Pameran Seni Lukis di Brasil Memperlihatkan Penganiayaan Brutal Terhadap Falun Dafa di Tiongkok
(Minghui.org)
Pameran Seni Internasional “Zheng Shan Ren” kembali hadir di Kota
Sao Paulo, kali ini diselenggarakan di Shopping Ibirapuera – pusat
perbelanjaan paling besar dan paling tradisional di Brasil – pada
tanggal 21 Februari hingga 14 Maret 2015.
Menurut Gilberto Luiz Maia, wakil ketua Himpunan Falun Dafa Brasil, lokasi yang ramai ini akan menarik perhatian sejumlah besar pengunjung pameran yang ada di negeri ini, dengan perkiraan mencapai dua juta orang.
Menurut Gilberto Luiz Maia, wakil ketua Himpunan Falun Dafa Brasil, lokasi yang ramai ini akan menarik perhatian sejumlah besar pengunjung pameran yang ada di negeri ini, dengan perkiraan mencapai dua juta orang.
Perwakilan dari Himpunan Falun
Dafa menyampaikan kata-kata sambutan di Pameran Seni Internasional
Zhen Shan Ren (Sejati, Baik, Sabar)
Para pengunjung menyaksikan
pameran Seni “Zhen Shan Ren” di Sao Paulo
Bagi jumlah pengunjung yang
begitu besar, ini merupakan kontak pertama kali mereka dengan
penganiayaan terhadap Falun Dafa yang dilakukan oleh rejim komunis
Tiongkok. Falun Dafa, yang juga dikenal sebagai Falun Gong, adalah
sebuah latihan spiritual Tiongkok kuno berdasarkan prinsip
Sejati-Baik-Sabar.
Banyak pengunjung terpukau oleh kualitas artistik dari karya seni tersebut, dan pada waktu yang bersamaan, terkejut dengan kebrutalan penganiayaan yang digambarkan dalam lukisan.
“Saya temukan bahwa pameran ini sangat bagus karena memperlihatkan realita yang ada saat ini di dunia di mana kami tidak mengetahuinya,” kata Leonardo, seorang asisten kantor yang berusia 21 tahun.
Leonardo menemukan bahwa penganiayaan seperti ini adalah akibat dari “kebodohan umat manusia,” dan tidak bertoleransi antar umat beragama.
Dia berkata bahwa orang-orang mungkin memiliki berbagai keluhan yang beragam mengenai kebijakan dari negara mereka sendiri, akan tetapi, ketika kita melihat pada realita ini, kita melihat bahwa banyak orang yang bisa melakukan perbuatan yang lebih buruk terhadap rakyatnya sendiri,” katanya ditujukan pada rejim totaliter Tiongkok.
“Pameran ini juga sangat indah karena realita yang dibawakan oleh karya seni ini. Lukisan-lukisan ini sendiri membuat Anda bisa melihat duka dari seseorang. Bahkan orang yang sedang melakukan kejahatan, dia juga sedang menderita dari pembalasan atas perbuatannya,” tegas Leonardo.
Banyak pengunjung terpukau oleh kualitas artistik dari karya seni tersebut, dan pada waktu yang bersamaan, terkejut dengan kebrutalan penganiayaan yang digambarkan dalam lukisan.
“Saya temukan bahwa pameran ini sangat bagus karena memperlihatkan realita yang ada saat ini di dunia di mana kami tidak mengetahuinya,” kata Leonardo, seorang asisten kantor yang berusia 21 tahun.
Leonardo menemukan bahwa penganiayaan seperti ini adalah akibat dari “kebodohan umat manusia,” dan tidak bertoleransi antar umat beragama.
Dia berkata bahwa orang-orang mungkin memiliki berbagai keluhan yang beragam mengenai kebijakan dari negara mereka sendiri, akan tetapi, ketika kita melihat pada realita ini, kita melihat bahwa banyak orang yang bisa melakukan perbuatan yang lebih buruk terhadap rakyatnya sendiri,” katanya ditujukan pada rejim totaliter Tiongkok.
“Pameran ini juga sangat indah karena realita yang dibawakan oleh karya seni ini. Lukisan-lukisan ini sendiri membuat Anda bisa melihat duka dari seseorang. Bahkan orang yang sedang melakukan kejahatan, dia juga sedang menderita dari pembalasan atas perbuatannya,” tegas Leonardo.
Leonardo bersama para pengunjung
lain sedang mengamati lukisan “Kejahatan Pengambilan Organ” yang
dilukis oleh Xiqiang Dong.
Seorang anak muda menunjuk ke lukisan berjudul “Kenapa?” yang dilukiskan oleh Weixing Wang
Seorang anak muda menunjuk ke lukisan berjudul “Kenapa?” yang dilukiskan oleh Weixing Wang
Lucelia, seorang teknisi keamanan
yang berusia 38 tahun, berkata, “Mengetahui bahwa orang-orang
dianaiaya karena keyakinannya membuat Anda bertanya-tanya.” Dia
berkata jika semua orang bisa menghargai keragaman beragama dan
kebebasan berkeyakinan, dunia sekarang akan menjadi jauh lebih baik
untuk dihuni.
Ricardo Portela, salah seorang panita pameran di Shopping Ibirapuera, menjelaskan motivasi mereka membawa pameran ini ke pusat perbelanjaan. “Apa yang paling besar menarik perhatian kita adalah keistimewaan kebudayaan ini, rasa keingintahuan yang kita miliki untuk memahami Falun Dafa dan semua penderitaan yang mereka [para praktisi Falun Dafa] lalui, katanya.
Pameran Seni Internasional “Zhen, Shan, Ren” telah mengunjungi di lebih dari 50 negara sejak karya seni ini dimulai pada tahun 2004. Pameran saat ini menampilkan 75 karya yang dikategorikan ke dalam tujuh tema, menurut situs webnya.
Pameran ini telah dihadir di 15 lokasi di Brasil sejak tahun 2011, termasuk universitas, museum, dan galeri seni.
Ricardo Portela, salah seorang panita pameran di Shopping Ibirapuera, menjelaskan motivasi mereka membawa pameran ini ke pusat perbelanjaan. “Apa yang paling besar menarik perhatian kita adalah keistimewaan kebudayaan ini, rasa keingintahuan yang kita miliki untuk memahami Falun Dafa dan semua penderitaan yang mereka [para praktisi Falun Dafa] lalui, katanya.
Pameran Seni Internasional “Zhen, Shan, Ren” telah mengunjungi di lebih dari 50 negara sejak karya seni ini dimulai pada tahun 2004. Pameran saat ini menampilkan 75 karya yang dikategorikan ke dalam tujuh tema, menurut situs webnya.
Pameran ini telah dihadir di 15 lokasi di Brasil sejak tahun 2011, termasuk universitas, museum, dan galeri seni.
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org
Kategori: Pameran Seni & Foto