Falun Dafa Menyelamatkan Cucu Saya yang Menderita Hemofilia
(Minghui.org)
Cucu saya didiagnosis dengan penyakit keturunan yang dikenal
sebagai hemofilia ketika ia baru berusia dua tahun. Darahnya tidak
dapat membeku. Tidak ada obat. Dia hampir meninggal karena trauma
kepala suatu kali.
Ketika ia masih sangat muda,
sebelum usia delapan tahun, cucu saya akan menonton saya melakukan
latihan Falun Dafa setiap hari, dan dia juga belajar gerakan.
Kadang-kadang ia bergabung dengan saya dalam melakukan latihan dan
belajar Fa. Penyakitnya menjadi stabil. Dia tidak pendarahan atau
bengkak sendi selama lebih dari sepuluh bulan.
Setelah rezim Komunis Tiongkok mulai menindas Falun Gong, orang tuanya tidak membiarkan dia berlatih Falun Dafa lagi. Mereka takut jika ia tertangkap dan dipukuli akibat dari penganiayaan, ia tidak akan bertahan hidup.
Cucu saya mulai mengambil suntikan untuk pembekuan darah. Meskipun demikian, ia mulai sering berdarah. Seorang dokter melakukan kesalahan dengan menusuk jaringan di dalam sendi, menyebabkan bengkak parah dan akumulasi cairan dalam lututnya. Dia tidak bisa menekuk lututnya, yang mengganggu dia melewati tangga. Seseorang harus membawanya naik turun tangga di rumah dan sekolah.
Sulit bagi saya untuk melihat cucu saya menderita. Saya tahu bahwa hanya Falun Dafa yang bisa membantunya. Namun, orang tuanya menentang itu. Di bawah pengaruh orangtuanya, cucu saya mengembangkan kesalahpahaman tentang Falun Dafa. Dia juga takut penganiayaan. Penyakitnya menyebabkan dia menjadi mudah marah. Dia akan merasa jengkel setiap kali saya menyebutkan Falun Dafa.
Saya tahu bahwa sangat penting bagi saya untuk menyelamatkan cucu saya. Saya katakan kepadanya tentang manfaat berlatih Falun Dafa. Saya juga berbicara dengan ibunya, berharap bahwa dia akan membantunya memahami. Ketika cucu saya dalam suasana hati yang baik, saya mengatakan kepadanya apa yang dikatakan Guru tentang penyakit, dan hanya berlatih Falun Dafa yang bisa membantunya.
Saya mengatakan bahwa sudah ditakdirkan menjadi bagian dari keluarga saya, sehingga ia bisa berlatih Falun Gong dengan saya. Saya mengingatkannya tentang bagaimana ketika ia masih kecil, penyakitnya stabil dengan hanya berlatih dengan saya. Sekarang dia sudah dewasa, dia harus terus berlatih. Saya memutarkan ceramah Guru untuknya selama gejala parahnya.
Terombang-ambing oleh pikiran yang saling bertentangan dan pengaruh yang berbeda dari orang tuanya dan saya, cucu saya menjadi mudah marah. Dia sering berteriak pada saya untuk hal-hal kecil, dan kadang-kadang ibunya akan bergabung dengannya ikut memarahi saya.
Cucu saya semakin memburuk, baik secara fisik maupun mental. Saya sangat khawatir dan tahu bahwa saya tidak punya pilihan selain membantunya. Saya berbicara kepadanya tentang perilakunya yang buruk ketika dia tenang.
Saya juga menyadari bahwa saya harus mencari ke dalam dan menemukan kesalahan saya sendiri. Saat itulah saya menemukan bahwa saya suka pamer, sering tidak sabar dan menyimpan dendam ketika anggota keluarga saya tidak menghormati saya. Saya menambah waktu memancarkan pikiran lurus.
Saya mengatakan kepada cucu saya bahwa ia akan pulih jika ia berlatih Falun Dafa. Jadi dia melakukan latihan dan belajar Fa dengan saya dan beberapa praktisi lain selama musim panas itu. Setelah beberapa minggu ia terlihat membaik.
Tahun lalu, orang tuanya menyarankan agar ia pergi ke Beijing untuk operasi lutut. Ia menolak dan melanjutkan dengan latihan kelompok dan belajar Fa. Perbaikannya signifikan. Saya mengambil kesempatan untuk mengklarifikasi fakta kepada ibunya.
Melihat kesehatan anaknya membaik, sikapnya terhadap saya dan Falun Dafa juga membaik. Ayahnya juga tidak lagi menghalangi dia berlatih Falun Dafa.
Selama cucu saya menjadi seorang praktisi, gangguan yang lebih serius datang. Pada Bulan Agustus 2013, ketika saya memintanya untuk belajar Petunjuk Penting untuk Gigih Maju dengan saya, ia mengamuk dan mencaci saya. Dia bahkan tidak ingin saya belajar Fa dan menyalahkan saya atas penyakitnya. Dia mengeluh tentang saya kepada ibunya, dan dia berkata bahwa saya egois dan tidak benar-benar menyayanginya.
Saya tidak menyalahkannya. Saya tahu bahwa ini adalah gangguan kejahatan. Saya tenang dan memancarkan pikiran lurus. Kami berbicara panjang lebar dan menyelesaikan beberapa kesalahpahaman tiga hari kemudian.
Saya juga dengan tenang menunjukkan kepada mereka bahwa mereka tidak harus menjaga saya, ibu dan neneknya, seperti yang mereka lakukan. Saya mengatakan kepada mereka bahwa sudah waktunya untuk sadar, menyangkal gangguan kejahatan dan berlatih Falun Dafa sehingga mereka semua bisa diselamatkan. Saya memancarkan pikiran lurus dengan mereka. Mereka tahu tanpa keraguan bahwa saya benar-benar menginginkan yang terbaik untuk mereka.
Konflik kami lenyap. Cucu saya dan saya mampu untuk belajar Fa dan latihan setiap hari. Sekarang lututnya tidak lagi bengkak dan ia bisa berjalan normal.
Dari pengalaman ini, saya menyadari bahwa kultivasi adalah masalah serius. Menyelamatkan orang sangat sulit tetapi kita harus melakukannya. Kita harus meningkatkan diri kita sendiri sambil menyelamatkan orang lain, termasuk anggota keluarga kita.
Setelah rezim Komunis Tiongkok mulai menindas Falun Gong, orang tuanya tidak membiarkan dia berlatih Falun Dafa lagi. Mereka takut jika ia tertangkap dan dipukuli akibat dari penganiayaan, ia tidak akan bertahan hidup.
Cucu saya mulai mengambil suntikan untuk pembekuan darah. Meskipun demikian, ia mulai sering berdarah. Seorang dokter melakukan kesalahan dengan menusuk jaringan di dalam sendi, menyebabkan bengkak parah dan akumulasi cairan dalam lututnya. Dia tidak bisa menekuk lututnya, yang mengganggu dia melewati tangga. Seseorang harus membawanya naik turun tangga di rumah dan sekolah.
Sulit bagi saya untuk melihat cucu saya menderita. Saya tahu bahwa hanya Falun Dafa yang bisa membantunya. Namun, orang tuanya menentang itu. Di bawah pengaruh orangtuanya, cucu saya mengembangkan kesalahpahaman tentang Falun Dafa. Dia juga takut penganiayaan. Penyakitnya menyebabkan dia menjadi mudah marah. Dia akan merasa jengkel setiap kali saya menyebutkan Falun Dafa.
Saya tahu bahwa sangat penting bagi saya untuk menyelamatkan cucu saya. Saya katakan kepadanya tentang manfaat berlatih Falun Dafa. Saya juga berbicara dengan ibunya, berharap bahwa dia akan membantunya memahami. Ketika cucu saya dalam suasana hati yang baik, saya mengatakan kepadanya apa yang dikatakan Guru tentang penyakit, dan hanya berlatih Falun Dafa yang bisa membantunya.
Saya mengatakan bahwa sudah ditakdirkan menjadi bagian dari keluarga saya, sehingga ia bisa berlatih Falun Gong dengan saya. Saya mengingatkannya tentang bagaimana ketika ia masih kecil, penyakitnya stabil dengan hanya berlatih dengan saya. Sekarang dia sudah dewasa, dia harus terus berlatih. Saya memutarkan ceramah Guru untuknya selama gejala parahnya.
Terombang-ambing oleh pikiran yang saling bertentangan dan pengaruh yang berbeda dari orang tuanya dan saya, cucu saya menjadi mudah marah. Dia sering berteriak pada saya untuk hal-hal kecil, dan kadang-kadang ibunya akan bergabung dengannya ikut memarahi saya.
Cucu saya semakin memburuk, baik secara fisik maupun mental. Saya sangat khawatir dan tahu bahwa saya tidak punya pilihan selain membantunya. Saya berbicara kepadanya tentang perilakunya yang buruk ketika dia tenang.
Saya juga menyadari bahwa saya harus mencari ke dalam dan menemukan kesalahan saya sendiri. Saat itulah saya menemukan bahwa saya suka pamer, sering tidak sabar dan menyimpan dendam ketika anggota keluarga saya tidak menghormati saya. Saya menambah waktu memancarkan pikiran lurus.
Saya mengatakan kepada cucu saya bahwa ia akan pulih jika ia berlatih Falun Dafa. Jadi dia melakukan latihan dan belajar Fa dengan saya dan beberapa praktisi lain selama musim panas itu. Setelah beberapa minggu ia terlihat membaik.
Tahun lalu, orang tuanya menyarankan agar ia pergi ke Beijing untuk operasi lutut. Ia menolak dan melanjutkan dengan latihan kelompok dan belajar Fa. Perbaikannya signifikan. Saya mengambil kesempatan untuk mengklarifikasi fakta kepada ibunya.
Melihat kesehatan anaknya membaik, sikapnya terhadap saya dan Falun Dafa juga membaik. Ayahnya juga tidak lagi menghalangi dia berlatih Falun Dafa.
Selama cucu saya menjadi seorang praktisi, gangguan yang lebih serius datang. Pada Bulan Agustus 2013, ketika saya memintanya untuk belajar Petunjuk Penting untuk Gigih Maju dengan saya, ia mengamuk dan mencaci saya. Dia bahkan tidak ingin saya belajar Fa dan menyalahkan saya atas penyakitnya. Dia mengeluh tentang saya kepada ibunya, dan dia berkata bahwa saya egois dan tidak benar-benar menyayanginya.
Saya tidak menyalahkannya. Saya tahu bahwa ini adalah gangguan kejahatan. Saya tenang dan memancarkan pikiran lurus. Kami berbicara panjang lebar dan menyelesaikan beberapa kesalahpahaman tiga hari kemudian.
Saya juga dengan tenang menunjukkan kepada mereka bahwa mereka tidak harus menjaga saya, ibu dan neneknya, seperti yang mereka lakukan. Saya mengatakan kepada mereka bahwa sudah waktunya untuk sadar, menyangkal gangguan kejahatan dan berlatih Falun Dafa sehingga mereka semua bisa diselamatkan. Saya memancarkan pikiran lurus dengan mereka. Mereka tahu tanpa keraguan bahwa saya benar-benar menginginkan yang terbaik untuk mereka.
Konflik kami lenyap. Cucu saya dan saya mampu untuk belajar Fa dan latihan setiap hari. Sekarang lututnya tidak lagi bengkak dan ia bisa berjalan normal.
Dari pengalaman ini, saya menyadari bahwa kultivasi adalah masalah serius. Menyelamatkan orang sangat sulit tetapi kita harus melakukannya. Kita harus meningkatkan diri kita sendiri sambil menyelamatkan orang lain, termasuk anggota keluarga kita.
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org