(Minghui.org) Praktisi Falun Gong dari seluruh Selandia Baru berkumpul pada 20 Juli 2013 di Lapangan Elizabeth di pusat kota Auckland. Mereka dengan damai memprotes 14 tahun penganiayaan terhadap Falun Gong oleh Partai Komunis China (PKC) dan menyerukan keadilan dan hati nurani.

Pemimpin Partai Buruh David Shearer hadir untuk menunjukkan dukungan bagi upaya praktisi dan wakil pemimpin Greens Dr. Russel Norman menyampaikan harapan yang paling tulus kepada para peserta rapat umum.


Praktisi memperagakan latihan Falun Gong di rapat umum untuk memprotes 14 tahun penganiayaan di China


Pengacara HAM Kerry Gore berbicara di rapat umum


Orang-orang menandatangani petisi untuk meminta diakhirinya pengambilan organ secara paksa di China


Praktisi duduk bermeditas, memegang foto-foto praktisi yang meninggal dunia akibat penganiayaan di China


Pejalan kaki melihat poster-poster

Praktisi memegang spanduk di kedua sisi jalan sepanjang 100 meter. Spanduk itu menyampaikan pesan seperti, ”Mendukung Praktisi Falun Gong yang Dianiaya di China,” ”Hentikan Pengambilan Organ secara Paksa dari Praktisi Falun Gong yang masih Hidup,” ”Dunia Memerlukan Sejati-Baik-Sabar,” dan “Menceraiberaikan PKC, Menghentikan Penganiayaan.”

Pada suatu hari Keadilan akan Muncul

Pengacara HAM terkenal Kerry Gore menyatakan bahwa praktisi Falun Gong tetap teguh pada keyakinan mereka di tengah penganiayaan tak berperikemanusiaan. Ia berkata bahwa toleransi dan kekuatan spiritual yang mereka tunjukkan adalah mengagumkan.

Selama 14 tahun, praktisi di China telah mengalami penangkapan sewenang-wenang, penahanan, penyiksaan fisik dan mental, cuci otak dan bahkan pemerkosaan, penyerangan seksual dan pengambilan organ secara paksa ketika mereka masih hidup. Partai Komunis China (PKC) tidak hanya merongrong kebebasan berkeyakinan dan berbicara, tapi juga melanggar sejumlah besar konvensi internasional.

Gore percaya bahwa pada suatu hari, keadilan akan muncul. Ia berkata bahwa sejarah menunjukkan setiap rejim totaliter akan membayar karena telah menganiaya rakyatnya dan penganiaya akan dimintai pertanggungjawaban dan dihukum sesuai dengan perbuatannya.

Pilihan Tepat akan Dibuat setelah Orang-orang yang Memahami Kebenaran

Lu, wanita, peserta rapat umum, berkata bahwa karena sensor informasi oleh PKC di China, orang-orang di luar China tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di sana. “Penganiayaan ini benar-benar tidak pernah terjadi sebelumnya,” katanya, “Metode yang digunakan untuk menganiaya praktisi adalah sangat mengerikan.”

Lu mengenang pengalamannya dipenjarakan di China di Kamp Kerja Paksa Wanita Nanmusi di Provinsi Sichuan. “Para penjaga menggunakan berbagai cara untuk menyiksa secara fisik dan mental kami. Beberapa praktisi disiksa hingga meninggal dunia di kamp dan banyak praktisi meninggal dunia segera setelah dibebaskan dari kamp.”

Lu berkata bahwa rapat umum membantu untuk meningkatkan kesadaran orang-orang tentang kebrutalan dari penganiayaan ini. Ia percaya begitu orang-orang mengerti fakta kebenaran, mereka akan membuat pilihan tepat antara kebaikan dan kejahatan. Lu merasa bahwa kesadaran yang lebih besar juga akan mengurangi tekanan pada praktisi yang dianiaya di China dan membantu mereka bebas secepatnya.

Pada hari yang sama, rapat umum juga diadakan di Wellington, ibukota Selandia Baru, sekelompok praktisi lain menggelar protes damai terhadap penganiayaan di depan Kedutaan Besar China. Protes ini meliputi acara lilin malam untuk mengenang para praktisi yang meninggal dunia akibat penganiayaan.

Chinese version click here
English version click here