(Minghui.org) Kisah ini tentang keponakan saya yang berumur 15 tahun. Pada malam hari di hari pertamanya pulang dari rumah sakit, keponakan saya yang baru lahir mulai mengeluarkan zat berbusa putih. Menjelang jam 03.00 pagi keesokan paginya, dia memuntahkan cairan kuning dan wajahnya membiru.

Gejalanya tidak berubah, dan dia kesulitan bernapas. Kami membawanya ke rumah sakit.

Setelah diperiksa oleh dokter IGD, kami diberitahu bahwa ketika keponakan saya lahir, dokter kandungan tidak menyedot semua cairan ketuban dari paru-parunya. Keponakan saya diberi oksigen dan dirawat di rumah sakit. Kondisinya tidak membaik setelah lebih dari sebulan perawatan. Dokter terus mengingatkan kami akan kemungkinan terjadi kerusakan otak karena gangguan pernapasan, dan perawatan jangka panjang mungkin diperlukan.

Semua orang di keluarga kami merasa sedih. Saya berkata kepada saudari saya: “Mari kita pulang. Guru mengamati segala hal dalam kehidupan kita. Selama kita memiliki keyakinan pada Guru, kita akan baik-baik saja.” Saudari saya setuju dengan saya.

Setelah tiba di rumah, kondisi keponakan saya perlahan-lahan membaik, dan begitu juga dengan suasana hati saudari saya. Saya menyemangatinya: “Kita harus percaya pada Guru dan menjaga pikiran lurus kita. Hanya demikian Guru baru bisa membantu kita.”

Saudari saya sangat lembut dan menjaga putranya. Namun, dibandingkan dengan balita lainnya, keponakan saya jauh lebih kecil, lebih kurus dan lebih tenang.

Ketika keponakan saya kira-kira berumur 2 tahun, dia menderita demam selama seminggu. Saudari saya harus kembali bekerja, jadi saya menjaganya di rumah. Saya memeluknya erat dan mengajarinya: “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.” Demamnya hilang dalam 10 menit.

Hari itu keponakan saya menjadi praktisi Falun Dafa. Dia membangunkan ibunya lebih awal setiap pagi untuk melakukan latihan Falun Dafa dan membaca Zhuan Falun, buku utama Dafa, kepadanya. Dia bisa membaca Zhuan Falun ketika duduk di kelas satu.

Termasuk saudari saya dan saya, ada enam praktisi Falun Dafa di keluarga kami. Kami memutuskan untuk membentuk kelompok belajar Fa keluarga, untuk meningkatkan kultivasi kami bersama-sama. Keponakan saya dinominasikan sebagai pemimpin kelompok kami. Dia menjalankan pekerjaannya dengan serius dan pemahaman Fa-nya tidak kurang dari kami orang dewasa. Dia bergabung dengan kamii ketika membagikan materi informasi Falun Dafa juga.

Di sekolah, keponakan saya adalah siswa yang unggul, dan dia menerima sejumlah penghargaan akademis. Dia menolak untuk bergabung dengan Pionir Muda Tiongkok, yang terkait dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT), tidak peduli bagaimana guru berusaha membujuknya.

Meskipun jumlah pekerjaan rumah meningkat di sekolah menengah, keponakan saya tidak pernah lalai belajar Fa dan melakukan latihan Falun Dafa.

Seorang guru berkata kepadanya: “Kamu akan segera lulus. Nilai dan kualifikasi kamu sangat bagus. Akan tetapi, jika kamu tidak bergabung dengan Liga Pemuda Komunis Tiongkok, masa depan kamu mungkin berdampak buruk. Itu sayang sekali.” Keponakan saya tidak tergerak. Dia menolak untuk bergabung dengan organisasi yang berafiliasi dengan Partai Komunis.

Keponakan saya sekarang adalah seorang remaja berumur 15 tahun yang sehat. Dia berkembang dengan bimbingan Guru dan Fa.