlu mengenalkan Falun Dafa yang baik ini ke warga desa lainnya.

Seorang rekan praktisi bernama pak Yatno  telah sejak awal berlatih bersama saya, awalnya kami sama-sama berlatih tanpa punya musik latihan. Setelah kurang lebih tiga minggu berlatih, pak Yatno memeriksakan diri ke puskesmas ternyata gula darahnya yang sebelumnya 500 turun menjadi 127 mg/dl. Demikianlah rekan pak Yatno yang telah menyaksikan sendiri keajaiban Dafa, menyebarkan ke kecamatan lain, sehingga belakangan terbentuklah tempat latihan baru dengan jumlah praktisi sekitar 10 orang.  

Sementara saya terus memperkenalkan Dafa ke keluarga, tetangga dan teman. Istri saya beberapa bulan kemudian turut bergabung. Belakangan ia bercerita, sebenarnya setiap melihat saya latihan, awalnya dia selalu kesal. Dalam hati dia berkata, “Ngapain sih bapak duduk lama-lama?” Persis seperti di Zhuan Falun Ceramah 4 (Transformasi Karma), Guru berkata: “Masih ada semacam keadaan yang agak tipikal: Banyak di antara kita dalam proses Xiulian, acap kali di waktu anda berlatih Gong, suami atau istri anda akan luar biasa tidak senang, begitu anda  berlatih Gong, dia lalu bermusuhan dengan Anda.” Awalnya istri selalu menolak jika saya ajak latihan Gong, tetapi belakangan istri mau ikut belajar Fa bersama dan akhirnya juga bisa berkultivasi tunggal.

Rekan pak Yatno belakangan mengakui, pada awalnya ketika saya berbicara tentang Fa, ia juga merasa kesal dan tidak mau mendengar. Tapi akhirnya ia bisa sungguh-sungguh memasuki pintu Xiulian.

Saya sadari bahwa saya masih banyak kekurangan, ada keterikatan ingin menang sendiri, keterikatan berdebat. Merasa Fa ini baik sekali dan tanpa sadar memaksakan pemahaman saya kepada orang lain.

Pernah saya mengenalkan Falun Dafa di Kota Pemalang, tetapi karena ada keterikatan, akhirnya pembicaraan berakhir dalam perdebatan, sehingga yang seharusnya berjodoh jadi bubar. Dalam memperkenalkan Dafa, tidak jarang saya mengalami penolakan. Ada yang halus, ada yang cespleng. Pernah sekali saya meminjamkan buku Zhuan Falun kepada seorang bapak, dan ketika saya dan istri datang bertamu, tuan rumah malah meninggalkan kami di ruang tamu, sehingga kami berdua pun setelah setengah jam harus pamit kembali. Ada rasa malu, heran, dalam hati bertanya-tanya ada salah apa, tetapi saya tidak pandang berat hal itu, belakangan rekan lain berhasil mengajaknya latihan Gong. Demikianlah kami sesama praktisi yang semuanya masih relatif baru, bisa saling melengkapi.

Kendala lain yang saya sering hadapi di desa adalah istilah “Fa Buddha”. Begitu mendengar istilah itu, banyak warga mengira ini agama Buddha, sehingga terhalang, tidak lanjut mendalami Fa.

Saya terus belajar dari kekurangan-kekurangan ini. Rekan-rekan dari Yogyakarta dan kota lainnya, berkali-kali datang ke desa kami, mengajak kami belajar Fa bersama dengan rekan-rekan di Semarang, Yogyakarta dan lain-lain. Mereka juga mengajak kami latihan di tempat wisata, demikianlah kami untuk pertama kalinya belajar bagi brosur dan klarifikasi fakta.

Saat ini selain setiap malam membimbing latihan Gong di desa sendiri, saya dibantu rekan-rekan juga membuka tempat latihan setiap hari Minggu pagi di desa tetangga, di sebuah sekolah menengah, dan setiap Selasa di desa tetangga lainnya. Jumlah orang yang rutin berlatih di tiga desa tersebut sekitar 50 orang, sementara sekitar sepuluh orang telah memperoleh Fa dan berkultivasi tunggal. Beberapa teman lain yang telah mendapat manfaat dari Dafa serta memperoleh Fa, kemudian membawa dan menyebarkan Dafa di daerahnya masing-masing.

Menyadari Falun Dafa adalah Xiulian, kami juga membentuk lingkungan belajar Fa bersama. Dua kali seminggu kami belajar Fa bersama bergantian di rumah pak Yatno dan pak Yongcin. Istri mereka juga semua telah memperoleh Fa. Sejak tiga bulan yang lalu, untuk menggiatkan belajar Fa di desa, kami adakan menonton bersama video ceramah 9 hari setiap tanggal 1-9 setiap bulannya. Meskipun yang rutin hadir hanya sekitar 5-6 orang tetapi kami merasa lingkungan belajar Fa bersama inilah yang membuat kami tetap semangat.

Demikianlah sekelumit perjalanan Xiulian saya di desa kecil. Terima kasih pada Shifu atas bimbingannya, terima kasih kepada rekan-rekan yang telah menyemangati kami belajar Fa dan mendukung kami baik melalui berbagi pengalaman, informasi maupun dengan materi-materi klarifikasi fakta.