(Minghui.org) Empat praktisi Falun Gong berusia 60-an dan 70-an tahun di Kota Shifang, Provinsi Sichuan diganggu pada bulan Agustus dan Oktober 2020, karena keyakinan mereka.

Gangguan terhadap praktisi ini adalah bagian dari “kampanye Zero-out”, yang telah melanda seluruh Tiongkok selama beberapa bulan terakhir. Dalam gangguan yang direncanakan, pihak berwenang menargetkan setiap praktisi yang masuk daftar hitam pemerintah dan memerintahkan mereka untuk melepaskan keyakinannya, yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.

Di bawah ini adalah detail dari empat kasus.

Liu Shengying

Liu Shengying (wanita), berusia 74 tahun, ditangkap pada tanggal 29 Agustus 2020, setelah dia dilaporkan oleh penjual sayur karena membelanjakan uang kertas yang berisi pesan tercetak tentang Falun Gong. Di bawah situasi sensor informasi yang ekstrim di Tiongkok, banyak praktisi menggunakan cara kreatif untuk meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan, termasuk mencetak pesan pada uang kertas.

Setelah petugas Liao Shiqiang datang, dia menahan Liu di lantai dan memborgolnya, sebelum membawanya ke kantor polisi. Polisi kemudian menggeledah tas Liu dan menyita 880 yuan uang kertas miliknya.

Setelah mendengar tentang penangkapannya, salah satu tetangganya datang ke kantor polisi dan melaporkan telah melihat Liu membawa pulang tas barang yang dia curigai sebagai materi Falun Gong. Polisi kemudian menggeledah rumah Liu, tetapi tidak jelas apakah ada barang miliknya yang disita.

Cucu Liu, yang bekerja di kantor polisi sebagai petugas, memintanya menandatangani pernyataan untuk melepaskan Falun Gong. Dia memperingatkan bahwa Liu akan menghadapi penjara atau bahkan penyiksaan jika dia tidak melakukannya. Dia menjadi sangat takut dan menandatangani pernyataan yang bertentangan dengan keinginannya. Dia dibebaskan sekitar pukul 7 malam itu juga.

Zhou Min

Pada tanggal 14 Oktober 2020, putra Zhou Min menerima telepon dari Kantor 610 setempat, sebuah badan di luar kerangka hukum yang dibentuk untuk menganiaya Falun Gong. Penelepon memintanya untuk memberi tahu Zhou (wanita), berusia 65 tahun, pergi ke kantor mereka dan menandatangani pernyataan melepaskan Falun Gong. Penelepon itu berjanji bahwa mereka akan menghapus ibunya dari daftar jika ibunya menandatangani pernyataan tersebut. Putra Zhou menolak mematuhi dan menutup telepon.

Xu Kairong

Xu Kairong (wanita), berusia 70-an tahun, diganggu di rumahnya pada tanggal 26 Oktober 2020, ketika dia sedang bekerja menanam jamur kuping kayu. Polisi pertama kali mengatakan bahwa mereka datang untuk memeriksa keadaannya. Kemudian seorang petugas memperingatkannya untuk tidak keluar rumah.

Mengetahui bahwa yang dia maksud adalah pergi keluar untuk berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong, Xu menjawab, “Saya punya kaki sendiri, jadi mengapa saya tidak boleh keluar rumah?” Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa biro publikasi Tiongkok telah mencabut larangan buku-buku Falun Gong pada tahun 2011 dan tidak ada yang salah dengan dia menyebarkan informasi tentang latihan tersebut.

Xu mendesak mereka untuk tidak berpartisipasi dalam penganiayaan Falun Gong karena harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Ketika petugas mengungkapkan ketidakpercayaannya atas komentarnya, Xu meminta mereka untuk menuliskan namanya sehingga dia bisa mencari keadilan terhadap mereka di masa depan. Petugas menolak untuk mengungkapkan identitasnya dan mengulangi bahwa mereka hanya ada di sana untuk pemeriksaan kesejahteraan Xu. Mereka lalu pergi.

Wang Daguo

Wang Daguo (pria), berusia 72 tahun, diganggu oleh tiga petugas dan tiga pekerja komunitas sekitar pukul 1:00 siang pada tanggal 28 Oktober 2020.

Petugas polisi Zhang Yong berkata bahwa mereka datang mengunjunginya dan juga melakukan sensus. Petugas lain bermarga Zhou berusaha untuk mengambil foto Wang, tetapi dia menolak mematuhinya dan mengatakan bahwa polisi melanggar haknya.

Karena polisi bersikeras mengambil foto Wang, Wang juga mengambil foto para petugas. Ketika dia mulai mengklarifikasi fakta tentang Falun Gong, para petugas pergi.