(Minghui.org) Salam kepada Shifu yang terhormat,

Salam gigih maju kepada para praktisi,

Nama saya Rani, praktisi asal Jawa Tengah yang saat ini menetap di Jakarta.

Selama beberapa tahun menjalani Xiulian dan ikut bergabung dalam pekerjaan Dafa terutama di bidang media, saya merasa betapa masih sangat jauh kriteria saya untuk dapat disebut sebagai praktisi Dafa apalagi untuk dapat disebut sebagai pengikut Shifu.

Dalam merenungi semua perjalanan Xiulian yang telah saya tempuh, saya ternyata masih banyak kebocoran. Dari awal saya mulai gabung di pekerjaan media, baik koran maupun radio, sudah tiga kali saya menyatakan keluar dari media, dan nyaris yang keempat kalinya saya mengundurkan diri. Alasan saya keluar dari media waktu itu adalah karena saya merasa tidak tahan dengan gempuran hati yang seharusnya saya lalui setiap terjadi konflik dengan sesama praktisi. Meskipun pikiran saya saat itu menyuruh untuk tetap berusaha dan bertahan namun akhirnya gagal juga.  Kembali lagi kisah lama terulang dan terulang lagi, saya gagal dalam melintasi ujian Xiulian dan mempertahankan media yang seharusnya bisa ikut mengelola dengan baik. Ternyata saya masih mendekap keinginan untuk mencari kenyamanan dan keinginan untuk mendengarkan yang indah dan enak di hati, lupa bahwa setiap konflik yang terjadi adalah agar saya mengetahui kekurangan diri sendiri dan keterikatan hati yang seharusnya saya buang demi peningkatan Xiulian. Lupa menyikapi konflik dengan Fa yang selalu disampaikan oleh Shifu untuk mendewasakan diri dalam Xiulian, ceramah tersebut mengatakan:

“Oleh sebab itu dulu saya mengatakan, pengikut Dafa sebagai seorang praktisi Xiulian, memandang masalah haruslah berbalikan dengan manusia. Ada orang merasa di saat menjumpai hal yang tidak menyenangkan dia lalu jadi tidak senang, jika demikian bukankah anda seorang manusia biasa? Apa bedanya? Di saat menjumpai hal yang tidak menyenangkan, tepat adalah saatnya anda mengultivasi diri sendiri, mengultivasi hati. Dahulu dalam agama bukankah dikatakan mengarah ke dalam mengultivasi hati? Perkataan orang sekarang jangan anda dengar, dia belum tentu tahu apa gerangan dari maksud yang sesungguhnya. Anda mengultivasi diri sendiri dengan sungguh-sungguh, saat mengalami konflik dan menjumpai masalah, lihatlah diri sendiri di mana ada kesalahan, saya harus bagaimana menyikapi hal ini, ukurlah dengan Fa. Coba anda pikirkan, bukankah ini adalah Xiulian? Biarpun anda berkultivasi sebagai biksu atau biksuni, maupun anda berkultivasi di rumah, bagi manusia biasa dapatkah mereka berbuat seperti itu? Tidak dapat, dengan demikian bukankah anda sedang mengultivasi diri sendiri? Saat menjumpai hal yang tidak menyenangkan, menjumpai hal yang membuat anda marah, menjumpai hal yang menyangkut kepentingan pribadi, ego diri mendapat gempuran, namun anda dapat melihat ke dalam, mengultivasi diri sendiri, mencari kebocoran diri sendiri, di tengah konflik sekalipun anda tidak bersalah juga dapat berlaku demikian: Oh, saya sudah mengerti, saya pasti ada suatu hal yang tidak dilakukan dengan baik, sekiranya benar-benar tidak bersalah, mungkin juga adalah hutang karma yang terhutang di masa lampau, saya lakukan dengan baik, yang harus dibayar maka saya bayar. Terus-menerus menjumpai masalah seperti ini, terus-menerus mengalami hal seperti ini, anda terus-menerus mengultivasi diri sendiri. Jika orang Xiulian memandang masalah secara demikian, mengultivasi diri sendiri dengan prinsip lurus, maka hal-hal tidak menyenangkan yang kalian jumpai di tengah manusia biasa bukankah berupa hal yang baik? Anda ingin Xiulian, anda ingin melepaskan diri dari Triloka, anda ingin kembali ke tempat anda semula, anda ingin menyelamatkan makhluk hidup pada lingkup dunia anda, jika anda benar-benar sedang membantu Shifu meluruskan Fa, bukankah semua ini memberikan kemudahan bagi anda? Bukankah ini justru agar anda benar-benar mengultivasi diri sendiri? Hal-hal tidak baik yang anda jumpai itu bukankah untuk memuluskan jalan bagi anda? Mengapa anda jadi tidak senang?”  (“Pengikut Dafa Harus Belajar Fa”)

Setiap kali saat konflik terjadi saya menyikapinya dengan menghindar dari konflik, dengan cara menghindar tujuannya adalah agar tidak bertemu dengan teman praktisi yang saya anggap telah melukai perasaan saya, yang pada akhirnya keluar dari proyek media yang seharusnya saya lakukan dengan baik. Menghindari teman konflik, yang saya sebut dengan kalimat “Ngambek” pada akhirnya saya pahami sebagai pemicu tidak terciptanya kesatuan tubuh praktisi. Meskipun dalam pelarian diri karena ngambek ini saya merasa juga dapat melakukan pekerjaan Dafa yang lain, namun pada akhirnya saya sadari bahwa dalam melakukan pekerjaan Dafa yang lain ini pun ternyata adalah pelarian diri untuk menutupi rasa bersalah karena khawatir dianggap tidak melakukan pekerjaan Dafa, khawatir tidak diakui sebagai praktisi dalam upaya penyelamatan manusia. Setiap teman praktisi bertanya mengapa  saya tidak di media lagi malah pulang kampung, saya selalu menjawab, ”Pekerjaan Dafa tidak harus di media, saya bisa melakukan pekerjaan Dafa yang lain, pekerjaan Dafa bisa dilakukan di mana saja, yang penting saya tahu saya harus melakukan apa, yang penting saya sudah melakukan tiga hal.”

Pada akhirnya meskipun jawaban saya seolah-olah sudah benar, saya menyadari bahwa kalimat tersebut adalah kalimat pembenaran diri, kalimat untuk menutupi kesalahan diri sendiri dalam upaya menghindari konflik. Meskipun seolah saya telah melakukan pekerjaan Dafa yang lain, sebenarnya saya hanya memilih-milih pekerjaan yang “nyaman dan cocok” di hati, yang saya anggap tidak banyak konfliknya baru saya mau menjalaninya. Pada pokok permasalahannya saya ternyata masih belum meningkat dalam Xiulian, masih belum dewasa, masih memakai hati manusia dalam melakukan pekerjaan Dafa, dan karena sikap hati seperti ini akan menjadi penyebab kerunyaman proyek apa pun yang saya lakukan dan upaya penyelamatanpun mungkin menjadi sia-sia, seperti dalam Fa yang saya pahami sebagai berikut:

“Bagi kalian sebagai pengikut Dafa, makin menjelang terakhir makin harus menempuh jalan sendiri dengan baik, manfaatkan waktu dengan ketat mengultivasi diri sendiri dengan baik. Sudah melakukan segudang pekerjaan, saat menolehkan kepala melihat, semuanya dilakukan dengan menggunakan hati manusia. Manusia melakukan pekerjaan manusia, bukan dengan menggunakan pikiran lurus, di dalamnya tiada keagungan De dari pengikut Dafa. Jadi dengan kata lain, dilihat dari pandangan mata Dewa, itu adalah pekerjaan serampangan, meskipun sudah dilakukan, namun itu bukan keagungan De, juga bukan Xiulian. Coba anda katakan bukankah ini dilakukan dengan sia-sia?” ( dikutip dari “Pengikut Dafa Harus Belajar Fa”)

Shifu selalu mengatakan pentingnya satu tubuh dalam berkoordinasi, dalam bekerjasama menjalankan misi, dan selalu mengingatkan bahwa Xiulian adalah serius, bukan hanya dengan membaca  buku dan lian gong sudah disebut sebagai Xiulian, namun harus dengan sepotong hati ini benar-benar ingin Xiulian, bukan lagi hanya sekedar ingin menjadi manusia yang baik di antara manusia, bukan lagi manusia biasa yang melakukan pekerjaan Dafa, barulah mempunyai kekuatan Fa dalam upaya penyelamatan.

Berbicara kesatuan tubuh praktisi, jika saya menyikapi dengan sifat buruk saya, yang selalu ingin menghindar dari konflik, menghindari teman praktisi, membuat kelompok belajar sendiri, tidak mau bergabung dengan kelompok belajar Fa atau kegiatan besar yang lain, maka tidak akan tercapai satu tubuh. Jika semua praktisi masing-masing merasa puas dengan proyeknya, masing-masing tidak mau bertegur sapa bahkan ditegur juga seolah-olah tidak ingin mendengar sapaan, seolah memendam rasa permusuhan, memendam rasa dendam karena sakit hati karena merasa pernah dilukai, merasa pernah dipermalukan, merasa pernah diperlakukan tidak adil. Jika sifat permusuhan ini didekap erat maka akan semakin jauh dari prinsip dasar praktisi Xiulian yaitu “Dicaci tidak membalas, dipukul tidak membalas.” (Zhuan Falun) Jika tidak menyayangi teman praktisi yang mungkin dianggap sebagai musuh karena telah melukai ego saya, yang telah menginjak-injak harga diri saya,  maka selamanya tidak akan bisa mencapai kesempurnaan, semua sifat buruk ini adalah keterikatan hati yang sangat bertentangan dengan Fa yang Shifu ajarkan dalam ceramah sebagai berikut:

“Apa yang baru saja saya bicarakan adalah mengenai keterikatan hati yang menghambat Xiulian. Ada banyak praktisi, ketika menghadapi konflik dalam hatinya marah, pernahkah anda memikirkan bahwa kemarahan anda itu ditujukan kepada manusia biasa? Coba kalian semua pikirkan, Buddha dan Dewa, Sang Sadar yang mulia itu, dapatkah mereka marah kepada manusia? Mutlak tidak. Karena mereka tidak berada pada tingkat manusia dan tidak memiliki emosi manusia biasa. Bagaimana mereka dapat memosisikan diri di antara manusia biasa? Bila anda menangani konflik dengan cara yang sama seperti manusia biasa, maka anda sudah berada pada satu tingkat yang sama, taraf kondisi yang sama dengan manusia biasa. Dengan kata lain, anda sudah larut di tengah manusia biasa. Hanya ketika anda tidak seperti mereka maka anda tidak larut di tengah mereka. Tentu saja yang terwujud adalah toleransi dan suatu sikap memaafkan yang besar. Manusia biasa akan melihatnya seperti ini, tetapi sesungguhnya ia adalah manifestasi dari tingkat Xinxing seseorang dalam Xiulian. Jadi, tak peduli dalam lingkungan atau keadaan yang bagaimana di saat kalian mengalami konflik, kalian harus menjaga hati yang bajik dan belas kasih untuk menangani segala masalah. Jika anda tidak dapat menyayangi musuh anda, maka anda tidak dapat mencapai kesempurnaan. Lalu mengapa ketika seorang manusia biasa membuat anda marah, anda tidak dapat memaafkannya?! Malah anda berdebat dan bertengkar dengan dia seperti manusia biasa. Di antara sesama praktisi bukankah juga sama seperti ini?” (Dikutip dari Ceramah Fa pada Konferensi Fa Australia, 02-03 Mei 1999 di Sydney)

Saya sering membayangkan dan berkhayal jika seandainya semua praktisi dapat saling bertegur sapa, berkumpul belajar Fa bersama, melupakan benci dan dendam yang pernah dialami, lalu sharing bersama untuk memikirkan upaya-upaya apalagi yang perlu dilakukan, proyek-proyek Dafa mana yang masih perlu didukung karena kekurangan tenaga, agar penyelamatan bisa lebih banyak lagi karena waktu terus berjalan dan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Telah terbayang di pelupuk mata …. alangkah indah dan harmonisnya jika terbentuk satu tubuh.

Kesatuan tubuh praktisi adalah sangat penting, karena medan yang terbawa semua praktisi akan saling memperkuat sehingga keampuhan menjalankan misi akan betapa besar, maka tidak heran jika Shifu selalu berulang-ulang mengingatkan kita untuk menjaga kesatuan tumbuh praktisi, bahkan saya ingat jelas dalam VIDEO ceramah di Australia Shifu mengatakan dengan tegas bahwa semua praktisi “wajib” membentuk satu tubuh. Kata “wajib” berarti suatu “keharusan” tidak ada tawar-menawar, tidak ada dalih apa pun untuk tidak melakukannya.

Tidak terciptanya satu tubuh menandakan masih adanya kebocoran di dalam Xiulian, masih menggenggam keterikatan hati manusia, mungkin masih belum tahu keterikatan diri sendiri yang perlu dilepas, mungkin masih belum tahu seriusnya Xiulian, mungkin sudah tidak sanggup menahan penderitaan, mungkin tidak percaya dengan Shifu dan Fa, dan lain sebagainya.

Jika terjadi konflik saya masih selalu kolokan seperti anak kecil, tidak dewasa, lalu  keluar dari proyek media, berarti saya menjadi pengikut kekuatan lama, yang menginginkan agar media mengalami kerunyaman, biar tidak ada praktisi yang mau melakukan media lagi, biar media tidak bisa terbit, biar efek klarifikasi semakin melemah. Jika setiap ada konflik saya mengasingkan diri, menghindari bertemu dengan praktisi lain, mencari dalih telah melakukan ini dan itu, sehingga setiap kegiatan bersama berhasil dihindari, maka berarti saya telah menjadi pengikut kekuatan lama, yang menginginkan kesatuan tubuh praktisi tercerai-berai, manjadi setiap bagian jari bukan lagi menjadi kepalan tangan yang mempunyai kesatuan kekuatan bersama.

Shifu menginginkan kita semua menjadi satu tubuh, kekuatan lama menginginkan kita semua tercerai berai, Shifu menginginkan kita semua tak tergerak atas semua konflik agar lulus ujian dalam Xiulian, kekuatan lama menginginkan kita semua gagal dalam semua ujian, Shifu menginginkan semua proyek berjalan dengan baik, kekuatan lama menginginkan semua proyek mengalami kerunyaman. Sebagai praktisi hanya ada dua pilihan yaitu mengikuti pengaturan Shifu atau mengikuti pengaturan kekuatan lama.

Demikian sharing dari saya, jika banyak kekurangan mohon dimaafkan dan ditunjukkan, karena bagaimanapun saya juga manusia yang sedang Xiulian yang tak luput dari kesalahan karena keterikatan hati manusia.

Terima kasih kepada Shifu, yang tak henti-hentinya membimbing dan mengingatkan saya dalam menjalani Xiulian,

Terima kasih kepada seluruh rekan praktisi, yang selama ini menjadi teman di dalam suka dukanya perjalanan Xiulian saya.