(Minghui.org) Dalam waktu yang lama, saya terperangkap di dalam sejenis lingkaran aneh: Takut rekan praktisi datang ke rumah. Jika diceritakan akan menjadi sangat panjang, karena ibu saya dianggap kultivasinya sangat bagus oleh rekan praktisi lain, maka banyak rekan praktisi yang datang ke rumah, kadangkala bahkan beberapa rekan praktisi belum pergi, sudah ada rekan praktisi lain yang datang. Dalam hati saya sangat mengerti; tidak seharusnya menolak rekan praktisi, bagaimana boleh mengusir orang? Tetapi dalam hati benar-benar merasa kesal.
Saya juga selalu mencari,
sebenarnya mengapa saya tidak bisa bertoleransi pada praktsi lain?
Mengapa saya demikian anti praktisi lain datang ke rumah? Setelah
di telusuri, karena beberapa tahun yang lalu, Ibu ditangkap, dan
divonis kerja paksa di penjara. Sebelum ditangkap, kondisi rumah
kami memang demikian, banyak rekan praktisi berkunjung ke rumah,
bahkan ada yang pergi ke tempat kerja perusahaan ibu. Menurut yang
saya lihat, memang semua hal kecil hal besar semua cari ibu untuk
menyelesaikan, bahkan ada rekan praktisi yang tinggal di rumah
kami, dan saat makan malam di rumah, sangat jarang ada kondisi
tanpa orang datang.
Ketika itu kondisi penganiayaan kejahatan masih sangat serius, saya
juga seorang praktisi, juga sadar urusan rekan praktisi tidak boleh
tertunda, meskipun waktu itu diri sendiri masih belum bisa
melakukan apa-apa, namun tidak ada perasaan menolak seperti
sekarang ini. Perlahan-lahan, ibu juga mulai muncul banyak
keterikatan, perasaan pamer, puas diri, berbagai keterikatan hati,
akhirnya ditangkap. Setelah ibu ditangkap, prilaku rekan praktisi
di sekitar waktu itu benar-benar membuat saya merasa sangat kecewa,
ketika ibu masih ada, rumah masih banyak orang yang datang, setelah
ibu ditangkap, rekan praktisi yang sering datang menghilang tanpa
jejak. Apa yang dikatakan pikiran lurus dan penyelamatan,
penampilan yang terlihat semua adalah takut diri sendiri terlibat.
Ketika itu saya dalam hati berpikir, kalian seringkali datang ke
rumah, sekarang ibu ditangkap, kalian berpenampilan demikian,
tunggu sampai ibu pulang ke rumah, kalian siapa pun jangan harap
bisa menginjak rumah saya! Beruntung waktu itu Guru masih
melindungi, saya dan paman melakukan banyak hal untuk menyelamatkan
ibu, mempunyai pengaruh yang membuat kejahatan takut, juga sudah
tidak terperangkap kekecewaan karena ibu ditangkap dan perasaan
kesal terhadap rekan praktisi yang berprilaku buruk itu. Sekarang
kejadian sudah berselang banyak tahun, secara tidak sadar telah
menyalahkan rekan praktisi. Ketika diri sendiri dalam kondisi yang
paling buruk, ada beberapa rekan praktisi yang selalu menemani saya
melewatinya, benar-benar sangat berterima kasih pada Guru,
berterima kasih pada rekan praktisi.
Kemudian setelah ibu keluar dari penjara, memang waktu sangat lama,
tidak ada yang datang ke rumah lagi, paling datang menjenguk
sebentar. Ibu setelah mendengar cerita kami mengenai kelakuan
beberapa rekan praktisi, juga memahami saya memandang dari sudut
pandang manusia biasa. Tidak berkomentar apa-apa, tapi kultivasi
adalah demi peningkatan, jika selalu berada di tingkat itu akan
saling menyalahkan. Ibu dan saya sama-sama menpunyai niat untuk
meningkat, maka, ini adalah sebuah jalan berliku-liku yang
terbentang di depan kami, hal membuktikan Fa mengklarifikasi fakta
semua harus saling berkoordinasi, siapa pun tidak bisa
menghalangi.
Ibu ketika bertemu rekan praktisi atau rekan praktisi berkunjung ke
rumah, paling takut dengan saya, dia tahu dulu saya mengalami
“tekanan batin yang berat,” tidak berkomentar, lalu merasa rekan
praktisi tidak mudah untuk dapat berkunjung ke rumah, jika bisa
saling membantu semaksimal mungkin. Tetapi saya, ada sedikit kurang
nyaman, di hari dimana saya belajar Fa dengan baik,
akan sangat senang, bersedia membantu melakukan sesuatu, jika
belajar Fa kurang baik atau tidak bisa melewati ujian, melihat
rekan praktisi datang ke rumah, langsung merasa emosi, kadang kala
di depan rekan praktisi tidak segan-segan berkata, “Jangan semua
masalah datang mencari ibu, dia juga seorang yang berkultvasi,
pemahamannya juga terbatas, juga bisa muncul keterikatan, ujian
yang seharusnya kalian sendiri lewati, pulanglah ke rumah banyak
belajar Fa, Guru akan memberi petunjuk, ketika ibu ditangkap tidak
ada satu pun yang datang menanyakan, ketika dia pulang semua urusan
datang mencarinya, apakah ingin dia ditangkap lagi baru
puas?”
Kata-kata saya itu, membuahkan hasil yang lumayan, rekan praktisi
semua mengatakan setuju, banyak cari ke dalam, sebentar saja semua
sudah pergi. Berselang waktu yang cukup lama, pemahaman saya
terhadap masalah ini adalah, merasa apa yang diri sendiri katakan
adalah benar, demi bertanggung jawab pada ibu, juga bertanggung
jawab terhadap rekan praktisi, tidak memikirkan diri sendiri. Waktu
itu dalam hal membuktikan Fa memilih yang saya suka, saya suka baru
melakukannya, ketika membutuhkan kerja sama, melihat rekan praktisi
dengan positif dan sangat ramah bekerja sama, membuat saya
tersentuh. Apalagi seorang rekan praktisi tua, selalu mendukung
saya dan melakukan sesuatu sesuai keinginan saya.
Ketika hati saya menolak rekan praktisi, kesal melihat rekan
praktisi datang ke rumah, saya selalu menggunakannya untuk
mendorong diri sendiri, karena yang pergi ke rumah rekan praktisi
lain juga banyak, ada banyak yang bahkan tidak mempunyai kerjaan
juga pergi ke rumahnya untuk makan, atau untuk menghabiskan waktu,
atau ada bahan klarifikasi tidak berani disimpan di rumah sendiri
atau takut terlalu banyak, lalu menyimpan di rumahnya, ada dua
rekan praktisi ada keperluan, juga membuat janji untuk pergi
kerumahnya berbincang-bincang. Waktu itu ketika saya tahu,
benar-benar merasa tidak adil, sangat emosi. Merasa rekan praktisi
ini mengapa xinxingnya demikian buruk, diri sendiri merasa takut,
lalu mengoper unsur tidak aman ke orang lain, hati yang demikian
kotor, apakah masih bisa disebut sebagai kultivator.
Saya kesal setengah harian, merasa sepatutnya berdiskusi dengan
rekan praktisi berusia lanjut itu, agar dia dapat memberitahukan
pada beberapa rekan praktisi tersebut, untuk tidak berbuat
demikian. Ketika itu merasa diri sendiri sedang membela keadilan
demi dia. Yang membuat saya tidak menyangka, adalah ketika saya
sedang mengutarakan prinsip yang saya rasa benar dengan
menggebu-gebu, rekan praktisi tua itu berkata sambil tertawa,
“Lingkungan rumah saya adalah pemberian Guru, rekan praktisi datang
adalah Guru yang mengaturnya! Guru yang ingin saya menjaga
lingkungan ini.”
Setelah mendengar, saya mengeluarkan keringat dingin! Saya seketika
langsung sadar, apa yang disebut perbedaan tingkat kultivasi.
Benar, beberapa praktisi yang tidak bertanggung jawab itu, kurang
dalam memahami Fa, tetapi terhadap perbuatan beberapa rekan
praktisi, xinxing rekan praktisi tua itu ternyata lebih tinggi dari
saya entah berapa banyak. Saya merasa rekan praktisi berbuat
demikian, harus segera menunjukkan bahwa mereka tidak benar, harus
langsung menunjukkan kesalahannya, baru dikatakan bertanggung
jawab. Sebenarnya dikatakan secara jelas, karena perbuatan itu
telah mengusik hati saya, tidak sesuai dengan standar saya, saya
tidak senang melihatnya, saya baru emosi sampai demikian.
Saya merasa rekan praktisi seharusnya pulang ke rumah belajar Fa
menyelesaikan masalah diri sendiri, jangan sekali ada masalah
segera cari orang bantu menyelesaikannya, agar jangan ada
keterikatan mengandalkan orang lain, kelihatan seperti seorang yang
bertanggung jawab, baik terhadap rekan praktisi, merasa diri
sendiri adalah benar, sesungguhnya adalah takut ibu dianiaya,
mempergaruhi kehidupan diri sendiri yang nyaman, pada dasarnya diri
sendiri tidak berniat untuk menghilangkan keterikatan itu, selalu
ingin merubah orang lain, merubah lingkungan, supaya semua sesuai
dengan selera diri sendiri, bermaksud duduk dengan enak-enakkan
lalu tumbuh gong.
Demikianlah sepasang mata saya yang selalu melihat keluar, paling
tidak saya sudah berubah melihat diri sendiri. Ketika ada rekan
praktisi yang datang ke rumah, saya pertama-tama tidak marah, harus
melihat ada masalah apa terlebih dulu, jika benar ada masalah harus
melihat apakah saya bisa berbuat sesuatu, bisa bagaimana
mendukungnya, bisa membantu apa. Secara pelan-pelan saya menemukan,
rekan praktisi ternyata ada masalah atau tidak tetap datang, ada
beberapa kali, datang hanya untuk makan, ketika itu saya
benar-benar sekuat tenaga menahan amarah jangan sampai meledak,
dalam hati terus berkata, ini adalah pengaturan Guru untuk
menghilangkan keterikatan, menguji saya! Kemudian saya tidak
melihat siapa salah, siapa benar lagi, saya melepaskan hati yang
tidak bisa bertoleran terhadap orang lain dan menolak orang lain!
Tak disangka setelah beberapa kali, sudah tidak ada orang demikian
yang datang lagi.
Saya perlahan-lahan menemukan, ketika ibu sedang berbagi dengan
rekan praktisi sudah tidak seperti dulu dengan cara memborong
semuanya, juga mengingatkan rekan praktisi harus banyak belajar Fa,
mampu menyelesaikan masalah diri sendiri, paling banyak adalah
menceritakan pengalaman diri sendiri ketika bertemu masalah yang
mirip, hanya saling berdiskusi. Ibu juga telah memahami, setiap
rekan praktisi harus berjalan di jalur sendiri.
Kemudian saya baru pelan-pelan menyadari: Ternyata sikap saya
adalah sedang membantu peningkatan rekan praktisi, sedang berperan
meningkatkan rekan praktisi, diri sendiri beranggapan berbuat
demikian adalah bertanggung jawab, sebenarnya sama sekali tidak
sadar, masalah ini, penampilan beberapa rekan praktisi, adalah
timbul demi saya, mungkin juga bertujuan untuk menghilangkan
keterikatan saya ini baru ada perwujudan rekan praktisi yang datang
terus-menerus, dan saya ternyata selalu mencela rekan praktisi
keterikatan hati sangat mengandalkan orang, rekan praktisi itu
tidak memperhatikan keamanan, tak disangka keterikatan hati ingin
mengubah orang sampai taraf demikian tinggi. Sumber akar masalah,
adalah setelah ibu ditangkap, sikap rekan praktisi waktu itu telah
menusuk ke dalam hati saya yang terdalam, benci terhadap rekan
praktisi, tidak puas, kemudian setelah ibu pulang, merasa perbuatan
partai sesat: Saling mengigit, dulu kamu demikian terhadap saya,
nanti jangan harap saya bisa baik terhadap kamu! Hati ini selalu
eksis, ternyata saya menganggapnya sebagai diri sendiri, bahkan
sudah banyak tahun saya melindunginya.
Adalah takut disentuh, takut hati ini terusik, sampai ibu juga
takut menyentuh hati saya, sekali menyentuh lalu meledak,
mengeluarkan alasan membela diri.
Saya bisa merasakan, dalam beberapa tahun ini, Guru selalu mengatur
kesempatan untuk saya, agar menghilangkan keterikatan itu, membuat
saya berhubungan dengan banyak rekan praktisi, melihat sikap
toleransi rekan praktisi, tidak mendendam, tidak membenci dalam
hati. Juga membuat saya bekerja sama dengan rekan praktisi
melakukan banyak hal, membiarkan saya melihat perbedaan, melihat
kelebihan diri sendiri, mengembangkan kelebihan diri sendiri,
melebur dalam kultivasi. Saya juga bisa merasakan, keterikatan
menolak orang sedikit demi sedikit mulai menghilang, walaupun
demikian hilangnya sangat sulit, sangat lambat, bahkan
kadang-kadang masih muncul, ketika saya melihat bagian Fa Guru yang
berkaitan dengan ini, saya membacanya berulang-ulang, agar diri
sendiri dapat selalu mengingatnya, dan dapat melewatinya.
Sebenarnya artikel berbagi ini telah lama ingin saya tulis, namun
setiap kali mau menulis, selalu merasa diri sendiri mempunyai
keterikatan. Dulu menulis, sudut pandang dan dasarnya adalah,
mengingatkan rekan praktisi yang selalu mengandalkan orang lain
harus mencari ke dalam diri sendiri, jangan mengandalkan orang;
rekan praktisi yang selalu diandalkan orang juga harus mencari ke
dalam, jangan selalu mewakili orang lain, jangan sampai timbul
keterikatan hati hingga dianiaya kejahatan. Tidak terlepas dari
bentuk ini, dari awal sampai akhir selalu memandang keluar,
memberitahukan orang lain harus bagaimana berbuat, memposisikan
diri sendiri di luar.
Baru-baru ini, keterikatan hati takut rekan praktisi datang,
menolak rekan praktisi muncul kembali. Saya tahu, ini bukan
mengindikasikan saya mengingat orang lain, melainkan adalah supaya
saya mengkultivasi menghilangkan keterikatan ini, meningkatkan
diri. Karena saya mempunyai benda yang buruk ini, baru bisa
terbentuk kondisi demikian, bersitegang dengan rekan praktisi. Dari
permukaan kelihatannya bekerja sama, namun dalam hati masih ada
sedikit merasa tidak enak. Saya berulang-ulang membaca [Ceramah Fa
kepada Praktisi Australia,] Guru pernah mengatakan, “Melakukan
pekerjaan berpikir pada orang lain, menemui konflik berpikir pada
diri sendiri,” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Washington D.C.) Saya
memperkuat ingatan, menggunakan Fa Guru membimbing diri
sendiri.
Ketika sedang menulis artikel ini, mendadak saya menyadari dalam
ceramah, Guru beberapa kali mengatakan mencari ke dalam. Guru
berkata,
“Bila mengalami konflik, tak peduli saya benar atau salah, juga dapat berpikir pada diri sendiri: saya ada kesalahan apa dalam hal ini? Apakah benar saya telah terjadi suatu kesalahan? Selalu berpikir secara demikian, pikiran pertama adalah berpikir pada diri sendiri, berpikir pada masalah yang terjadi, barang siapa yang tidak mematut diri secara demikian maka dia bukanlah seorang praktisi Xiulian Dafa yang sejati. Ini adalah pusaka di dalam Xiulian, ini adalah sebuah karakteristik dari Xiulian kita pengikut Dafa.” [Apa yang Disebut Sebagai Pengikut Dafa,]
Dari dulu sampai sekarang, saya
tidak mampu seperti seorang kultivator sejati yang benar-benar
memikirkan masalah, saya selalu berpikir mengapa orang lain dalam
masalah ini tidak meningkat, sebenarnya adalah saya sendiri yang
tidak meningkat.
Terima kasih Guru selalu memberi saya kesempatan melihat diri
sendiri, menghilangkan hati ini, di sini, saya meminta maaf pada
rekan praktisi yang pernah saya sakiti, semua itu karena halangan
keterikatan diri sendiri hingga tidak berhasil melakukan dengan
baik atau tidak bekerja sama dengan baik, berharap masih ada
kesempatan dan waktu, untuk menebusnya, untuk bekerja sama.
Heshi!
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org