Fahui Tiongkok | Kisah Seorang Praktisi Dafa Muda yang Telah Melewati Banyak Kesulitan
(Minghui.org)
Salam, Guru! Salam, teman-teman praktisi!
Saya seorang praktisi Dafa berumur 15 tahun. Di bawah pengawasan Guru, dari lahir hingga sekarang, saya menikmati kesehatan yang baik, dan, seingat saya, saya hanya harus minum obat sekali atau dua kali. Bahkan ketika periode flu burung sedang tinggi, ketika hampir seluruh teman sekelas saya sakit atau dikarantina dan sekolah kami terpaksa tutup, saya tidak sakit. Suatu kali, ketika menyeberang jalan, saya ditabrak oleh sepeda motor dan terlempar. Tapi saya tidak terluka. Guru selalu melindungi saya dari bahaya!
Saya seorang praktisi Dafa berumur 15 tahun. Di bawah pengawasan Guru, dari lahir hingga sekarang, saya menikmati kesehatan yang baik, dan, seingat saya, saya hanya harus minum obat sekali atau dua kali. Bahkan ketika periode flu burung sedang tinggi, ketika hampir seluruh teman sekelas saya sakit atau dikarantina dan sekolah kami terpaksa tutup, saya tidak sakit. Suatu kali, ketika menyeberang jalan, saya ditabrak oleh sepeda motor dan terlempar. Tapi saya tidak terluka. Guru selalu melindungi saya dari bahaya!
1. Ke mana Orang Tua Saya
Pergi?
Partai Komunis Tiongkok (PKT) jahat menganiaya Dafa, menganiaya praktisi Dafa, dan menghancurkan keluarga saya! Ketika saya masih kecil, ayah saya kehilangan pekerjaan karena ia tidak mau melepaskan Falun Dafa. Partai jahat mengirim polisi untuk menyerbu rumah saya, merampok barang berharga keluarga saya, dan bahkan mencuri cincin emas pernikahan orang tua saya.
Ayah ditangkap dan dianiaya empat kali, dan ibu juga menghilang. Saya kehilangan kedua orang tua dan sumber kehidupan saya. Orang-orang kadang menatap saya dan berkata, “Anak malang! Kasihan sekali!”
Saya berumur tujuh tahun di malam polisi datang menyerbu rumah kami. Saya tertidur nyenyak waktu itu. Ketika saya bangun, saya mendapati diri saya berada di rumah kakek dan nenek.
Mulai hari itu, ketika saya membuka mata di pagi hari, saya tidak bisa melihat atau menemukan orang tua saya lagi. Saya masih terlalu kecil waktu itu, jadi saya sering meratap ke kakek dan nenek saya dan meminta, “Di mana ayah saya? Di mana ibu saya? Saya ingin pulang! Kenapa saya tidak boleh pulang?”
Kakek dan nenek saya harus berbohong untuk menenangkan saya.
Tapi segera, saya mendengar pembicaraan beberapa orang dewasa, dan saya mengetahui bahwa ayah telah dihukum lima tahun penjara dan ibu saya terpaksa meninggalkan rumah dan tidak ditemukan.
Dari kelas satu, kakek dan nenek sayalah yang mengantar saya ke sekolah dan menjemput saya setelahnya. Murid lain diantar dan dijemput oleh orang tua mereka.
Suatu hari, beberapa hari sebelum Tahun Baru, kakek harus pergi keluar kota, meninggalkan saya dan nenek di rumah. Hari itu, saya akhirnya tak kuasa menahan lagi dan berkata kepada nenek saya: “Nenek, saya merindukan ayah dan ibu…” Nenek menatap saya dengan penuh kesedihan.
Saya tahu nenek sangat sedih. Dari waktu ke waktu, ia akan mencari tempat di mana orang lain tidak bisa melihatnya dan menangis. Saya mengetahui bahwa nenek saya tidak ingin saya melihatnya seperti ini.
Hari itu, saya dan nenek saling berpelukan dan menangis… Saya merasa bahwa saya adalah anak paling malang di dunia.
Ini bertahan hingga dua tahun… Perlahan, saya tidak bisa mengingat lagi seperti apa wajah kedua orang tua saya. Hanya ada kenangan mengambang di pikiran saya.
Suatu kali, seorang paman, teman baik orang tua saya, datang ke rumah kakek dan nenek untuk mengatakan bahwa ia ingin mengajak saya ke taman untuk mengambil beberapa foto.
Kami pergi ke taman dan melihat paman lain dengan sebuah kamera. Paman itu membawa saya membeli dua kantong besar penganan enak. Ketika kami kembali ke taman, seorang bibi menunggu di sana. Paman berkata bahwa bibi itu adalah teman kerjanya. Bibi ingin berfoto dengan saya.
Awalnya, saya duduk di sebelah bibi untuk beberapa foto dan kemudian duduk di pangkuannya untuk beberapa foto lagi. Akhirnya, bibi itu memeluk saya untuk beberapa foto lagi. Saya melihat bibi tersenyum dan setiap gerakannya, merasakan kehangatan dan kedekatannya. Semua hal terasa tidak asing dan aneh.
Perlahan, senyum saya di kamera berubah serius. Saya mulai bertanya-tanya: bibi yang memeluk saya bukanlah teman sekerja paman, bibi bukanlah bibi, tapi ibu saya!
Tapi, banyak orang di sekitar saya jadi saya tidak berani mengatakan apa-apa, takut bahwa jika ia benar-benar ibu saya dan saya memanggilnya ibu, ia akan diambil lagi dari saya oleh orang-orang jahat. Saya harus menyimpan semuanya di dalam hati.
Paman merasakan perubahan ekspresi saya, jadi ia memutuskan untuk mengakhiri sesi foto dan membawa saya kembali ke rumah kakek dan nenek.
Saya pergi dengan paman ke mobilnya. Bibi mengikuti saya dengan matanya. Saya melihat balik ke arah bibi dan hati saya merasa sangat sedih, sangat sedih…
Kemudian, saya menelepon paman berkali-kali, memintanya membawa bibi untuk berkunjung. Paman selalu menemukan beberapa alasan untuk menolak saya. Ia menghibur saya tapi tidak pernah melakukan apa yang saya minta.
Beberapa tahun kemudian, bibi akhirnya datang mengunjungi saya. Semua orang bertanya kepada saya, “Siapa wanita ini? Apakah kamu mengenalnya?” Saya merasa bingung. Saya melihat ke arah bibi dan benar-benar tidak tahu siapa ia sebenarnya.
Nenek berkata, “Ia ibu kamu.” Saya tiba-tiba mengerti, dan ingatan samar-samar muncul kembali. Bibi benar-benar ibu saya. Bibi juga memastikan bahwa ia adalah ibu saya. Saya menangis.
Kemudian, saya mengerti. Ibu merindukan saya tapi hanya bisa menemui saya dengan cara yang ia lakukan beberapa tahun yang lalu: untuk melihat saya tapi tidak mengakui saya, semua karena penganiayaan yang sedang terjadi…
2. Sebuah Keajaiban! Ayah Bangun
Suatu hari, dua tahun kemudian, nenek berkata bahwa ia akan membawa saya menemui ayah. Saya senang luar biasa!
tapi ketika saya melihat ayah, saya terkejut.
Ayah dipenuhi luka. Sangat kurus, dan tidak sadar. Ia tidak bisa mendengar. Tidak mengenali orang tuanya sendiri – kakek dan nenek saya. Ia bahkan tidak mengenal saya. Ia terlihat seperti akan berhenti bernapas setiap saat.
Kami diberi tahu bahwa ayah adalah “pasien penyakit jiwa” yang tidak berbicara selama dua tahun, dan bahwa “penyakit jiwanya” didiagnosa oleh psikiatris di rumah sakit jiwa!
Ayah yang saya ingat adalah normal, orang yang sehat. Apa yang diperbuat penjara kepadanya? Begitu buruknya penyiksaan! Hati saya hancur. Hati saya benar-benar hancur. Saya merasa seperti saya telah terjatuh ke dalam lemari es. Saya merasa kedinginan hingga ke tulang. Saya menggigil.
Saya tidak bisa mengerti. Ayah bukanlah orang yang jahat. Ia mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar untuk menjadi orang yang baik. Ia tidak melakukan kejahatan apapun, jadi mengapa ia ditangkap berkali-kali, dan dipenjara? Kenapa ia disiksa dengan sadis hingga berada dalam kondisi vegetatif? Ia dipulangkan hanya ketika bahkan dokter pun tidak dapat menyelamatkannya. Betapa jahatnya PKT! Betapa ganasnya! Benar-benar kejam! Tidak terkendali air mata membasahi wajah saya...
Banyak bibi dan paman praktisi membacakan buku Dafa kepada ayah setiap hari. Memancarkan pikiran lurus untuknya. Meskipun ayah tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan, bibi dan paman percaya ia bisa. Mereka memberikannya semangat.
Suatu hari, ayah koma. Saya merasa bahwa ia sepertinya semakin melemah. Tidak ada praktisi di sana. Nenek tidak bisa melakukan apapun selain menangis. Jadi, saya duduk di tempat tidur dan, dengan air mata membasahi wajah, saya dengan keras mengulang rumus untuk memancarkan pikiran lurus.
Ayah mengalami kejang dan mengalami kesulitan bernafas. Saya terus melafalkan dengan keras rumus untuk memancarkan pikiran lurus itu, untuk menghancurkan segala iblis. Saya juga memohon Guru dengan seluruh hati saya untuk menyelamatkan ayah.
Tiba-tiba, ayah terbangun!
Saya sadar bahwa Guru Terhormat telah menyelamatkan ayah! Guru benar-benar hebat!
Setiap hari, di bawah penjagaan Guru, ayah menjadi lebih baik. Ia perlahan mendapatkan kesadaran penuh, dan dengan cepat sembuh!
Terima kasih, Guru!
3. Membagikan sebuah VCD untuk seorang Wanita Tua
Ada seorang teman praktisi kecil yang saya panggil adik perempuan kecil. Kami belajar Fa bersama, ketika saya berkata kepadanya saya ingin keluar untuk membagikan VCD Shen Yun, adik kecil ingin pergi bersama
Sebenarnya, kami berdua sangat pemalu. Ketika kami membicarakan tentang membagikan VCD Shen Yun, kami berdua merasa takut. Untuk lebih baik menyiapkan diri kami sendiri, di malam sebelum kami berencana keluar, kami berkomitmen untuk mengingat kata-kata kami dan berlatih peranan. Saya berperan sebagai praktisi dan adik kecil sebagai orang yang lebih tua yang bukan praktisi. Kami berlatih peran kami untuk waktu yang lama.
Keesokan harinya, kami pergi ke taman sesuai rencana, untuk menerapkan latihan peran kami. Kami memutuskan kami akan merasa lebih percaya diri jika kami langsung pergi ke kelompok umur kakek dan nenek. Tetapi, saat kami menemukan seorang nenek dan mulai mendekatinya, kami kehilangan kepercayaan diri dan menjadi malu.
Untuk tidak mengecewakan Guru, untuk menyelamatkan makhluk hidup, kami akhirnya menyerahkan VCD pertama kepada wanita tua lemah, sakit-sakitan dan cacat. Kami bahkan memberi tahu ia untuk mengingat “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.”
Setelah itu, kami merasa sangat senang, lebih bersemangat dan termotivasi.
Jadi kami, membagikan VCD dan mengklarifikasi kebenaran sesuai dengan apa yang kami lakukan untuk pertama kalinya. Kami berhasil membagikan VCD yang kedua, ketiga, dan kemudian keempat, dan satu setelah yang lainnya. Beberapa orang bahkan meminta VCD lebih jadi mereka bisa membagikannya ke teman-teman mereka!
Mulai hari itu, kami terus pergi ke taman dan membagikan VCD Shen Yun. Kami sangat sering berada di sana hingga seorang nenek mengenal kami dengan baik. Ia memerhatikan kami. Ia akan bertanya apakah kami kedinginan dan bahkan memberikan kami topi untuk dikenakan. Ia berterima kasih dan berkata bahwa ia sangat menikmati VCD yang diberikan kepadanya.
Kami merasa bahwa kami menjadi lebih baik dan semua hal menjadi lebih mudah. Kami mulai dari taman kecil dan pergi ke jalan-jalan, dilanjutkan dengan klarifikasi kebenaran dan membagikan VCD Shen Yun.
Awalnya, kami hanya berani mendekati orang tua, tapi kemudian, kami mulai untuk mendekati seluruh tipe orang-orang yang berbeda tidak peduli berapa umur mereka. Dengan demikian, kami bisa membagikan lebih banyak VCD Shen Yun. Kami sangat gembira, karena kami bisa menyelamatkan orang dan membantu Guru meluruskan Fa!
Ketika saya melihat ke belakang di tahun-tahun kehidupan muda saya yang penuh badai. Saya selalu berpikir bahwa saya diberkati untuk bisa reinkarnasi ke keluarga saya!
Sebagai seorang anak, saya terlalu muda dan acuh tak acuh. Karena orang tua saya dianiaya, saya menjadi lemah dalam latihan dan kadang mengeluhkan tentang ini dan itu. Saya telah mengecewakan Guru banyak kali dan dalam banyak cara, tapi Guru masih menjaga saya!
Saya tahu bahwa saya datang ke dunia ini untuk mendapatkan Fa dan berkultivasi. Saya tidak akan pernah membiarkan Guru kecewa! Saya akan selalu mengikuti Sejati-Baik-Sabar dan mengukur pikiran saya dan perbuatan saya sesuai dengan prinsip ini. Saya berterima kasih kepada Guru untuk memberikan saya begitu banyak kesempatan untuk berlatih, saya akan bekerja keras untuk menghilangkan keterikatan saya dan menyelamatkan lebih banyak orang, jadi ketika waktunya tiba, saya akan pulang bersama dengan Guru.
Partai Komunis Tiongkok (PKT) jahat menganiaya Dafa, menganiaya praktisi Dafa, dan menghancurkan keluarga saya! Ketika saya masih kecil, ayah saya kehilangan pekerjaan karena ia tidak mau melepaskan Falun Dafa. Partai jahat mengirim polisi untuk menyerbu rumah saya, merampok barang berharga keluarga saya, dan bahkan mencuri cincin emas pernikahan orang tua saya.
Ayah ditangkap dan dianiaya empat kali, dan ibu juga menghilang. Saya kehilangan kedua orang tua dan sumber kehidupan saya. Orang-orang kadang menatap saya dan berkata, “Anak malang! Kasihan sekali!”
Saya berumur tujuh tahun di malam polisi datang menyerbu rumah kami. Saya tertidur nyenyak waktu itu. Ketika saya bangun, saya mendapati diri saya berada di rumah kakek dan nenek.
Mulai hari itu, ketika saya membuka mata di pagi hari, saya tidak bisa melihat atau menemukan orang tua saya lagi. Saya masih terlalu kecil waktu itu, jadi saya sering meratap ke kakek dan nenek saya dan meminta, “Di mana ayah saya? Di mana ibu saya? Saya ingin pulang! Kenapa saya tidak boleh pulang?”
Kakek dan nenek saya harus berbohong untuk menenangkan saya.
Tapi segera, saya mendengar pembicaraan beberapa orang dewasa, dan saya mengetahui bahwa ayah telah dihukum lima tahun penjara dan ibu saya terpaksa meninggalkan rumah dan tidak ditemukan.
Dari kelas satu, kakek dan nenek sayalah yang mengantar saya ke sekolah dan menjemput saya setelahnya. Murid lain diantar dan dijemput oleh orang tua mereka.
Suatu hari, beberapa hari sebelum Tahun Baru, kakek harus pergi keluar kota, meninggalkan saya dan nenek di rumah. Hari itu, saya akhirnya tak kuasa menahan lagi dan berkata kepada nenek saya: “Nenek, saya merindukan ayah dan ibu…” Nenek menatap saya dengan penuh kesedihan.
Saya tahu nenek sangat sedih. Dari waktu ke waktu, ia akan mencari tempat di mana orang lain tidak bisa melihatnya dan menangis. Saya mengetahui bahwa nenek saya tidak ingin saya melihatnya seperti ini.
Hari itu, saya dan nenek saling berpelukan dan menangis… Saya merasa bahwa saya adalah anak paling malang di dunia.
Ini bertahan hingga dua tahun… Perlahan, saya tidak bisa mengingat lagi seperti apa wajah kedua orang tua saya. Hanya ada kenangan mengambang di pikiran saya.
Suatu kali, seorang paman, teman baik orang tua saya, datang ke rumah kakek dan nenek untuk mengatakan bahwa ia ingin mengajak saya ke taman untuk mengambil beberapa foto.
Kami pergi ke taman dan melihat paman lain dengan sebuah kamera. Paman itu membawa saya membeli dua kantong besar penganan enak. Ketika kami kembali ke taman, seorang bibi menunggu di sana. Paman berkata bahwa bibi itu adalah teman kerjanya. Bibi ingin berfoto dengan saya.
Awalnya, saya duduk di sebelah bibi untuk beberapa foto dan kemudian duduk di pangkuannya untuk beberapa foto lagi. Akhirnya, bibi itu memeluk saya untuk beberapa foto lagi. Saya melihat bibi tersenyum dan setiap gerakannya, merasakan kehangatan dan kedekatannya. Semua hal terasa tidak asing dan aneh.
Perlahan, senyum saya di kamera berubah serius. Saya mulai bertanya-tanya: bibi yang memeluk saya bukanlah teman sekerja paman, bibi bukanlah bibi, tapi ibu saya!
Tapi, banyak orang di sekitar saya jadi saya tidak berani mengatakan apa-apa, takut bahwa jika ia benar-benar ibu saya dan saya memanggilnya ibu, ia akan diambil lagi dari saya oleh orang-orang jahat. Saya harus menyimpan semuanya di dalam hati.
Paman merasakan perubahan ekspresi saya, jadi ia memutuskan untuk mengakhiri sesi foto dan membawa saya kembali ke rumah kakek dan nenek.
Saya pergi dengan paman ke mobilnya. Bibi mengikuti saya dengan matanya. Saya melihat balik ke arah bibi dan hati saya merasa sangat sedih, sangat sedih…
Kemudian, saya menelepon paman berkali-kali, memintanya membawa bibi untuk berkunjung. Paman selalu menemukan beberapa alasan untuk menolak saya. Ia menghibur saya tapi tidak pernah melakukan apa yang saya minta.
Beberapa tahun kemudian, bibi akhirnya datang mengunjungi saya. Semua orang bertanya kepada saya, “Siapa wanita ini? Apakah kamu mengenalnya?” Saya merasa bingung. Saya melihat ke arah bibi dan benar-benar tidak tahu siapa ia sebenarnya.
Nenek berkata, “Ia ibu kamu.” Saya tiba-tiba mengerti, dan ingatan samar-samar muncul kembali. Bibi benar-benar ibu saya. Bibi juga memastikan bahwa ia adalah ibu saya. Saya menangis.
Kemudian, saya mengerti. Ibu merindukan saya tapi hanya bisa menemui saya dengan cara yang ia lakukan beberapa tahun yang lalu: untuk melihat saya tapi tidak mengakui saya, semua karena penganiayaan yang sedang terjadi…
2. Sebuah Keajaiban! Ayah Bangun
Suatu hari, dua tahun kemudian, nenek berkata bahwa ia akan membawa saya menemui ayah. Saya senang luar biasa!
tapi ketika saya melihat ayah, saya terkejut.
Ayah dipenuhi luka. Sangat kurus, dan tidak sadar. Ia tidak bisa mendengar. Tidak mengenali orang tuanya sendiri – kakek dan nenek saya. Ia bahkan tidak mengenal saya. Ia terlihat seperti akan berhenti bernapas setiap saat.
Kami diberi tahu bahwa ayah adalah “pasien penyakit jiwa” yang tidak berbicara selama dua tahun, dan bahwa “penyakit jiwanya” didiagnosa oleh psikiatris di rumah sakit jiwa!
Ayah yang saya ingat adalah normal, orang yang sehat. Apa yang diperbuat penjara kepadanya? Begitu buruknya penyiksaan! Hati saya hancur. Hati saya benar-benar hancur. Saya merasa seperti saya telah terjatuh ke dalam lemari es. Saya merasa kedinginan hingga ke tulang. Saya menggigil.
Saya tidak bisa mengerti. Ayah bukanlah orang yang jahat. Ia mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar untuk menjadi orang yang baik. Ia tidak melakukan kejahatan apapun, jadi mengapa ia ditangkap berkali-kali, dan dipenjara? Kenapa ia disiksa dengan sadis hingga berada dalam kondisi vegetatif? Ia dipulangkan hanya ketika bahkan dokter pun tidak dapat menyelamatkannya. Betapa jahatnya PKT! Betapa ganasnya! Benar-benar kejam! Tidak terkendali air mata membasahi wajah saya...
Banyak bibi dan paman praktisi membacakan buku Dafa kepada ayah setiap hari. Memancarkan pikiran lurus untuknya. Meskipun ayah tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan, bibi dan paman percaya ia bisa. Mereka memberikannya semangat.
Suatu hari, ayah koma. Saya merasa bahwa ia sepertinya semakin melemah. Tidak ada praktisi di sana. Nenek tidak bisa melakukan apapun selain menangis. Jadi, saya duduk di tempat tidur dan, dengan air mata membasahi wajah, saya dengan keras mengulang rumus untuk memancarkan pikiran lurus.
Ayah mengalami kejang dan mengalami kesulitan bernafas. Saya terus melafalkan dengan keras rumus untuk memancarkan pikiran lurus itu, untuk menghancurkan segala iblis. Saya juga memohon Guru dengan seluruh hati saya untuk menyelamatkan ayah.
Tiba-tiba, ayah terbangun!
Saya sadar bahwa Guru Terhormat telah menyelamatkan ayah! Guru benar-benar hebat!
Setiap hari, di bawah penjagaan Guru, ayah menjadi lebih baik. Ia perlahan mendapatkan kesadaran penuh, dan dengan cepat sembuh!
Terima kasih, Guru!
3. Membagikan sebuah VCD untuk seorang Wanita Tua
Ada seorang teman praktisi kecil yang saya panggil adik perempuan kecil. Kami belajar Fa bersama, ketika saya berkata kepadanya saya ingin keluar untuk membagikan VCD Shen Yun, adik kecil ingin pergi bersama
Sebenarnya, kami berdua sangat pemalu. Ketika kami membicarakan tentang membagikan VCD Shen Yun, kami berdua merasa takut. Untuk lebih baik menyiapkan diri kami sendiri, di malam sebelum kami berencana keluar, kami berkomitmen untuk mengingat kata-kata kami dan berlatih peranan. Saya berperan sebagai praktisi dan adik kecil sebagai orang yang lebih tua yang bukan praktisi. Kami berlatih peran kami untuk waktu yang lama.
Keesokan harinya, kami pergi ke taman sesuai rencana, untuk menerapkan latihan peran kami. Kami memutuskan kami akan merasa lebih percaya diri jika kami langsung pergi ke kelompok umur kakek dan nenek. Tetapi, saat kami menemukan seorang nenek dan mulai mendekatinya, kami kehilangan kepercayaan diri dan menjadi malu.
Untuk tidak mengecewakan Guru, untuk menyelamatkan makhluk hidup, kami akhirnya menyerahkan VCD pertama kepada wanita tua lemah, sakit-sakitan dan cacat. Kami bahkan memberi tahu ia untuk mengingat “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.”
Setelah itu, kami merasa sangat senang, lebih bersemangat dan termotivasi.
Jadi kami, membagikan VCD dan mengklarifikasi kebenaran sesuai dengan apa yang kami lakukan untuk pertama kalinya. Kami berhasil membagikan VCD yang kedua, ketiga, dan kemudian keempat, dan satu setelah yang lainnya. Beberapa orang bahkan meminta VCD lebih jadi mereka bisa membagikannya ke teman-teman mereka!
Mulai hari itu, kami terus pergi ke taman dan membagikan VCD Shen Yun. Kami sangat sering berada di sana hingga seorang nenek mengenal kami dengan baik. Ia memerhatikan kami. Ia akan bertanya apakah kami kedinginan dan bahkan memberikan kami topi untuk dikenakan. Ia berterima kasih dan berkata bahwa ia sangat menikmati VCD yang diberikan kepadanya.
Kami merasa bahwa kami menjadi lebih baik dan semua hal menjadi lebih mudah. Kami mulai dari taman kecil dan pergi ke jalan-jalan, dilanjutkan dengan klarifikasi kebenaran dan membagikan VCD Shen Yun.
Awalnya, kami hanya berani mendekati orang tua, tapi kemudian, kami mulai untuk mendekati seluruh tipe orang-orang yang berbeda tidak peduli berapa umur mereka. Dengan demikian, kami bisa membagikan lebih banyak VCD Shen Yun. Kami sangat gembira, karena kami bisa menyelamatkan orang dan membantu Guru meluruskan Fa!
Ketika saya melihat ke belakang di tahun-tahun kehidupan muda saya yang penuh badai. Saya selalu berpikir bahwa saya diberkati untuk bisa reinkarnasi ke keluarga saya!
Sebagai seorang anak, saya terlalu muda dan acuh tak acuh. Karena orang tua saya dianiaya, saya menjadi lemah dalam latihan dan kadang mengeluhkan tentang ini dan itu. Saya telah mengecewakan Guru banyak kali dan dalam banyak cara, tapi Guru masih menjaga saya!
Saya tahu bahwa saya datang ke dunia ini untuk mendapatkan Fa dan berkultivasi. Saya tidak akan pernah membiarkan Guru kecewa! Saya akan selalu mengikuti Sejati-Baik-Sabar dan mengukur pikiran saya dan perbuatan saya sesuai dengan prinsip ini. Saya berterima kasih kepada Guru untuk memberikan saya begitu banyak kesempatan untuk berlatih, saya akan bekerja keras untuk menghilangkan keterikatan saya dan menyelamatkan lebih banyak orang, jadi ketika waktunya tiba, saya akan pulang bersama dengan Guru.
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org