(Minghui.org) Tiga warga di Kota Huludao, Provinsi Liaoning, ditangkap dan rumah mereka digeledah pada 24 Maret 2019, karena membagikan materi yang mengekspos penganiayaan Falun Gong. Pada saat laporan ini dibuat, mereka masih ditahan secara ilegal di Pusat Penahanan Kota Chaoyang, di mana mereka sedang menunggu sidang setelah Kejaksaan Kabupaten Chaoyang melimpahkan kasus mereka ke Pengadilan Kabupaten.

Falun Gong adalah sebuah latihan jiwa dan raga yang telah dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok sejak 1999. Banyak praktisi ditangkap dan ditahan karena memegang teguh keyakinan mereka dan meningkatkan kesadaran terhadap penganiayaan. Keluarga mereka juga sangat menderita karena orang-orang yang mereka cintai dianiaya karena menjalankan hak konstitusional mereka dalam kebebasan berkeyakinan.

Saat Hu Shaowei, Liu Ying, dan Zhang Dongqing masih ditawan, keluarga mereka sedang berjuang.

Penangkapan Ayah Tunggal Menghancurkan Putri Remaja dan Nenek Tua

Hu, pria, 49, mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1998. Dengan dibimbing oleh prinsip Falun Gong, Sejati-Baik-Sabar, dia bisa melakukan pekerjaan dengan baik dan memperoleh penghormatan dari rekan-rekan kerjanya. Dia adalah seorang ayah yang menyenangkan dan menjaga ibunya yang sudah tua dengan baik.

Setelah dimulainya penganiayaan, Hu berulang kali ditangkap karena menolak untuk melepaskan Falun Gong. Karena takut terlibat, istrinya menceraikannya ketika putri mereka berumur 10 tahun. Gadis kecil ini masih bayi ketika ayahnya pertama kali ditangkap dan dimasukkan ke dalam kamp kerja paksa, dan diteror karena polisi terus-menerus mengganggu ayahnya setelah bebas.

Dengan penangkapan terakhir ayahnya, sekarang gadis berumur 18 tahun sedang berjuang menjaga neneknya yang berusia 80-an dan tinggal bersamanya.

Suami yang Cacat Putus Asa atas Pembebasan Istrinya

Liu, wanita, 55, sembuh dari anemia setelah berlatih Falun Gong. Dia menjadi lebih ramah dan tulus, sehingga teman-teman dan keluarganya menyukainya.

Rumah Liu dua kali digeledah oleh polisi sejak terjadi penganiayaan. Suaminya sangat trauma hingga mengidap tekanan darah tinggi. Dia menderita pendarahan otak pada usia 50-an dan hampir meninggal. Gerakannya menjadi lambat dan sulit untuk merawat dirinya sendiri. Karena dia tidak mampu bekerja, Liu menjadi satu-satunya yang mencari nafkah.

Penangkapan Liu memberi pukulan berat bagi keluarganya. Suaminya menjadi depresi. Putra mereka, selain bekerja, berjuang untuk merawat ayahnya yang lemah dan mencari waktu untuk mengunjungi ibunya yang ditahan.

Keluarga Khawatir Zhang akan Disiksa

Setelah Zhang, wanita, menjadi praktisi Falun Gong, dia bahkan menjadi lebih perhatian pada mertuanya dan membantu teman-temannya semampunya.

Dalam 20 tahun terakhir sejak terjadi penganiayaan, dia berulang kali ditangkap karena keyakinannya.

Kesehatan suaminya merosot karena tekanan dan rasa takut. Dia akhirnya meninggal dunia. Zhang meneruskan menjaga mertuanya sampai mereka meninggal dunia. Anggota keluarga lainnya sangat menghargai dirinya.

Putra, adik, dan ibunya yang berusia 70-an khawatir Zhang mungkin akan disiksa.