(Minghui.org) Seorang warga Kota Jinzhou, Provinsi Liaoning diadili pada 13 Desember 2019, karena keyakinannya pada Falun Gong, sebuah latihan spiritual dan meditasi yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Nie Jing dalam perjalanan pulang setelah bekerja pada 24 September 2019, ketika dia didekati oleh seorang pria yang menanyakan apakah dia berlatih Falun Gong. Saat dia berpikir bagaimana meresponnya, pria itu berkata bahwa dia berlatih Falun Gong dan merampas dompet Nie serta menemukan cenderamata Falun Gong.

Pria itu melakukan panggilan telepon dan beberapa petugas polisi muncul dalam beberapa menit dan menangkap Nie. Pria itu adalah petugas polisi yang berpakaian bebas.

Polisi menggeledah rumah Nie pada malam itu dan mengirimnya ke Pusat Penahanan Jinzhou.

Selama persidangan di Pengadilan Distrik Taihe pada Desember 2019, kuasa hukumnya menanyakan bagaimana polisi bisa mengirim laporan polisi tentang penangkapan ke kejaksaan pada 22 September 2019, dua hari sebelum penangkapan sesungguhnya.

Polisi tidak memberikan daftar barang-barang yang disita dari rumah Nie bagi Nie atau keluarganya untuk ditandatangani, namun mengatakan dia menolak untuk menandatangani daftar tersebut.

Nie bersaksi terhadap polisi karena mengarang seorang saksi, yang dilaporkan memiliki marga Zhang, untuk dimasukkan ke dalam dokumen kasusnya. Dia mengatakan tidak ada seorang pun di sana ketika petugas berpakaian bebas itu menemuinya.

Kuasa hukumnya juga menunjukkan tidak ada nama lengkap, alamat rumah, nomor kartu identitas, atau informasi pribadi lain yang diperlukan tentang saksi di dalam dokumen kasus tersebut. Tidak ada saksi yang muncul di pengadilan untuk pemeriksaan silang.

Sebelum persidangan, keluarga Nie pernah meminta untuk melihat bukti penuntutan yang digunakan untuk mendakwanya. Li Lei, wakil kepala Divisi Keamanan Domestik Taihe, berkata kepada mereka, “Kalian tidak perlu melihatnya. Itu tidak akan berguna bahkan jika kalian melihatnya.”

Kuasa hukum Nie meminta agar jaksa menunjukkan bukti penuntutan dan video yang diambil oleh polisi selama penangkapan dan penggeledah rumahnya. Jaksa mengatakan tidak ada video seperti itu dan bukti penuntutan adalah barang ilegal yang dimiliki oleh Nie dan tidak bisa dipamerkan di pengadilan.

Jaksa menuduh Nie adalah orang yang kembali melakukan pelanggaran, mengutip fakta bahwa dia pernah dihukum kerja paksa sebelumnya karena keyakinannya. Kuasa hukumnya membantah bahwa sistem kamp kerja paksa sendiri adalah ilegal dan sudah dihapus pada tahun 2013.

Keluarga Nie juga membela tidak bersalah bagi Nie. Mereka berargumen bahwa tidak ada hukum yang pernah melarang Falun Gong di Tiongkok atau mencapnya sesat. Dan ini adalah kebebasan berkeyakinannya dalam berlatih Falun Gong, di mana tidak merugikan siapa pun atau mengganggu penegakan hukum.