Mengatasi Kesengsaraan dengan Tekad Kuat
(Minghui.org)
Saya mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1996, namun meningkat
perlahan-lahan karena saya tidak belajar Fa sepenuh hati. Karena
mempunyai kualitas kesadaran rendah, saya berjuang untuk waktu yang
lama mengatasi kesengsaraan saya.
Suatu malam saya merasa sakit
gigi di sisi kanan mulut. Ketika bangun pada keesokan harinya,
setengah wajah saya bengkak dan hampir tidak bisa makan. Sumber
pencaharian saya adalah berkeliling menjual barang dengan gerobak,
dan sewaktu bekerja, saya memberitahukan orang-orang mengenai
penganiayaan terhadap Falun Gong. Pagi ini, saya mengenakan masker
mulut untuk menutupi pembengkakan.
Sekitar tengah hari saya merasakan ada sesuatu di dalam mulut yang menusuk-nusuk pipi. Ternyata beberapa gigi saya patah dan gusi membusuk. Saya meludahkan gigi yang rusak, namun tidak merasa sakit. Salah satu pelanggan saya melihat ini dan menyarankan saya pergi ke rumah sakit. Saya mengatakan padanya saya baik-baik saja. Saya kembali menjadi normal empat hari kemudian.
Saya kemudian mulai merasa sakit di sisi lain dari mulut, dan gusi bahkan lebih sakit lagi. Saya masih tidak banyak menaruh perhatian. Saya tetap seperti biasa keluar menjual barang. Mulut terasa kembali normal lagi dalam tiga hari.
Saya sangat senang telah mengatasi kesengsaraan ini, yang membuat saya menjadi terlalu gembira. Hal ini menyebabkan saya menemui kesengsaraan lain. Saya tidak bisa menggigit menggunakan gigi bawah – mereka terus bergeser ketika saya menggigitnya. Suami membawa saya ke dokter gigi, yang mengatakan bahwa gusi saya terinfeksi sangat parah, dan semua gigi harus dicabut. Saat itu saya teringat dengan kata-kata Guru:
Sekitar tengah hari saya merasakan ada sesuatu di dalam mulut yang menusuk-nusuk pipi. Ternyata beberapa gigi saya patah dan gusi membusuk. Saya meludahkan gigi yang rusak, namun tidak merasa sakit. Salah satu pelanggan saya melihat ini dan menyarankan saya pergi ke rumah sakit. Saya mengatakan padanya saya baik-baik saja. Saya kembali menjadi normal empat hari kemudian.
Saya kemudian mulai merasa sakit di sisi lain dari mulut, dan gusi bahkan lebih sakit lagi. Saya masih tidak banyak menaruh perhatian. Saya tetap seperti biasa keluar menjual barang. Mulut terasa kembali normal lagi dalam tiga hari.
Saya sangat senang telah mengatasi kesengsaraan ini, yang membuat saya menjadi terlalu gembira. Hal ini menyebabkan saya menemui kesengsaraan lain. Saya tidak bisa menggigit menggunakan gigi bawah – mereka terus bergeser ketika saya menggigitnya. Suami membawa saya ke dokter gigi, yang mengatakan bahwa gusi saya terinfeksi sangat parah, dan semua gigi harus dicabut. Saat itu saya teringat dengan kata-kata Guru:
“Bagaimana
dapat seorang Dewa diobati penyakitnya oleh manusia biasa?
Bagaimana manusia biasa dapat mengobati penyakit Dewa? Ini adalah
prinsip hukum. Tetapi acap kali termanifestasi anda benar-benar
tidak memiliki pikiran lurus yang begitu kuat, tidak dapat
menguasai dengan baik, saat demikian maka anda pergi saja berobat.
Dalam hati tidak stabil dengan sendirinya berarti belum mencapai
standar, diulur waktu juga tidak akan terjadi perubahan. Demi
menjaga muka berupaya menahan, ini lebih-lebih merupakan
keterikatan ditambah keterikatan. Saat ini hanya ada dua pilihan,
kalau bukan pergi ke rumah sakit lepas dari menjalani cobaan, maka
lepaskan hati secara tuntas layaknya seorang pengikut Dafa yang
penuh martabat, tanpa memohon tanpa keterikatan, serahkan semuanya
pada pengaturan Shifu, sanggup berbuat demikian niscaya adalah
Dewa.” (“Ceramah Fa di Los Angeles, 25 Februari 2006)
Jadi saya memutuskan untuk
pulang. Saya mengatakan pada keluarga, “Saya tidak akan mendapatkan
bantuan dari mana pun. Saya hanya akan mendengarkan Guru.”
Guru berkata,
Guru berkata,
“Dapat
berkultivasi atau tidak, sepenuhnya tergantung pada anda sendiri
dapat atau tidak untuk menahan diri, dapat atau tidak untuk
mencurahkan pengorbanan, dapat atau tidak menanggung penderitaan.
Jika dapat membulatkan tekad, kesulitan apa pun juga tidak akan
dapat menghalangi, saya katakan itu tidak menjadi masalah.” (Zhuan
Falun)
Kata-kata Guru memperkuat pikiran
lurus saya.
Saya percaya bahwa gigi juga hidup dan saya harus berkomunikasi dengan mereka. Jadi saya berbicara dengan mereka. Saya berterima kasih kepada mereka telah melakukan pekerjaan yang lebih baik bagi saya setelah saya berlatih Dafa, karena gigi saya jauh lebih buruk sebelumnya. Saya juga meminta mereka untuk bekerja sama dengan saya karena saya sedang melalui tahap akhir dari Pelurusan Fa, sehingga mereka akan memiliki masa depan yang cerah.
Sejak saat itu, saya tidak lagi memperhatikan keadaan gigi saya, dan hanya terus melakukan apa yang seharusnya saya lakukan setiap hari. Sejak saat itu gigi saya telah melakukan dengan baik.
Kesengsaraan besar lain yang saya punya adalah rasa sakit yang parah selama meditasi duduk. Saya tidak bisa menjelaskan betapa satkitnya kaki saya. Rasa sakit menyerang secara bergelombang. Setelah saya mengalami satu serangan, yang lain datang menyusul. Tapi saya sangat bertekad dan selalu melafal kata-kata Guru, "Ketika sulit bersabar anda mampu bersabar. Ketika sulit dilakukan anda harus mampu melakukan.” (Zhuan Falun) Saya sekarang telah berhasil mengatasi penderitaan ini.
Saya memahami bahwa pengalaman-pengalaman ini adalah bagian dari proses menjaga keyakinan teguh terhadap Dafa dan Guru, serta menahan penderitaan. Kita dapat mengatasi kesulitan atau kesusahan dengan melakukan demikian.
Saya percaya bahwa gigi juga hidup dan saya harus berkomunikasi dengan mereka. Jadi saya berbicara dengan mereka. Saya berterima kasih kepada mereka telah melakukan pekerjaan yang lebih baik bagi saya setelah saya berlatih Dafa, karena gigi saya jauh lebih buruk sebelumnya. Saya juga meminta mereka untuk bekerja sama dengan saya karena saya sedang melalui tahap akhir dari Pelurusan Fa, sehingga mereka akan memiliki masa depan yang cerah.
Sejak saat itu, saya tidak lagi memperhatikan keadaan gigi saya, dan hanya terus melakukan apa yang seharusnya saya lakukan setiap hari. Sejak saat itu gigi saya telah melakukan dengan baik.
Kesengsaraan besar lain yang saya punya adalah rasa sakit yang parah selama meditasi duduk. Saya tidak bisa menjelaskan betapa satkitnya kaki saya. Rasa sakit menyerang secara bergelombang. Setelah saya mengalami satu serangan, yang lain datang menyusul. Tapi saya sangat bertekad dan selalu melafal kata-kata Guru, "Ketika sulit bersabar anda mampu bersabar. Ketika sulit dilakukan anda harus mampu melakukan.” (Zhuan Falun) Saya sekarang telah berhasil mengatasi penderitaan ini.
Saya memahami bahwa pengalaman-pengalaman ini adalah bagian dari proses menjaga keyakinan teguh terhadap Dafa dan Guru, serta menahan penderitaan. Kita dapat mengatasi kesulitan atau kesusahan dengan melakukan demikian.
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org