(Minghui.org) Hubungan saya dengan mantan suami saya penuh liku-liku. Kami telah bersama sepuluh tahun - sering bertengkar sepanjang waktu. Suami selingkuh, maka kami bercerai pada 2002. Setelah perceraian, saya menangis setiap hari. Ketika melihat pasangan bahagia bersama anak-anak mereka, saya merasa sedih dan ingin menangis. Para dokter mendiagnosis bahwa saya mengalami depresi.

Suatu hari, putri saya mengunci saya di dalam kamar mandi dan berkata, “Kamu telah memukuli saya selama sepuluh tahun. Saya ingin balas dendam." Memang, ketika saya bertengkar dengan ayahnya, saya melampiaskan amarah saya pada putri saya. Akhirnya, dia pergi untuk tinggal bersama neneknya.

Pada 2005, putri saya menelepon dan ingin tinggal bersama saya lagi. Saya tidak mau karena dia sudah lebih besar dan akan sulit untuk disiplin.

Suatu hari, ada seorang teman memberi tahu saya bahwa dia berlatih Falun Dafa. Dia berkata bahwa jika saya membaca buku utama Falun Dafa, saya akan tahu bagaimana menjadi orang tua bagi anak saya. Saya tidak percaya pada dia saat itu.

Beberapa hari kemudian, dia memberi saya buku Zhuan Falun, foto Guru Li Hongzhi (pendiri) dan materi klarifikasi fakta lainnya. Saya membuka buku dan membaca "Lunyu" dan juga menonton video yang dia berikan kepada saya. Saya mengetahui bahwa Insiden Bakar Diri di Lapangan Tiananmen merupakan kebohongan untuk memfitnah praktisi Falun Dafa.

Saat itu, putri saya menelepon lagi dan ingin tinggal bersama saya. Saya memintanya datang karena sekarang saya memiliki buku Falun Dafa dan akan tahu bagaimana menjadi orang tua.

Ketika dia datang ke rumah dan melihat saya membaca buku-buku Falun Dafa, dia mengambil foto Guru dari dinding dan berusaha merusaknya. Saya menyadari bahwa dia tidak mengetahui fakta kebenaran tentang Dafa. Saya kemudian memberi tahunya bahwa Falun Dafa mengajar orang untuk menjadi warga yang baik dan hidup dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Saya juga menunjukkan kepadanya video yang mengungkapkan kebohongan insiden bakar diri.

Putri saya memahami fakta kebenaran setelah menonton video tersebut. Dia berkata kepada saya, “Insiden bakar diri penuh dengan celah. Namun banyak orang yang tertipu dengan kejadian tersebut dan menganggap kejadian tersebut nyata. Bu, saya mendukungmu.”

Sejak saat itu, putri saya akan meminta saya untuk membacakan untuknya setiap kali saya belajar Fa. Suatu hari dia berkata, “Paragraf yang baru saja ibu baca berlaku untuk situasi kita di sini. Guru benar. Dafa luar biasa. Saya ingin berlatih Dafa juga, dan saya ingin mengikuti prinsip-prinsip Falun Dafa.”

Pada suatu kesempatan saya melihat putri saya berbicara dengan foto Guru, “Guru, maafkan saya. Saya seharusnya tidak merusak potret itu. Sata tidak tahu yang sebenarnya saat itu, jadi mohon maafkan saya."

Sejak itu, kami berdua belajar Fa dan melakukan latihan Gong bersama. Kami juga mencoba menyebarkan Dafa pada keluarga dan teman kami.

Menyebarkan Dafa pada Keluarga Saya

Setelah mulai berlatih Falun Dafa, saya merasakan kebahagiaan, dan tidak lagi bersedih. Saya memahami banyak prinsip yang tidak saya ketahui sebelumnya. Saya tahu bahwa tujuan hidup saya adalah untuk kembali ke jati diri yang sejati, dan bahwa penderitaan dalam hidup disebabkan oleh karma yang telah saya kumpulkan selama kehidupan berulang.

Guru berkata:

“Sebab penyakit dan kesengsaraan seseorang ditimbulkan oleh karma karena perbuatan buruk yang dilakukan pada masa lalu, mengalami kesusahan adalah membayar utang karma, maka siapa pun juga tidak boleh sembarangan mengubahnya, bila diubah berarti setelah berutang boleh tidak membayar, lagi pula hal ini tidak boleh dilakukan sekehendak hati, bila dilakukan, berarti berbuat kejahatan.” (Ceramah Satu, Zhuan Falun)

Akhirnya saya bisa melepaskan kebencian pada mantan suami saya. Saya berpikir bahwa mungkin saya telah melakukan kesalahan padanya di kehidupan sebelumnya. Jadi saya mengunjungi dia dan istrinya yang sekarang, dan membantu mereka mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi afiliasinya.

Untuk mengklarifikasi fakta pada ibu mertua, saya mengunjunginya dengan naik kereta api. Kakak ipar saya berkomentar betapa muda dan cantiknya saya. Istri saudara ipar saya jatuh sakit dan saya menyarankan untuk melafalkan “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.” Dia melafalkan kalimat itu setiap hari, dan sekarang dia merasa sehat kembali. Kakak ipar saya melihat perubahan pada istrinya, menjadi setuju untuk mundur dari PKT.

Menjadi Praktisi Sejati

Saya hidup ketat dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar dan mengubah semua kebiasaan dan perilaku buruk saya. Misalnya, saya terbiasa memanipulasi meteran listrik, air, dan gas alam, jadi saya membayar tagihan listrik lebih sedikit daripada yang seharusnya; Saya menerima sepeda yang dicuri oleh salah satu teman saya, dan saya menonton TV kabel tanpa membayar tagihan. Saya kini mengetahui bahwa itu bukanlah tindakan yang bajik.

Guru berkata,

“Ada seorang praktisi yang bekerja pada pabrik tekstil kota XX di Provinsi Shandong, setelah belajar Falun Dafa juga mengajarkan kepada karyawan lain untuk ikut berlatih, akhirnya telah membangkitkan semangat dan wajah baru di seluruh pabrik. Dahulu handuk dari pabrik tekstil sering kali disembunyikan sepotong untuk dibawa pulang, karyawan lain semua mengambil. Setelah belajar Gong dia bukan saja sudah tidak mengambil, bahkan yang sudah dibawa pulang ke rumah juga dikembalikan lagi.” (Ceramah Empat, Zhuan Falun)

Melalui belajar Fa, saya segera memutar meteran listrik kembali normal, mengembalikan sepeda curian dan berhenti menonton tv kabel yang tidak saya bayar.

PKT Menganiaya Orang Baik

Saat membagikan DVD Shen Yun kepada orang-orang pada November 2012, saya ditangkap oleh polisi. Polisi masuk tanpa izin ke rumah saya dan mengambil foto Guru, buku-buku Dafa, laptop, dan barang-barang lainnya. Polisi meminta saudara saya untuk meyakinkan saya untuk berhenti berlatih Dafa. Dia menolak. Petugas itu mengancamnya, "Jika anda menolak, kami akan mengurung anda dan tidak mengizinkan anda pergi bekerja."

Saya dijatuhi hukuman penjara secara ilegal selama tujuh tahun. Mertua putri saya juga dijatuhi hukuman penjara sembilan tahun pada tahun 2011. Ayah mertuanya masih dipenjara sampai saat ini.

Pernikahan putri saya dijadwalkan pada Mei 2012, tetapi karena mertuanya dianiaya oleh PKT, dia harus membatalkan pernikahannya. Tak seorang pun selain suaminya yang merawatnya sebulan setelah cucu saya lahir. Ibunya sendiri dan mertuanya berada dalam penjara.

Putri saya tinggal di luar negeri dan baru saja melahirkan anak keduanya. Saya bersama ibu mertuanya berencana akan mengunjungi dan merawatnya, tetapi kepolisian menolak memberi kami paspor. Ketika ditanya mengapa mereka menolak, tanggapan mereka adalah karena kami berlatih Falun Dafa.

Ketika kami kembali dari penjara, dana pensiun ibu mertuanya ditangguhkan, dan majikan saya menolak untuk membayar saya atau mengizinkan saya kembali bekerja. Keluarga kami adalah salah satu dari banyak keluarga praktisi Falun Dafa yang dianiaya dan terpecah oleh PKT. Laporan semacam ini muncul di situsweb Minghui setiap hari. Ini terjadi hanya karena kami ingin menjadi orang baik dan berlatih Falun Dafa.