(MInghui.org) Catatan Editor: Dalam kebudayaan baik Barat maupun China, prinsip-prinsip pembalasan karma, sebagai akibat dari perbuatan seseorang, telah dikenal luas. Ajaran pokok dari Falun Gong adalah karakteristik alam semesta, “Sejati-Baik-Sabar.” Alam semesta akan memberikan pahala atas perbuatan yang selaras dengan prinsip-prinsip ini, sedangkan perbuatan-perbuatan seperti, memukul, menyiksa, dan membunuh orang akan mendapatkan pembalasan karma. Dengan kata lain, perbuatan baik akan mendapat pahala, perbuatan buruk akan menerima ganjaran. Artikel seperti yang satu ini adalah diperuntukkan untuk mengingatkan dengan belas kasih akan prinsip-prinsip ini pada orang-orang yang akan melakukan perbuatan salah. Walaupun orang-orang yang menyiksa Falun Gong hanyalah “mengikuti perintah,” mereka tetap tidak bisa lepas dari hukum alam semesta, dan pada akhirnya harus bertanggung jawab atas perbuatan yang mereka lakukan. Satu-satunya jalan untuk meloloskan diri hanyalah dengan memperbaiki kesalahan yang telah mereka lakukan.

Pimpinan Pabrik Besi dan Baja Handan

Wang Yifang, mantan ketua dan sekretaris partai dari Pabrik Besi dan Baja Handan, dipecat dari jabatannya dan ditangkap pada 2 Januari 2017.

Sejak penganiayaan rezim komunis terhadap Falun Gong dimulai, lebih dari 40 praktisi yang bekerja di Pabrik Besi dan Baja Handan telah dikirim ke sesi cuci otak yang diselenggarakan oleh perusahaan dan Kantor 610, setidaknya 20 praktisi diberhentikan atau dipecat. Empat praktisi - Cui Fengqi, Tong Langui, Zhang Yunping dan Liu Na dianiaya sampai mati.

Liu Yong [Pria], seorang karyawan perusahaan, pada tahun 2001 dikirim ke rumah sakit jiwa oleh staf. Dia menghabiskan 12 tahun di sana dan mengalami penganiayaan yang tak terbayangkan. Ketika dokter mengetahui fakta tentang Falun Dafa dan meminta perusahaan tersebut untuk membawa Liu kembali, mereka mengabaikan permintaan tersebut dan bahkan menolak untuk menerima dia ketika staf rumah sakit membawa Liu langsung ke perusahaan tersebut.

Qin Zhongke [Pria], seorang insinyur senior di perusahaan tersebut, diperlakukan sebagai sasaran utama oleh pimpinan perusahaan. Dia ditahan di empat kamp kerja paksa selama bertahun-tahun dan disiksa secara brutal sampai dia kehilangan kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri.

Sebagai manajer puncak perusahaan, Wang Yifang sepenuhnya bertanggung jawab untuk mendukung dan membantu pelaksanaan kebijakan penganiayaan.

Petugas Polisi Tiba-tiba Meninggal di Masa Hidupnya

Hu Jianmin adalah seorang petugas polisi di Kantor Polisi Lianxi. Dia mengikuti kebijakan penganiayaan dan sering mengganggu praktisi Falun Gong sejak dimulainya penganiayaan pada bulan Juli 1999.

Ketika para praktisi mencoba membujuknya agar tidak ikut serta dalam penganiayaan, dia menolak untuk mendengarkan. Sebelum Kongres Partai ke-16 Partai Komunis Tiongkok pada tahun 2002, Hu menangkap delapan praktisi Falun Gong.

Dia menyita sebuah buku Falun Gong dari rumah praktisi Tian Xinchang [Pria] dan menahan Tian dan istrinya, Wang Ruhua, yang ditahan di Pusat Penahanan No.1 Kota Handan. Setelah Kongres ke-16 berakhir, Hu memeras sejumlah besar uang dari keluarga praktisi sebelum melepaskannya.

Tak lama kemudian, Hu tiba-tiba meninggal dunia. Dia berusia lima puluhan.