Polisi Mengambil Sampel Darah dan DNA dari Praktisi Falun Gong Tanpa Persetujuan
(Minghui.org)
Mengambil sampel darah seharusnya dilakukan oleh profesional yang
telah memperoleh pelatihan. Namun, di banyak tempat di Tiongkok,
sudah menjadi biasa bagi polisi untuk secara paksa mengambil darah
dari praktisi Falun Gong, setelah menerobos masuk ke rumah
mereka.
Tiga petugas polisi baru-baru ini
menerobos masuk ke rumah praktisi Chen Lirong di Kota Dalian,
Provinsi Liaoning pada 29 Juli 2014, dan secara paksa mengambil
darahnya. Mereka mengatakan perlu mengambil sampel darahnya karena
dia mempunyai catatan kriminal.
Praktisi biasanya menjadi sangat sehat setelah berlatih Falun Gong. Karena seorang praktisi mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, Chen tidak pernah melanggar hukum apapun. Alasan sebenarnya mengapa polisi mengambil darahnya adalah untuk menggunakan Chen sebagai donor organ yang berpotensial cocok.
Chen bukan satu-satunya praktisi di Tiongkok yang dipaksa untuk diambil darahnya oleh polisi. Website Minghui telah melapokan bahwa sejak awal 2014, pengumpulan sampel darah dan tes DNA praktisi Falun Gong yang dilakukan tanpa persetujuan praktisi itu sendiri, telah terjadi di seluruh Tiongkok, yang paling banyak terjadi di Provinsi Guizhou dan Liaoning.
Anggota Komisi Pemerintah Eropa, Australia, Italia, dan Finlandia mengeluarkan resolusi yang mengutuk kekejaman pengambilan organ secara paksa yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok. Pada 30 Juli 2014, Komite Urusan Luar Negeri Gedung Putih menyelesaikan review final dari Resolusi No. 281, yang menyerukan kepada Tiongkok untuk segera menghentikan pengambilan organ secara paksa dari para tahanan.
Seorang Doktor Tiongkok, yang namanya disebutkan dalam buku Bloody Harvest, yang ditulis bersama oleh David Matas dan David Kilgour, ditangkap karena pelanggaran transplantasi organ pada Juli 2014.
Artikel terkait:
Praktisi Falun Gong Dipaksa Untuk Diperiksa Darahnya
Dokter Tiongkok Ditangkap Karena Pelanggaran Transplantasi Organ, Menimbulkan Kecaman Internasional Terhadap Kejahatan Pengambilan Organ di Tiongkok
Resolution H.Res. 281 Mengecam Pengambilan Organ Secara Paksa di Tiongkok, Warga Mendujung dengan Memberikan Tanda Tangan
Praktisi biasanya menjadi sangat sehat setelah berlatih Falun Gong. Karena seorang praktisi mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, Chen tidak pernah melanggar hukum apapun. Alasan sebenarnya mengapa polisi mengambil darahnya adalah untuk menggunakan Chen sebagai donor organ yang berpotensial cocok.
Chen bukan satu-satunya praktisi di Tiongkok yang dipaksa untuk diambil darahnya oleh polisi. Website Minghui telah melapokan bahwa sejak awal 2014, pengumpulan sampel darah dan tes DNA praktisi Falun Gong yang dilakukan tanpa persetujuan praktisi itu sendiri, telah terjadi di seluruh Tiongkok, yang paling banyak terjadi di Provinsi Guizhou dan Liaoning.
Anggota Komisi Pemerintah Eropa, Australia, Italia, dan Finlandia mengeluarkan resolusi yang mengutuk kekejaman pengambilan organ secara paksa yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok. Pada 30 Juli 2014, Komite Urusan Luar Negeri Gedung Putih menyelesaikan review final dari Resolusi No. 281, yang menyerukan kepada Tiongkok untuk segera menghentikan pengambilan organ secara paksa dari para tahanan.
Seorang Doktor Tiongkok, yang namanya disebutkan dalam buku Bloody Harvest, yang ditulis bersama oleh David Matas dan David Kilgour, ditangkap karena pelanggaran transplantasi organ pada Juli 2014.
Artikel terkait:
Praktisi Falun Gong Dipaksa Untuk Diperiksa Darahnya
Dokter Tiongkok Ditangkap Karena Pelanggaran Transplantasi Organ, Menimbulkan Kecaman Internasional Terhadap Kejahatan Pengambilan Organ di Tiongkok
Resolution H.Res. 281 Mengecam Pengambilan Organ Secara Paksa di Tiongkok, Warga Mendujung dengan Memberikan Tanda Tangan
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org