(Minghui.org) S-240, rancangan undang-undang yang bertujuan mencegah perdagangan organ manusia, dengan suara bulat disahkan pada 30 April 2019 di House of Commons Kanada. Rancangan tersebut diperkenalkan oleh Senat dan sudah disetujui oleh Komite Urusan Luar Negeri dan Perkembangan Internasional dari Parlemen Kanada sebelum dilakukan pemungutan suara di House of Commons.

Undang-undang tersebut mengamandemen hukum pidana dan Undang-Undang Keimigrasian dan Perlindungan Pengungsi. Yang pertama adalah: melakukan transplantasi organ di luar negeri yang tidak sah akan diperlakukan sebagai tindak pidana. Yang kedua adalah: mereka yang terlibat dalam perdagangan organ tidak akan diberikan status imigrasi atau pengungsi.

RUU itu akan dikembalikan ke Senat untuk pemungutan suara atas amandemen oleh House of Commons, sebelum dapat ditandatangani menjadi undang-undang.

Sekretaris Parlemen: Pelanggaran Baru dalam Hukum Pidana

Arif Virani, Sekretaris Parlemen untuk Menteri Kehakiman dan Jaksa Agung Kanada, mengatakan RUU itu bertujuan untuk memerangi perdagangan organ dan melindungi orang-orang yang rentan menjadi sasaran pengambilan organ paksa.

“RUU S-240 mengusulkan untuk memperkuat tanggapan Kanada terhadap perdagangan organ dengan menciptakan empat jenis pelanggaran pidana baru terkait dengan perilaku ini, memperluas yurisdiksi ekstrateritorial atas pelanggaran-pelanggaran baru ini dan mengubah Undang-Undang Keimigrasian dan Perlindungan Pengungsi untuk menambahkan dasar baru bagi penolakan visa masuk ke Kanada untuk mereka yang terlibat dalam perilaku yang melanggar undang-undang tersebut,”jelasnya.

Lebih khusus lagi, RUU ini akan mempidana semua keterlibatan dalam pengambilan organ untuk transplantasi tanpa persetujuan dari donor atau pengambil keputusan pengganti.

“RUU S-240 juga mengusulkan untuk menambahkan dasar baru penolakan visa- ke pasal 35 dari Undang-Undang Keimigrasian dan Perlindungan Pengungsi, karena telah terlibat dalam perilaku yang akan dianggap sebagai pelanggaran berdasarkan undang-undang baru tersebut. Akibatnya, seorang penduduk tetap atau warga negara asing dapat ditolak masuk ke Kanada karena terlibat dalam salah satu pelanggaran perdagangan organ yang baru. Amandemen ini mengirimkan sinyal yang jelas bahwa membeli organ apa pun, termasuk dari orang-orang yang rentan di luar negeri, adalah tindakan pidana yang serius di Kanada.”

Anggota Parlemen: Kanada Tidak InginTerlibat

"Ada bisnis miliaran dolar yang dijalankan oleh Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, yang melalui rumah sakit militernya telah membangun operasi skala industri untuk mengambil organ, memesan bagian dan organ tubuh mereka yang ditahan karena keyakinannya di fasilitas penahanan Tiongkok yang luas,” ujar anggota parlemen, BorysWrzesnewskyj dari Partai Liberal.

Untuk menghentikan tragedi ini dan jenis-jenis perdagangan organ manusia lainnya, Borys memperkenalkan RUU C-500 pada Februari 2018, yang gagal disahkan dalam Parlemen ke-39. Demikian pula, RUU C-381, yang diperkenalkan oleh Wrzesnewskyj diParlemen ke-40, dan RUU C-561, yang diperkenalkan oleh anggota parlemen Irwin Cotler diParlemen ke-41, gagal disahkan.

Wrzesnewskyj mengatakan rancangan undang-undang awal darinya sejak 2008 telah berfungsi sebagai contoh untuk undang-undang serupa di Polandia dan Belgia. Dia berkata, “Sudah saatnya bagi Kanada untuk mengambil tindakan. Warga Kanada tidak boleh dilibatkan dalam industri jahat dan bejat ini yang melihatkan orang-orang kaya dan putus asa, bersedia membayar organ dan bagian tubuh dari mereka yang paling rentan di negara berkembang: anak yatim, petani miskin dan mereka yang ditahan karena keyakinannya.”

Dia senang melihat RUU ini disahkan tahun ini: “Sebelas tahun setelah saya pertama kali mengajukan undang-undang untuk menangani perdagangan organ manusia, saya senang bahwa undang-undang untuk memerangi horor ini, untuk memerangi kanibalisme modern ini, akhirnya akan diberlakukan oleh Parlemen ke-42 ini. "

Anggota parlemen Garnett Genuis dari Partai Konservatif menekankan pentingnya RUU ini: “Saya pikir kita semua harus setuju dengan prinsip bahwa Kanada secara moril tidak dapatmenyetujui perdagangan dan pengambilan organ tubuh manusia dari orang-orang yang tidak memberikan persetujuannya, bahwa kita dapat mengambil sikap yang jelas dan bermoral tentang masalah hak asasi manusia yang mendasar ini."

Dia mengatakan kadangkala organ diambil dalam proses yang sangat menyakitkan dalam kondisi korban masih hidup. "Ketentuan ini [dalam RUU S-240] tidak menyelesaikan seluruh masalah, dan ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi secara resmi menempatkan Kanada di sisi kebenaran dan mengakhiri segala kemungkinan keterlibatan warga Kanada," katanya selama wawancara.

Anggota parlemen Murray Rankin dari Partai Demokrat Baru mengatakan, “Bagi saya, ini adalah hal yang tidak butuh banyak pertimbangan. Saya ingin bergabung dengan orang-orang Eropa. Saya ingin bergabung dengan orang lain di seluruh dunia yang menyadari momok perdagangan organ dan, sebagai orang Kanada, berdiri dengan bangga di sisi mereka dan menangani masalah yang sangat nyata ini."

Mengakhiri Kejahatan yang Mengerikan

Genuis berterima kasih atas upaya anggota-anggota parlemen lainnya karena telah memperjuangkan masalah ini selama satu dekade. “Dua orang Kanada terkenal, David Matas dan David Kilgour, telah menemukan sesuatu yang mengguncang. Penelitian mereka yang tak kenal lelah telah menemukan antara 60.000 hingga 100.000 organ manusia ditransplantasikan di rumah sakit-rumah sakit Tiongkok setiap tahunnya, di Tiongkok yang tidak memiliki sistem donor sukarela. Sebagian besar organ berasal dari mereka yang ditahan karena keyakinannya, terutama praktisi Falun Gong.”

Dia berkata pemerintah Kanada perlu membantu mereka yang terancam: “Saya menyampaikan pidato hari ini di tengah kehadiran mereka yang pernah ditangkap di Tiongkok, dan dites darahnya di penjara [Tiongkok]. Barangkali satu-satunya hal yang menghalangi mereka menjadi korban adalah [golongan darah] mereka tidak cocok dengan calon penerima [organ]. Mereka mengerti, lebih dari segalanya, pentingnya apa yang tengah terjadi di sidang parlemen hari ini."

Anggota parlemen Murray Rankin dari Partai Demokrat Baru mengatakan kepada Parlemen bahwa partainya “dengan sepenuh hati” mendukung RUU tersebut dan mendesak semua anggota parlemen untuk mendukungnya pula. “Kami ingin undang-undang tersebut menjadi warisan Parlemen ini, sehingga kita dapat menangani apa yang rekan saya, sekretaris parlemen [Virani], secara tepat menyebutnya sebagai‘kejahatan yang mengerikan.'”