Lepaskan Keterikatan Hati Ketika Bekerjasama dengan Rekan Praktisi Lain
(Minghui.org)
Saya mampu menjaga xinxing (watak, kwalitas moral) saya dengan baik
ketika berhubungan dengan manusia biasa, tetapi tidaklah demikian
halnya ketika saya berada di tengah rekan-rekan praktisi. Saya
sering timbul qing (perasaan, sentimen) terhadap rekan-rekan
praktisi lain dengan hati mengejar. Saya menyadari ada banyak
alasan mengapa hal ini bisa terjadi.
1. Mentalitas
pamer
Ketika belajar Fa, saya memahami Fa pada tingkat tertentu dan saya tahu bahwa Fa sedang membimbing saya dalam apa yang perlu saya lakukan. Tetapi kemudian saya mempunyai pikiran lain dan saya ingin berbagi dengan rekan praktisi lain apakah mereka memiliki masalah yang sama.
Pada permukaan pikiran ini tampak benar, akan tetapi jika digali lebih mendalam, saya menemukan bahwa itu adalah keterikatan hati. Ketika saya belajar Fa dan menyadari akan sesuatu, semua itu adalah Guru yang menyadarkan saya, bukan rekan praktisi lain. Fa serba ampuh. Jika rekan praktisi lain punya masalah dan dia belajar Fa, Guru juga akan memberi petunjuk kepadanya. Jika saya berupaya memaksakan pemahaman saya sendiri kepadanya, ini adalah pengejaran yang bercampur aduk dengan mentalitas pamer.
Kekuatan lama mengatur kita agar berupaya mengultivasi rekan praktisi lain. Tetapi kita seharusnya meluruskan diri dalam setiap pikiran, dan tindakan kita. Ketika belajar Fa, jika saya tiba-tiba menyadari sesuatu dan terbentuk menjadi pikiran, saya merasa ada dorongan untuk memberi tahu praktisi tertentu tentang apa yang baru saja saya pahami. Ini juga merupakan keterikatan mengultivasi praktisi lain, ditambah dengan mentalitas pamer.
2. Qing (Perasaan, Sentimen) terhadap praktisi lain
Dari Fa, kita memahami dengan sangat jelas bahwa hal-hal yang terjadi di antara manusia biasa mempunyai hubungan takdir. Sebagai praktisi xiulian kita tidak boleh sembarangan campur tangan; bila tidak, akan berakibat kita bisa berbuat salah dan akan kehilangan De (kebajikan, substansi putih). Akan tetapi, kita sebagai praktisi terutama setelah dimulainya penganiayaan, sangatlah mudah timbul qing (perasaan, sentimen), pengungkapan rasa simpati dan empati, serta mencampuri urusan praktisi lain dan masalah keluarga mereka.
Menurut pemahaman saya semua interaksi yang terjadi di antara praktisi semestinya hanya berkutat seputar tiga hal yang seharusnya kita lakukan. Jika ada hubungannya dengan penyelamatan makhluk hidup, maka kita harus bekerja sama dengan baik. Jika tidak, kita tidak seharusnya melakukan sesuatu berdasarkan keinginan kita. Ini sama dengan manusia biasa ketika kita mencampuri urusan pribadi praktisi. Kemungkinan juga kita melakukan kesalahan karena kita tidak bisa melihat hubungan takdir. Akan tetapi, jika praktisi lain benar-benar menemui kesulitan, kita tidak boleh menghindarinya tetapi harus berupaya membantunya. Mengenai hal ini, Guru mengajarkan bahwa, sepanjang kita berbuat sesuai Fa, kita akan tahu apa yang semestinya kita lakukan.
3. Mengandalkan dan Mengagumi Praktisi Lainnya
Seorang praktisi tertentu kadang-kadang menunjukkan bahwa saya memiliki keterikatan akan perasaan takut dan menyarankan bagaimana saya menyingkirkannya. Saya telah menyingkirkan banyak keterikatan sehingga saya mengagumi praktisi ini dan merasa bahwa dia telah berkultivasi dengan sangat baik. Sejak saat itu, setiap kali saya bertemu konflik atau masalah, saya akan bertanya kepadanya terlebih dahulu. Saya menggunakan cara manusia biasa untuk melakukan pendekatan dan membawakan oleh-oleh untuknya. Bahkan jika saya melihat keterikatan hatinya, saya tidak akan menunjukkannya kepadanya, karena saya memiliki keterikatan akan qing (perasaan, sentimen). Saya tidak lagi melihat kekurangan pada dirinya, hanya melihat sisi baiknya.
Apa yang saya sadari bahwa, jika saya bersikeras agar dia membantu saya memecahkan masalah tertentu, hasilnya kurang bagus. Terkadang masalah saya itu akan terselesaikan setelah saya belajar Fa atau jika saya bertemu dengan praktisi yang lain dan dia mengatakan sesuatu yang membantu saya. Kemudian saya akan mempertimbangkan bahwa praktisi lain ini telah berkultivasi dengan sangat baik dan saya berupaya untuk mendekatinya. Namun, seperti sebelumnya, saya mulai melihat bahwa ada banyak hal yang disampaikan oleh praktisi lain ini tidak berbasis Fa.
Selama belajar Fa, Guru mengingatkan saya tentang "memperoleh dengan sendirinya tanpa pengejaran." (Ceramah Fa di Sydney) saya menyadari bahwa dalam berkultivasi, kita harus mengikuti proses yang alami.
Ketika belajar Fa, saya memahami Fa pada tingkat tertentu dan saya tahu bahwa Fa sedang membimbing saya dalam apa yang perlu saya lakukan. Tetapi kemudian saya mempunyai pikiran lain dan saya ingin berbagi dengan rekan praktisi lain apakah mereka memiliki masalah yang sama.
Pada permukaan pikiran ini tampak benar, akan tetapi jika digali lebih mendalam, saya menemukan bahwa itu adalah keterikatan hati. Ketika saya belajar Fa dan menyadari akan sesuatu, semua itu adalah Guru yang menyadarkan saya, bukan rekan praktisi lain. Fa serba ampuh. Jika rekan praktisi lain punya masalah dan dia belajar Fa, Guru juga akan memberi petunjuk kepadanya. Jika saya berupaya memaksakan pemahaman saya sendiri kepadanya, ini adalah pengejaran yang bercampur aduk dengan mentalitas pamer.
Kekuatan lama mengatur kita agar berupaya mengultivasi rekan praktisi lain. Tetapi kita seharusnya meluruskan diri dalam setiap pikiran, dan tindakan kita. Ketika belajar Fa, jika saya tiba-tiba menyadari sesuatu dan terbentuk menjadi pikiran, saya merasa ada dorongan untuk memberi tahu praktisi tertentu tentang apa yang baru saja saya pahami. Ini juga merupakan keterikatan mengultivasi praktisi lain, ditambah dengan mentalitas pamer.
2. Qing (Perasaan, Sentimen) terhadap praktisi lain
Dari Fa, kita memahami dengan sangat jelas bahwa hal-hal yang terjadi di antara manusia biasa mempunyai hubungan takdir. Sebagai praktisi xiulian kita tidak boleh sembarangan campur tangan; bila tidak, akan berakibat kita bisa berbuat salah dan akan kehilangan De (kebajikan, substansi putih). Akan tetapi, kita sebagai praktisi terutama setelah dimulainya penganiayaan, sangatlah mudah timbul qing (perasaan, sentimen), pengungkapan rasa simpati dan empati, serta mencampuri urusan praktisi lain dan masalah keluarga mereka.
Menurut pemahaman saya semua interaksi yang terjadi di antara praktisi semestinya hanya berkutat seputar tiga hal yang seharusnya kita lakukan. Jika ada hubungannya dengan penyelamatan makhluk hidup, maka kita harus bekerja sama dengan baik. Jika tidak, kita tidak seharusnya melakukan sesuatu berdasarkan keinginan kita. Ini sama dengan manusia biasa ketika kita mencampuri urusan pribadi praktisi. Kemungkinan juga kita melakukan kesalahan karena kita tidak bisa melihat hubungan takdir. Akan tetapi, jika praktisi lain benar-benar menemui kesulitan, kita tidak boleh menghindarinya tetapi harus berupaya membantunya. Mengenai hal ini, Guru mengajarkan bahwa, sepanjang kita berbuat sesuai Fa, kita akan tahu apa yang semestinya kita lakukan.
3. Mengandalkan dan Mengagumi Praktisi Lainnya
Seorang praktisi tertentu kadang-kadang menunjukkan bahwa saya memiliki keterikatan akan perasaan takut dan menyarankan bagaimana saya menyingkirkannya. Saya telah menyingkirkan banyak keterikatan sehingga saya mengagumi praktisi ini dan merasa bahwa dia telah berkultivasi dengan sangat baik. Sejak saat itu, setiap kali saya bertemu konflik atau masalah, saya akan bertanya kepadanya terlebih dahulu. Saya menggunakan cara manusia biasa untuk melakukan pendekatan dan membawakan oleh-oleh untuknya. Bahkan jika saya melihat keterikatan hatinya, saya tidak akan menunjukkannya kepadanya, karena saya memiliki keterikatan akan qing (perasaan, sentimen). Saya tidak lagi melihat kekurangan pada dirinya, hanya melihat sisi baiknya.
Apa yang saya sadari bahwa, jika saya bersikeras agar dia membantu saya memecahkan masalah tertentu, hasilnya kurang bagus. Terkadang masalah saya itu akan terselesaikan setelah saya belajar Fa atau jika saya bertemu dengan praktisi yang lain dan dia mengatakan sesuatu yang membantu saya. Kemudian saya akan mempertimbangkan bahwa praktisi lain ini telah berkultivasi dengan sangat baik dan saya berupaya untuk mendekatinya. Namun, seperti sebelumnya, saya mulai melihat bahwa ada banyak hal yang disampaikan oleh praktisi lain ini tidak berbasis Fa.
Selama belajar Fa, Guru mengingatkan saya tentang "memperoleh dengan sendirinya tanpa pengejaran." (Ceramah Fa di Sydney) saya menyadari bahwa dalam berkultivasi, kita harus mengikuti proses yang alami.
“Praktisi
Gong berkata: punya niat hati berlatih Gong, tidak punya niat hati
memperoleh Gong, Xiulian dalam kondisi Wuwei.” (Zhuan Falun).
Dalam proses xiulian (berlatih
dan berkultivasi), Guru selalu membimbing kita dalam setiap langkah
yang kita lalui. Asalkan kita mengikuti persyaratan yang diberikan
Guru, maka tidak akan ada masalah. Jika kita menemui masalah
tertentu, Guru akan mengingatkan kita melalui belajar Fa, mengatur
seseorang untuk membantu kita atau meminta seseorang untuk
menasehati kita. Atau, kita mungkin akan bertemu dengan seseorang
dan masalah pun terpecahkan. Jika kita bersikeras bahwa hanya
seorang praktisi tertentu saja yang dapat membantu memecahkan
masalah kita, biasanya hasil yang diperoleh adalah kebalikannya
karena kita telah mengembangkan keterikatan hati akan pengejaran.
Bahkan jika seorang praktisi tertentu membantu kita, kita masih
perlu menyadari bahwa Guru mengatur semua ini. Adalah Guru yang
membantu kita.
Kita harus melakukan upaya terbaik agar tidak timbul perasaan bersyukur terhadap praktisi lain. Jika kita mengembangkan qing (perasaan, sentimen), maka tidak akan baik bagi diri kita sendiri dan bagi praktisi lain.
Ini adalah pemahaman saya, tolong tunjukkan segala kekurangannya.
Kita harus melakukan upaya terbaik agar tidak timbul perasaan bersyukur terhadap praktisi lain. Jika kita mengembangkan qing (perasaan, sentimen), maka tidak akan baik bagi diri kita sendiri dan bagi praktisi lain.
Ini adalah pemahaman saya, tolong tunjukkan segala kekurangannya.
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org