Mimpi Pulang ke Rumah
(Minghui.org)
Pada tanggal 11 Agustus 2013 sekitar jam 4:40 sore saya bermimpi.
Dalam mimpi saya melihat langit di seluruh dunia mendung.
Orang-orang berada di luar sedang melakukan sesuatu, tetapi tidak
terdapat banyak orang.
Pengikut Dafa Menjadi
Dewi
Tiba-tiba sebuah pikiran muncul di benak saya, “Waktunya telah tiba. Ini waktunya pulang ke rumah.” Saya kemudian melihat sinar di kejauhan. Sebuah kolom sinar putih yang besar, terpancar dari surga ke bumi, tetapi tidak menyilaukan mata saya. Seorang pengikut Dafa [wanita] dengan santainya terbang ke atas. Penampilannya berubah menjadi dewi dari timur ketika ia memasuki kolom sinar itu dan perlahan-lahan melayang naik. Dewa-dewa di dalam sinar itu sangat menyolok, terutama dengan suasana suram dari seluruh dunia, dan pemandangan ini terlihat dari seluruh penjuru dunia. Orang-orang berseru dengan penuh kekaguman, “Mereka dewa! Mereka benar-benar dewa!” Melihat ini dari jauh, kita tidak bisa membedakan raut wajah mereka, tetapi mengagumi kecantikan dan keanggunan mereka. Mereka sangat mirip dengan lukisan Dewi-dewi Feitian Guru.
Pengikut pertama Dafa telah berubah menjadi dewi dan terbang ke atas. Setelah beberapa saat ia hilang dari pandangan. Pengikut Dafa yang lain muncul di dalam kolom sinar itu. Sepertinya kolom sinar itu adalah jalan satu-satunya untuk pergi dari dunia manusia, dan hanya pengikut Dafa yang dapat berada di dalam kolom sinar pada saat itu. Ini adalah sebuah kesaksian dan juga adalah sebuah ramalan.
Meninggalkan Orang Lain
Saya hampir tidak dapat melihat ketika saya mulai merasa sangat ringan, dan perlahan-lahan mulai melayang menuju kolom sinar. Orang-orang di sekitar saya segera mengetahui apa yang terjadi dan sepertinya memahaminya. Mereka tertegun. Mereka berteriak dan melambaikan tangan kepada saya. Sepertinya saya masih berbentuk manusia. Saya tidak dapat menahan untuk tidak tersenyum dan melambaikan tangan kepada orang-orang yang saya kenal. Saya tiba-tiba mempunyai pikiran, “Mengapa beberapa orang-orang yang saya sayangi tidak ada di sini? Haruskah saya mencari mereka?”
Karena saya meninggalkan dunia manusia saya takut saya tidak dapat bertemu mereka lagi. Saya langsung menyingkirkan pikiran ini. Saya berhenti melambaikan tangan dan menutup mata saya. Hati saya merasa tenang begitu saya menyingkirkan pikiran ini. Saya tidak lagi ragu dan tidak merasa kehilangan. Sepertinya saya lulus dari ujian ini secepat kedipan mata.
Meninggalkan Dunia
Kecepatan saya melayang naik meningkat. Sekedipan mata saja saya sudah tidak keburu lagi menghitung sudah berapa banyak pengikut yang memasuki kolom sinar. Saya merasa saya sedang duduk bersila dengan tangan di posisi heshi, telapak tangan menyatu dengan sikap khidmat. Ada perubahan besar dalam tubuh saya. Saya tahu dengan jelas bahwa saya meninggalkan dunia manusia. Pikiran lain muncul dalam benak saya, “Saya pergi. Haruskan saya melihat dunia untuk terakhir kalinya! Lagi pula saya sudah sangat lama tinggal di sini. Saya ingin mengatakan beberapa patah kata sebelum berangkat!” Sebuah nama pendeta Dao dari sebuah lagu yang sering dilafalkan dalam agama Dao segera muncul di benak saya. Sepertinya jika saya dapat membuka mulut saya, suara itu akan keluar. Tetapi saya sadari bahwa tidak ada seorang pengikut pun yang berbicara. Saya mengenali ini sebagai ujian. Saya kemudian terbangun.
Sebuah Hardikan Tongkat
Saya menuliskan mimpi itu begitu saya bangun. Saya perlahan-lahan berkeringat seiring saya mengingat-ingat kembali mimpi itu. Saya menyadari tiga hal. Pertama, tidak banyak lagi waktu tersisa dalam pelurusan Fa. Kedua, bahkan pada saat-saat terakhir pun mungkin akan ada ujian. Ketiga, saya ragu ketika menghadapi ujian terakhir. Pikiran dan hati saya tidak teguh dan tegas. Setelah melepaskan qing, saya masih merasa berat meninggalkan dunia ini. Betapa bodohnya? Selain itu, pada saat-saat menentukan itu saya masih ingin berbicara dengan bahasa manusia selagi berubah ke bentuk dewa. Memerhatikan diri sendiri, keadaan baru saya adalah keterikatan kuat terhadap mentalitas pamer. Konsekuensi apa yang akan terjadi jika saya masih memiliki keterikatan ini? Saya benar-benar tidak berani membayangkannya. Ini adalah sebuah hardikan tongkat untuk saya!
Chinese version click here
English version click here
Tiba-tiba sebuah pikiran muncul di benak saya, “Waktunya telah tiba. Ini waktunya pulang ke rumah.” Saya kemudian melihat sinar di kejauhan. Sebuah kolom sinar putih yang besar, terpancar dari surga ke bumi, tetapi tidak menyilaukan mata saya. Seorang pengikut Dafa [wanita] dengan santainya terbang ke atas. Penampilannya berubah menjadi dewi dari timur ketika ia memasuki kolom sinar itu dan perlahan-lahan melayang naik. Dewa-dewa di dalam sinar itu sangat menyolok, terutama dengan suasana suram dari seluruh dunia, dan pemandangan ini terlihat dari seluruh penjuru dunia. Orang-orang berseru dengan penuh kekaguman, “Mereka dewa! Mereka benar-benar dewa!” Melihat ini dari jauh, kita tidak bisa membedakan raut wajah mereka, tetapi mengagumi kecantikan dan keanggunan mereka. Mereka sangat mirip dengan lukisan Dewi-dewi Feitian Guru.
Pengikut pertama Dafa telah berubah menjadi dewi dan terbang ke atas. Setelah beberapa saat ia hilang dari pandangan. Pengikut Dafa yang lain muncul di dalam kolom sinar itu. Sepertinya kolom sinar itu adalah jalan satu-satunya untuk pergi dari dunia manusia, dan hanya pengikut Dafa yang dapat berada di dalam kolom sinar pada saat itu. Ini adalah sebuah kesaksian dan juga adalah sebuah ramalan.
Meninggalkan Orang Lain
Saya hampir tidak dapat melihat ketika saya mulai merasa sangat ringan, dan perlahan-lahan mulai melayang menuju kolom sinar. Orang-orang di sekitar saya segera mengetahui apa yang terjadi dan sepertinya memahaminya. Mereka tertegun. Mereka berteriak dan melambaikan tangan kepada saya. Sepertinya saya masih berbentuk manusia. Saya tidak dapat menahan untuk tidak tersenyum dan melambaikan tangan kepada orang-orang yang saya kenal. Saya tiba-tiba mempunyai pikiran, “Mengapa beberapa orang-orang yang saya sayangi tidak ada di sini? Haruskah saya mencari mereka?”
Karena saya meninggalkan dunia manusia saya takut saya tidak dapat bertemu mereka lagi. Saya langsung menyingkirkan pikiran ini. Saya berhenti melambaikan tangan dan menutup mata saya. Hati saya merasa tenang begitu saya menyingkirkan pikiran ini. Saya tidak lagi ragu dan tidak merasa kehilangan. Sepertinya saya lulus dari ujian ini secepat kedipan mata.
Meninggalkan Dunia
Kecepatan saya melayang naik meningkat. Sekedipan mata saja saya sudah tidak keburu lagi menghitung sudah berapa banyak pengikut yang memasuki kolom sinar. Saya merasa saya sedang duduk bersila dengan tangan di posisi heshi, telapak tangan menyatu dengan sikap khidmat. Ada perubahan besar dalam tubuh saya. Saya tahu dengan jelas bahwa saya meninggalkan dunia manusia. Pikiran lain muncul dalam benak saya, “Saya pergi. Haruskan saya melihat dunia untuk terakhir kalinya! Lagi pula saya sudah sangat lama tinggal di sini. Saya ingin mengatakan beberapa patah kata sebelum berangkat!” Sebuah nama pendeta Dao dari sebuah lagu yang sering dilafalkan dalam agama Dao segera muncul di benak saya. Sepertinya jika saya dapat membuka mulut saya, suara itu akan keluar. Tetapi saya sadari bahwa tidak ada seorang pengikut pun yang berbicara. Saya mengenali ini sebagai ujian. Saya kemudian terbangun.
Sebuah Hardikan Tongkat
Saya menuliskan mimpi itu begitu saya bangun. Saya perlahan-lahan berkeringat seiring saya mengingat-ingat kembali mimpi itu. Saya menyadari tiga hal. Pertama, tidak banyak lagi waktu tersisa dalam pelurusan Fa. Kedua, bahkan pada saat-saat terakhir pun mungkin akan ada ujian. Ketiga, saya ragu ketika menghadapi ujian terakhir. Pikiran dan hati saya tidak teguh dan tegas. Setelah melepaskan qing, saya masih merasa berat meninggalkan dunia ini. Betapa bodohnya? Selain itu, pada saat-saat menentukan itu saya masih ingin berbicara dengan bahasa manusia selagi berubah ke bentuk dewa. Memerhatikan diri sendiri, keadaan baru saya adalah keterikatan kuat terhadap mentalitas pamer. Konsekuensi apa yang akan terjadi jika saya masih memiliki keterikatan ini? Saya benar-benar tidak berani membayangkannya. Ini adalah sebuah hardikan tongkat untuk saya!
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org